Elena tersenyum sinis sembari berkata, "Aku akan makan malam dengan Jacob sekarang, kamu." Dia menunjuk ke arah pembantunya, lalu memerintahkan dengan nada yang sangat dingin, "Setelah dua jam berlalu, hubungi aku. Kalau dia nggak menemukan kucingnya, aku akan memberinya pelajaran!"Setelah mengucapkan itu, Elena langsung berbalik dan kembali ke mobil mewahnya. Begitu dia pergi, Sienna pun menoleh ke arah pembantu itu. Dia tidak menyangka bahwa masalah ini bisa diselesaikan dengan mudah. Kini, dia merasa agak bersalah, tetapi masih tidak lupa untuk mengingatkan Sienna, "Kamu sebaiknya segera mencarinya."Sienna merasa sangat lucu. Apakah semua orang menganggap dirinya mudah ditindas? Dia tidak menghiraukan pembantu itu dan langsung naik ke mobilnya sendiri. Barusan, Elena pergi ke arah Vila Cahwana berada. Dia mengaku akan makan malam bersama Jacob.Sementara itu, Daria juga tiba-tiba mengirimkan pesan padanya. Jelas bahwa dia ingin membiarkan Jacob menegaskan posisi Elena di hadapanny
Pandangan Elena tertuju pada Rina, lalu dia mengernyitkan alisnya sedikit. "Aku sudah duduk begitu lama, tapi kenapa nggak dijamu dengan teh hangat? Apakah Vila Cahwana nggak punya air panas di malam ini?" sindir Elena.Ini adalah kritik Elena terhadap kinerja buruk dari Rina sebagai pembantu. Rina secara refleks melihat ke arah Jacob. Kini, pria itu duduk di samping Elena dengan lengannya yang digandeng. Lantaran masih demam, wajahnya tampak sedikit pucat, tetapi itu tidak mengurangi ketampanannya.Jacob duduk di samping, sementara Elena mendekatinya sekarang. Rina sangat marah, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika pergi ke dapur, dia diam-diam mengirim pesan teks kepada Sienna saat sedang menyeduh teh.[ Nona Sienna, sebaiknya kamu pulang ke Vila Cahwana. Tuan membawa seorang wanita kembali dan mereka terlihat sangat mesra. ]Saat ini, Sienna sudah kembali ke Kompleks Mawaria dan sama sekali tidak ingin terlibat dalam urusan Vila Cahwana. Rina menyeduh teh, lalu membawakannya ke
Darwo berjalan menuju sofa dan duduk di sana, sementara Rina membawakan segelas teh untuknya dengan senang hati. Dia menerima tehnya, lalu mengangkat penutup teh.Kemudian, Darwo mulai berbicara dengan suara yang tegas, "Seharusnya, Nona Elena tahu bahwa Jacob sudah menikah. Vila Cahwana bahkan adalah hadiah pernikahan yang aku berikan kepada Sienna. Bisa-bisanya kamu datang kemari dan berperilaku sesuka hati, apakah Keluarga Prawira tidak pernah mengajarkanmu tentang etika dan moral?"Elena menjelaskan, "Kakek, aku ...." Darwo segera menyela, "Diam, jangan memanggilku kakek!" Dia meletakkan gelas tehnya, lalu melihat Elena dengan pandangan tajam."Cepat hubungi orang tuamu sekarang. Aku ingin Keluarga Prawira datang sendiri untuk menjemputmu. Karena orang tuamu nggak pernah mengajarimu untuk jangan menjadi pelakor, apalagi pada usia yang masih begitu muda, aku akan menggantikan mereka untuk memberimu pelajaran di malam ini," ucap Darwo.Mata Elena langsung memerah dan air matanya men
Usai mengucapkan kata-kata itu, Darwo memegangi dadanya yang terasa sakit. Langkah Jacob langsung terhenti. Dia buru-buru memapah sang kakek."Jangan marah, Kakek. Aku akan meneleponnya sekarang," ujar Jacob. Dia membantu Darwo duduk di sofa, tetapi Darwo memelototinya dengan tajam."Jangan kira aku nggak tahu kenapa kamu bersama Elena. Paling-paling itu masalah nafsu," kata Darwo dengan galak.Tanpa menjawab, Jacob perlahan menepuk punggung kakeknya. Dia bertanya, "Kakek, sudah lebih baikan belum?"Darwo menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Kalau kamu benar-benar peduli padaku, jangan membuatku marah. Sienna itu istri yang kupilih untukmu. Setelah kamu mengenalnya dengan baik, kamu bakal tahu kalau dia itu gadis yang pantas dicintai."Jacob tetap tidak menjawab Darwo, dia tidak peduli sepantas apa Sienna untuk dicintai.Darwo berangsur-angsur merasa lebih baik dan menepis tangan Jacob. "Hubungi Sienna. Kalau lain kali kamu ketahuan berbuat hal-hal konyol begini, lihat saja gimana a
Malam itu, Sienna tidur sangat nyenyak sehingga suasana hatinya jadi jauh lebih baik. Hal pertama yang dilakukannya begitu bangun tidur adalah menyalakan ponselnya. Sebuah notifikasi panggilan tak terjawab dari Jacob muncul di ponselnya. Terlebih lagi, itu adalah nomor pribadinya. Sienna mengernyit, mungkinkah pria itu dipaksa oleh Darwo lagi?Sambil mandi, Sienna mengirimi Jacob pesan.[ Ada apa? ]Saat ini, Jacob telah tiba di Grup Yuwono. Setelah lewat semalam, Sienna baru mengiriminya pesan berupa dua kata singkat. Jika dibandingkan dengan situasi menegangkan tadi malam, sikap Sienna yang seolah-olah menunjukkan dirinya tidak terlibat sungguh menjengkelkan.Namun, emosi Jacob tidak mudah terpancing hanya karena seorang wanita. Dia langsung menghapus pesan itu. Berhubung Darwo sudah tidak memperhitungkan masalah ini, dia tidak perlu menghubungi wanita ini lagi.Sienna tidak berharap Jacob akan menjawab pesannya. Bagaimanapun, dia mengirim pesan itu dengan nomor pribadi. Mungkin pria
Yuliana yang sangat lihai dalam hal ini menyahut, "Tenang saja, Kak Elena. Aku janji akan menyelesaikan tugasmu ini dan membuat wanita itu malu habis-habisan."Elena mencibir. Sosok wanita itu pada dasarnya memang sudah memalukan. Setelah ini, reputasinya akan makin hancur!Yuliana segera melaksanakan perintah sepupunya. Tak lama kemudian, tersiar rumor tentang hal ini di beberapa grup yang Yuliana ikuti.[ Pasangan Jacob selalu bersenang-senang dengan pria lain setiap malam. Kudengar Jacob juga nggak menganggap keberadaan wanita ini. ][ Masa sih? Apa Pak Darwo nggak memedulikan hal ini? Bukankah dia yang memilih istri Jacob ini? ][ Haha! Pak Darwo hanya menahannya karena wanita itu pernah menyelamatkan nyawanya. Sebenarnya, Pak Darwo juga nggak berharap cucunya menderita begitu. Dia mungkin sudah memikirkan cara untuk memberikan uang pada wanita itu, lalu menendangnya keluar dari Keluarga Yuwono. ][ Benar juga. Mana mungkin wanita seperti itu bisa dibandingkan dengan Elena? Nggak h
Willow pun pergi dari rumah sakit. Sementara itu, Sienna mengikuti kedua pengacara itu, tetapi kepalanya terus memikirkan tentang Harris. Entah kapan ayahnya baru akan sadar.Para pengacara itu membawa Sienna ke taman di dekat sana yang tenang dan cocok untuk mengobrol. Begitu duduk, Sienna langsung melihat Tania yang sedang membuat sketsa di taman.Tania juga melihat Sienna dan langsung melangkah mendekatinya. "Penny! Sudah lama nggak ketemu!" sapa Tania.Sienna mengangguk pelan dan berkata sambil tersenyum, "Kamu sedang menggambar sketsa lagi, ya?"Tania menghela napas dan menjawab, "Iya. Sebenarnya aku mau menemui sepupuku, tapi jadwalnya sangat padat belakangan ini. Dia bahkan nggak punya waktu untuk bertemu denganku," keluh Tania.Setelah itu, Tania melirik kedua orang berpakaian rapi di sebelah Sienna dan mengernyit. Mengapa rasanya dia pernah melihat mereka sebelumnya?"Penny, sepertinya kamu sedang sibuk, aku tinggal dulu ya. Aku akan menggambar sebentar. Kalau kamu ada waktu l
Junando menggigit bibirnya hingga berdarah karena kesal. Saat memikirkan wajah dan tubuh Sienna, sekujur tubuhnya terasa panas. Namun, area itu tidak lagi bisa menegang. Hal ini sangat kontras dengan seluruh tubuhnya yang terasa sensitif dan panas.Junando meraung marah dan menjatuhkan semua barang di meja ke lantai. Saat ini, dia berada di vila Keluarga Winata. Nanda yang mendengar suara bising pun berjalan masuk. "Kak, kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanya Nanda.Junando mencibir dan berkata dengan sorot mata dingin, "Pokoknya, aku harus mendapatkan Sienna. Aku bakal menggunakan berbagai alat untuk mempermalukannya sampai mati! Hanya dengan begitu, aku bisa meredakan amarahku!"Mata Nanda seketika berbinar. Kakaknya menginginkan Sienna dan dirinya mendambakan Jacob. Tahu begitu, keduanya bisa bekerja sama dari awal."Kak, kamu bisa membuat Sienna salah paham dulu. Aku memintamu mencari pengawal Keluarga Prawira untuk menanganinya supaya dia salah paham kalau Elena yang melakukan ini. Sete