Tulip baru memasuki tahun kedua kuliah dan selama ini tinggal di asrama, sehingga dia tidak memiliki banyak barang dan hanya membawa sebuah koper kecil. Matanya bersinar saat melihat vila yang begitu mewah, tetapi dia menyembunyikan emosinya dengan baik dan berdiri di ruang tamu dengan patuh. Saat melihat Jacob turun, dia menundukkan kepala dan menyapa, "Tuan Jacob."Jacob melirik koper Tulip dan melihat Tulip sudah berganti pakaian. Yang anehnya adalah pakaian yang dipakai Tulip sama persis dengan seragam yang dipakai Sienna saat SMA. Itu adalah seragam SMA dari Kabupaten Armana. Seragam dengan sebuah kaos putih sederhana dan celana hitam longgar dengan garis merah di sisinya.Melihat Tulip, Jacob tiba-tiba merasa Sienna saat SMA berdiri di depannya. "Kamu orang dari Kabupaten Armana?"Tulip menganggukkan kepala dan merasa agak malu. "Ya, aku sekolah SMA di Kabupaten Armana."Jacob menundukkan kepala dan berpikir kebetulan sekali.Sementara itu, Tulip tetap berdiri dan tidak berani be
Arlo segera mengendarai mobil menuju Grup Yuwono. Namun, dia diberi tahu Jacob sudah pergi sepuluh menit yang lalu dan saat ini sedang menghadiri upacara pembukaan perusahaan baru. Dia buru-buru mengarahkan mobilnya ke sana, tetapi Jacob tetap tidak ada di sana saat dia tiba di sana. Dia tahu dia sudah dipermainkan dan tatapannya menjadi muram.Namun, Jacob kembali mengirim pesan pada Arlo. [ Pemenangnya bisa menghabiskan malam bersama Lily. Aku sudah menyebarkan informasi ini ke seluruh Armania dan sekarang taruhannya sudah naik sampai enam puluh triliun. Yang akan tampil adalah petarung yang dijuluki gorila, kamu juga tahu fisiknya, 'kan? Kalau Lily jatuh ke tangannya, mungkin nggak akan bertahan lebih dari dua hari. ]Petarung bernama gorila ini sama seperti namanya, tinggi tubuhnya hampir 250 cm dan terlihat sangat besar saat berdiri. Lily adalah wanita yang begitu lemah lembut. Jika Lily benar-benar jatuh ke tangannya, Lily pasti tidak akan bertahan hidup lebih dari semalam.Arlo
Raina menghantam meja dengan keras. "Harusnya dulu aku langsung membunuhnya."Namun sekarang, apa pun yang dikatakan Raina tidak ada gunanya.Ekspresi semua orang terlihat sangat muram. Ada yang menyarankan untuk pergi mengepung Grup Yuwono atau Royal Estate, setidaknya harus bertemu dengan Jacob. Namun, tidak peduli ke mana pun mereka pergi, semua orang bilang Jacob tidak berada di sana dan tidak ada yang tahu di mana Jacob berada.Saat ini, Jacob sedang duduk di Klub Melasti dan masih ada tuan muda dari keluarga lainnya di ruangan VIP itu. Beberapa di antaranya sudah menjadi pewaris keluarganya dan beberapa lagi akan segera menjadi pewaris keluarganya. Kalangan elite di ibu kota selalu terbagi menjadi beberapa tingkatan. Jacob, Benny, Wiandro, dan Ethan termasuk dalam golongan teratas.Sebelumnya, semua orang mengira Jacob akan melepaskan Grup Yuwono demi Sienna, sehingga sikap mereka menjadi aneh. Namun, dalam satu hari, dia berhasil mengakuisisi cabang perusahaan Keluarga Shankar d
