Jacob membutuhkan jawaban Sienna. Jelas-jelas, mereka sudah membicarakannya sebelum Jacob pergi. Sienna juga sudah setuju. Kenapa sekarang Sienna hanya terdiam saat Jacob meneleponnya? Ekspresi Jacob menjadi muram saat berbicara lagi, "Sienna, kalau kamu masih tidak menjawab, aku akan marah."Sienna menarik napas dalam-dalam. Dia ingin menjawab. Namun, suaranya tercekat karena tenggorokannya sakit. Dadanya terasa sesak dan air matanya mengalir dengan deras. Tubuh Sienna gemetaran hingga dia membungkuk. Sienna tetap menutup mulutnya karena takut suara tangisannya terdengar.Sienna segera mengambil jaket dan meninggalkan tempat ini. Akan tetapi, begitu bergerak, kaki Sienna menabrak sesuatu. Hanya saja, Sienna sama sekali tidak merasa sakit. Tubuhnya mati rasa. Tempat ini membuat Sienna jijik. Terdengar suara Jacob di ujung telepon. "Apa kamu tidak mau mengakuinya lagi?"Kali ini, nada bicara Jacob terdengar sedih. Kemudian, Jacob langsung mengakhiri panggilan telepon.Sienna keluar dari
Rina jadi lega setelah melihat bahwa keterampilan dokter ini sepertinya cukup bagus dan dia memang sedang memberikan infus kepada Sienna.Dokter muda itu bertanya, "Akhir-akhir ini dia sedang banyak pikiran ya? Ingatkan dia untuk makan teratur. Sakit maagnya nggak boleh kambuh lagi, harus cepat diobati." Sambil berkata demikian, tangannya menyeka dahi Sienna yang dipenuhi keringat dan berhenti sejenak."Mungkin sejam lagi demamnya bisa turun. Suruh bagian dapur untuk siapkan makanan, dia sudah dua hari nggak makan."Rina merasa agak aneh karena sepertinya gerakan dokter ini terlalu intim. Namun jika dokter ini memang memeriksa Sienna dengan sangat teliti, sepertinya ini bukan masalah besar. Setelah itu, Rina berkata sambil menunjuk kamera di koridor, "Dokter, karena kamu baru pertama kali datang, aku harus ingatkan di sini ada kamera yang mengawasi segala arah selama 24 jam."Maksud dari ucapan Rina adalah, dokter itu tidak akan bisa melarikan diri jika dia melakukan sesuatu terhadap S
Setelah Desmond pergi, Sienna baru ingin mencabut jarum di punggung tangannya. Dia ingin pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Kini, mulutnya penuh dengan bau darah.Namun pada saat itu, Rina datang dengan sup yang baru dimasaknya. Dia langsung menegur, "Nona Sienna, jelas-jelas kamu tahu punya penyakit mag, tapi kenapa nggak makan selama dua hari? Dokter sudah bilang padaku untuk merawatmu dengan baik. Kamu nggak boleh lupa untuk makan tiga kali sehari, juga nggak boleh mengabaikan makan karena pekerjaan!"Sienna mengambil air hangat yang dibawa oleh Rina untuk berkumur. Kemudian, dia melihat makanan lezat di meja kecil. Sayangnya, dia kehilangan nafsu makan."Nona Sienna, kamu harus makan sedikit. Begitu penyakit mag kambuh, kamu akan makin menderita. Sekarang saja, kamu sudah kelihatan kurusan," tambah Rina.Sienna tidak pernah merasakan banyak kasih sayang, tetapi dia tahu bahwa Rina selalu memperlakukannya seperti cucunya sendiri. Begitu mendengar omelannya, dia merasa sedih.
Jacob tidak pernah berpikir untuk melawan Desmond. Meskipun tumbuh besar di bawah bayang-bayang Desmond dan pernah bertekad untuk melampauinya, sekarang Jacob sudah menjadi makin dewasa dan kehilangan minat seperti itu.Untuk sesaat, Jacob tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan ini. Namun, jika keberadaan Desmond benar-benar mengancam nyawa kakeknya, dia tidak akan ragu-ragu untuk bertindak.Hubungannya dengan Desmond tidak termasuk buruk, tetapi juga tidak terlalu dekat. Jacob melihat pesan yang dikirim oleh Sienna, lalu senyuman kembali muncul di wajahnya. Dia membalas Sienna.[ Sudah lihat unggahanku belum? ]Sienna sedang melihat foto yang diunggah Jacob. Dia tidak tahu Jacob akan memotret hal seperti itu. Bagaimanapun, ini tidak cocok dengan statusnya yang merupakan seorang presdir. Tindakan Jacob ini membuatnya terlihat seperti remaja yang sedang jatuh cinta.Wajah Sienna sampai memerah. Hanya saja, ketika teringat pada kejadian 2 hari ini, hatinya seketika terasa getir.
