Setelah Sienna menutup telepon, dia melihat Jacob berdiri di sana dan tampak sedang berpikir. Dia pun mendekat dan bertanya dengan bingung, "Ada apa?"Jacob menggeleng seraya berbalik bertanya, "Asistenmu baik-baik saja?""Ya," jawab Sienna.....Wanda melihat lampu jalan yang menghilang di luar jendela dengan cepat. Dia berusaha merapikan pakaiannya dengan canggung.Mobil berhenti di tempat tinggalnya sekarang. Tempat ini sebelumnya diberikan oleh Sienna kepada para artis. Kompleks ini sudah direnovasi dan beberapa artis telah pindah ke sana.Keamanan di sini sangat baik. Satpam di pintu gerbang mengingat nama dari setiap pemilik rumah. Itu sebabnya, orang-orang akan ditanya berulang kali ketika hendak masuk dan wajib meninggalkan KTP. Bukan hanya itu, mereka juga harus menelepon pemilik rumah untuk melakukan verifikasi sebelum diperbolehkan masuk.Wanda menurunkan jendela mobil dan tersenyum kepada satpam yang masih berjaga di tengah malam. Dia berucap, "Pak, tolong buka pintunya."S
Ketika datang ke perusahaan, Wanda memang sudah terlambat. Dia merapikan dirinya dan mencoba untuk menenangkan pikiran.Begitu masuk ke kantor, Sienna sudah berada di sana. Dia mendapati Wanda yang kurang sehat. Sienna pun bertanya, "Wanda, wajahmu kelihatan pucat. Kamu demam, ya?"Wanda segera menyentuh wajahnya dan memang sedikit panas. Dia menjawab, "Aku mungkin masuk angin karena masalah semalam. Bu Sienna, aku hanya perlu minum obat.""Maaf. Kemarin, kamu jadi terseret. Aku sudah suruh Jacob menyelidiki asal-usul para penculik itu. Kami sudah tahu siapa yang mengutus mereka. Aku jamin ini nggak akan terjadi lagi," ujar Sienna.Wanda menimpali, "Bu Sienna, kamu nggak perlu merasa bersalah. Aku baik-baik saja."Wanda merasa pusing. Setelah mengobrol sesaat, dia kembali ke tempat kerjanya dan segera meminum satu tablet obat pereda demam.Bukan hanya merasa sangat kantuk, tubuh Wanda juga sangat kesakitan. Rasa sakit itu membuatnya terus terjaga. Kondisi seperti ini sangatlah menyiksa
Wanda berbaring di sofa dalam keadaan setengah sadar dan merasakan ada yang masuk ke kamarnya. Setelah itu, terdengar suara Sienna, "Aku sudah kirim beberapa pesan padamu, tapi kamu nggak balas sama sekali. Jadi, aku minta kunci cadangannya dari pembantu. Kamu sedang demam sekarang, aku akan panggil dokter pribadi untuk mengobatimu."Meski sedang demam hingga linglung, Wanda tetap memahami niat baik Sienna. Dia ingin mengucapkan terima kasih, tapi tidak bisa bersuara sama sekali karena demamnya terlalu tinggi.Setelah dokter datang, dia memasang infus pada Wanda dengan menusukkan beberapa jarum pada punggung tangannya. Sienna menatapi Wanda yang terlihat sangat lemah sekarang. Di balik piamanya juga terlihat beberapa bekas yang mencolok.Saat mendengar Wanda menyebutkan tentang temannya semalam, Sienna telah merasa curiga karena Wanda berbicara dengan terbelit-belit. Dilihat dari kondisinya sekarang, tampaknya pria itu tidak sederhana. Namun karena Wanda tidak ingin mengatakannya, Sien
Sienna memegang dahi Wanda untuk memeriksanya. Ternyata demamnya memang sudah turun."Wanda, kamu yakin nggak mau istirahat dulu di rumah? Aku ini pebisnis, memang aku sangat membutuhkanmu untuk kembali ke kantor denganku sekarang. Tapi syaratnya adalah tubuhmu harus sehat dulu.""Bu Sienna, aku sudah sembuh."Sienna pun tidak berkomentar lagi dan keduanya langsung bergegas ke perusahaan. Dalam seminggu ke depannya, Sienna hampir tidak pernah pulang ke rumah. Dia hanya pulang beberapa kali dan melihat Jacob sedang menunggunya.Namun karena terlalu sibuk, Sienna hanya sempat buru-buru mengambil beberapa pakaian ganti setiap kalinya. Dia hanya mengecup pipi Jacob sekilas, lalu menyuruhnya untuk tidur duluan. Awalnya Jacob masih bisa memakluminya, hingga akhirnya dia mulai merasa diabaikan.Saat terakhir kalinya pulang ke Vila Cahwana, Sienna tidak melihatnya lagi. Lantaran terlalu sibuk, Sienna hanya meneleponnya, tetapi tidak dijawab oleh Jacob. Awalnya Sienna ingin mencarinya di Grup Y
Sienna merasa semua ini sangat konyol. Pada akhirnya, dia bangkit dari sofa dan berkata dengan nada dingin, "Tunggu sampai hasil pemeriksaan keluar dulu."Tara langsung menarik tangannya lagi. "Sienna, jangan-jangan kamu nggak mau mengakui kami karena kami miskin? Saat itu, kami benar-benar nggak pernah membuangmu. Kamu diculik orang, aku dan ayahmu juga merasa sangat sedih waktu itu."Sienna menyingkirkan tangannya dan menatap kedua orang itu dengan dingin, "Sudah kubilang, tunggu sampai hasil pemeriksaan keluar dulu."Mendengar ucapan ini, Tara langsung emosi seketika. Namun, dia tetap berusaha untuk bersabar. "Kalau begitu, kamu berikan kami nomor teleponmu. Jangan sampai kami malah nggak bisa menemukanmu setelah hasil pemeriksaannya keluar nanti."Akan tetapi, Sienna telah berjalan menuju lift. Jelas sekali, dia tidak ingin banyak berbasa-basi dengan orang seperti ini. Tara yang masih belum menyerah, langsung berseru, "Sienna, kamu nggak dengar kata Ibu ya?"Sienna menghentikan lan
Sienna melihat kedua orang ini sekilas. Hasil pemeriksaan telah terpampang jelas di hadapannya dan bahkan diawasi langsung oleh Ethan. Ethan tidak punya dendam apa pun terhadap Sienna, sehingga tidak mungkin memalsukan hasil pemeriksaan ini.Sampel rambut ini juga diambilnya sendiri secara langsung dan orang yang mengantarkannya ke rumah sakit adalah pengawal Vila Cahwana. Tidak ada seorang pun di Vila Cahwana yang akan mengkhianatinya. Semua pelayan di sana dipilih langsung oleh Darwo sendiri.Melihat Sienna yang berpikir keras, Tara mengira Sienna sedang mencari tempat tinggal untuknya. "Sienna, kami nggak terlalu pemilih. Karena kamu sudah jadi presdir sekarang, sepertinya kamu tinggal di vila, 'kan? Bawa kami ke sana untuk lihat-lihat saja.""Ya, kami naik mobil selama berjam-jam dari Kabupaten Armana ke sini. Kami menahan mual selama perjalanan hanya demi bertemu denganmu."Wajah Tara dan Agus tampak kegirangan, seolah-olah melihat mesin ATM berjalan. Putrinya sekarang adalah pres
Tara mengira dirinya salah dengar. Dia langsung berdiri dari lantai dan langsung menyerbu ke arah Sienna. "Kamu ini punya hati nurani nggak?! Kami ini orang tua kandungmu! Kenapa kamu memperlakukan kami seperti itu?!"Sienna hampir saja terjatuh ditarik olehnya. Untungnya ada beberapa pengawal yang langsung menahannya. Sienna mundur beberapa langkah, lalu berpaling dan pergi dari tempat itu tanpa menoleh sama sekali. Tara yang masih berdiri di tempatnya berteriak dengan marah, "Kamu akan menyesal! Kamu akan menyesal!"Tak lama kemudian, Tara dan Agus dikeluarkan dari gedung perusahaan. Ekspresi keduanya tampak sangat muram, terlebih lagi mereka tampak seperti lelucon di tempat yang berkelas ini. Agus langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang, "Dia nggak mau mengakui kami dan bahkan menyuruh pengawal untuk mengusir kami."Terdengar suara pria dari ujung telepon, "Kalian foto diri kalian dalam kondisi yang paling menyedihkan, lebih bagus lagi kalau dilakukan di depan perusa
"Nona, apa besok kamu akan menghadiri pesta malam?" tanya Wind.Besok adalah ulang tahun penerus Keluarga Tanzel, Benny. Setiap tahunnya, Keluarga Tanzel akan mengadakan pesta besar. Lily telah menerima undangan, jadi pasti akan pergi. Dia bangkit perlahan, lalu mengambil undangan dari meja dan melihatnya sebentar.Lily mengerucutkan bibirnya sambil berucap, "Apa Jacob bakal bawa jalang itu juga? Suruh Tara dan Agus ke sana besok. Biarkan mereka melihat kemewahan di sana. Begitu melihatnya, aku yakin mereka bakal lebih ingin bertahan di sisi Sienna. Setelah mereka merusak pestanya, semua orang bakal tahu bahwa mereka adalah orang tua Sienna. Wanita itu pasti akan merasa malu."Lily pun tersenyum dan menepuk pelan dahi Wind. Dia melanjutkan, "Tolong siapkan gaun yang paling bagus untukku."Wind sontak setengah berlutut. Dia memijat kaki Lily dengan lembut seraya menjawab, "Semuanya sudah disiapkan. Nona, kamu pasti akan membuat semua orang terpesona." Lily tersenyum, lalu menghela napa
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg