Kinanti mempersiapkan pesta pernikahanya sudah 80 persen, karena pesta sederhana dan hanya saudara dan teman-teman suaminya yang akan datang. Sudah bulat dan mantap hatinya berlabuh di hati Jhon yang mau menerima dirinya apa adanya. Kinanti tidak mau mengganggu Rajo dan kekasihnya. Move on adalah cara terbaik.
Rajo pelan-pelan akan berusaha mencintai gadis ini. Dia rela ikut ke sini karena menyukai dirinya dan tidak tahu kalau status Rajo sudah menikah. Kini statusnya sudah bebas. Banyak orang menilainya mempermainkan pernikahan, tanpa tahu seperti apa perjuangan nya disaat dirinya terjebak godaan setan dan ego.
Orang hanya melihat, tidak tahu dirinya menjalani penuh air mata, tenaga dan waktu yang terbuang untuk menyelesaikan masalah.Rajo mendatangi apartemen Zania."Hey kak, tumben ke sini ya?" Memangnyabgak boleh datang ke tempat adeknya?"
"Zaina kemarilah,"aku mau bicara sama kamu.!"Ada apa kak?"Kamu mulai sekarang harus bisa jaga d
Sri mulsi genit dan menggoda,"kalau tidak jadi istri, jadi simpanan gimana hemm?" Memang benar kata orang di Metro Politan banyak orang hanya mau di jadikan simpanan karena bebas dan tidak terikat. Seperti wanita sexy ini yang ingin dijadikan simpanan. Rajo pria yang awalnya polos karena pergaulan di lingkungan kerja yang penuh warna ini jadi tahu macam-macam karakter manusia. Dulu tahu nya hanya bisa makan dan bertahan hidup, mengembara bahkan menikah masih dengan orang lingkunganya .Rajo hanya diam, untuk sementara ini mencari aman dulu. "Kita buat perjanjian, tidak ada tuntutan aku harus menikahimu!" Raho berkata tegas, apa ini karmanya dulu merenggut kesucian Tias dan sekarang menceraikanya. Bahkan terulang lagi sama Zaina. Nafsu memang gila, melupakan akal sehat dan orang akan jadi ketagihan.Sri asyik menelepon temanya, sementara Rajo sudah merasa jengah dan ingin berlalu dari rumah Sri."Hey, mau kemana sayang?" Di tariknya tangan
Rajo bingung apa yang akan dilakukanya, Zaina sudah tahu dirinya bercinta dengan Sri. Atau Zaina punya mata-mata, gadis itu marah padanya dan mengancam akan pulang ke negaranya. "Atau memang semua wanita sama selalu mengancam?Rajo mempunyai watak yang keras tapi menghadapi 2 wanita yang sama-sama punya masa lalu yang kurang menyenangkan adalah membingungkan. Rajo pulang ke asrama memikirkan nasibnya, yang tidak bisa diprediksi jadi jengah. Harta, tahta, wanita suatu keterikatan yang sulit terpisah. Godaan laki-laki tak luput dari itu.Pikiran Rajo melayang ke Kinanti,"apa yang sedang dia lakukan entah dimana cinta pertamanya itu sekarang berada. Kenapa cinta mereka sulit bersatu. Rajo belum tahu kalau Kinanti sudah menikah dan sedang hamil.Hanya bisa pasrah semoga dewi fortuna berpihak padanya. Diantara wanita-wanita yang menyukainya semua punya daya tarik sendiri. Berawal dari adek angkatnya Rumi yang dianggap adek tapi pernah diciumnya. Kinanti c
Rajo masih ingin mengorek tentang Kinanti. Padahal sudah menjadi istri orang. Rajo merasa bersalah karena waktu itu Kinanti kecewa Rajo dengan Zaina.Kinanti tidak habis pikir, disaat sudah menikah lagi, malah bertemu Rajo tanpa sengaja di hotelnya. Kalau suaminya tahu mantan pacarnya ada di sini pasti cemburu. Kinanti mencari cara supaya suaminya tidak curiga."Mbak mau nanya ibu Kinanti suaminya apa yang punya hotel ini?""Iya pak, beliau yang punya hotel ini", makasih ya mbak infonya"Rajo jadi kurang bersemangat dan masuk ke kamar karena besok mau latihan nyelam dan berenang di laut. Mau kirim pesan takutnya Kinanti salah paham.Pesan dari Zaina"Kak sedang apa?"Kenapa tidak kasih kabar sama saya?""Saya sedang tugas ke Bali!"Zaina merasa Rajo semakin menjauh darinya. Zaina tahu Rajo sekarang dekat dengan teman kantornya.Latihan gabungan akan dimulai, prajurit pilihan dari semua angk
