Willow pun pergi dari rumah sakit. Sementara itu, Sienna mengikuti kedua pengacara itu, tetapi kepalanya terus memikirkan tentang Harris. Entah kapan ayahnya baru akan sadar.Para pengacara itu membawa Sienna ke taman di dekat sana yang tenang dan cocok untuk mengobrol. Begitu duduk, Sienna langsung melihat Tania yang sedang membuat sketsa di taman.Tania juga melihat Sienna dan langsung melangkah mendekatinya. "Penny! Sudah lama nggak ketemu!" sapa Tania.Sienna mengangguk pelan dan berkata sambil tersenyum, "Kamu sedang menggambar sketsa lagi, ya?"Tania menghela napas dan menjawab, "Iya. Sebenarnya aku mau menemui sepupuku, tapi jadwalnya sangat padat belakangan ini. Dia bahkan nggak punya waktu untuk bertemu denganku," keluh Tania.Setelah itu, Tania melirik kedua orang berpakaian rapi di sebelah Sienna dan mengernyit. Mengapa rasanya dia pernah melihat mereka sebelumnya?"Penny, sepertinya kamu sedang sibuk, aku tinggal dulu ya. Aku akan menggambar sebentar. Kalau kamu ada waktu l
Junando menggigit bibirnya hingga berdarah karena kesal. Saat memikirkan wajah dan tubuh Sienna, sekujur tubuhnya terasa panas. Namun, area itu tidak lagi bisa menegang. Hal ini sangat kontras dengan seluruh tubuhnya yang terasa sensitif dan panas.Junando meraung marah dan menjatuhkan semua barang di meja ke lantai. Saat ini, dia berada di vila Keluarga Winata. Nanda yang mendengar suara bising pun berjalan masuk. "Kak, kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanya Nanda.Junando mencibir dan berkata dengan sorot mata dingin, "Pokoknya, aku harus mendapatkan Sienna. Aku bakal menggunakan berbagai alat untuk mempermalukannya sampai mati! Hanya dengan begitu, aku bisa meredakan amarahku!"Mata Nanda seketika berbinar. Kakaknya menginginkan Sienna dan dirinya mendambakan Jacob. Tahu begitu, keduanya bisa bekerja sama dari awal."Kak, kamu bisa membuat Sienna salah paham dulu. Aku memintamu mencari pengawal Keluarga Prawira untuk menanganinya supaya dia salah paham kalau Elena yang melakukan ini. Sete
Tubuh yang tegang seketika menjadi rileks. Awalnya Sienna masih agak tidak nyaman, tetapi dia merasa lega begitu melihat sifat Jacob yang kembali seperti dulu."Setelah pindah, belakangan ini tidurku jadi nyenyak," ucap Sienna.Jacob kembali membuka berkasnya sembari berkata, "Baguslah kalau begitu."Tania yang duduk di sebelah mereka berdua hanya celingak-celinguk. Dia tidak tahu apa ini hanya perasaannya saja, tetapi dia merasa mereka berdua seperti sedang menyembunyikan sesuatu."Penny, nanti Kak Jacob akan menemani Kak Elena. Setelah Kak Jacob turun dari mobil, kamu ikut aku berkeliling saja. Pemandangan di sekitar sana sangat indah. Hehe, keluargaku memang kaya, tapi aku nggak punya banyak waktu untuk bermain bersama teman-teman. Kalau kamu merasa nggak nyaman, kita pergi makan saja."Tania benar-benar menyukai Sienna karena dia pintar melukis, cantik, dan berkarakter baik. Alangkah baiknya jika Sienna yang akan menjadi kakak iparnya. Sayangnya, Jacob mencintai Elena.Elena juga l
Sienna agak kaget. Rowen memang sedang di luar negeri sekarang. Dia sedang sibuk menghadiri seminar dan belum kembali dari luar negeri untuk sementara waktu .Rowen tidak pernah membahas hal ini dengan Sienna. Tidak disangka Elena juga belajar melukis.Sienna tiba-tiba teringat Jimmy pernah mengatakan bahwa Jacob memiliki prestasi di bidang seni. Tidak heran jika Elena juga seorang pelukis. Jika tidak, bagaimana mereka berdua bisa bersama sampai sekarang?"Penny, alangkah baiknya kalau Kak Jacob bercerai dengan istrinya yang sekarang. Aku berharap kamu yang menjadi kakak iparku," celetuk Tania.Sienna awalnya sedang mengamati salah satu kepiting raja, tetapi begitu mendengar ucapan Tania, dia segera menyangkal, "Jangan bicara sembarangan."Tania menjulurkan lidahnya, lalu menimpali, "Hanya ada kita berdua di sini. Aku hanya mengungkapkan pendapatku saja. Tapi, Kak Jacob mencintai Elena. Nggak lama setelah bercerai nanti, Kak Jacob mungkin akan menikahinya. Entah kapan mereka akan menik
Elena menoleh ke arah Jacob sembari berkata, "Jacob, aku ke sana dulu, ya."Jacob mengangguk, lalu pergi menghampiri Benny. Benny adalah pewaris Keluarga Tanzel. Keluarga Tanzel bergerak di bidang pembuatan senjata yang berada langsung di bawah pengawasan para petinggi. Keluarga Tanzel juga merupakan keluarga kelas atas terkaya.Benny memiliki karakter pemurung dan mudah tersinggung. Dia tidak memiliki banyak teman yang bisa diajak bicara. Kebetulan, Jacob dan Wiandro ada di dalam lingkaran pertemanannya.Ketika Jacob duduk disebelahnya, Benny berkata sambil mencibir, "Aku benar-benar nggak tahu apa yang kamu sukai darinya." Wiandro dengan cepat menyenggol Benny dengan sikunya, lalu berucap, "Kenapa kamu berkata seperti itu? Apa kamu kira semua orang sepertimu yang nggak suka pada wanita mana pun? Jacob sudah mengenal Elena sejak kecil. Yang satu berbakat, yang satu cantik. Mereka berdua sangat cocok."Benny hanya menanggapi dengan senyuman sembari menggoyangkan gelas bir yang ada di
Kali ini, Sienna datang tanpa membawa pakaian. Sekarang bajunya basah kuyup. Nanti dia tidak punya baju yang bisa dipakai lagi.Sienna yang sangat kesal ingin berenang ke tepi, tetapi Mike malah merangkul pinggangnya dan menariknya kembali. Mike berkata, "Penny, kalau aku nggak membawamu kemari, apa kamu pikir Elena dan Yuliana akan melepaskanmu? Tadi, mereka berdua menghujatmu di grup sosialita."Namun, orang yang mereka hujat adalah istri Jacob. Tubuh Sienna menegang, dia berucap sembari menyipitkan matanya, "Kalaupun begitu, kamu juga nggak perlu menarikku masuk ke kolam."Mike menarik Sienna masuk ke kolam karena mempunyai tujuan sendiri. Dia ingin melihat penampilan Sienna yang basah kuyup. Terlihat jelas efeknya cukup bagus.Mike mendekati Sienna dan berbicara di samping telinga Sienna dengan nada menggoda, "Selain itu, seharusnya Elena masih belum tahu kamu itu istrinya Jacob, 'kan? Tapi, dia sudah berniat mencari masalah denganmu karena kamu itu desainernya Jacob. Kalau kamu be
Baju tidur ini disiapkan oleh Tania dan kamar ini berada di seberang kamar Tania. Tubuh Sienna terasa panas. Mungkin karena dia terkena flu setelah ditarik ke kolam. Sekarang, dia ingin minum.Namun, sesudah mencari di kamar, Sienna tidak menemukan air. Jadi, dia pun keluar.Sienna membawa kartu kamarnya. Baru berjalan sebentar saja, dia merasa makin pusing. Sienna merasa sangat panas dan haus. Seperti ada sesuatu yang perlahan-lahan membuatnya tidak sadar.Sienna menggoyang-goyangkan kepalanya. Dia merasakan angin sejuk berembus dari balkon kecil di samping yang meredakan kegelisahannya untuk sementara waktu. Namun, ini saja tidak cukup, dia menginginkan lebih banyak lagi.Sienna membuka pintu. Dia mengernyit saat merasakan keberadaan seseorang. Begitu menoleh, Sienna melihat seorang pria tampan sedang duduk di balkon kecil ini.Balkon ini berbeda dengan balkon yang tadi. Balkon tadi sangat besar sehingga bisa melihat hampir semua pemandangan di bawah. Namun, balkon kecil ini memang c
Kedua kaki Sienna melingkari pinggang Jacob. Namun, Sienna yang kurang mahir hanya merangkul leher Jacob sambil berujar, "Um, gatal."Napas Jacob yang terasa panas berembus di leher Sienna, lalu merasuki tubuhnya dan membangkitkan hasrat yang tak tertahankan. Sementara itu, Jacob sudah sangat terangsang karena digoda Sienna. Dia mencengkeram pinggang Sienna dan menyahut dengan suara yang serak, "Jadi? Aku bantu kamu hilangkan rasa gatal itu?"Jacob tidak pernah menyangka suatu hari dia bisa melontarkan kata-kata yang menggoda seperti ini.Sienna menjawab, "Suamiku, kamu sangat baik." Dia membenamkan kepalanya ke leher Jacob dan sama sekali tidak tahu apa yang dikatakannya.Di lantai bawah, banyak orang yang lewat, tetapi Jacob hanya fokus memeluk wanita di hadapannya. Sienna yang dicium Jacob terus mendesah. Seketika, Sienna tidak sanggup mengeluarkan suara apa pun lagi. Dia kehabisan napas.Sienna mengedipkan matanya dan dia tampak linglung. Sienna hanya merasa dirinya seperti tenggel