Gerakan Jacob terhenti. Wiandro yang terkejut melihat Amy.Sikap Sienna yang paling tenang. Namun, sebenarnya hati Sienna terasa sakit begitu mendengar ucapan Amy. Sienna menghela napas. Kala ini, dia merasa dipermalukan.Sienna datang ke Royal Estate karena Jacob membela Amy yang berbuat jahat. Namun, dia lupa bahwa Jacob sudah meniduri Amy. Bahkan, sekarang Amy hamil! Kelak, keluarga mereka akan hidup bersama dengan harmonis. Sienna sama sekali tidak penting bagi Jacob. Dia mencibir, lalu mengambil tasnya dan berdiri.Wiandro bertanya, "Ini baru 1 minggu. Gimana kamu bisa tahu kamu hamil?" Seharusnya, Amy belum bisa mengetahuinya dalam waktu sesingkat ini.Amy sudah menyiapkan alasannya. Dia menjelaskan, "Menstruasiku telat dan ... aku sudah mengeceknya dengan alat tes kehamilan."Amy melirik Jacob sekilas, lalu menunduk sambil melanjutkan, "Kalau Tuan Jacob nggak mau anak ini, aku akan menggugurkannya."Perkataan Amy yang terakhir bagaikan kutukan bagi Sienna karena terus terngiang-
Langkah Sienna terhenti. Jacob langsung merasa senang. Dia hendak mengejar Sienna, tetapi Sienna berucap dengan acuh tak acuh, "Selamat."Jacob berhenti, lalu tersenyum dan menyahut, "Oh." Dia memandang sosok Sienna yang menjauh, lalu menggerakkan kakinya yang terasa kaku. Jacob sudah berdiri terlalu lama sehingga kakinya mulai mati rasa.Awalnya, Jacob berniat untuk menyelidiki kehamilan Amy, tetapi sekarang tidak penting lagi. Lagi pula, menikahi wanita mana pun sama saja. Saat kembali ke ruang tamu, Wiandro dan Amy masih belum pergi.Amy merasa tenang ketika melihat Jacob, dia memanggil, "Tuan Jacob."Jacob tidak berbicara. Amy ingin menghampirinya, tetapi dihentikan oleh Wiandro.Wiandro sering bergonta-ganti pasangan, tentu saja dia tahu apa yang dipikirkan Amy. Wanita ini pasti mengira Jacob sudah mencampakkan Sienna dan sekarang Jacob akan menerima Amy. Namun, dari ekspresi Jacob, Wiandro tahu sekarang Jacob merasa bimbang. Jika Amy mendekati Jacob, dia pasti akan celaka.Jacob
Adik Wiandro belum pernah pulang lagi. Bahkan anggota Keluarga Salim pun tidak tahu apakah adiknya itu masih hidup atau tidak. Wiandro baru mengetahui adiknya sudah diam-diam menyukai wanita itu selama bertahun-tahun, sehingga merasa tidak nyaman saat melihat kakaknya berhubungan dengan wanita yang disukainya di tempat tidur.Di dunia ini, tidak ada cinta yang tetap setia. Jika yang satu ini tidak bisa, tentu saja masih ada orang yang lain. Ini adalah peraturan yang selalu dipegang Wiandro. Dia tidak menyangka tingkah lakunya yang liar akan menimbulkan konsekuensi seperti ini. Namun, dia tidak merasa dirinya bersalah, hanya merasa mental adiknya terlalu lemah dan tidak seharusnya menyukai wanita murahan seperti itu. Jika adiknya tidak menyukai wanita itu, adiknya tidak akan terluka dan meninggalkan rumah.Wiandro berpikir jika adiknya bersikap cuek saat melihat adegan itu, mungkin mereka berdua bisa berbagi wanita itu. Batasan Wiandro dalam hal ini selalu rendah. Lagi pula mereka hanya
Awalnya Manfred ingin menghiburnya, tapi tidak tahu harus berkata apa. Dia terpaksa menatap dokumen di atas selimut. Sienna yang memang sudah mengetahui sifatnya pun menghela napas."Kalau begitu, kamu menetap di rumah sakit saja. Kalau ada kesempatan lain kali, aku akan membuat wanita ini menerima balasannya.""Bu Sienna," kata Manfred seraya mendongak, "Industri hiburan dipenuhi orang yang hanya memedulikan kekuasaan dan merendahkan orang lemah. Saat ini kita masih belum berada di posisi yang cukup tinggi. Jadi, wajar saja kalau kita harus menerima ditindas. Yang paling penting adalah kita masih hidup dengan sehat. Karena itu, kamu nggak usah mengkhawatirkan hal ini. Lain kali kami akan lebih perhatikan lagi."Manfred sudah berusia 32 tahun, pemikirannya lebih matang dari semua orang.Sienna mengangguk menyetujuinya. Saat kembali ke mobilnya, Sienna hanya merasa sangat lelah. Bukan hanya secara fisik, tapi juga secara mental.Awalnya dia mengira akan bisa beristirahat beberapa hari s
Sienna bahkan belum sempat bertanya apa yang telah terjadi, tapi dia malah sudah pingsan.Di sisi lain, Snow berlari sekuat tenaga. Akan tetapi, dia bukan kembali ke Vila Cahwana, melainkan pergi ke Royal Estate.Hujan sedang turun dengan lebat-lebatnya, sosok Snow memelesat dengan kecepatan tinggi. Naluri hewan memang lebih kuat daripada manusia. Mereka sangat paham siapa yang memiliki aura lebih kuat.Entah sudah berapa lama dia berlari, akhirnya Snow tiba di depan Royal Estate dan terus menggonggong. Pintu gerbang Royal Estate telah diganti dengan yang baru. Saat pengawal melihatnya dari kamera pengawas, mereka merasa terkejut."Bukannya itu Snow? Kenapa dia bisa di luar?""Sepertinya Nona Sienna membawanya pulang tadi pagi.""Lalu kenapa dia bisa di sini?""Nggak tahu, kita biarkan masuk saja dulu."Setelah Sienna mengemudikan mobilnya ugal-ugalan di Royal Estate, semua orang di sini sepertinya sudah paham dengan kedudukan Sienna. Orang yang bisa memporakporandakan tempat ini tanpa
Tatapan Jacob penuh dengan amarah. Setelah mencari di sekitarnya dan tidak menemukan Sienna, dia mulai melangkah turun. Namun Snow tidak ingin kembali, seolah-olah tidak ingin pulang jika tidak menemukan tuannya."Snow."Setelah berteriak dengan nada dingin, Jacob melanjutkan, "Ayo pergi. Kalau tetap nggak mau pergi, kamu akan ditinggal."Snow duduk di atas rumput dengan hujan yang masih mengguyur, hingga bulunya basah kuyup. Meskipun dia menyukai Jacob, dia tetap tidak bergerak sama sekali.Setelah Jacob dan Snow saling bertukar pandang, Jacob akhirnya menyerah. Dia melepaskan jasnya dan langsung membungkus Snow, lalu melangkah turun dengan ekspresi dingin. Sudah cukup pemilik anjing ini yang marah-marah padanya, sekarang bahkan anjing ini juga sewenang-wenang terhadapnya. Hatinya merasa tidak nyaman, tidak berguna, dan marah, tetapi dia juga mengerti Snow hanya mengkhawatirkan tuannya.Cara seekor anjing menyatakan kesetiaannya terkadang memang kikuk. Banyak anjing yang bahkan tidur
Semua orang yang berada di lokasi itu merasa kesulitan, karena mereka tidak berani meninggalkan Jacob sendirian di sana. Namun, Jacob hanya mengangkat tangannya dan melihat jam di pergelangan tangannya sebentar."Nanti para pemantau gempa bilang tempat ini sudah aman, kalian baru datang kemari.""Tapi, Tuan ...."Namun, Jacob sudah lanjut menyusuri jalan itu. Yang lainnya hanya bisa menahan Snow dan satu per satu menangkap tali yang dilemparkan dari helikopter.....Saat tersadar, Sienna hanya mendengar suara air yang terus menetes di sekelilingnya. Suara itu terdengar sangat jelas dalam keheningan. Dia mencoba untuk bergerak ke depan, tetapi gua ini terlalu gelap, bahkan sedikit kekurangan oksigen."Uhuk uhuk."Saat batuk beberapa kali, Sienna menyadari suara gema di dalam gua ini sangat besar. Di mana ini? Dia tidak bisa melihat apa pun di depannya dengan jelas, tetapi dia tahu saat ini dia berada di dalam gua dan ada kamera pengawas di sekelilingnya. Dia meraba-raba saat berjalan ke
Jacob mengernyitkan alisnya dan menutup pintu itu. Semua pintu yang terlihat di dinding ini adalah jebakan, sehingga dia berpikir apakah masih ada pintu yang tersembunyi.Pada saat itu, terdengar suara Sienna di telinganya."Jacob!"Hati Jacob menjadi lembut dan berjalan menuju salah satu lorong."Sienna."Setelah memasuki lorong itu, Jacob melihat punggung Sienna. Dia segera mempercepat langkahnya, tetapi pada detik berikutnya, sebuah senjata dibidik ke arahnya, lalu peluru ditembakkan. Untungnya, reaksinya cepat dan peluru itu melewati bahunya. Saat dia melihat ke tempat Sienna berdiri, Sienna sudah tidak ada lagi. Dia langsung mengejar bayangan itu dengan tatapannya yang tajam.Entah sudah berapa lama Sienna berada di dalam sana. Cahaya lampu tiba-tiba menyinari lubang itu, lalu langit-langitnya terbuka dan sebuah tali dilemparkan ke bawah. Matanya bersinar dan langsung mengikat tali itu di pinggangnya, lalu ada seseorang yang menarik tali itu dari atas. Saat sudah di atas, dia meli
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg