Sienna digantung sampai pagi. Tidak ada orang yang menemui Sienna. Di dalam ruangan hanya tersisa Sienna dan jasad yang tergeletak di lantai.Cahaya matahari terpancar dari jendela. Pintu ruangan tiba-tiba dibuka. Seseorang berjalan masuk, lalu memotong tali yang mengikat Sienna dengan pisau. Orang itu berkata dengan dingin, "Ini pesan yang ditinggalkan anak itu kepadamu. Dia sudah mati dibakar."Selesai bicara, orang itu langsung pergi. Sienna hanya berdiri di tempat dan tidak melontarkan sepatah kata pun. Pikirannya sangat kacau.Setelah beberapa detik, Sienna baru mengejar orang itu dan bertanya, "Bukannya kalian sudah dapatkan stempel itu?""Siapa suruh anak itu begitu berisik?" timpal orang itu. Kemudian, dia naik ke mobil.Terdapat abu dan tulang belulang di dekat sana. Sienna hampir pingsan saat melihat tulang belulang itu. Namun, dia harus bertahan. Sienna sudah dilepaskan, jadi dia harus segera pergi.Api yang membakar jasad masih berkobar. Sienna menendang abu yang masih men
Sebelum pergi, Timothy melihat abu itu lagi. Kegusaran yang dia rasakan seperti kutukan yang terus terngiang-ngiang di benaknya. Selain membunuh, Timothy jarang merasakan hal seperti ini.Timothy tidak ingin mencari tahu alasannya lagi. Dia sudah cukup berbaik hati membiarkan Sienna hidup.....Sementara itu, Sienna pingsan setelah berjalan sejauh 1 kilometer. Sekujur tubuhnya terasa sakit. Bahkan, dia mulai demam. Tubuh Sienna terasa panas.Seseorang merangkul pinggang Sienna, tetapi Sienna tidak mampu membuka matanya untuk melihat orang itu.Ketika terbangun, Sienna sudah berbaring di atas tempat tidur. Sekarang sudah sore. Sienna sedang diinfus.Sienna mengernyit dan ingin mencabut jarum infus. Tiba-tiba, pintu kamar dibuka dan Deshton berjalan masuk.Tubuh Sienna menegang. Dia mengamati Deshton, apa Deshton sudah pulih? Deshton duduk di kursi dan bertanya, "Apa kamu sudah enakan?"Sienna bertanya balik, "Kamu sudah pulih?"Terdapat bekas luka di dahi Deshton. Seharusnya semalam dia
Sienna berusaha menenangkan dirinya. Dia melihat Deshton berjalan masuk. Sienna langsung memejamkan matanya untuk menghindari bertatapan dengan Deshton.Deshton tahu Sienna tidak tidur. Dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan darah di punggung tangannya.Awalnya Sienna hanya berpura-pura tidur. Akhirnya, dia benar-benar terlelap.Di sisi lain, Jacob masih memakai jubah hitam dan berdiri di depan sangkar yang mengurung Risky. Seorang pria tua duduk di bagian paling depan. Dia adalah Galang.Galang yang mengenakan pakaian berwarna hitam tampak berwibawa. Dia terus memandangi Risky. Kala ini, Risky yang dikurung di dalam sangkar sama sekali tidak bersuara.Pria yang sebelumnya dilawan Risky terlihat sangat bangga sekarang. Dia mulai memanas-manasi Galang, "Kakek, kalau stempel kepala keluarga itu nggak diambil kembali, aku takut Risky sudah menyerahkannya kepada orang lain."Galang memandang Risky dengan dingin sembari bertanya, "Stempel kepala keluarga ada di mana?"Risky mendongak,
Begitu Galang pergi, hanya tersisa Jacob dan Risky di dalam ruangan. Galang adalah orang yang teliti. Semalam dia menyuruh bawahan untuk berjaga di luar tempat tinggal Jacob.Galang mengatakan dia ingin melindungi Jacob, tetapi sebenarnya dia berniat mengawasinya. Galang menginginkan obat itu. Sekarang Galang merasa gelisah setelah kehilangan obat itu. Namun, dia tidak akan menyakiti Jacob.Setelah pintu ruangan ditutup, Risky berdiri dan menepuk debu di lututnya. Dia bertanya, "Jacob, kapan kamu berencana bertindak?"Jacob memandang ke luar jendela. Beberapa jam lagi, langit sudah gelap. Jacob mengungkap lokasinya kepada orang-orang yang ingin membunuhnya. Sebenarnya, dia tahu orang-orang itu adalah utusan K.Tidak disangka, utusan K bisa masuk ke Pulau Sangkar. Namun, sudah jelas K mengkhawatirkan sesuatu. Jika tidak, K pasti sudah meledakkan seluruh pulau. Untuk apa dia bersusah payah menyuruh orang untuk membunuh Jacob?Malam ini, utusan K pasti akan bertindak setelah tahu lokasi J
Hans juga duduk di kursi malas di sebelah Ed. Yang dipegangnya bukan anggur merah, melainkan sampanye yang biasanya diminum untuk merayakan sesuatu. "Ed, kalau aku menjadi kamu, aku akan langsung meledakkan seluruh pulau ini."Dia selalu tidak suka membiarkan sesuatu yang akan menjadi masalah bagi dirinya, tetapi dia menghormati semua keputusan Ed. Mereka adalah saudara kembar dan dia juga sudah terbiasa menjadi bayangan Ed.Ed menempelkan gelas anggur di bibirnya dan meminumnya dengan santai. "Kalau begitu, nggak akan menarik. Timothy juga seharusnya masih ada di dalam pulau itu. Kalau aku membunuhnya, situasi di organisasi pasti akan menjadi lebih rumit."Meskipun Tetua Ketiga sudah tertangkap, Tetua Pertama masih dalam keadaan baik-baik saja. Kedua pria tua keras kepala ini dan Timothy yang selalu bersembunyi di Pulau Sangkar berada di pihak yang sama, sedangkan K hanya memiliki dukungan dari tujuh tetua.BK adalah organisasi yang sangat kuat. Jika ketiga tetua ini bersatu untuk mel
Setelah menatap Ed beberapa menit, Luna akhirnya tersenyum. "Apa kamu mempelajari semua keahlian ini dan menjadi lebih kuat hanya untuk menyiksa orang lain?""Bibi Luna, aku ...." Ed merasa tidak terima. Makhluk yang lemah seperti itu sudah mati, mengapa Luna harus begitu marah lagi?"Berlutut." Luna hanya mengucapkan satu kata ini dengan ekspresi yang muram."Kamu tahu kenapa aku selalu nggak mau mengajarimu ilmu medis? Karena kamu nggak punya belas kasih pada yang lemah. Kamu bahkan merasa sangat senang saat orang lain ketakutan. Kamu ini anak yang terlahir dengan sifat jahat," kata Luna.Kata terlahir dengan sifat jahat ini seolah-olah terukir di kedalaman hati Ed. Dia bahkan selalu mendengar suara Luna bergema di telinganya setiap kali terbangun di tengah malam.Mengingat Luna sudah berani mengatakan dia terlahir dengan sifat jelek, Ed justru ingin mempelajari ilmu medis dan bahkan bertekad menjadi yang terbaik. Bukan hanya itu, dia bahkan memiliki pemikiran yang lebih gila yaitu d
Pertempuran masih berlanjut di dalam pulau, sedangkan Jacob membawa Risky pergi.Risky sama sekali tidak terluka dan berlari mengikuti di belakang Jacob dengan napas terengah-engah. "Jacob, kamu berniat untuk pergi menemui kekasihmu itu sekarang?""Ya," jawab Jacob dengan nada yang sangat dingin.Mendengar suara tembakan di luar, Jacob menunjuk ke sebuah jalan yang tersembunyi dan berkata, "Lewat sini."Selama beberapa hari ini, Jacob sudah mengenali setiap sudut di sekitar tempat ini.Setelah berlari sebentar, Risky merasa suara tembakan sudah mulai menjauh.Jacob berdiri di tengah jalan dan bertanya pada seseorang yang bersembunyi di kegelapan. "Dia ada di mana?""Tuan Jacob, kami sudah mendapatkan kabar tentang Nona Sienna sepuluh menit yang lalu. Silakan ikuti jalan ini," jawab orang itu.Orang-orang yang bersembunyi di kegelapan ini adalah pasukan yang dapat digerakkan dengan stempel kepala Keluarga Wibowo. Risky memberikan stempel kepala keluarga ini pada Jacob, sehingga sekarang
"Aku akan kembali hidup-hidup," kata Jacob. Dia memerintahkan yang lainnya untuk mencari tempat yang aman dan terpencil setelah mengatakan itu, lalu meninggalkan beberapa orang untuk menjaga Risky.Risky yang duduk di tempat itu akhirnya berkata, "Malbo dari Keluarga Sayid yang berada di pulau bagian dalam itu punya hubungan yang cukup baik denganku. Kalau kamu ketemu masalah yang nggak bisa diselesaikan, coba minta bantuannya.""Tapi, aku ingatkan kamu dulu. Kamu sendiri juga pernah pergi ke pulau bagian dalam, jadi kamu pasti tahu orang-orang dari keluarga besar itu sangat egois. Kamu pasti akan mendapat banyak masalah. Soal kekasihmu itu, mungkin nggak akan masalah kalau penampilannya biasa saja. Tapi, kalau dia cantik, orang-orang itu nggak akan membiarkannya begitu saja."Tatapan Jacob langsung menjadi tajam sampai Risky mundur beberapa langkah karena ketakutan dan berkata, "Kenapa kamu memelototiku? Kamu sendiri juga tahu aturan di sini. Orang-orang dari keluarga besar itu bebas
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg