Wanda datang ke depan meja kerja Sienna, merasa ragu untuk memanggilnya. Belakangan ini, mereka semua sangat lelah sehingga Wanda memutuskan untuk membiarkan Sienna beristirahat.Sementara itu, di Royal Estate. Lauk sudah dipanaskan berkali-kali, sampai-sampai koki tidak berani bertanya lagi.Ketika lauk menjadi dingin kembali, Jacob mendongak melirik jam di dinding. Sekarang sudah pukul 10 malam. Sienna bukan hanya tidak meneleponnya, tetapi juga tidak menjawab panggilannya. Sesibuk apa pun Jacob, dia tidak pernah mengabaikan panggilan Sienna sekalipun dia sedang rapat.Jacob mengeluarkan sebatang rokok, tetapi khawatir Sienna datang sebentar lagi. Bagaimanapun, merokok hanya akan merusak nafsu makannya.Jacob terus memegang rokoknya sambil bersabar. Ketika jam menunjukkan 10.30 malam, dia tidak tahan lagi sehingga menyalakan rokoknya.Koki sudah pulang, jadi tidak ada yang memanaskan lauk lagi. Jacob terus menunggu dengan wajah masam. Karena suasana yang mencekam, Sony tidak berani m
Sienna diam-diam menghela napas lega. Keduanya tidak makan terlalu banyak karena sekarang sudah sangat malam.Selesai makan, Sienna bangkit untuk membereskan meja. Dia memasukkan sayur sisa ke kulkas dan meletakkan peralatan makan ke wastafel. Ketika menekan botol sabun cuci piring, Jacob tiba-tiba memeluknya dari belakang.Sejak Sienna masuk hingga sekarang, Jacob hanya meresponsnya dengan dengusan. Sekarang Jacob sudah ingin bercinta, padahal Sienna hendak mencuci piring.Sebelum Sienna bereaksi, Jacob bahkan sudah menciumnya. "Sebentar, ada sabun di tanganku .... Tunggu ...."Jacob mengabaikannya. Jadi, Sienna langsung menyeka tangannya ke jas Jacob. Siapa suruh pria ini begitu tidak sabaran?Sienna membantu Jacob melepaskan jasnya dan mulai merasa berhasrat karena ciuman panas ini. Detik berikutnya, Jacob menggendong Sienna dan menciumnya sambil berjalan keluar dari dapur.Jacob menurunkan Sienna ke meja makan. Wajah Sienna tampak merah karena sudah terangsang. Jacob jelas-jelas su
Jika Willow ada di sini, Sienna mungkin bisa meminta pendapatnya. Namun, seingat Sienna, dia pernah menceritakan hal ini kepada Willow. Alhasil, wanita itu malah merasa iri padanya.Sienna pun memegang dahinya dengan tidak berdaya. Melihat ini, Wanda mengira Sienna sakit kepala sehingga menasihati, "Bu, sebaiknya kamu istirahat. Kamu sudah memeriksa dokumen seharian. Selain itu, semalam kamu juga ... lelah."Sienna merasa heran mendengar ucapan ini. Dia tanpa sadar menunduk dan melirik bekas di leher. Meskipun sudah ditutupi, masih ada bekas yang samar-samar terlihat. Bagaimanapun, Sienna tidak mungkin mengenakan pakaian yang terlalu tertutup di musim panas begini.Sienna segera menarik kerahnya. Wanda mengembuskan napas dan meneruskan, "Hais, Tuan Jacob terlalu energik."Semalam, Jacob sepertinya merajuk saat menelepon Sienna. Sienna bukan hanya berhasil membujuk pria itu, tetapi juga membuatnya tunduk. Bekas itu tidak terlalu merah, jadi Jacob jelas mencium Sienna dengan penuh kasih
"Nggak kok," jawab Sienna sambil memasuki mobil. Jacob langsung menariknya sehingga pakaian keduanya bergesekan.Jemari Jacob yang ramping menyusuri pinggang Sienna, lalu berhenti di pinggangnya. Sesudah itu, Jacob sontak memijatnya hingga membuat sekujur tubuh Sienna yang lelah merasa nyaman. Sienna sampai memicingkan matanya.Pada akhirnya, Sienna ketiduran di pelukan Jacob dengan posisi tidur yang nyaman. Setibanya di Vila Cahwana, Jacob menggendong Sienna turun. Sementara itu, Sony mengemudikan mobil pergi dan akan menjemput Jacob besok pagi.Jacob berjalan ke kamar utama lantai 2. Dia menurunkan Sienna ke ranjang, lalu mengisi air di bak mandi. Sesudah melepaskan semua pakaian Sienna, Jacob menggendongnya ke dalam.Sienna masih tertidur lelap. Ketika Jacob memijat tubuhnya yang pegal, Sienna tak kuasa mendesah saking nyamannya.Jacob melirik sekilas, lalu mengambil handuk di sebelah untuk menyeka tubuh Sienna. Kemudian, dia meletakkan Sienna di ranjang dan pergi mandi.Sienna masi
Wanda bekerja lembur sampai pukul 3 dini hari. Ketika turun ke lantai bawah, kepalanya pun terasa berat.Begitu hendak memasuki mobil, beberapa pria sontak menyerbu ke arahnya. Wanda seketika jatuh pingsan karena kepalanya dipukuli dengan tongkat.Para pria ini mengenakan topi sehingga wajah mereka tidak terlihat. Mereka segera menarik Wanda ke mobil lain.Tiba-tiba, Wanda disiram dengan air dingin. Dia terbangun dan menatap para pria itu. Pria yang memimpin menyodorkan ponsel kepada Wanda sambil memerintahkan, "Telepon Sienna, suruh dia datang untuk menolongmu."Ternyata, target orang-orang ini adalah Sienna. Wanda semula menolak dengan memalingkan wajah ke samping.Pria yang memimpin itu berjongkok, lalu meraih rambut Wanda dan mengangkat kepalanya. Setelah itu, dia melayangkan tamparan dengan kuat. "Sebaiknya kamu bersikap patuh. Kalau nggak, aku akan menyuruhmu melayani kami berlima."Sudut bibir Wanda sampai berdarah karena tamparan itu. Pria itu menendang ponsel dengan galak, lal
Setelah Sienna menutup telepon, dia melihat Jacob berdiri di sana dan tampak sedang berpikir. Dia pun mendekat dan bertanya dengan bingung, "Ada apa?"Jacob menggeleng seraya berbalik bertanya, "Asistenmu baik-baik saja?""Ya," jawab Sienna.....Wanda melihat lampu jalan yang menghilang di luar jendela dengan cepat. Dia berusaha merapikan pakaiannya dengan canggung.Mobil berhenti di tempat tinggalnya sekarang. Tempat ini sebelumnya diberikan oleh Sienna kepada para artis. Kompleks ini sudah direnovasi dan beberapa artis telah pindah ke sana.Keamanan di sini sangat baik. Satpam di pintu gerbang mengingat nama dari setiap pemilik rumah. Itu sebabnya, orang-orang akan ditanya berulang kali ketika hendak masuk dan wajib meninggalkan KTP. Bukan hanya itu, mereka juga harus menelepon pemilik rumah untuk melakukan verifikasi sebelum diperbolehkan masuk.Wanda menurunkan jendela mobil dan tersenyum kepada satpam yang masih berjaga di tengah malam. Dia berucap, "Pak, tolong buka pintunya."S
Ketika datang ke perusahaan, Wanda memang sudah terlambat. Dia merapikan dirinya dan mencoba untuk menenangkan pikiran.Begitu masuk ke kantor, Sienna sudah berada di sana. Dia mendapati Wanda yang kurang sehat. Sienna pun bertanya, "Wanda, wajahmu kelihatan pucat. Kamu demam, ya?"Wanda segera menyentuh wajahnya dan memang sedikit panas. Dia menjawab, "Aku mungkin masuk angin karena masalah semalam. Bu Sienna, aku hanya perlu minum obat.""Maaf. Kemarin, kamu jadi terseret. Aku sudah suruh Jacob menyelidiki asal-usul para penculik itu. Kami sudah tahu siapa yang mengutus mereka. Aku jamin ini nggak akan terjadi lagi," ujar Sienna.Wanda menimpali, "Bu Sienna, kamu nggak perlu merasa bersalah. Aku baik-baik saja."Wanda merasa pusing. Setelah mengobrol sesaat, dia kembali ke tempat kerjanya dan segera meminum satu tablet obat pereda demam.Bukan hanya merasa sangat kantuk, tubuh Wanda juga sangat kesakitan. Rasa sakit itu membuatnya terus terjaga. Kondisi seperti ini sangatlah menyiksa
Wanda berbaring di sofa dalam keadaan setengah sadar dan merasakan ada yang masuk ke kamarnya. Setelah itu, terdengar suara Sienna, "Aku sudah kirim beberapa pesan padamu, tapi kamu nggak balas sama sekali. Jadi, aku minta kunci cadangannya dari pembantu. Kamu sedang demam sekarang, aku akan panggil dokter pribadi untuk mengobatimu."Meski sedang demam hingga linglung, Wanda tetap memahami niat baik Sienna. Dia ingin mengucapkan terima kasih, tapi tidak bisa bersuara sama sekali karena demamnya terlalu tinggi.Setelah dokter datang, dia memasang infus pada Wanda dengan menusukkan beberapa jarum pada punggung tangannya. Sienna menatapi Wanda yang terlihat sangat lemah sekarang. Di balik piamanya juga terlihat beberapa bekas yang mencolok.Saat mendengar Wanda menyebutkan tentang temannya semalam, Sienna telah merasa curiga karena Wanda berbicara dengan terbelit-belit. Dilihat dari kondisinya sekarang, tampaknya pria itu tidak sederhana. Namun karena Wanda tidak ingin mengatakannya, Sien