Sienna berusaha menenangkan dirinya. Dia melihat Deshton berjalan masuk. Sienna langsung memejamkan matanya untuk menghindari bertatapan dengan Deshton.Deshton tahu Sienna tidak tidur. Dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan darah di punggung tangannya.Awalnya Sienna hanya berpura-pura tidur. Akhirnya, dia benar-benar terlelap.Di sisi lain, Jacob masih memakai jubah hitam dan berdiri di depan sangkar yang mengurung Risky. Seorang pria tua duduk di bagian paling depan. Dia adalah Galang.Galang yang mengenakan pakaian berwarna hitam tampak berwibawa. Dia terus memandangi Risky. Kala ini, Risky yang dikurung di dalam sangkar sama sekali tidak bersuara.Pria yang sebelumnya dilawan Risky terlihat sangat bangga sekarang. Dia mulai memanas-manasi Galang, "Kakek, kalau stempel kepala keluarga itu nggak diambil kembali, aku takut Risky sudah menyerahkannya kepada orang lain."Galang memandang Risky dengan dingin sembari bertanya, "Stempel kepala keluarga ada di mana?"Risky mendongak,
Begitu Galang pergi, hanya tersisa Jacob dan Risky di dalam ruangan. Galang adalah orang yang teliti. Semalam dia menyuruh bawahan untuk berjaga di luar tempat tinggal Jacob.Galang mengatakan dia ingin melindungi Jacob, tetapi sebenarnya dia berniat mengawasinya. Galang menginginkan obat itu. Sekarang Galang merasa gelisah setelah kehilangan obat itu. Namun, dia tidak akan menyakiti Jacob.Setelah pintu ruangan ditutup, Risky berdiri dan menepuk debu di lututnya. Dia bertanya, "Jacob, kapan kamu berencana bertindak?"Jacob memandang ke luar jendela. Beberapa jam lagi, langit sudah gelap. Jacob mengungkap lokasinya kepada orang-orang yang ingin membunuhnya. Sebenarnya, dia tahu orang-orang itu adalah utusan K.Tidak disangka, utusan K bisa masuk ke Pulau Sangkar. Namun, sudah jelas K mengkhawatirkan sesuatu. Jika tidak, K pasti sudah meledakkan seluruh pulau. Untuk apa dia bersusah payah menyuruh orang untuk membunuh Jacob?Malam ini, utusan K pasti akan bertindak setelah tahu lokasi J
Hans juga duduk di kursi malas di sebelah Ed. Yang dipegangnya bukan anggur merah, melainkan sampanye yang biasanya diminum untuk merayakan sesuatu. "Ed, kalau aku menjadi kamu, aku akan langsung meledakkan seluruh pulau ini."Dia selalu tidak suka membiarkan sesuatu yang akan menjadi masalah bagi dirinya, tetapi dia menghormati semua keputusan Ed. Mereka adalah saudara kembar dan dia juga sudah terbiasa menjadi bayangan Ed.Ed menempelkan gelas anggur di bibirnya dan meminumnya dengan santai. "Kalau begitu, nggak akan menarik. Timothy juga seharusnya masih ada di dalam pulau itu. Kalau aku membunuhnya, situasi di organisasi pasti akan menjadi lebih rumit."Meskipun Tetua Ketiga sudah tertangkap, Tetua Pertama masih dalam keadaan baik-baik saja. Kedua pria tua keras kepala ini dan Timothy yang selalu bersembunyi di Pulau Sangkar berada di pihak yang sama, sedangkan K hanya memiliki dukungan dari tujuh tetua.BK adalah organisasi yang sangat kuat. Jika ketiga tetua ini bersatu untuk mel
Setelah menatap Ed beberapa menit, Luna akhirnya tersenyum. "Apa kamu mempelajari semua keahlian ini dan menjadi lebih kuat hanya untuk menyiksa orang lain?""Bibi Luna, aku ...." Ed merasa tidak terima. Makhluk yang lemah seperti itu sudah mati, mengapa Luna harus begitu marah lagi?"Berlutut." Luna hanya mengucapkan satu kata ini dengan ekspresi yang muram."Kamu tahu kenapa aku selalu nggak mau mengajarimu ilmu medis? Karena kamu nggak punya belas kasih pada yang lemah. Kamu bahkan merasa sangat senang saat orang lain ketakutan. Kamu ini anak yang terlahir dengan sifat jahat," kata Luna.Kata terlahir dengan sifat jahat ini seolah-olah terukir di kedalaman hati Ed. Dia bahkan selalu mendengar suara Luna bergema di telinganya setiap kali terbangun di tengah malam.Mengingat Luna sudah berani mengatakan dia terlahir dengan sifat jelek, Ed justru ingin mempelajari ilmu medis dan bahkan bertekad menjadi yang terbaik. Bukan hanya itu, dia bahkan memiliki pemikiran yang lebih gila yaitu d