Semua orang tidak berani sembarangan berspekulasi dan tidak berani bertanya apa pun juga, mereka hanya duduk di ruangan VIP itu dengan waspada.Benny yang duduk di samping mengernyitkan alis. Dia sudah mengenal Jacob selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin dia tidak tahu ada yang tidak beres dengan Jacob yang sekarang. Jacob tidak menyukai Tulip dan Jacob juga menatap Tulip dengan tanpa emosi sedikit pun. Dia pernah melihat penampilan Jacob saat mencintai Sienna, sehingga dia langsung tahu Jacob tidak menyukai Tulip.Namun, saat Jacob memeluk Tulip dengan erat, ada emosi di mata Jacob. Seolah-olah Jacob sedang menghipnotis dirinya bahwa orang yang dipeluk adalah Sienna. Benny pun meminum minumannya dengan tenang dan tidak mengatakan apa-apa.Pada pukul tujuh malam, Jacob sudah berhasil mengakuisisi 40% saham Perusahaan Hobit yang menjadikannya sebagai presdir baru perusahaan itu. Seluruh media di ibu kota sedang melaporkan peristiwa ini. Bahkan banyak media yang sudah pergi ke depan P
Benny menarik napas dalam-dalam, lalu duduk di seberang dan bertanya, "Kamu yang menyuruh orang menghentikan pengiriman barang Ronald di pelabuhan? Apa kamu tahu siapa mitra Ronald? Keluarga Sondakh!"Keluarga Sondakh berbeda dengan berbagai keluarga kaya di ibu kota. Dari dulu hingga sekarang, keluarga ini tidak pernah bisa dibersihkan. Itu sebabnya, orang awam tidak pernah tahu keberadaan mereka.Keluarga Sondakh punya posisi tinggi di dunia mafia. Mereka juga tidak pernah melampaui batasan ataupun melakukan kejahatan. Itu sebabnya, para petinggi memilih untuk berpura-pura tidak tahu. Bagaimanapun, Keluarga Sondakh bisa membantu mereka mengatasi beberapa hal yang tidak bisa mereka atasi.Kini, Jacob malah menyuruh orang menahan barang milik Keluarga Sondakh. Keluarga Deandra dan Keluarga Sondakh punya hubungan. Jika Jacob terus berkonflik dan kelompok-kelompok itu bersatu untuk membunuhnya, Jacob tidak mungkin bisa menghindar.Itu sebabnya, Benny bisa memahami tujuan Jacob. Pria ini
Jacob menunduk dan menyalakan rokok, lalu membuka pintu ruang privat. Sebelum pergi, dia berkata dengan suara serak, "Kalau aku tahu ada wanita sekejam itu di dunia ini, aku tidak akan sudi pacaran."Ketika melontarkan ini, Jacob merasa tenggorokannya sangat sakit dan panas. Ketika membuka pintu, dia tiba-tiba melihat Suvira.Suvira datang agak terlambat sehingga tidak menyangka bisa bertemu Jacob. Dia memanggil sambil memandang ke dalam, "Jacob."Hanya ada Benny di dalam. Jacob mengenal Suvira. Dia mengangguk dengan tidak acuh, lalu hendak pergi.Sesudah ragu-ragu sejenak, Suvira tiba-tiba memanggil Jacob lagi dan menariknya ke ruang privat, bahkan menutup pintu. Dia berujar, "Jacob, aku cuma akan mengatakan ini sekali."Ketika berbicara, Suvira memandang ke sekeliling untuk memastikan tidak ada CCTV di sini. Sesudah itu, dia berkata, "Waktu kamu memeriksa CCTV di Klub Melasti, aku bertemu Sienna. Dia memakai seragam staf dan seperti menghindari sesuatu.""Yang paling penting adalah d
Pengawal yang digantikan oleh Jacob ini tidak memiliki posisi yang penting sehingga tidak punya tanggung jawab besar. Meskipun demikian, dia pasti jago bertarung. Kalau tidak, mana mungkin dia terpilih.Jacob pergi ke dapur untuk mengambil makanan, lalu menuju ke kamar itu lagi. Pengawal membuka pintu sambil menegur, "Kenapa bengong saja? Cepat masuk."Seisi kamar tampak gelap gulita. Melalui cahaya di koridor, Jacob bisa melihat seorang wanita duduk di depan jendela. Tangan Jacob yang menggenggam nampan sontak menjadi erat. Rasanya, dia ingin sekali menghancurkan seluruh vila ini."Sebentar." Seorang pengawal menatap punggung Jacob sambil mengernyit. Kemudian, dia tiba-tiba bertanya, "Kamu tambah tinggi ya?"Jacob tidak mengatakan apa pun. Sementara itu, pengawal yang satu lagi mengerlingkan matanya sambil berkata, "Matamu pasti jadi rabun karena lembur."Jacob tidak meladeni kedua pengawal itu. Dia langsung masuk dan menutup pintu. Begitu pintu ditutup, kamar kembali menjadi gelap gu
Sampai saat ini, Sienna masih belum bergerak. Makin Jacob mendekat, aroma tubuhnya makin kuat. Sienna membuka mulutnya, tetapi akhirnya menutupnya kembali dan mendorong Jacob.Orang ini tidak mungkin adalah Jacob. Mungkin ada seseorang yang menyamar menjadi Jacob. Namun, saat berikutnya, Jacob tiba-tiba memeluknya.Sienna pun terperanjat. Setelah bereaksi kembali, dia sontak meronta-ronta dan memukul bahu Jacob. "Ah! Ah!"Sienna hanya bisa melontarkan kata singkat itu. Pada saat yang sama, dia terus memukul punggung Jacob.Ketika mendengar suara Sienna, sekujur tubuh Jacob menegang. Dia menatap Sienna dengan tidak percaya.Rasa sakit di hatinya tidak bisa dideskripsikan. Jacob menggenggam bahu Sienna dengan erat lalu bertanya dengan suara serak, "Ada apa dengan suaramu?"Karena terlalu syok dan sedih, Jacob lupa mengubah suaranya. Sienna tentu terkesiap. Dia mengira dirinya berhalusinasi.Jacob? Sienna membelalakkan matanya. Namun, saat berikutnya, dia buru-buru menutup matanya. Jacob
"Ed, jangan marah," ucap Hans. Dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya. Hans hanya ingin menyenangkan hati Mae. Dengan begitu, Ed juga ikut senang.Apa Hans membuat masalah lagi? Dia tidak tahu harus berbuat apa. Hans tiba-tiba panik, sepertinya dia akan dimasukkan ke dalam ruang penelitian lagi.Hans memanggil, "Ed ...."Ed merasa suara Hans sangat memusingkan. Dia menarik tangan Hans dengan ekspresi marah. Ed tidak pernah marah kepada Hans, tetapi kali ini dia tidak bisa menahan amarahnya.Ed bertanya dengan ketus, "Kamu berhubungan intim dengannya? Apa yang kamu pikirkan?""Aku ... cuma mau kamu senang," jawab Hans."Kamu merasa aku akan senang?" tanya Ed.Hans tampak kebingungan. Dia terus bertanya-tanya apa Ed tidak senang? Ed tiba-tiba merasa malu. Ekspresinya tidak terlihat lembut lagi.Ed sudah tinggal di ibu kota selama bertahun-tahun. Dia pernah melihat dunia yang penuh dengan intrik. Ed sering menghadapi orang-orang yang licik, tetapi sekarang dia tidak mampu menghada
Ed bertanya, "Bu Mae, markas penelitian membutuhkan genius seperti Luna. Kenapa para petinggi mengizinkannya pergi?"Mae meminum teh, lalu menyahut dengan ekspresi bingung, "Sampai sekarang aku juga nggak paham kenapa Luna bisa pergi. Bahkan, Fredie juga nggak mampu bawa Luna keluar dari markas penelitian. Jadi, aku penasaran dengan Fredie."Mae menambahkan, "Jabatan Fredie di markas penelitian nggak terlalu tinggi. Dia bukan petinggi di sini. Jabatannya hampir setara denganku."Mae hanya termasuk anggota inti markas penelitian. Dia belum mencapai posisi petinggi. Mae tidak bisa membawa seseorang keluar, apalagi Fredie.Ed tidak bisa mencampuri masalah ini, tetapi dia mendengarkan ucapan Mae dengan serius. Mae memijat keningnya dan melanjutkan, "Sharon juga terus mencari masalah denganku. Kali ini, hanya dia yang menolak kamu diangkat menjadi ketua. Bahkan, dia meremehkanku waktu di telepon."Sharon sangat disukai para petinggi. Dia bisa bertindak sesuka hatinya di markas penelitian. S
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka