Share

Dua Belas

Menanti persidangan kedua membuat aku semakin tak tenang. Keinginan kali ini adalah secepatnya mengurus masalah perceraian dengan Mas Randi. Aku tak mau menunda semuanya. 

Sepulang sekolah anakku memeluk erat tubuh ini. Bau matahari di tubuhnya terasa nano-nano. Belum lagi warna kulitnya yang berubah menjadi hitam karena kini ia pulang dan pergi sekolah naik angkot.

"Bau asem, Ka. Mandi dulu, sana." 

"Wangi, Mah."

"Ish ... dasar."

"Mama nggak jaga butik?"

"Kalau hari Senin, Mama libur, Ka."

Raka mengiyakan ucapanku. Tak lama ia bergegas mandi setelah aku mendorongnya ke kamarnya. Wajah anakku sekarang lebih segar dari kemarin. Mungkin ia sudah lebih baik dengan masalah yang kami hadapi. 

Aku megambil ponsel yang berdering di nakas. Panggi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status