Namun, ruang di mobil begitu sempit. Ke mana Wanda harus bersembunyi? Dia segera menarik tirai di kedua sisi untuk memastikan tidak ada yang bisa melihatnya. Kemudian, dia baru menghela napas lega. Yang penting adalah dirinya tidak tertangkap basah.Namun, tindakan Wanda ini jelas-jelas menunjukkan bahwa ada orang di dalam mobil."Lihat! Yang kubilang benar, 'kan? Jalang itu benar-benar ada di mobil!""Tarik dia turun! Kita harus lihat, jalang mana yang nyalinya begitu besar!""Turun! Jangan sampai aku menghancurkan kaca mobil! Kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu! Turun!"Wanda hanya bisa duduk di dalam mobil, berharap orang-orang itu segera pergi.Namun, wanita yang memimpin itu jelas tidak mau pergi begitu saja. Dia memanggil pengawal dan berkata, "Cari sopir kakakku. Ambilkan kunci mobil kemari. Aku mau lihat penampilan jalang itu."Mata Wanda terbelalak. Ternyata wanita itu adalah adik pria itu? Dia segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon pria itu, tetapi tidak ada
Wanda hanya menunduk tanpa melontarkan sepatah kata pun. Sementara itu, wanita di depannya menginstruksi para pengawal, "Seret dia keluar. Hafal wajahnya. Jangan pernah biarkan dia masuk lagi. Siapa suruh dia merayu kakakku? Kakakku jadi terlambat datang gara-gara dia."Wanda ditarik oleh 2 orang pengawal layaknya seekor anjing yang sudah mati. Dia benar-benar kehilangan harga dirinya.Sementara itu, para nona kaya itu masih tertawa terbahak-bahak."Aku sudah memotret dan merekam wajahmu. Kalau kamu muncul lagi di depan kakakku, aku pasti akan menggunakan foto dan video ini untuk mempermalukanmu," ancam wanita itu.Ketika dilempar keluar oleh pengawal, Wanda merasa seluruh tulangnya seperti remuk. Dia bangkit dengan susah payah dan merapikan pakaiannya yang berantakan.Di sisi lain, para pemuda dari keluarga terkemuka masih bersenang-senang di dalam vila. Orang tua mereka sudah pulang untuk beristirahat, makanya aula menjadi tempat hiburan. Pria itu duduk di tengah meskipun datang terl
Wanda melihat pria itu yang menelepon. Pemuda kaya tersebut berucap, "Kak, ada apa? Kamu mau aku ke sana sekarang? Tapi, aku nggak mau.""Kamu nggak usah urus aku. Di acara keluarga itu, semua orang hanya memperhatikanmu. Nggak masalah kalaupun aku nggak pergi," lanjut pemuda itu.Pemuda kaya itu mendekati Wanda sehingga Wanda gemetaran. Pemuda itu pun tersenyum dan menambahkan, "Lagi pula, aku bertemu wanita cantik di jalan. Aku belum menikmatinya, jadi aku nggak rela melepaskannya."Pria itu terdiam sejenak sebelum bertanya, "Kali ini, kamu mau suruh siapa bereskan masalahmu?"Pemuda yang menggendong Wanda langsung murka. Dia menarik rok Wanda dan menyahut, "Apa maksudmu? Aku bisa bersenang-senang karena lahir di keluarga seperti ini. Kamu sendiri yang nggak mau bersenang-senang, jangan atur aku."Pemuda itu meneruskan, "Jangan kira aku nggak tahu mereka semua menyanjungmu. Kalau bukan karena kekuasaanmu, mereka nggak akan bersedia menjilatmu.""Lepaskan aku!" teriak Wanda sambil ber
Sienna secara refleks ingin mendorongnya. Hanya saja begitu menyadari bahwa itu adalah Jacob, dia perlahan menahan diri.Jacob menopang tubuhnya di kedua sisi Sienna sambil memandang wajahnya dengan saksama. Sienna pun merasa tak nyaman karena terperangkap dalam ruang sempit itu.Jacob mengaku ingin melihatnya dengan teliti dari atas ke bawah, tanpa melewatkan satu bagian pun.Sienna yang merasa tak nyaman segera menutup kakinya dengan canggung. Akan tetapi, ciuman Jacob sudah mulai menyerangnya.Jacob dengan teliti menyentuh setiap bagian dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh Sienna bergetar. Sensasi itu begitu kuat hingga membuatnya mendongak tanpa sadar."Jangan," bisik Sienna sambil mencoba mendorongnya menjauh. Namun, Jacob malah berlutut dengan satu kaki.Sienna mulai menyesal pada akhirnya, terutama saat dirinya diangkat ke meja makan untuk ronde lain, lalu diangkat lagi ke sofa. Dia merasa tubuhnya sedikit lemas dan linglung.Saat Sienna sadar bahwa pria itu akan pergi di mo
Sienna tahu Jacob mengatakan kata-kata itu dengan emosional dan merasa lucu. Namun, dia juga tidak begitu tertarik dengan nyonya Keluarga Shankar.Saat berbaring di tempat tidur malam itu, Sienna tidak bisa menahan diri untuk meringkuk dalam pelukan Jacob. "Aku rasa nyonya Keluarga Shankar itu juga nggak terlalu baik. Bisa melahirkan putri seperti Lily, dia pasti bukan orang yang bisa membedakan mana yang benar dan salah."Jacob masih sibuk membaca dokumen di tangannya, tetapi dia menarik Sienna lebih erat ke pelukannya. "Ya, ibu angkatmu lebih baik."Ini pertama kalinya keduanya membicarakan topik ini, sehingga Sienna pun tidak bisa menahan diri untuk mulai berbicara. "Tentu saja. Ibuku adalah wanita terbaik di dunia. Saat dulu aku dipukul kakek nenek, dia akan menggunakan tubuhnya untuk melindungiku dengan erat dan terus menenangkanku. Kakek nenek lebih ingin cucu laki-laki daripada perempuan, jadi ibuku sering menderita."Namun, mengapa wanita seperti ini bisa terlibat dengan BK? Si
Saat terakhir kalinya hampir tertidur, bibir Jacob terus menggesek bibir Sienna. "Sienna. Sienna."Sienna merasa agak malu, hari ini sungguh terlalu liar."Jangan panggil lagi," kata Sienna dengan suara yang mulai serak, tetapi dia juga merasa sangat bahagia sampai terasa tidak nyata."Aku ingin memanggilmu, memanggilmu beberapa kali lagi. Sienna, aku mencintaimu.""Jacob, aku benar-benar nggak tahan lagi." Kata-kata Sienna sudah terhenti di tenggorokannya.Jacob menatap wajah Sienna yang sudah tertidur dengan tenang. Di luar sedang turun hujan deras dan angin malam bertiup masuk dari celah jendela yang terbuka, sehingga tirai jendela mulai bergoyang. Saat hujan deras itu terus turun, dia mencium setiap inci tubuh Sienna dengan tanpa lelah sampai Sienna yang tertidur pun bereaksi dengan kuat.Setelah Jacob memandikan dan mengeringkan rambut Sienna, itu sudah pukul tujuh pagi keesokan harinya. Hujan deras masih terus turun dan bahkan terdengar suara guntur. Saat menatap wajah Sienna, di
Saat ini, kedua pengawal itu sudah masuk ke dalam mobil dan salah satunya bertugas menjadi sopir. Tuan K tidak berkata apa-apa dan pandangannya tertuju pada jas yang menyelimuti tubuh Sienna yang saat ini tidur dengan sangat nyenyak.Jacob hanya berdiri di tempat. Saat mobil itu sudah menghilang dari pandangannya, tatapannya langsung menjadi tajam. Dia pun bertanya pada Benny di belakangnya. "Di mana Desmond?""Dia sudah dikendalikan. Dia masih enggan untuk menyerahkan cip itu, Kakek Mahib sudah mulai marah."Cip itu adalah benda untuk menyelamatkan nyawa, Deshton tentu saja enggan menyerahkannya. Begitu menyerahkannya, dia tidak akan bisa meninggalkan tempat itu lagi dan hanya bisa hidup di bawah pengawasan Mahib dan kelompoknya.Jacob langsung masuk ke dalam mobilnya sendiri yang berada di samping. "Aku akan minta Desmond dari Kakek Mahib."Benny menyipitkan matanya dan langsung menahan pintu mobil Jacob. "Jacob, kepentingan negara jauh lebih penting daripada urusan pribadi, apa kamu
Setelah berdiri di depan Jacob dan terdiam cukup lama, Mahib baru bertanya, "Kalau suatu hari nanti perilaku Desmond jelas menjadi aneh, apa yang akan kamu lakukan?""Aku akan menembaknya sampai mati.""Meskipun dengan begitu berarti Desmond yang sebenarnya nggak akan pernah kembali lagi? Jacob, setahuku, dulu Desmond juga sangat sayang padamu."Melihat Jacob tidak berkata apa-apa, Mahib yang memegang payung perlahan-lahan berjongkok. "Desmond yang sekarang nggak bisa dikendalikan. Dia enggan menyerahkan cip itu dan kepribadiannya juga menjadi sangat buruk. Kamu nggak mungkin membangunkannya dengan ikatan persaudaraan, dia bahkan berniat membunuhmu.""Dia nggak memiliki perasaan apa pun terhadap Keluarga Yuwono dan negara ini. Jacob, pulanglah. Aku nggak bisa mendukungmu hanya dengan janji kosongmu."Jacob yang berlutut mengangkat kepala dan menatap dengan tatapan yang tajam dan penuh tekad. "Kakek Mahib, kamu masih ingat saat aku berusia 14 tahun? Kamu mengirimku ke Armania dan bilang
Ancaman ini terdengar sangat serius. Arlo tidak berani ke mana-mana dan terpaksa menunggu di depan pintu.Beberapa menit kemudian, langit tiba-tiba mendung. Turun hujan deras. Suasana hati orang mudah terpengaruh oleh cuaca. Tatapan Arlo tertuju pada kejauhan. Dia melihat sebuah mobil mendekat secara perlahan.Setelah mobil berhenti, terlihat Jero turun dari mobil, lalu diikuti Jacob dan Sienna. Ketika melihat Sienna, Arlo naik pitam. "Ngapain kamu kemari? Kamu cari mati ya?"Sienna berdiri di sebelah Jacob. Jacob memayunginya dan merangkulnya dengan penuh cinta kasih. Sementara itu, Jero buru-buru menegur, "Kak! Tenang sedikit!"Jero khawatir Jacob membawa Sienna pergi.Arlo berkata dengan ekspresi dingin, "Jero, jelaskan tujuanmu. Ngapain kamu bawa dia kemari? Dia cuma akan mengotori rumah Keluarga Shankar!"Jero menarik napas dalam-dalam dan berujar, "Kita ke kamar Ayah dulu. Sekalipun kamu nggak bisa menerima, kamu tetap harus mendengarku bicara dengan Ayah."Arlo sungguh berang. D
Hanya saja, wanita ini tidak terlihat lembut seperti Yuna. Ekspresinya agak dingin saat tersenyum. Jaraknya dengan Omar pun sangat dekat.Omar menatap kamera dengan tatapan penuh kelembutan. Wanita itu tidak menggandeng tangan Omar. Tatapannya tenang dan jernih.Arlo seperti dikejutkan sesuatu. Dia mundur beberapa langkah. Sesudah berdiri dengan stabil, dia menghela napas lega.Tadi Arlo merasa sepasang mata itu sangat familier, seolah-olah baru melihatnya dalam waktu dekat ini. Namun, dia tidak bisa ingat di mana.Yuna seperti wanita yang dididik untuk menjadi ibu rumah tangga. Dia mendedikasikan diri untuk keluarganya. Namun, wanita di foto ini berbeda. Dia punya ambisi besar.Arlo melihat sekilas lagi, lalu mengembalikan foto itu ke tangan Omar. Hati Arlo diliputi kesedihan. Awalnya dia ingin pulang ke vila untuk menemani Lily, tetapi sekarang dia hanya ingin tidur di sini.Ketika bangun, ada lebih dari 30 panggilan tak terjawab. Semua dari Lily. Arlo bergegas menelepon. Terdengar t
"Kak, huhuhu .... Sudah jam 12 malam. Kenapa kamu belum pulang? Aku takut sekali. Kak, kamu nggak mau aku lagi ya?" Lily menangis di ujung telepon.Arlo memijat keningnya. "Aku lagi jagain Ayah. Aku pulang agak malam."Nada bicara Lily terdengar hati-hati. "Kak Jero ada bilang sesuatu nggak?"Maksud Lily adalah identitas Sienna. Jero dan Jacob datang untuk menolong Sienna. Apa mungkin mereka sudah tahu identitas Sienna? Jika tidak, kenapa reaksi Jero begitu berlebihan? Jika Arlo tahu, bukankah dirinya akan dicampakkan?"Nggak ada. Jangan pikir yang aneh-aneh.""Kak, kamu bakal berpihak padaku untuk selamanya, 'kan?"Arlo mengernyit, tidak tahu harus bagaimana bereaksi. "Lily, di antara kamu dan Sienna, aku tentu berada di pihakmu. Aku tahu kamu gagal melampiaskan amarahmu. Nggak apa-apa, pasti masih ada kesempatan lain kali."Lily masih merasa gelisah. "Ya sudah, aku percaya padamu, Kak."Setelah mengakhiri panggilan, Lily langsung menelepon pria itu. "Apa Jero dan Jacob sudah tahu ide
Ponsel Jero terus berdering. Pada akhirnya, ponselnya kehabisan baterai. Jelas, Jero lupa akan janjinya dengan Arlo. Dia terus duduk di ruang privat yang paling dekat dengan lantai tujuh.Ketika Jacob membuka pintu dan tersenyum, senyumannya itu hampir membutakan mata Jero.Bagaimanapun, Jero sedang memikirkan cara untuk mengungkapkan identitas kepada Sienna. Setelah melihat senyuman Jacob, Jero pun tahu Sienna setuju melahirkan anak itu."Nggak boleh!" Jero menggebrak meja dan menentang, "Umurnya belum sampai 25 tahun. Atas dasar apa dia harus melahirkan anak untukmu? Jacob, jangan keterlaluan! Kamu nggak kasih mahar, juga nggak adain pesta nikah.""Bahkan, kamu pernah mengusirnya. Sekarang kalian nggak punya akta nikah. Apalagi, kamu adalah buronan sekarang. Kamu malah menyuruhnya melahirkan anak untukmu? Kamu ini nggak punya tanggung jawab sekali."Jacob perlahan-lahan duduk di sebelah. "Kalau begitu, kamu kasih tahu Sienna saja kalau dia adalah putri Keluarga Shankar yang hilang. L
Setelah mobil berhenti di arena pertarungan bawah tanah, Jacob tetap menggendong Sienna sampai ke lantai tujuh. Dia yang meletakkan dagunya di bahu Jacob bisa merasakan aura yang muram dari Jacob.Setelah meletakkan Sienna di atas tempat tidur, Jacob pergi ke kamar mandi untuk mengisi bak mandi dengan air hangat. Namun, meskipun bak mandi sudah terisi penuh, dia tetap berjongkok di samping seolah-olah kehilangan kesadaran.Sienna melirik waktu karena merasa Jacob sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Saat masuk, dia melihat air di bak mandi sudah meluap.Pada saat itu, Jacob baru tersadar kembali, lalu segera bangkit dan mematikan keran air dengan canggung.Sienna yang berdiri di pintu kamar mandi berkata, "Kalau hamil, harus lebih hati-hati saat berendam. Malam ini aku nggak akan berendam."Tubuh Jacob langsung menjadi kaku dan membuang airnya. "Ya. Kalau begitu, kamu mau minum vitamin?"Sienna tidak berbicara dan keheningannya itu membuat Jacob merasa cemas. Namun, dia merasa tida
Telinga Arlo berdengung dan tidak berkata apa-apa.Tubuh Jero pun bergetar. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru bertanya, "Lily menderita, jadi apa Sienna nggak menderita? Dia hampir saja mati malam ini. Kak, kamu akan bodoh begini sampai kapan?"Arlo terdiam di tempatnya karena dia tidak mengerti mengapa Jero tiba-tiba memperlakukannya seperti ini. Sejak kecil, mereka berdua tidak pernah bertengkar. Namun, malam ini bukan hanya bertengkar, Jero bahkan memukulnya.Dia berpikir apa hubungannya penderitaan Sienna dengan Jero, Sienna itu memang pantas mati. Jika bukan karena Jero dan Jacob datang tepat pada waktunya, malam ini mayat Sienna pasti sudah hanyut ke dasar sungai selamanya.Jero merasa tenggorokannya sakit dan sudut mulutnya berkedut. "Kak Arlo, malam ini pergi lihat Ayah. Ada yang ingin aku sampaikan pada Ayah dan juga kamu."Setelah menutup telepon, Arlo mengernyitkan alis dan berpikir apa yang sebenarnya ingin dikatakan Jero.Saat Jero baru saja hendak pergi, Lily yang s
Suasana di ruangan itu menjadi makin sunyi.Jero ingin segera memberi tahu Sienna tentang identitasnya, tetapi dia merasa malu untuk bertemu dengan adiknya ini. Apalagi bekas tamparan di wajah Sienna masih begitu mencolok."Sienna, siapa yang menamparmu?" tanya Jero. Jika ulah para pengawal itu, nanti dia akan menghajar mereka.Sienna menyentuh pipinya yang bengkak dan berkata dengan nada menyindir, "Kamu harus tanya pada kakakmu yang baik itu."Kata-kata ini seolah-olah puluhan tamparan yang langsung menampar wajah Jero. Tubuhnya terasa panas karena hatinya hancur dan merasa malu. Ternyata Arlo yang sudah menampar Sienna, tetapi kakaknya itu tidak pernah memukul wanita. Ujung jari Jero yang bergetar perlahan-lahan menyentuh pipi Sienna dan air matanya langsung mengalir.Sienna terkejut karena ini pertama kalinya dia melihat Jero menangis.Jero juga tahu reaksinya terlalu berlebihan, tetapi dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Dia mengangkat untuk menyeka air matanya, tetapi air
Jacob yang menggendong Sienna sudah masuk ke dalam mobil, sedangkan Jero mengemudi mobil dengan hati-hati dan mata yang terasa panas. Dia melirik ke kaca spion dan melihat Sienna yang bersandar di pelukan Jacob."Uhuk uhuk uhuk." Pada saat ini, terdengar suara Sienna yang sudah sadar.Jacob segera mengangkat tangannya dan menepuk punggung Sienna. "Sienna, bagaimana perasaanmu?"Saat membuka matanya, Sienna merasa pandangannya kabur dan merasa hatinya sangat dingin. Kegelapan dan kedinginan itu membuat bibirnya bergetar. Saat merasa Jacob berada di sisinya, dia baru merasa lebih hangat. Dia merapat erat ke dalam pelukan Jacob, seolah-olah ingin bersatu dengan Jacob. "Jacob ...."Jacob merasa hatinya sakit dan marah pada dirinya sendiri. Jelas-jelas dia sudah berjanji akan melindungi Sienna, tetapi dia kembali membiarkan Sienna masuk ke dalam bahaya seperti ini. "Tidak apa-apa, Sienna. Kamu sudah aman sekarang."Sienna hanya menganggukkan kepala dan tidak ingin mengatakan apa-apa lagi ka
Orang-orang itu kembali saling memandang setelah mendengar perintah Jero. Namun, mereka tidak berani menyinggung Jero, sehingga terpaksa mengeluarkan kunci dan membuka kandang itu.Jero mengeluarkan Sienna dari dalam kandang dengan hati-hati, lalu menepuk wajah Sienna. "Sienna? Sienna?"Sienna tetap tidak sadarkan diri. Dia pingsan karena terlalu lama menahan napas dan kekurangan oksigen.Jero segera membaringkan Sienna di atas perahu dengan posisi datar dan menekan titik akupresur di atas bibir Sienna. Saat menyadari perahu masih terdiam di sana, dia kembali berteriak, "Cepat dayung perahunya kembali ke daratan!"Orang-orang itu segera mulai mendayung perahunya.Begitu perahu tiba di tepi, Jero langsung menggendong Sienna dan berencana membawa Sienna ke rumah sakit.Helikopter Jacob juga mendarat di halaman belakang sampai suaranya yang keras membuat Arlo dan Lily menyadarinya.Arlo langsung keluar dan mengernyitkan alis saat melihat Jacob. Dia berpikir dia masih belum pergi mencari p