Semua orang mulai membujuk Jero dan Jacob."Jacob, sudahlah.""Jero, jaga ucapanmu."Awalnya, Jacob sangat marah. Namun, emosinya agak mereda saat teringat dengan wanita di dalam pelukannya. Apa hebatnya Jero? Jika Penny benar-benar menyukai Jero, Penny pasti akan segera menyuruh Jero untuk menyelamatkannya. Namun, Penny tidak melakukannya. Jadi, Jacob mengalihkan pandangannya, lalu meminum anggur.Jero memandang ke arah Sienna, tetapi ruang privat agak gelap. Jadi, Jero tidak bisa melihat paras Sienna dengan jelas. Jero hanya merasa pelayan wanita ini cukup cantik. Jero merasa Penny sangat kasihan, Jacob benar-benar tidak pemilih.Jero berujar, "Jacob, kalau kamu nggak suka dengan Penny, cepat lepaskan dia. Kamu nggak usah berpura-pura setia."Setelah Jero melontarkan ucapannya, suasana di ruangan menjadi hening. Jacob menarik topi Sienna, lalu meletakkan Sienna di samping dengan lembut. Kemudian, Jacob berdiri.Mike segera melerai Jero dan Jacob saat melihat mereka hampir bertengkar,
Darwo berdiri di depan pintu, di belakangnya ada kerumunan orang. Sienna juga berdiri di dekat sana. Dia tidak bisa pergi karena jalannya dihalangi oleh orang-orang. Keempat pria yang diperintah oleh Darwo hanya terdiam. Jacob tanpa sadar melirik Sienna, begitu pula dengan Benny.Darwo yang jeli tentu menyadari tatapan Jacob dan Benny, lalu Darwo memandang ke arah Sienna. Namun, dia hanya melihat seorang pelayan wanita. Darwo mengernyit dan bertanya, "Kalian berkelahi karena seorang pelayan wanita?"Jacob dan Benny tidak berbicara. Di depan Darwo, keempat pria ini terlihat seperti anak kecil yang berbuat salah. Aura Darwo sangat mengintimidasi. Bagaimanapun, Darwo menduduki jabatan yang tinggi selama bertahun-tahun dan mengurus banyak masalah penting. Jadi, semua orang sangat menghormati Darwo.Hari ini, Jacob tidak terluka. Namun, wajah Jero, Mike, dan Benny sedikit membengkak. Darwo pun membentak karena mereka berempat tidak menjawab, "Benny, sebenarnya kalian bertengkar karena masal
Lantaran kedua pria yang diutusnya tadi tidak berani bergerak, Darwo pun menunjuk dua orang lain lagi. Pria tua itu berkata, "Kalian pergi bareng, cepat pisahkan Jacob dan wanita itu. Aku ingin tahu siapa dia!"Usai berkata demikian, Jero segera berdiri di belakang Sienna. Sementara itu, Sienna membenamkan wajahnya dalam pelukan Jacob. Sejak tadi, dia sudah merasa linglung. Benak Sienna benar-benar kosong dan dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Orang-orang di sekitar juga kehabisan kata-kata. Saat ini, kedua pria yang baru saja berkelahi demi seorang wanita, kini malah melindungi wanita itu dengan kompak. Apabila hal ini diceritakan ke orang lain, mungkin tidak akan ada yang percaya.Kesabaran Darwo sudah menipis. Situasi ini membuatnya makin penasaran. Dia pun berseru, "Cepat pisahkan mereka!" Keempat pria itu tidak berani mengulur waktu. Ada yang menarik Jero dan ada yang menarik Jacob.Dalam situasi yang kacau itu, Sienna akhirnya tersadar kembali. Dia juga tahu apa yang seda
Jacob perlahan mengenakan jasnya, seolah-olah mengenakan zirah untuk melindungi dirinya sendiri. Mata hitamnya tampak berbinar-binar, senyum yang misterius terukir di wajahnya, dan ujung jarinya mengaitkan kancing jasnya. Usai mengenakan pakaiannya, baru dia memanggil, "Sienna?" Suara ini terdengar seperti bisikan iblis. Sienna membeku dan tidak berani mendongak untuk melihatnya.Jacob pun melirik ke arah Mike. Pria itu sama sekali tidak terkejut. Dia juga melihat ke arah Jero. Orang ini tampaknya juga sudah tahu. Ternyata, hanya dirinya yang tidak tahu. Hebat juga wanita ini.Saat ini, amarah Jacob telah membeludak, seolah-olah akan menelan akal sehatnya. Namun, dia segera menekan itu, lalu berdiri dengan tenang dan berusaha tetap rasional di samping. Jacob mulai mengevaluasi segala sesuatu yang terjadi sejak pertemuannya dengan wanita ini.Ketika baru kembali ke negara ini, Jacob ternyata tidur dengan istri sahnya. Hanya saja, dia tidak tahu. Wanita ini juga tidak berinisiatif untuk
Di ruangan VIP seberang tempat Sienna berada, sebagian besar anggota Keluarga Yuwono masih berada di sana. Awalnya, Yasmin tidak tahu bahwa Penny adalah Sienna, jadi saat ini dia masih bingung. Dia baru tersadar kembali setelah balik ke ruangan ini.Ekspresi Yasmin penuh dengan kebingungan. Saat ini, dia benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa sehingga memilih untuk diam.Setelah Sienna duduk, dia memandang Darwo sambil berkata, "Kakek, kamu memanggilku ke sini, apa karena ada hal lain?"Usai berkata demikian, dia menyadari bahwa pintu ruangan VIP dibuka. Kemudian, seseorang segera duduk di sebelahnya. Orang itu adalah Jacob. Tubuh Jacob memancarkan aura dingin. Meskipun dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, tekanan yang diciptakannya sudah mampu membuat Sienna panik.Darwo baru saja ingin menanyakan sesuatu tentang Tania, tetapi Jacob malah berbicara dengan santai, "Masalah Tania tidak ada hubungannya dengan Sienna. Kakek, malam ini cukup sampai di sini. Aku masih mau mengobrol
Kadang kala, temperamen Sienna sungguh membuat orang kesal. Saat ini, wanita itu memilih untuk diam. Ini benar-benar sepenuhnya memancing amarah Jacob. Dia melemparkan puntung rokok yang dipegangnya dan langsung menahan dagu Sienna. Pria itu langsung menciumnya tanpa ragu. Tangannya yang lain terlihat menggenggam leher wanita itu supaya dia tidak melawan.Sienna merasa hampir kehabisan napas sehingga segera menggigit lidah Jacob. Saat ini, mulut mereka telah penuh dengan darah, tetapi Jacob seolah-olah tidak merasakan sakit. Dia justru makin menekan ke arah Sienna.Ketika menyadari bahwa Sienna hampir tidak bisa bernapas, dia baru melepaskannya secara kasar. Sorot matanya terlihat sangat dingin, tetapi malah ada sedikit kelembutan ketika melihat ke arah Sienna. Hanya saja, kelembutan itu tersembunyi sangat dalam.Sienna akhirnya berkata, "Tuan Jacob, aku nggak pernah bilang kalau aku bukan Sienna. Kamu sendiri yang nggak pernah penasaran dengan identitasku. Kamu punya banyak kesempatan
Itu bahkan diakui sendiri oleh Sienna. Jacob membuka pintu mobil dan mendorongnya masuk. Sienna ingin keluar dari mobil, tetapi pria itu telah mengunci pintu mobil."Jacob, aku mau turun!" seru Sienna. Dia begitu marah sampai wajahnya memerah.Namun, Jacob malah memeluknya erat-erat, lalu bertanya, "Ketika aku pergi selama 3 tahun, kamu pernah tidur sama siapa saja?""Bukan urusanmu!" Usai mendengar jawaban Sienna, Jacob mulai membuka kancing bajunya.Sienna sangat marah hingga kepalanya berdenyut. Dia langsung menampar Jacob. Meskipun sudah ditampar, Jacob tetap tak acuh dan terus membuka kancingnya. Sienna yang sangat kesal akhirnya menamparnya lagi beberapa kali. Setelah telapak tangannya terasa agak sakit, dia baru berhenti dan sangat terkejut. Apakah Jacob tidak merasakan sakit?"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Sienna.Mendengar ini, tangan Jacob baru perlahan berhenti. Dia menjawab dengan mata memerah, "Sienna, kita ini apa? Kamu juga menganggapku apa? Aku memang bersalah pad
