Lobi seketika menjadi hening. Untuk sesaat, Jacob merasa dirinya tidak bisa mendengar apa pun. Dia menggenggam sandaran tangan kursi roda dengan erat hingga urat nadinya menggembung.Perkataan Sienna terdengar sungguh menyakitkan karena dia belum tahu bahwa anak di kandungan Amy bukan anak Jacob. Jadi, perkataan ini mengandung dua makna, yaitu merujuk pada anak yang pernah dikandungnya, juga anak di kandungan Amy.Jacob terbatuk beberapa kali, tidak tahu harus bagaimana menyahut. Di hadapan Sienna, dia bisa menjadi kuat dan bersikap tidak masuk akal. Akan tetapi, ketika Sienna melontarkan kalimat seperti itu, dia kehilangan kemampuan untuk berkata-kata.Jacob hanya bisa menggigit bibirnya, sementara Sienna bertanya kepada dokter, "Bagaimana kondisi Snow?""Dia sudah bereaksi, dokter penanggung jawabnya masih berusaha menyelamatkannya." Kalimat selanjutnya tidak bisa didengar oleh Jacob lagi. Otaknya ini sungguh aneh, dia jelas-jelas berusaha untuk mendengar, tetapi hanya terdengar suar
Ketika Sony mendorong Jacob ke luar, dia tidak berani menanyakan sepatah kata pun. Setelah tiba di depan mobil, Sony membukakan pintu dan hendak bertanya, apakah mereka akan kembali ke Vila Cahwana atau Royal Estate.Namun, Sony mendapati bosnya ini terus menundukkan kepala, tidak tahu apa yang dipikirkannya. Mungkin karena terlalu gelap, Sony samar-samar melihat ada tetesan air yang mengenai baju rumah sakit Jacob."Tuan, kita kembali ke Royal Estate?" tanya Sony."Ya." Jacob mengiakan.Ada jalur khusus kursi roda di mobil, jadi Sony tidak perlu memapah Jacob lagi. Dia langsung naik ke mobil dan duduk di kursi pengemudi.Sebelum meninggalkan rumah sakit, Jacob sudah mengurus prosedur pulang dan memberi tahu dokternya bahwa dia akan memulihkan diri di rumah. Selain itu, dokter profesional juga akan datang memeriksanya secara rutin. Pihak rumah sakit pun tidak bisa mengatakan apa pun lagi dan hanya berpesan beberapa hal kepadanya.Sesampainya di Royal Estate, Jacob menginstruksi, "Coba
"Sebentar, kamu ini sudah ditundukkan Sienna, ya?" tanya Wiandro dengan bingung.Jacob tidak berbicara, hanya menundukkan kepala. Tangannya yang terkepal menjadi mengendur. Wiandro menunggu cukup lama, tetapi tidak ada tanggapan. Dia pun bisa menebak bahwa sesuatu telah terjadi, bahkan Jacob sedang merasa bersalah. Lagi pula, Jacob hanya tidak bisa membalaskan dendamnya pada Sienna."Jacob, aku benar-benar nggak ngerti, apa yang kamu sukai darinya?" tanya Wiandro lagi."Aku suka bercinta dengannya. Sudah puas?" timpal Jacob yang langsung mengakhiri panggilan.Wiandro pun menatap layar ponselnya, merasa lucu sekaligus kesal. Di dunia ini, yang paling keras bukanlah berlian, melainkan mulut Jacob!Kemudian, Wiandro berniat menghubungi kantor polisi, menyuruh mereka untuk menangkap Amy kembali. Bagaimanapun, tidak ada gunanya dia berselisih dengan Jacob demi wanita ini.Sebelum menelepon, Wiandro sontak teringat pada Jacob yang menyuruhnya untuk meminta maaf kepada Sienna. Pria ini sepert
"Kamu pekerjakan seorang perawat untuknya dan periksa apakah dia demam. Kamu juga tahu kali ini lukanya sangat serius, kenapa nggak beristirahat di rumah sakit dulu?""Nona Penny, awalnya Tuan Jacob masih harus dirawat di rumah sakit selama setengah bulan lagi. Tapi, dia dengar Amy menyakiti Snow, jadi suruh aku mengurusnya keluar rumah sakit. Kami juga sudah menyelidiki dengan jelas, anak yang dikandung Amy bukan milik Tuan Jacob dan Tuan Jacob nggak menyentuhnya malam itu. Malam itu Nona Penny datang ke Real Estate, jadi Tuan Jacob .... Setelah kamu pergi, dia langsung tertidur. Amy sudah menipu Tuan Jacob dan kita semua. Anak itu adalah hasil hubungannya dengan seorang pelayan pria."Sienna membuka mulutnya, tetapi dia tidak tahu harus bagaimana merespons berita ini. Dia tidak bisa menyangkal hatinya merasa agak senang saat mendengar Jacob tidak menyentuh Amy."Jadi, bagaimana dengan Amy?""Nona Amy memperlakukan Snow seperti itu, jadi Tuan Jacob sudah menyuruh orang untuk menangani
Saat kembali ke kamar Jacob, Sienna perlahan-lahan menutup pintu dengan telapak tangan yang dipenuhi dengan keringat karena cemas. Dia kembali duduk di tempat tidur.Jacob mengernyitkan alisnya. Dia baru saja hendak menolak untuk makan obat, tetapi dia tiba-tiba merasa ada sebuah bayangan yang menimpanya. Dia membuka mata dan merasa ada sesuatu yang hangat di bibirnya. Lidah Sienna memaksanya untuk membuka mulut dan memasukkan obat itu ke dalam mulutnya. Dia lupa untuk melawan karena terlalu terkejut. Saat tersadar kembali, obat sudah masuk ke dalam tenggorokannya."Uhuk uhuk uhuk."Melihat Jacob batuk, Sienna segera mengambil gelas berisi air hangat yang ada di sampingnya sambil menopang punggung Jacob. "Minumlah air."Bibir Jacob agak pecah-pecah, tetapi Jacob menolak untuk minum sehingga Sienna mencoba trik yang sama lagi. Dia minum sedikit air dulu, lalu menyuapinya ke mulut Jacob.Namun, kali ini Jacob tidak tertipu lagi. Dia memalingkan kepalanya dan berkata dengan nada dingin, "
Sienna berbalik, lalu mendengar suara air sesaat kemudian. Sesudah itu, diikuti suara mengambil tisu dan suara kloset. Jacob ini memang terlalu mementingkan kebersihan.Sienna memapah Jacob. Ketika terdengar suara air mengalir, Jacob tiba-tiba bertanya, "Gimana Snow sekarang?"Sesuai dugaan Sienna, Jacob hanya melontarkan kata-kata pedas itu karena terlalu emosi. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia tidak berpikiran seperti itu."Dia sudah melewati masa kritisnya," jawab Sienna."Hm." Obrolan keduanya pun berhenti di sini.Sesudah mencuci tangan, Sienna mengambil tisu dari samping untuk menyeka tangan Jacob. Jacob sangat tinggi. Dengan posisi ini, dia bisa langsung memeluk Sienna. Namun, dia tidak melakukannya dan hanya menunduk menatap Sienna.Setelah tangan Jacob kering, Sienna melemparkan tisu itu ke tong sampah sembari bertanya, "Kamu lapar, 'kan? Cepat keluar dan makan."Jacob tidak bergerak. Ketika melihat ini, Sienna pun merasa agak heran. Jacob bertanya lagi, "Malam itu kamu yang t
Sienna melirik jam di dinding. Sekarang sudah sangat malam, dia harus pulang. Akan tetapi, Jacob masih memberinya pekerjaan sehingga dia terpaksa pergi ke ruang kerja dan mengambil beberapa dokumen yang perlu ditangani dalam waktu dekat ini.Ketika hendak memasuki kamar Jacob, terdengar Sony yang sepertinya sedang bertelepon dengan petinggi Grup Yuwono. "Jadi, Hengky yang mengurus semua proyek terbaru? Dia belum memiliki kualifikasi seperti itu, 'kan?"Pantas saja, mereka tidak menerima dokumen perusahaan dalam dua hari ini. Ternyata, semua ini karena Hengky sudah mengurusnya.Petinggi itu tentu tidak tahu harus mengatakan apa. Bagaimanapun, orang-orang sudah yakin bahwa Hengky akan menjadi presdir baru Grup Yuwono.Teruhan dengan Osmond akan segera berakhir, tetapi Jacob tidak melakukan apa pun. Selama enam bulan ini, Jacob bahkan tidak datang ke Grup Yuwono. Bukankah ini berarti dia sudah menyerah?Sony mengakhiri panggilan dengan ekspresi dingin. Ketika berbalik, dia kebetulan melih
Darwo seperti tahu Sienna akan datang. Dia langsung tersenyum dan mempersilakannya duduk. "Sienna, gimana kondisimu sekarang?"Sienna merasa lega saat melihat kondisi Darwo yang terlihat baik. Dia menyahut, "Kakek, kutemani kamu main catur, ya?"Darwo mengangkat alis, lalu tersenyum dan mengiakan, "Oke."Kepala pelayan mengambilkan papan catur dan menyusunnya dengan rapi. Sienna pun duduk dengan sopan, lalu meletakkan satu bidak catur.Keterampilan catur Darwo sangat hebat. Dia tahu Sienna juga cukup pintar dalam bermain catur, jadi bertanya, "Sepertinya kamu sudah bertekad kali ini?"Sienna tidak menanggapi, hanya menatap papan catur dengan serius. Sesaat kemudian, bidak catur Sienna memakan meriam Darwo. "Jenderal."Darwo melihat wanita ini bermain dengan gesit dan stabil. Dia segera memindahkan bidak catur lain untuk menghalangi serangan. Ketika menyadari Sienna bermain dengan serius, Darwo pun menjadi lebih serius.Terakhir, masing-masing dari mereka hanya tersisa 5 bidak catur. Si
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi
00 menundukkan kepala dan memikirkannya sebentar, lalu perlahan-lahan menggelengkan kepala. "Tuan sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluargaku dan membuat keluarga kami hidup damai selama bertahun-tahun ini. Aku melakukan semua ini dengan sukarela."Dari tatapan mata 00, terlihat ada perasaan yang disembunyikannya. Dia tentu saja memiliki penyesalan yaitu pria di depannya ini tidak menyukainya, padahal dia sudah menjalani operasi plastik untuk menyerupai Sienna. Jika dia berdandan, orang biasa tidak akan bisa membedakannya dengan Sienna.00 benar-benar ingin selalu menemani Jacob menggantikan Sienna, tetapi dia juga tahu menyatakan perasaannya adalah tindakan yang gegabah karena dia hanya seorang pengganti. Perkataannya pada Sienna saat itu yang bisa menyebabkan kesalahpahaman sudah termasuk tindakan terberani yang pernah dilakukannya seumur hidupnya.Dia bertekad harus menyelesaikan misi kali ini karena Jacob sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya.Jacob mengeluarkan sebuah kal
Namun, orang baik yang mendanai yayasan ini memang menyediakan tempat tinggal untuk semua pengungsi ini. Jadi, tidak ada yang curiga.Apalagi, orang-orang yang dikabarkan bekerja di Jalan Wally memang mengirim uang kepada keluarga mereka. Itulah sebabnya ucapan pihak yayasan sangat meyakinkan.Jacob menyipitkan matanya. Dia mengamati lingkungan yang kacau di sekitar. Jacob tidak tahan tinggal di lingkungan seperti ini. Akan tetapi, lingkungan ini bagaikan surga bagi pengungsi yang terbiasa tinggal di tempat kotor.Bahkan, di bagian tengah terdapat patung orang baik itu. Kabarnya, banyak orang yang menyembah patung itu setiap hari.Jacob sudah memahami sistem di tempat ini secara garis besar. Saat langit masih gelap, Jacob berkeliling di lantai bawah lagi.Orang-orang di yayasan terlihat beraktivitas dengan bebas. Sebenarnya, banyak kamera pengawas dipasang di setiap sudut. Bahkan ada orang yang berpatroli.Banyak pengungsi tidak tidur. Mereka duduk di kursi panjang sambil mengobrol di
Ed mulai menyiapkan data yang diperlukan untuk mengajukan diri menjadi ketua. Saat menyerahkan dokumen, Ed mendengar suara yang keras dari aula. Kemudian, terdengar suara teriakan staf yang histeris.Ed buru-buru pergi ke aula. Dia melihat seseorang yang diikat dengan rantai besar. Sepertinya orang itu berusia sekitar 19 tahun. Matanya memerah, dia terlihat agresif.Salah satu staf menyuntikkan obat bius kepada orang itu, tetapi dia tidak tumbang. Orang itu malah menyeringai dan meraung pada staf yang mendekat.Ed mengernyit. Mae berjalan mendekatinya dan berujar, "Ini hasil penelitian terbaru. Dia akan menjadi senjata mematikan yang hebat. Dia memang kelihatan masih muda, tapi setidaknya dia sudah membunuh 1.000 orang."Ed terkejut. Mae tersenyum dan menjelaskan, "Ngeri, ya? Staf penelitian mengurung dia dan ribuan anak di kamar yang terletak di lantai paling bawah. Hanya orang yang melewati 7 rintangan bisa bertahan hidup."Mae meneruskan, "Hanya dia yang berhasil melewati 7 rintanga
Mae meletakkan stempel ubur-ubur di samping dan tidak melihatnya lagi. Suasana di kamar menjadi hening. Ed tidak tahu pemikiran Mae. Selama ini, Mae sangat misterius.Mae meminum teh, lalu tersenyum dan bertanya, "Bagaimana dengan putri Luna yang pernah kamu ceritakan sebelumnya?"Ed menyahut, "Dia masih hidup."Mae mengangkat alisnya. Jika Ed yang bertindak, seharusnya putri Luna sudah mati. Mae berkomentar, "Sepertinya kamu memberinya kesempatan untuk hidup.""Nggak menarik kalau langsung dibunuh," timpal Ed. Dia ingin memperlakukan mereka seperti bahan eksperimen di ruang observasi. Ini adalah tujuan akhir Ed membawa Sienna kembali ke Bloodkillers.Ed ingin Sienna merasakan kesenangan menjadi seorang pemimpin. Setelah mendapatkan kepercayaan Sienna, Ed akan membawanya ke markas penelitian. Saat itu, Sienna akan menjadi bahan eksperimen yang bisa dikendalikan oleh Ed.Namun, Ed tidak menyangka Sienna sama sekali tidak tertarik untuk menjadi pemimpin. Sienna hanya ingin bersama Jacob