Pertempuran masih berlanjut di dalam pulau, sedangkan Jacob membawa Risky pergi.Risky sama sekali tidak terluka dan berlari mengikuti di belakang Jacob dengan napas terengah-engah. "Jacob, kamu berniat untuk pergi menemui kekasihmu itu sekarang?""Ya," jawab Jacob dengan nada yang sangat dingin.Mendengar suara tembakan di luar, Jacob menunjuk ke sebuah jalan yang tersembunyi dan berkata, "Lewat sini."Selama beberapa hari ini, Jacob sudah mengenali setiap sudut di sekitar tempat ini.Setelah berlari sebentar, Risky merasa suara tembakan sudah mulai menjauh.Jacob berdiri di tengah jalan dan bertanya pada seseorang yang bersembunyi di kegelapan. "Dia ada di mana?""Tuan Jacob, kami sudah mendapatkan kabar tentang Nona Sienna sepuluh menit yang lalu. Silakan ikuti jalan ini," jawab orang itu.Orang-orang yang bersembunyi di kegelapan ini adalah pasukan yang dapat digerakkan dengan stempel kepala Keluarga Wibowo. Risky memberikan stempel kepala keluarga ini pada Jacob, sehingga sekarang
"Aku akan kembali hidup-hidup," kata Jacob. Dia memerintahkan yang lainnya untuk mencari tempat yang aman dan terpencil setelah mengatakan itu, lalu meninggalkan beberapa orang untuk menjaga Risky.Risky yang duduk di tempat itu akhirnya berkata, "Malbo dari Keluarga Sayid yang berada di pulau bagian dalam itu punya hubungan yang cukup baik denganku. Kalau kamu ketemu masalah yang nggak bisa diselesaikan, coba minta bantuannya.""Tapi, aku ingatkan kamu dulu. Kamu sendiri juga pernah pergi ke pulau bagian dalam, jadi kamu pasti tahu orang-orang dari keluarga besar itu sangat egois. Kamu pasti akan mendapat banyak masalah. Soal kekasihmu itu, mungkin nggak akan masalah kalau penampilannya biasa saja. Tapi, kalau dia cantik, orang-orang itu nggak akan membiarkannya begitu saja."Tatapan Jacob langsung menjadi tajam sampai Risky mundur beberapa langkah karena ketakutan dan berkata, "Kenapa kamu memelototiku? Kamu sendiri juga tahu aturan di sini. Orang-orang dari keluarga besar itu bebas
Melihat Sienna tetap tidak memakan bubur itu, pembantu itu memelotot dan langsung mengambil mangkuk itu. "Kamu berbarik saja di tempat tidur, di sini nggak ada yang akan melayanimu."Begitu pintu kamar ditutup, Sienna perlahan-lahan turun dari tempat tidur. Untungnya, tubuhnya tidak disuntik dengan obat lain, sehingga dia masih bertenaga. Saat melihat keluar melalui jendela, dia menyadari tempat ini adalah sebuah rumah mewah dengan gunung buatan dan aliran air di luar.Sienna mencoba membuka jendelanya, tetapi tidak bisa. Dia pun pergi ke pintu dan mendorongnya, tetapi pintu tetap tidak bisa dibuka karena terkunci dari luar. Apakah dia dikurung di sini?Untungnya, kamar ini cukup besar dan ada kamar mandi di dalamnya. Sienna pun kembali ke tempat tidur dan hanya bisa menunggu karena dia masih belum jelas dengan situasinya.Sementara itu, Deshton berada di ruang tamu Keluarga Sayid dengan secangkir teh terletak di depannya.Kepala Keluarga Sayid yang sekarang berusia empat puluhan tahun
Namun, bahkan Deshton sendiri juga harus meminta izin dari pengawal di luar pintu jika ingin keluar dari ruangan itu.Saat mendengar suara dinding yang dihancurkan, Sienna langsung duduk di tempat tidur. Salah satu dinding dari ruangan dihancurkan sebesar pintu dan seseorang segera memasang pintu di sana.Melalui pintu itu, Sienna bisa melihat ruangan sebelah yang tampak seperti laboratorium dan dipenuhi dengan botol-botol serta alat-alat lainnya. Sementara itu, Deshton yang mengenakan jas lab putih dan pelindung mata terlihat seperti orang yang beradab.Setelah para pekerja pergi, Sienna pergi ke ruangan sebelah dan menatap Deshton dengan hati-hati. "Kamu ini sebenarnya Deshton atau Desmond?"Sienna bertanya karena Desmond adalah seorang genius dalam penelitian obat-obatan dan sudah melakukan eksperimen sejak berusia puluhan tahun bersama para ahli di lembaga penelitian. Namun, Deshton hanya kepribadian yang dibangkitkan dari hipnotis, tidak mungkin memiliki pengetahuan tentang pembua
Jacob mengernyit. Suara pria ini sedikit familier, mirip Ethan. Namun, seharusnya dia bukan Ethan, melainkan saudara kembarnya.Apa mereka juga datang ke markas penelitian? Jacob tidak berlama-lama di tempat itu. Meskipun bisa mendengar suara, dia tidak bisa melihat situasi di dalam ruangan dengan jelas.Sebagian besar tempat tertutup rapat. Jacob hanya bisa melihat ke luar dari celah. Selain itu, dia tidak menemukan titik penghubung di tempat ini sehingga tidak ada jalan keluar. Dia hanya menemukan titik penghubung di kamar yang ditempatinya.Jacob terus berjalan. Akhirnya, dia menemukan titik penghubung lain yang bisa dibuka. Namun, Jacob tidak langsung membukanya. Dia melihat ke bawah.Jacob melihat kamar yang dikelilingi dinding kaca. Seorang pemuda yang berusia sekitar 18 tahun berbaring di lantai kamar itu.Rambut pemuda itu agak panjang sehingga menutupi sebagian wajahnya. Jacob tidak bisa melihat wajah pemuda itu dengan jelas. Namun, Jacob bisa melihat kalung giok di lehernya.