"Aku akan beri kompensasi padamu."Mata Jacob bergetar dan membuka pintu mobil di sisi Sienna."Malam ini pulang dan tidur dengan nyenyak dulu. Kalau ada masalah yang nggak bisa diselesaikan kelak, jangan lupa bahas denganku."Sienna merasa agak bingung. Dia pikir malam ini Jacob akan marah besar. Dia keluar dari mobil dengan ragu-ragu, tetapi tiba-tiba ada sepasang tangannya yang memeluk pinggangnya.Kemudian, kepala Jacob bersandar di bahu Sienna dan memohon dengan lembut, "Jauhi beberapa pria itu, aku akan beri kompensasi padamu.""Aku nggak ada hubungan apa pun dengan mereka."Jacob meletakkan keningnya ke bahu Sienna, akhirnya menunjukkan sosok lemahnya. "Kalaupun ada hubungan juga tidak apa-apa. Ke depannya jangan sama mereka lagi, kamu sudah ada aku, 'kan?"Sienna membuka mulut dan hendak membantah Jacob, tetapi dia merasa sulit untuk bernapas sejenak karena mendengar nada suara Jacob yang lembut. Tenggorokannya terasa seperti sedang dicekik. Setelah beberapa saat, Jacob baru me
Ancaman ini terdengar sangat serius. Arlo tidak berani ke mana-mana dan terpaksa menunggu di depan pintu.Beberapa menit kemudian, langit tiba-tiba mendung. Turun hujan deras. Suasana hati orang mudah terpengaruh oleh cuaca. Tatapan Arlo tertuju pada kejauhan. Dia melihat sebuah mobil mendekat secara perlahan.Setelah mobil berhenti, terlihat Jero turun dari mobil, lalu diikuti Jacob dan Sienna. Ketika melihat Sienna, Arlo naik pitam. "Ngapain kamu kemari? Kamu cari mati ya?"Sienna berdiri di sebelah Jacob. Jacob memayunginya dan merangkulnya dengan penuh cinta kasih. Sementara itu, Jero buru-buru menegur, "Kak! Tenang sedikit!"Jero khawatir Jacob membawa Sienna pergi.Arlo berkata dengan ekspresi dingin, "Jero, jelaskan tujuanmu. Ngapain kamu bawa dia kemari? Dia cuma akan mengotori rumah Keluarga Shankar!"Jero menarik napas dalam-dalam dan berujar, "Kita ke kamar Ayah dulu. Sekalipun kamu nggak bisa menerima, kamu tetap harus mendengarku bicara dengan Ayah."Arlo sungguh berang. D
Hanya saja, wanita ini tidak terlihat lembut seperti Yuna. Ekspresinya agak dingin saat tersenyum. Jaraknya dengan Omar pun sangat dekat.Omar menatap kamera dengan tatapan penuh kelembutan. Wanita itu tidak menggandeng tangan Omar. Tatapannya tenang dan jernih.Arlo seperti dikejutkan sesuatu. Dia mundur beberapa langkah. Sesudah berdiri dengan stabil, dia menghela napas lega.Tadi Arlo merasa sepasang mata itu sangat familier, seolah-olah baru melihatnya dalam waktu dekat ini. Namun, dia tidak bisa ingat di mana.Yuna seperti wanita yang dididik untuk menjadi ibu rumah tangga. Dia mendedikasikan diri untuk keluarganya. Namun, wanita di foto ini berbeda. Dia punya ambisi besar.Arlo melihat sekilas lagi, lalu mengembalikan foto itu ke tangan Omar. Hati Arlo diliputi kesedihan. Awalnya dia ingin pulang ke vila untuk menemani Lily, tetapi sekarang dia hanya ingin tidur di sini.Ketika bangun, ada lebih dari 30 panggilan tak terjawab. Semua dari Lily. Arlo bergegas menelepon. Terdengar t
"Kak, huhuhu .... Sudah jam 12 malam. Kenapa kamu belum pulang? Aku takut sekali. Kak, kamu nggak mau aku lagi ya?" Lily menangis di ujung telepon.Arlo memijat keningnya. "Aku lagi jagain Ayah. Aku pulang agak malam."Nada bicara Lily terdengar hati-hati. "Kak Jero ada bilang sesuatu nggak?"Maksud Lily adalah identitas Sienna. Jero dan Jacob datang untuk menolong Sienna. Apa mungkin mereka sudah tahu identitas Sienna? Jika tidak, kenapa reaksi Jero begitu berlebihan? Jika Arlo tahu, bukankah dirinya akan dicampakkan?"Nggak ada. Jangan pikir yang aneh-aneh.""Kak, kamu bakal berpihak padaku untuk selamanya, 'kan?"Arlo mengernyit, tidak tahu harus bagaimana bereaksi. "Lily, di antara kamu dan Sienna, aku tentu berada di pihakmu. Aku tahu kamu gagal melampiaskan amarahmu. Nggak apa-apa, pasti masih ada kesempatan lain kali."Lily masih merasa gelisah. "Ya sudah, aku percaya padamu, Kak."Setelah mengakhiri panggilan, Lily langsung menelepon pria itu. "Apa Jero dan Jacob sudah tahu ide
Ponsel Jero terus berdering. Pada akhirnya, ponselnya kehabisan baterai. Jelas, Jero lupa akan janjinya dengan Arlo. Dia terus duduk di ruang privat yang paling dekat dengan lantai tujuh.Ketika Jacob membuka pintu dan tersenyum, senyumannya itu hampir membutakan mata Jero.Bagaimanapun, Jero sedang memikirkan cara untuk mengungkapkan identitas kepada Sienna. Setelah melihat senyuman Jacob, Jero pun tahu Sienna setuju melahirkan anak itu."Nggak boleh!" Jero menggebrak meja dan menentang, "Umurnya belum sampai 25 tahun. Atas dasar apa dia harus melahirkan anak untukmu? Jacob, jangan keterlaluan! Kamu nggak kasih mahar, juga nggak adain pesta nikah.""Bahkan, kamu pernah mengusirnya. Sekarang kalian nggak punya akta nikah. Apalagi, kamu adalah buronan sekarang. Kamu malah menyuruhnya melahirkan anak untukmu? Kamu ini nggak punya tanggung jawab sekali."Jacob perlahan-lahan duduk di sebelah. "Kalau begitu, kamu kasih tahu Sienna saja kalau dia adalah putri Keluarga Shankar yang hilang. L
Setelah mobil berhenti di arena pertarungan bawah tanah, Jacob tetap menggendong Sienna sampai ke lantai tujuh. Dia yang meletakkan dagunya di bahu Jacob bisa merasakan aura yang muram dari Jacob.Setelah meletakkan Sienna di atas tempat tidur, Jacob pergi ke kamar mandi untuk mengisi bak mandi dengan air hangat. Namun, meskipun bak mandi sudah terisi penuh, dia tetap berjongkok di samping seolah-olah kehilangan kesadaran.Sienna melirik waktu karena merasa Jacob sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Saat masuk, dia melihat air di bak mandi sudah meluap.Pada saat itu, Jacob baru tersadar kembali, lalu segera bangkit dan mematikan keran air dengan canggung.Sienna yang berdiri di pintu kamar mandi berkata, "Kalau hamil, harus lebih hati-hati saat berendam. Malam ini aku nggak akan berendam."Tubuh Jacob langsung menjadi kaku dan membuang airnya. "Ya. Kalau begitu, kamu mau minum vitamin?"Sienna tidak berbicara dan keheningannya itu membuat Jacob merasa cemas. Namun, dia merasa tida
Telinga Arlo berdengung dan tidak berkata apa-apa.Tubuh Jero pun bergetar. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru bertanya, "Lily menderita, jadi apa Sienna nggak menderita? Dia hampir saja mati malam ini. Kak, kamu akan bodoh begini sampai kapan?"Arlo terdiam di tempatnya karena dia tidak mengerti mengapa Jero tiba-tiba memperlakukannya seperti ini. Sejak kecil, mereka berdua tidak pernah bertengkar. Namun, malam ini bukan hanya bertengkar, Jero bahkan memukulnya.Dia berpikir apa hubungannya penderitaan Sienna dengan Jero, Sienna itu memang pantas mati. Jika bukan karena Jero dan Jacob datang tepat pada waktunya, malam ini mayat Sienna pasti sudah hanyut ke dasar sungai selamanya.Jero merasa tenggorokannya sakit dan sudut mulutnya berkedut. "Kak Arlo, malam ini pergi lihat Ayah. Ada yang ingin aku sampaikan pada Ayah dan juga kamu."Setelah menutup telepon, Arlo mengernyitkan alis dan berpikir apa yang sebenarnya ingin dikatakan Jero.Saat Jero baru saja hendak pergi, Lily yang s
