Jantung Wanda berdegup kencang. Dia ingin menghindar, tetapi Benny berkata, "Untuk apa kamu menghindar? Kalau aku mau, cepat atau lambat aku pasti bisa menciummu."Wanda ingin membantah. Namun, Benny menciumnya lagi dengan intens sehingga dia kesulitan bernapas.Akhirnya, Wanda berkesempatan bicara. Dia memalingkan wajahnya dan berujar, "Pak Benny, aku takut kamu menyalahkanku. Dulu ... kamu nggak pernah cium aku."Wanda merasa sedih saat melontarkan ucapan ini. Mungkin karena wanita memang sensitif. Benny mau berhubungan intim dengan Wanda, tetapi tidak pernah menciumnya. Bahkan, Benny tetap menolak untuk berciuman saat kehilangan kendali.Jadi, Wanda merasa dipermalukan. Dia sangat peduli. Hanya saja, dia terus membujuk diri sendiri untuk mengabaikannya."Aku nggak pernah cium kamu?" tanya Benny. Dia tidak percaya dirinya adalah orang seperti itu.Air mata Wanda mengalir. Hatinya terasa sakit. Benny berlutut di samping kasur Wanda dan menariknya. Dia menyentuh bibir Wanda dan bertany
Jacob tetap menatap Deshton. Dia yang mulai tidak sabar bertanya, "Bagaimana? Apa kamu sudah bertanya pada Desmond?"Deshton mengangkat bahu dan menyahut, "Dia masih tertidur. Entah kapan dia baru bangun."Jacob hampir mengamuk. Tiba-tiba, Cleo berjalan masuk dan melapor, "Jacob, Arlo datang. Dia bilang ingin bicara denganmu.""Aku tidak mau bertemu dengannya," tegas Jacob.Cleo menimpali, "Arlo bilang kalau kamu mau tahu tentang markas penelitian, kamu harus setuju menikah dengan Lily. Arlo tahu lokasi markas penelitian."Tubuh Jacob menegang. Dia mengira dirinya salah dengar. Mana mungkin Arlo tahu tentang markas penelitian?Jacob langsung pergi menemui Arlo. Kala ini, Arlo sedang duduk di ruang privat. Ekspresinya sangat dingin begitu melihat Jacob.Sekarang Lily menjadi buta dan bisu. Setiap hari, Lily sangat stres. Suasana di kediaman Keluarga Shankar sangat suram dan penyebabnya adalah Jacob. Masalahnya, Lily tetap memanggil nama Jacob meski kondisinya sangat buruk.Arlo berujar,
Setelah mendengar itu, Jacob akhirnya mulai mengerti situasinya. "Jadi, Pak Omar curiga wanita yang pergi ke ibu kota bersamamu menghilang dan yang ikut kembali adalah Yuna yang asli. Ada seseorang di balik Yuna yang memanipulasi semua ini, jadi yang ikut kembali juga bukan putri kandungmu dan wanita yang kamu cintai beserta putrimu menghilang."Omar memijat dahinya dengan menderita dan berkata dengan nada lemah, "Benar. Awalnya aku pikir aku sudah nggak tertarik dengannya dan merasa bersalah. Tapi, setelah tiba-tiba menyadari kebenaran ini, aku merinding. Saat aku ingin mulai menyelidikinya, waktu sudah berlalu terlalu lama dan semua petunjuk sudah terkubur.""Aku kebetulan menemukan informasi tentang BK dan sepertinya Luna berhubungan dengan organisasi misterius ini. Jadi, aku terus memperhatikan BK selama bertahun-tahun ini, tapi anggota mereka terlalu waspada.""Apa Pak Omar menemukan sesuatu?" tanya Jacob.Omar menjawab, "Ada beberapa petunjuk. Ada dua tokoh paling penting di BK,
Ini adalah gerakan Wiandro secara refleks karena dia menerima tugas dari Jacob untuk tidak melewatkan siapa pun di sekitarnya, sehingga dia menatap wajah Ethan secara acak. Setelah melihat sisi kanan setelah Ethan memiringkan kepalanya dan tetap tidak ada, dia baru menghela napas lega.Belakangan ini, Wiandro selalu merasa ada yang aneh saat berhadapan dengan Ethan. Ethan bilang sesekali akan merokok karena sangat stres saat operasi. Namun sekarang tidak sedang operasi, Ethan malah merokok lagi dan caranya juga sangat mahir.Seolah-olah menyadari tatapan Wiandro, Ethan menyelesaikan rokoknya dengan santai dan membuangnya ke tempat sampah di samping. "Wiandro, kamu sudah minum melatonin yang kuberikan padamu?""Belum. Belakangan ini aku sibuk menulis skenario, nggak boleh tidur terlalu nyenyak. Kadang malam-malam akan muncul ide, jadi harus bergadang. Malam ini aku akan meminumnya, skenarionya sudah selesai," jawab Wiandro."Baguslah, jangan lupa untuk istirahat yang cukup," kata Ethan.
Setelah menyerahkan botol itu, Wiandro segera mencari anak orang kaya yang saat itu bercanda tentang tahi lalat Ethan. Dia menelepon orang itu terlebih dahulu, tetapi tidak ada yang mengangkatnya. Dia segera mengemudi ke rumah orang itu, malahan diberi tahu bahwa orang itu masih berada di bar dan belum pulang.Tidak ada pilihan lain, Wiandro pun mulai menelepon satu per satu teman-temannya dan akhirnya mendapatkan informasi tentang keberadaan orang itu. Orang itu berada di Klub Melasti, tetapi sudah pergi sepuluh menit yang lalu. Dia segera pergi ke Klub Melasti dan berniat untuk bertanya pada penjaga pintu tentang kapan orang itu pergi."Sekitar sepuluh menit yang lalu. Dia menerima sebuah telepon, lalu pergi," jawab penjaga pintu.Wiandro mengernyitkan alis dan segera memeriksa rekaman kamera pengawas di sekitar. Namun, sebelum dia mulai memeriksanya, keluarga dari anak orang kaya itu meneleponnya."Dia meninggal. Anakku sudah meninggal ditabrak truk besar."Wiandro langsung merindin
Suasana di rumah anak orang kaya itu dipenuhi dengan tangisan. Jenazahnya sudah dibawa ke kamar mayat dan kabarnya tubuh orang itu sudah terbakar sampai tidak bisa dikenali. Selain itu, orang itu dipastikan tewas karena menyetir dalam keadaan mabuk. Rekaman kamera pengawas juga menunjukkan saat itu orang itu sudah mabuk berat, sepertinya kecelakaan itu adalah ulahnya sendiri.Wiandro tidak masuk ke dalam rumah itu. Dia hanya mencari informasi dari luar dan langsung pergi setelah mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Tepat pada saat itu, Ethan meneleponnya."Wiandro, besok siang aku libur, mau datang ke sini untuk minum-minum?"Wiandro yang sudah menghilangkan kecurigaannya terhadap Ethan langsung menyetujuinya. Dia bahkan berpikir untuk membeli beberapa camilan yang mereka berdua suka saat masih kecil.....Jacob terbangun dari tempat tidurnya dan melihat pemandangan di luar jendela. Dia teringat percakapannya dengan Omar semalam, lalu menelepon Omar. "Pak Omar, apa kamu pernah beker
K mendorong Sienna dan berkata dengan nada datar, "Kamu demam?""Ya," jawab Sienna."Aku akan memapahmu turun. Kamu istirahat di sofa sebentar, aku akan menyuruh seseorang membawakan obat," kata K.Sienna menganggukkan kepala. Saat K membantunya, dia secara refleks lebih mendekat pada K karena ingin melihat ciri-ciri lain dari pria itu dengan lebih jelas. K selalu memberinya perasaan familier dan sekaligus asing, tetapi dia tidak mengerti apa yang sebenarnya dirasakannya. Dia tidak menyadari gerakannya saat ini seolah-olah bersandar pada K.Jari-jari K gemetar dan mendorong Sienna untuk sedikit menjauh. Setelah membawa Sienna turun ke lantai bawah, dia memanggil 003 untuk mengambil obat.Sienna juga menambahkan, "Berikan aku dua butir obat tidur juga, belakangan ini aku susah tidur. Jangan yang mengandung barbiturat, aku alergi parah dan bisa sesak napas."Wajah Sienna terlihat sangat merah dan lemah, sehingga K tidak menolaknya. Setelah meletakkan tangan di kening Sienna dan memastika
Jika 003 kembali mengetuk pintu, kemungkinan besar K akan terbangun. Dia segera mengenakan pakaian dan topeng K. Sebelum masuk ke kamar ini, dia sudah memakai sepatu berhak tinggi agar tubuhnya terlihat lebih tinggi. Meskipun terasa sangat berat saat berjalan, dia harus menyamar dengan sempurna agar bisa keluar dari tempat itu.Sienna segera merapikan pakaiannya dan langsung membuka pintu kamar tepat sebelum 003 hendak mengetuk pintunya lagi.Melihat seseorang yang mengenakan topeng berdiri di depannya, 003 segera menundukkan kepala dengan ketakutan. "Omar sudah kembali ke Armania dan pergi ke arena pertarungan bawah tanah juga. Dia mungkin sudah bekerja sama dengan Jacob. Tuan K, apa kita hanya duduk diam saja?"Sienna menutup pintu di belakangnya dan berjalan melewati 003.003 merasa ada yang aneh, tetapi hanya bisa mengikuti dari belakang karena dia tahu jelas K memiliki kepribadian yang dingin. "Kali ini Omar terluka sedikit saat bertarung dengan orang-orang kita."Sienna terus ber