Sharon mengabaikan sanjungan para staf dan menghampiri orang-orang yang terpilih. Beberapa orang ini sudah kehilangan kesadaran.Sharon sangat puas, lalu tatapannya tertuju pada Jacob. Staf bertanya, "Bu Sharon, ada masalah apa?"Sharon menunjuk Jacob dan menyahut, "Suruh dia ikut aku."Staf tampak dilema. Seharusnya, para staf tidak boleh berpindah ke area lain. Sharon bisa datang karena diberi kebebasan oleh petinggi. Sekarang, Sharon ingin membawa pergi seorang staf."Bagaimana?" tanya Sharon dengan aura yang mengintimidasi.Staf itu berkeringat dingin. Dia menunduk dan menjawab, "Oke. Ini permintaan Bu Sharon. Aku akan segera suruh orang ini ikut kamu."Sharon menegaskan, "Aku mau dia ikut aku sekarang."Staf tersebut tampak ragu-ragu. Akhirnya, dia tidak berbicara lagi. Tatapan Jacob menjadi dingin saat dia mengikuti Sharon. Sepertinya, jabatan Sharon di markas penelitian cukup tinggi.Jacob merasa mengikuti Sharon pergi ke area lain adalah kesempatan yang bagus. Mereka melewati b
"Ed, jangan marah," ucap Hans. Dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya. Hans hanya ingin menyenangkan hati Mae. Dengan begitu, Ed juga ikut senang.Apa Hans membuat masalah lagi? Dia tidak tahu harus berbuat apa. Hans tiba-tiba panik, sepertinya dia akan dimasukkan ke dalam ruang penelitian lagi.Hans memanggil, "Ed ...."Ed merasa suara Hans sangat memusingkan. Dia menarik tangan Hans dengan ekspresi marah. Ed tidak pernah marah kepada Hans, tetapi kali ini dia tidak bisa menahan amarahnya.Ed bertanya dengan ketus, "Kamu berhubungan intim dengannya? Apa yang kamu pikirkan?""Aku ... cuma mau kamu senang," jawab Hans."Kamu merasa aku akan senang?" tanya Ed.Hans tampak kebingungan. Dia terus bertanya-tanya apa Ed tidak senang? Ed tiba-tiba merasa malu. Ekspresinya tidak terlihat lembut lagi.Ed sudah tinggal di ibu kota selama bertahun-tahun. Dia pernah melihat dunia yang penuh dengan intrik. Ed sering menghadapi orang-orang yang licik, tetapi sekarang dia tidak mampu menghada
Ed bertanya, "Bu Mae, markas penelitian membutuhkan genius seperti Luna. Kenapa para petinggi mengizinkannya pergi?"Mae meminum teh, lalu menyahut dengan ekspresi bingung, "Sampai sekarang aku juga nggak paham kenapa Luna bisa pergi. Bahkan, Fredie juga nggak mampu bawa Luna keluar dari markas penelitian. Jadi, aku penasaran dengan Fredie."Mae menambahkan, "Jabatan Fredie di markas penelitian nggak terlalu tinggi. Dia bukan petinggi di sini. Jabatannya hampir setara denganku."Mae hanya termasuk anggota inti markas penelitian. Dia belum mencapai posisi petinggi. Mae tidak bisa membawa seseorang keluar, apalagi Fredie.Ed tidak bisa mencampuri masalah ini, tetapi dia mendengarkan ucapan Mae dengan serius. Mae memijat keningnya dan melanjutkan, "Sharon juga terus mencari masalah denganku. Kali ini, hanya dia yang menolak kamu diangkat menjadi ketua. Bahkan, dia meremehkanku waktu di telepon."Sharon sangat disukai para petinggi. Dia bisa bertindak sesuka hatinya di markas penelitian. S
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke