Karakter yang ditunjukkan oleh artis zaman sekarang hanyalah pencitraan, tetapi ini yang disukai oleh para penggemar. Hanya orang-orang yang pernah berinteraksi dengan mereka yang tahu seperti apa karakter aslinya.Poppy memiliki karakter yang aktif sehingga bisa membentuk karakter yang tulus. Ketika saatnya tiba, dia bukan hanya bisa memulihkan nama baik, tetapi juga menarik banyak penggemar.Manfred sangat berantusias sekarang. Tampak senyuman dingin di balik kacamata emasnya. Dia pun segera turun dari mobil dan berucap, "Bu Sienna, aku akan menemui selebritas internet itu. Aku pasti akan membuatnya bekerja sama dengan kita."Sienna mengangguk mendengarnya. Setelah kembali ke perusahaan, orang Vila Cahwana menelepon dan melaporkan, "Nona, ketika Gwen SMA, ada peluang untuk masuk ke sekolah musik luar negeri. Kuota itu seharusnya bukan milik Gwen, tapi siswa yang mendapatkannya tiba-tiba terkena masalah dan nggak bisa bermain piano lagi, jadi peluang itu jatuh ke tangan Gwen."Jelas s
Sienna duduk di mobil tanpa mengatakan apa pun. Yang mengemudikan mobil adalah Sony. Jacob duduk di sampingnya.Kaki Sienna dan Jacob bersentuhan. Jacob bahkan bisa merasakan kehangatan wanita itu melalui kain tipis.Cahaya di dalam mobil sangat gelap. Lampu jalanan di luar menyinari wajah Sienna. Cahaya semacam ini paling mudah membuat orang larut dalam lamunan.Sejak naik mobil sampai sekarang, 10 menit sudah berlalu. Tatapan Sienna terus tertuju pada ponsel, seolah-olah tidak melihat Jacob.Jacob awalnya merasa kesal, tetapi sekarang merasa tidak berdaya. Dia melihat Sienna meletakkan 1 tangannya di atas paha, seakan-akan sedang merenungkan sesuatu.Sienna mungkin merasa resah sehingga bersandar di jok dan memejamkan matanya. Tangan kanan Sienna menggenggam ponsel, sedangkan tangan kirinya di atas lutut. Dia mengernyit tanpa bersuara.Setelah ragu-ragu sejenak, Jacob baru menjulurkan tangan dan meletakkannya di atas tangan Sienna. Bisa dilihat, tubuh Sienna seketika menegang. Dia me
Angin yang sejuk membuat suhu tubuh Sienna menurun. Dia merasa jauh lebih nyaman sekarang. Apakah Jacob sengaja menggodanya supaya merasa tidak nyaman? Jacob membalas dendam karena dia hanya peduli pada pekerjaannya barusan?Sienna mengernyit, tak kuasa meliriknya sekilas. Ekspresi Jacob tampak serius, seakan-akan memang ada pekerjaan mendesak.Sienna pun merasa jengkel. Dia menundukkan kepalanya, berusaha untuk fokus pada pekerjaannya. Namun, dia tidak bisa menahan diri untuk melirik tangan Jacob.Sienna sangat menyukai tangan Jacob, jauh lebih bagus daripada tangan model. Lebih tepatnya, tidak ada yang tidak menarik dari Jacob, baik wajah ataupun tubuhnya. Bahkan, bagian yang paling rahasia itu juga begitu sempurna.Jacob memang pintar memainkan tubuh wanita, tetapi Sienna tidak ingin menjadi bonekanya. Sienna menenangkan diri, lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.Saat ini, mobil sampai di rumah lama Keluarga Yuwono. Pelayan menghampiri untuk membuka pintu mobil, lalu Sienna turun ter
Darwo makin kesal memikirkannya, bahkan ingin sekali mengusir Jacob dari sini. Dia hanya ingin makan bersama Sienna. Akan tetapi, di lubuk hatinya yang terdalam, Darwo berharap kedua orang ini bisa baikan.Meskipun telah berjanji pada Sienna tidak akan menjodohkan mereka lagi, Jacob adalah cucunya. Darwo tentu berharap cucunya mendapatkan yang terbaik.Jadi, setelah menyindir Jacob, Darwo menunjuk ke lantai atas sambil berkata, "Tuan Besar Keluarga Tanzel menyuruhku membuat lukisan pemandangan untuknya. Sienna, Jacob, kalian bantu aku lukis. Makanan mungkin akan siap dalam 2 jam. Kalau bekerja sama, lukisannya pasti lebih cepat selesai."Sienna adalah murid Rowen. Sementara itu, Rowen paling ahli melukis lukisan tradisional. Ketika di Kabupaten Armana, Sienna pernah melukis bersama Jacob. Dia mendapati pria ini punya bakat yang cukup bagus, bahkan sesuai dengan pemahaman Sienna.Darwo melakukan ini pasti untuk mendekatkan mereka. Namun, Sienna tidak bisa menolak di depan Jacob sehingga
Dulu, Jacob tidak mau mengungkapkan perasaannya kepada Sienna sehingga membuat begitu banyak kesalahan.Insiden yang menimpa Nelson pun membuat kebencian Sienna terhadapnya menjadi makin besar. Tidak heran jika wanita ini menolak berbicara padanya.Sekujur tubuh Sienna pun menegang. Dia mendorong tangan Jacob, tetapi tidak berani terlalu kuat karena khawatir tinta di kuasnya jatuh. Jika ada kesalahan kecil, lukisan ini akan hancur."Jacob, kamu turun saja kalau merasa bosan. Jangan ganggu aku di sini," ucap Sienna. Jacob tidak berbicara, hanya merangkul pinggangnya dengan erat.Karena pria ini tidak mendengarkan ucapannya, Sienna pun malas meladeninya lagi. Dia melanjutkan lukisan tersebut. Jacob memanggil, "Nana ...."Saat ini, pintu tiba-tiba diketuk seseorang, seharusnya pelayan datang untuk mengantarkan sesuatu. Sienna langsung mendorong Jacob, tetapi pria ini masih tidak mau melepaskan pelukannya.Sejak dulu, Sienna sudah merasa Jacob sangat kekanak-kanakan. Bukan itu saja, pria i
Sienna menolak, "Nggak usah. Kamu temani Kakek Darwo saja." Selesai bicara, Sienna langsung berjalan keluar tanpa ragu sedikit pun.Jacob mengambil jaketnya dan mengejar Sienna. Sekarang, Sienna benar-benar tidak ingin duduk di mobil yang sama dengan Jacob. Namun, setelah keluar, Sienna baru teringat dirinya menaiki mobil Jacob untuk datang ke sini. Jadi, kalau mau pulang, Sienna hanya bisa meminta sopir di kediaman tua untuk mengantarnya atau jalan kaki. Di daerah ini sangat sulit mencari taksi.Sienna mendengar suara langkah kaki di belakang. Jacob menyampirkan jaketnya di bahu Sienna. Belakangan ini sering hujan sehingga cuacanya agak dingin. Jacob berucap dengan tegas, "Pakai jaketnya. Aku antar kamu pulang."Sienna juga tidak menolak lagi, lalu dia duduk di kursi penumpang. Jacob yang menyetir. Namun, tidak lama setelah mobil keluar dari halaman kediaman, ponsel Jacob berdering. Jacob tidak memperhatikan nomor teleponnya karena sedang fokus menyetir. Dia langsung menyalakan penger
Perasaan kecewa membuat Jacob kehilangan kendali. Sienna menjawab, "Nggak tahu."Jawaban Sienna membuat Jacob lebih tenang. Jacob memandang Sienna. Untung saja, Sienna tidak menyebut nama seorang pria. Jacob merasa lega, dia memeluk Sienna dan berujar, "Kalau begitu, kamu bisa mencoba berkencan denganku."Nada bicara Jacob terdengar lebih lembut karena sekarang dia merasa tenang. Sienna berkomentar, "Tuan Jacob, sebenarnya kamu nggak begitu menyukaiku."Kemudian, Sienna mendengar Jacob mendengus. Saat malam hari, cahaya lampu di jalan tidak terlalu terang. Dalam suasana remang-remang seperti ini, Jacob menatap Sienna lekat-lekat. Dia sama sekali tidak peduli dengan orang-orang yang lewat.Jacob menjelaskan, "Sienna, kamu sering bilang aku tidak benar-benar menyukaimu. Sebenarnya, kamu hanya tidak mau mengakuinya. Jadi, sejak awal, kamu terus menyangkal rasa sukaku kepadamu. Kamu tidak ingin menghadapiku dan bertanggung jawab atas semua yang terjadi di antara kita. Alasannya karena kamu
Sienna tiba-tiba mendorong tangan Jacob, karena sebelumnya ada seseorang yang mengatakan perkataan yang serupa kepadanya. Pria itu berkata kelak hanya akan baik kepadanya saja, tetapi akhirnya? Sejak kecil hingga dewasa, dia hanya pernah sekali memberontak dan saat itu karena dia ingin menjalin sebuah hubungan. Pria itu adalah alasan pemberontakannya yang diam-diam meresap ke dalam masa mudanya.Saat Jacob mengatakan hal yang sama sekarang, Sienna tiba-tiba merasa ada sesuatu yang aneh. Dia secara refleks melihat ke sekitarnya."Tuan Jacob, sudah larut, sebaiknya kamu pulang lebih awal."Setelah ditolak, Jacob menundukkan kepalanya dengan santai dan menyalakan sebatang rokok."Ya, aku akan merokok sebatang lagi."Sienna tidak mengatakan apa pun lagi dan segera masuk ke dalam rumah sakit. Saat akan memasuki pintu utama, dia menoleh dan melihat Jacob sebentar lagi. Jacob bersandar di mobil dan berdiri di posisi yang pas di mana setengah tubuhnya di tempat terang dan setengah lagi tersemb
Arlo masih mempelajari hasil tes DNA itu dengan serius, seolah-olah tidak mengenal kata di atas. Dia mendengar semua ucapan Jero. Sangat menusuk telinga, tetapi Arlo tidak bisa membantah.Ini adalah hasil tes DNA yang diperoleh Jero dalam semalaman. Dia berjaga semalaman sehingga hasilnya tidak mungkin bisa dipalsukan. Sienna adalah putri kandung Keluarga Shankar, adik mereka.Tangan Arlo terkepal erat. Dia seperti ingin menghancurkan kertas itu. Matanya agak berkaca-kaca, pikirannya hampa.Jero menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara yang makin serak, "Kalau kamu masih ingin membiarkan Lily bertindak semena-mena, aku nggak tahu harus bilang apa lagi. Ini karma kita. Kita jelas-jelas tahu Sienna dan Jacob pacaran, tapi masih membiarkan Lily merusak hubungan mereka.""Siapa sangka, Sienna barulah adik kandung kita. Kak, menurutmu ini karma buruk kita atau bukan?"Jero merasa sangat lucu. Sejak semalam, pertahanan mentalnya terus roboh. Semua yang mereka lakukan di ibu kota ad
Sienna tidak memedulikan Arlo. Sepasang matanya menatap Yuna lekat-lekat. Mirip sekali, hanya karakter mereka yang berbeda. Leslie tidak mungkin berbicara seperti ini padanya, apalagi menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.Wajah Leslie selalu dipenuhi kelembutan saat menatap Sienna. Leslie sangat menyayanginya, seolah-olah ingin memberikan seluruh dunia kepadanya.Sienna sering kali membayangkan tatapan Leslie setelah Leslie tiada. Sosok Leslie yang memberinya kekuatan dan keberanian. Lantas, kenapa Nyonya Keluarga Shankar punya wajah yang persis dengan Leslie?Ketika melihat Sienna dan Jacob tidak menghiraukannya, Arlo pun tidak sungkan-sungkan lagi. "Pengawal, usir mereka keluar. Jero, kamu juga sama. Jangan buat keributan di sini."Jero akhirnya tidak tahan lagi. Dia mengambil vas bunga di samping dan membantingnya. Vas bunga pecah. Suasana seketika menjadi sunyi senyap."Kalian yang membuat onar di sini!" Jero bergegas melangkah ke hadapan Arlo, lalu meraih kerah bajunya."Arlo
Ancaman ini terdengar sangat serius. Arlo tidak berani ke mana-mana dan terpaksa menunggu di depan pintu.Beberapa menit kemudian, langit tiba-tiba mendung. Turun hujan deras. Suasana hati orang mudah terpengaruh oleh cuaca. Tatapan Arlo tertuju pada kejauhan. Dia melihat sebuah mobil mendekat secara perlahan.Setelah mobil berhenti, terlihat Jero turun dari mobil, lalu diikuti Jacob dan Sienna. Ketika melihat Sienna, Arlo naik pitam. "Ngapain kamu kemari? Kamu cari mati ya?"Sienna berdiri di sebelah Jacob. Jacob memayunginya dan merangkulnya dengan penuh cinta kasih. Sementara itu, Jero buru-buru menegur, "Kak! Tenang sedikit!"Jero khawatir Jacob membawa Sienna pergi.Arlo berkata dengan ekspresi dingin, "Jero, jelaskan tujuanmu. Ngapain kamu bawa dia kemari? Dia cuma akan mengotori rumah Keluarga Shankar!"Jero menarik napas dalam-dalam dan berujar, "Kita ke kamar Ayah dulu. Sekalipun kamu nggak bisa menerima, kamu tetap harus mendengarku bicara dengan Ayah."Arlo sungguh berang. D
Hanya saja, wanita ini tidak terlihat lembut seperti Yuna. Ekspresinya agak dingin saat tersenyum. Jaraknya dengan Omar pun sangat dekat.Omar menatap kamera dengan tatapan penuh kelembutan. Wanita itu tidak menggandeng tangan Omar. Tatapannya tenang dan jernih.Arlo seperti dikejutkan sesuatu. Dia mundur beberapa langkah. Sesudah berdiri dengan stabil, dia menghela napas lega.Tadi Arlo merasa sepasang mata itu sangat familier, seolah-olah baru melihatnya dalam waktu dekat ini. Namun, dia tidak bisa ingat di mana.Yuna seperti wanita yang dididik untuk menjadi ibu rumah tangga. Dia mendedikasikan diri untuk keluarganya. Namun, wanita di foto ini berbeda. Dia punya ambisi besar.Arlo melihat sekilas lagi, lalu mengembalikan foto itu ke tangan Omar. Hati Arlo diliputi kesedihan. Awalnya dia ingin pulang ke vila untuk menemani Lily, tetapi sekarang dia hanya ingin tidur di sini.Ketika bangun, ada lebih dari 30 panggilan tak terjawab. Semua dari Lily. Arlo bergegas menelepon. Terdengar t
"Kak, huhuhu .... Sudah jam 12 malam. Kenapa kamu belum pulang? Aku takut sekali. Kak, kamu nggak mau aku lagi ya?" Lily menangis di ujung telepon.Arlo memijat keningnya. "Aku lagi jagain Ayah. Aku pulang agak malam."Nada bicara Lily terdengar hati-hati. "Kak Jero ada bilang sesuatu nggak?"Maksud Lily adalah identitas Sienna. Jero dan Jacob datang untuk menolong Sienna. Apa mungkin mereka sudah tahu identitas Sienna? Jika tidak, kenapa reaksi Jero begitu berlebihan? Jika Arlo tahu, bukankah dirinya akan dicampakkan?"Nggak ada. Jangan pikir yang aneh-aneh.""Kak, kamu bakal berpihak padaku untuk selamanya, 'kan?"Arlo mengernyit, tidak tahu harus bagaimana bereaksi. "Lily, di antara kamu dan Sienna, aku tentu berada di pihakmu. Aku tahu kamu gagal melampiaskan amarahmu. Nggak apa-apa, pasti masih ada kesempatan lain kali."Lily masih merasa gelisah. "Ya sudah, aku percaya padamu, Kak."Setelah mengakhiri panggilan, Lily langsung menelepon pria itu. "Apa Jero dan Jacob sudah tahu ide
Ponsel Jero terus berdering. Pada akhirnya, ponselnya kehabisan baterai. Jelas, Jero lupa akan janjinya dengan Arlo. Dia terus duduk di ruang privat yang paling dekat dengan lantai tujuh.Ketika Jacob membuka pintu dan tersenyum, senyumannya itu hampir membutakan mata Jero.Bagaimanapun, Jero sedang memikirkan cara untuk mengungkapkan identitas kepada Sienna. Setelah melihat senyuman Jacob, Jero pun tahu Sienna setuju melahirkan anak itu."Nggak boleh!" Jero menggebrak meja dan menentang, "Umurnya belum sampai 25 tahun. Atas dasar apa dia harus melahirkan anak untukmu? Jacob, jangan keterlaluan! Kamu nggak kasih mahar, juga nggak adain pesta nikah.""Bahkan, kamu pernah mengusirnya. Sekarang kalian nggak punya akta nikah. Apalagi, kamu adalah buronan sekarang. Kamu malah menyuruhnya melahirkan anak untukmu? Kamu ini nggak punya tanggung jawab sekali."Jacob perlahan-lahan duduk di sebelah. "Kalau begitu, kamu kasih tahu Sienna saja kalau dia adalah putri Keluarga Shankar yang hilang. L
Setelah mobil berhenti di arena pertarungan bawah tanah, Jacob tetap menggendong Sienna sampai ke lantai tujuh. Dia yang meletakkan dagunya di bahu Jacob bisa merasakan aura yang muram dari Jacob.Setelah meletakkan Sienna di atas tempat tidur, Jacob pergi ke kamar mandi untuk mengisi bak mandi dengan air hangat. Namun, meskipun bak mandi sudah terisi penuh, dia tetap berjongkok di samping seolah-olah kehilangan kesadaran.Sienna melirik waktu karena merasa Jacob sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Saat masuk, dia melihat air di bak mandi sudah meluap.Pada saat itu, Jacob baru tersadar kembali, lalu segera bangkit dan mematikan keran air dengan canggung.Sienna yang berdiri di pintu kamar mandi berkata, "Kalau hamil, harus lebih hati-hati saat berendam. Malam ini aku nggak akan berendam."Tubuh Jacob langsung menjadi kaku dan membuang airnya. "Ya. Kalau begitu, kamu mau minum vitamin?"Sienna tidak berbicara dan keheningannya itu membuat Jacob merasa cemas. Namun, dia merasa tida
Telinga Arlo berdengung dan tidak berkata apa-apa.Tubuh Jero pun bergetar. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru bertanya, "Lily menderita, jadi apa Sienna nggak menderita? Dia hampir saja mati malam ini. Kak, kamu akan bodoh begini sampai kapan?"Arlo terdiam di tempatnya karena dia tidak mengerti mengapa Jero tiba-tiba memperlakukannya seperti ini. Sejak kecil, mereka berdua tidak pernah bertengkar. Namun, malam ini bukan hanya bertengkar, Jero bahkan memukulnya.Dia berpikir apa hubungannya penderitaan Sienna dengan Jero, Sienna itu memang pantas mati. Jika bukan karena Jero dan Jacob datang tepat pada waktunya, malam ini mayat Sienna pasti sudah hanyut ke dasar sungai selamanya.Jero merasa tenggorokannya sakit dan sudut mulutnya berkedut. "Kak Arlo, malam ini pergi lihat Ayah. Ada yang ingin aku sampaikan pada Ayah dan juga kamu."Setelah menutup telepon, Arlo mengernyitkan alis dan berpikir apa yang sebenarnya ingin dikatakan Jero.Saat Jero baru saja hendak pergi, Lily yang s
Suasana di ruangan itu menjadi makin sunyi.Jero ingin segera memberi tahu Sienna tentang identitasnya, tetapi dia merasa malu untuk bertemu dengan adiknya ini. Apalagi bekas tamparan di wajah Sienna masih begitu mencolok."Sienna, siapa yang menamparmu?" tanya Jero. Jika ulah para pengawal itu, nanti dia akan menghajar mereka.Sienna menyentuh pipinya yang bengkak dan berkata dengan nada menyindir, "Kamu harus tanya pada kakakmu yang baik itu."Kata-kata ini seolah-olah puluhan tamparan yang langsung menampar wajah Jero. Tubuhnya terasa panas karena hatinya hancur dan merasa malu. Ternyata Arlo yang sudah menampar Sienna, tetapi kakaknya itu tidak pernah memukul wanita. Ujung jari Jero yang bergetar perlahan-lahan menyentuh pipi Sienna dan air matanya langsung mengalir.Sienna terkejut karena ini pertama kalinya dia melihat Jero menangis.Jero juga tahu reaksinya terlalu berlebihan, tetapi dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Dia mengangkat untuk menyeka air matanya, tetapi air