Jacob memang bisa melakukan hal seperti itu. Benny langsung memalingkan wajah dan berkata dengan tidak acuh, "Obrolan kalian membuat mataku perih. Cinta membutakanmu. Suatu hari nanti, kamu pasti akan melupakan tujuan awalmu."Benny tidak pernah berpacaran. Menurutnya, wanita hanya objek untuk melampiaskan nafsu, tidak seharusnya dicintai dengan tulus.Pemikiran Benny ini hampir sama dengan Wiandro. Hanya saja, Wiandro bisa bersikap lembut pada wanita di ranjang, sedangkan Benny tidak akan karena dia membenci wanita.Jacob tidak meladeninya. Setelah berpikir beberapa menit, dia baru membalas pesan Sienna.[ Boleh saja. Setelah urusanku beres, aku akan kembali untuk mencarimu. ]Sienna tersenyum melihat pesan itu. Namun, begitu mendongak dan melihat bekas di tubuhnya dari cermin, senyuman itu berangsur menghilang. Nafsu memang bisa membuat orang lupa diri.Di sisi lain, Jacob hanya merasakan kegembiraan yang tidak pernah dirasakannya. Pria ini meletakkan ponselnya di samping dan terus m
Sesudah menyebarkan rumor tentang Jacob dan Lily, Gwen lanjut menyebarkan rumor tentang Sienna.[ Dia dicampakkan Jacob karena nggak tahu introspeksi diri. Kerjaannya cuma berhubungan intim dengan para pria. Entah sudah berapa banyak pria yang menidurinya. ][ Pak Darwo saja sudah nggak berpihak padanya. Dengar-dengar, dia bermalam di hotel dengan seorang pria baru-baru ini. Dia pasti merasa putus asa karena dicampakkan Jacob. ]Gwen awalnya ingin menghancurkan reputasi Sienna dengan memberinya obat. Sayangnya, rencana ini malah gagal.Jadi, Gwen hanya bisa menggunakan metode paling sederhana, yaitu menyebarkan rumor. Lagi pula, tidak ada yang peduli dengan kebenarannya. Orang-orang hanya ingin bergosip.Dengan demikian, bukan hanya rumor tentang Jacob dan Lily yang tersebar luas, tetapi juga rumor tentang Sienna yang tidur dengan sembarang pria.Rumor ini akhirnya sampai di obrolan grup tempat Jimmy tergabung. Begitu melihat para wanita itu berbicara buruk tentang Sienna, amarahnya la
Keesokan pagi, pesawat Jacob mendarat di ibu kota. Dia tidak menyuruh orang menjemputnya ataupun pergi bersama Benny, melainkan menelepon Sienna. "Aku sudah tiba di bandara. Kamu bisa menjemputku tidak?"Meskipun bertanya, terdengar jelas bahwa Jacob sedang mendesak Sienna untuk segera datang. Sayangnya, yang menjawab panggilan bukan Sienna karena wanita ini sedang rapat.Wanda yang menjawab panggilan seketika merasa kesal. Atas dasar apa pria ini menyuruh-nyuruh bosnya sesuka hati? Pada akhirnya, Wanda membalas dengan dingin, "Tuan Jacob, Bu Sienna sedang rapat. Rapatnya baru berakhir sore nanti."Jacob tak kuasa mengernyit. Dia merasa agak kecewa, tetapi tidak mengatakan apa pun dan terpaksa menyuruh Sony menjemputnya.Ketika dalam perjalanan, Jacob tiba-tiba menerima panggilan dari Wiandro. Wiandro penasaran apakah Jacob sudah mengetahui rumor itu atau belum."Rumor apa?" tanya Jacob."Tentang Sienna dan cinta pertamanya," jawab Wiandro.Sekujur tubuh Jacob sontak menegang. Dia bert
Tubuh Sienna masih menegang meskipun telah berbaring. Setelah mendengar suara napas Jacob, dia baru tahu bahwa pria ini sudah tidur.Kedua tangan Jacob masih memeluk Sienna dengan erat. Dagunya masih berada di bahu Sienna. Pria ini tidur dengan sangat lelap.Sienna menatap pemandangan di luar jendela. Kesedihan seketika meliputi hatinya. Jacob memang pemarah dan dingin terhadap orang luar, tetapi mudah membuat orang luluh.Sienna tidak berbicara lagi dan memejamkan matanya dengan tenang. Semalam, dia juga tidak bisa tidur karena mencemaskan bekas di lehernya. Sekarang, dia merasa jauh lebih tenang karena Jacob telah berada di sisinya. Keduanya tidur sambil berpelukan.Saat ini, Wanda memasuki ruang kantor. Ketika tidak melihat Sienna, dia tahu bahwa bosnya sedang beristirahat, apalagi saat melihat pintu ruang istirahat tertutup rapat.Wanda meletakkan dokumen di tangannya ke meja. Dia ingin membangunkan Sienna karena mereka harus segera membereskan dokumen. Namun, begitu mengintip dari
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi
00 menundukkan kepala dan memikirkannya sebentar, lalu perlahan-lahan menggelengkan kepala. "Tuan sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluargaku dan membuat keluarga kami hidup damai selama bertahun-tahun ini. Aku melakukan semua ini dengan sukarela."Dari tatapan mata 00, terlihat ada perasaan yang disembunyikannya. Dia tentu saja memiliki penyesalan yaitu pria di depannya ini tidak menyukainya, padahal dia sudah menjalani operasi plastik untuk menyerupai Sienna. Jika dia berdandan, orang biasa tidak akan bisa membedakannya dengan Sienna.00 benar-benar ingin selalu menemani Jacob menggantikan Sienna, tetapi dia juga tahu menyatakan perasaannya adalah tindakan yang gegabah karena dia hanya seorang pengganti. Perkataannya pada Sienna saat itu yang bisa menyebabkan kesalahpahaman sudah termasuk tindakan terberani yang pernah dilakukannya seumur hidupnya.Dia bertekad harus menyelesaikan misi kali ini karena Jacob sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya.Jacob mengeluarkan sebuah kal
Namun, orang baik yang mendanai yayasan ini memang menyediakan tempat tinggal untuk semua pengungsi ini. Jadi, tidak ada yang curiga.Apalagi, orang-orang yang dikabarkan bekerja di Jalan Wally memang mengirim uang kepada keluarga mereka. Itulah sebabnya ucapan pihak yayasan sangat meyakinkan.Jacob menyipitkan matanya. Dia mengamati lingkungan yang kacau di sekitar. Jacob tidak tahan tinggal di lingkungan seperti ini. Akan tetapi, lingkungan ini bagaikan surga bagi pengungsi yang terbiasa tinggal di tempat kotor.Bahkan, di bagian tengah terdapat patung orang baik itu. Kabarnya, banyak orang yang menyembah patung itu setiap hari.Jacob sudah memahami sistem di tempat ini secara garis besar. Saat langit masih gelap, Jacob berkeliling di lantai bawah lagi.Orang-orang di yayasan terlihat beraktivitas dengan bebas. Sebenarnya, banyak kamera pengawas dipasang di setiap sudut. Bahkan ada orang yang berpatroli.Banyak pengungsi tidak tidur. Mereka duduk di kursi panjang sambil mengobrol di
Ed mulai menyiapkan data yang diperlukan untuk mengajukan diri menjadi ketua. Saat menyerahkan dokumen, Ed mendengar suara yang keras dari aula. Kemudian, terdengar suara teriakan staf yang histeris.Ed buru-buru pergi ke aula. Dia melihat seseorang yang diikat dengan rantai besar. Sepertinya orang itu berusia sekitar 19 tahun. Matanya memerah, dia terlihat agresif.Salah satu staf menyuntikkan obat bius kepada orang itu, tetapi dia tidak tumbang. Orang itu malah menyeringai dan meraung pada staf yang mendekat.Ed mengernyit. Mae berjalan mendekatinya dan berujar, "Ini hasil penelitian terbaru. Dia akan menjadi senjata mematikan yang hebat. Dia memang kelihatan masih muda, tapi setidaknya dia sudah membunuh 1.000 orang."Ed terkejut. Mae tersenyum dan menjelaskan, "Ngeri, ya? Staf penelitian mengurung dia dan ribuan anak di kamar yang terletak di lantai paling bawah. Hanya orang yang melewati 7 rintangan bisa bertahan hidup."Mae meneruskan, "Hanya dia yang berhasil melewati 7 rintanga
Mae meletakkan stempel ubur-ubur di samping dan tidak melihatnya lagi. Suasana di kamar menjadi hening. Ed tidak tahu pemikiran Mae. Selama ini, Mae sangat misterius.Mae meminum teh, lalu tersenyum dan bertanya, "Bagaimana dengan putri Luna yang pernah kamu ceritakan sebelumnya?"Ed menyahut, "Dia masih hidup."Mae mengangkat alisnya. Jika Ed yang bertindak, seharusnya putri Luna sudah mati. Mae berkomentar, "Sepertinya kamu memberinya kesempatan untuk hidup.""Nggak menarik kalau langsung dibunuh," timpal Ed. Dia ingin memperlakukan mereka seperti bahan eksperimen di ruang observasi. Ini adalah tujuan akhir Ed membawa Sienna kembali ke Bloodkillers.Ed ingin Sienna merasakan kesenangan menjadi seorang pemimpin. Setelah mendapatkan kepercayaan Sienna, Ed akan membawanya ke markas penelitian. Saat itu, Sienna akan menjadi bahan eksperimen yang bisa dikendalikan oleh Ed.Namun, Ed tidak menyangka Sienna sama sekali tidak tertarik untuk menjadi pemimpin. Sienna hanya ingin bersama Jacob