Suasana di ruangan itu menjadi makin sunyi.Jero ingin segera memberi tahu Sienna tentang identitasnya, tetapi dia merasa malu untuk bertemu dengan adiknya ini. Apalagi bekas tamparan di wajah Sienna masih begitu mencolok."Sienna, siapa yang menamparmu?" tanya Jero. Jika ulah para pengawal itu, nanti dia akan menghajar mereka.Sienna menyentuh pipinya yang bengkak dan berkata dengan nada menyindir, "Kamu harus tanya pada kakakmu yang baik itu."Kata-kata ini seolah-olah puluhan tamparan yang langsung menampar wajah Jero. Tubuhnya terasa panas karena hatinya hancur dan merasa malu. Ternyata Arlo yang sudah menampar Sienna, tetapi kakaknya itu tidak pernah memukul wanita. Ujung jari Jero yang bergetar perlahan-lahan menyentuh pipi Sienna dan air matanya langsung mengalir.Sienna terkejut karena ini pertama kalinya dia melihat Jero menangis.Jero juga tahu reaksinya terlalu berlebihan, tetapi dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Dia mengangkat untuk menyeka air matanya, tetapi air
Jacob yang menggendong Sienna sudah masuk ke dalam mobil, sedangkan Jero mengemudi mobil dengan hati-hati dan mata yang terasa panas. Dia melirik ke kaca spion dan melihat Sienna yang bersandar di pelukan Jacob."Uhuk uhuk uhuk." Pada saat ini, terdengar suara Sienna yang sudah sadar.Jacob segera mengangkat tangannya dan menepuk punggung Sienna. "Sienna, bagaimana perasaanmu?"Saat membuka matanya, Sienna merasa pandangannya kabur dan merasa hatinya sangat dingin. Kegelapan dan kedinginan itu membuat bibirnya bergetar. Saat merasa Jacob berada di sisinya, dia baru merasa lebih hangat. Dia merapat erat ke dalam pelukan Jacob, seolah-olah ingin bersatu dengan Jacob. "Jacob ...."Jacob merasa hatinya sakit dan marah pada dirinya sendiri. Jelas-jelas dia sudah berjanji akan melindungi Sienna, tetapi dia kembali membiarkan Sienna masuk ke dalam bahaya seperti ini. "Tidak apa-apa, Sienna. Kamu sudah aman sekarang."Sienna hanya menganggukkan kepala dan tidak ingin mengatakan apa-apa lagi ka
Orang-orang itu kembali saling memandang setelah mendengar perintah Jero. Namun, mereka tidak berani menyinggung Jero, sehingga terpaksa mengeluarkan kunci dan membuka kandang itu.Jero mengeluarkan Sienna dari dalam kandang dengan hati-hati, lalu menepuk wajah Sienna. "Sienna? Sienna?"Sienna tetap tidak sadarkan diri. Dia pingsan karena terlalu lama menahan napas dan kekurangan oksigen.Jero segera membaringkan Sienna di atas perahu dengan posisi datar dan menekan titik akupresur di atas bibir Sienna. Saat menyadari perahu masih terdiam di sana, dia kembali berteriak, "Cepat dayung perahunya kembali ke daratan!"Orang-orang itu segera mulai mendayung perahunya.Begitu perahu tiba di tepi, Jero langsung menggendong Sienna dan berencana membawa Sienna ke rumah sakit.Helikopter Jacob juga mendarat di halaman belakang sampai suaranya yang keras membuat Arlo dan Lily menyadarinya.Arlo langsung keluar dan mengernyitkan alis saat melihat Jacob. Dia berpikir dia masih belum pergi mencari p