Sudah satu malam Rajo dan Mayang terdampar belum ada bantuan yang melihat mereka. Sepertinya mereka harus meninggalkan pulau tak bertuan ini. Tapi masih bingung dengan jasad temanya. Mau menggali kuburan tidak punya alat. Akhirnya mereka memberi penghormatan terakhir di dalam batu karang. "Sobat aku akan kembali ke sini membawamu ke tempat yang layak!"Rasa lapar mendera, Mayang dan Rajo sudah mulai lelah menyusuri pantai mencari rumah nelayan."Letnan Mayang, itu ada gubuk!"Mereka berjalan gontai menuju gubuk. Sepertinya gubuk bekas mengumpulkan ikan para nelayan.Mereka duduk di balai yang menghadap laut lepas. Memandang bulan purnama yang sedang bersinar. Rajo sebenarnya masih canggung dengan anak Jendral ini. Tapi gadis di sampingnya ini sifatnya pendiam."Letnan, bagaimana apa Letnan trauma atau jera jadi Prajurit dengan musibah ini?"Hidup dan mati adalah takdir kapan saja pasti datang kalau sudah waktunya"Rajo salut dengan sikap dan carakter Let
Mayang menemukan perkampungan warga, tapi sepertinya perkampungan singgah saja kalau musim mencari ikan baru ada warganya. Sedangkan musim hujan dan badai. Ada balai dari bambu dan rumah dari bilik. Mujur ketemu pakaian bekas. Ada kaos dan sarung, sepertinya yang punya rumah cukup lama meninggalkanya. Ada perbotan bekas bakar ikan."Kapten sepertinya kita tinggal di sini dulu sementara"Sambil lukanya saya obatin dulu biar cepet sembuh!" Dibelakang rumah ada pohon singkong, pisang, dan sayur. Penghuninya ternyata rajin bercocok tanam."Lihat kapten ada tanaman nya di belakang!"Rajo mengucap syukur, daerah ini benar-benar sepi. Entah di mana dirinya terdampar yang terpenting masih selamat.Pak Prakoso sudah putus asa, putrinya sudah seminggu belum di temukan. Besok pak Prakoso mau ikut mencari walaupun team tidak memperbolehkan karena cuaca buruk.Setiap hari Zaina menangis dan menunggu kabar tentang musibah itu lewat televisi. Begitu juga Sri sangat ku
"Darimanakah anda?""Rajo membungkuk memberi hormat kepada kepala Suku""Mohon maaf bapak kepala Suku, tidak bermaksud melanggar wilayah bapak, saya tersesat di pulau ini!"Karena Rajo mempunyai adat istiadat dan bertutur sapa sopan, Kepala Suku menjadi bijak. "Terdamparkah kalian sehingga bisa sejauh ini?"Akhirnya Rajo menceritakan dari awal sampai mereka membawanya keliling samudra selama 5 hari. Ternyata sampai di Kalimantan Tengah. Di perairan Teluk Kumai."Sudahkah kalian makan?"Rajo dan Mayang malu mau berkata jujur."Kalian bisa makan ini dulu!"Kepala Suku memberikan kapur sirih, Mayang menoleh ke Rajo."Di coba Letnan, sama di kampung saya sebagai ucapan selamat datang kepada tamu!" Mayang mengikuti perintah sang kapten. Ini baru awal sesuatu yang belum pernah dimakan dan baru mencoba sekarang demi menghormati adat.Rajo sebenarnya merasa kasihan dengan Mayang yang biasanya hidup
"Kalian hari ini harus nikah!" tidak baik di pandang warga apalagi suami saya Kepala Suku disini" Daripada kalian dihukum adat akan lebih malu!""Maafkan kami bu, semalam kami khilaf karena mabuk!"Mayang dan Rajo saling bertatapan, mereka mau dinikahkan hari ini. Siap gak siap, harus mau demi kebaikan bersama."Letnan, saya minta maaf karena semalam, kita jadi mabuk," saya juga minta maaf, Kapten!" Mayang tertunduk lesu, apapun itu semua ini takdir dari yang Maha Kuasa. Nikah tanpa ada orang tua dan saudara. Seadanya tanpa catering dan gedung yang mewah seperti impianya waktu kecil dulu."Kenapa Letnan menangis, atau tidak mau nikah sama saya yang duda ini?"Mayang memeluk Rajo sambil terisak," jangan tinggalkan saya Kapten, apapun itu..huk..huk!"Rajo mengelus rambut Mayang, ikut larut dalam kesedihan bercampur bahagia."Jadi Letnan mau gak nikah sama saya?"Mayang mengangguk, wajahnya terlihat malu. Sudah takdirn
Setelah pamit dengan ibu Kepala Suku, Rajo dan mayang menyusuri hutan untuk mencari apa saja yang bisa di manfaatkan. Mayang sekarang sudah mulai beradaptasi. Hari ini Mayang memakai celana dinas lorengnya dan kaos dalaman pembagian dari TNI begitu juga Rajo. Karena masuk hutan butuh yang simple dan gak ribet.Sekarang mereka memanggil sebutan sayang bukan lagi Letnan dan Kapten. R"Sayang, kita tersesat nih!"Tak terasa mereka sudah semakin jauh berjalan lupa arah pulang tempat Kepala suku."Duh!" saking asyiknya cari buah hutan dan jamur sampai tersesat""Sayang, itu kok ada pohon singkong di tengah hutan?"Mayang semakin penasaran, dan ada gubuk di dekat kebun singkong itu.Rajo semakin mendekat, Mayang memeriksa sekeliling tempat itu. Alangkah terkejutnya Rajo, ditengah-tengah pohon singkong ternyata pohon ganja siap panen.Sekelebat mata Mayang melihat ada orang di balik semak ke arah mereka.