Tubuh Sienna masih menegang meskipun telah berbaring. Setelah mendengar suara napas Jacob, dia baru tahu bahwa pria ini sudah tidur.Kedua tangan Jacob masih memeluk Sienna dengan erat. Dagunya masih berada di bahu Sienna. Pria ini tidur dengan sangat lelap.Sienna menatap pemandangan di luar jendela. Kesedihan seketika meliputi hatinya. Jacob memang pemarah dan dingin terhadap orang luar, tetapi mudah membuat orang luluh.Sienna tidak berbicara lagi dan memejamkan matanya dengan tenang. Semalam, dia juga tidak bisa tidur karena mencemaskan bekas di lehernya. Sekarang, dia merasa jauh lebih tenang karena Jacob telah berada di sisinya. Keduanya tidur sambil berpelukan.Saat ini, Wanda memasuki ruang kantor. Ketika tidak melihat Sienna, dia tahu bahwa bosnya sedang beristirahat, apalagi saat melihat pintu ruang istirahat tertutup rapat.Wanda meletakkan dokumen di tangannya ke meja. Dia ingin membangunkan Sienna karena mereka harus segera membereskan dokumen. Namun, begitu mengintip dari
Sienna tiba-tiba menjulurkan tangan untuk merangkul leher Jacob. Dia memanggil, "Jacob ...."Jacob masih berada di luar mobil. Jantungnya seketika berdetak kencang karena pelukan Sienna. Dia berucap, "Sienna, kamu menjadi lebih manja sekarang."Sienna tidak berbicara, hanya melepaskan Jacob dengan pelan. Jacob yang berdiri di luar mengangkat kepala Sienna. Setelah mengamati sesaat, dia tiba-tiba mencium bibir Sienna."Nana, aku mencoba untuk memercayaimu," ujar Jacob. Ucapan ini seketika membuat tubuh Sienna menegang. Jacob menciumnya lagi."Aku merasa sangat nyaman saat memelukmu. Sekarang kita sudah bersama, jadi aku seharusnya memercayaimu. Benar, 'kan? Aku nggak ingin sesuatu terjadi padamu," lanjut Jacob. Sesudah itu, dia menutup pintu mobil dan tatapannya menjadi sangat suram.Jacob duduk di kursi pengemudi dan berkata lagi, "Aku tidak peduli kamu bertemu cinta pertamamu atau tidak. Sejak kamu mengatakan menyukaiku, kamu seharusnya menjaga jarak darinya. Aku tidak akan bersikap p
Jacob tidak pernah berpacaran. Setelah memasuki lift, dia masih tersenyum lebar karena kecupan Sienna. Sony yang berdiri di samping berusaha untuk tidak mengganggu kesenangan Jacob. Jacob juga tidak memedulikannya. Dengan wajah berseri-seri, dia memasuki ruang kantornya.Ketika rapat, para petinggi merasa suasana rapat kali ini sangat berbeda. Semua orang tahu apa yang terjadi di Grup Yuwono akhir-akhir ini. Para staf tentu ketakutan, terutama mereka yang baru dipromosikan. Pada rapat sebelumnya, Jacob tiba-tiba pergi sebelum selesai. Hal ini membuat mereka berpikir bahwa Jacob tidak puas dengan kinerja mereka.Namun, semua berjalan sangat lancar hari ini. Jacob bahkan berbicara dengan sangat lembut. Setelah Jacob pergi, para petinggi baru berani bertanya kepada Sony."Apa ada kabar gembira baru-baru ini?""Ya, padahal aku salah hitung data. Kukira Tuan Jacob akan memakiku habis-habisan, ternyata dia hanya mengoreksiku dan menyuruhku melanjutkan presentasi. Dia biasanya nggak begitu."
Saking kesalnya, Jero langsung mengakhiri panggilan. Saat berikutnya, Lily langsung bertanya, "Sepertinya, hubungan Kak Jero dengan Sienna sangat baik, ya?"Jero duduk dan menasihati, "Lily, dari nada bicara Jacob saja, aku sudah tahu dia nggak menyukaimu. Dia jelas-jelas menyukai wanita lain, untuk apa kamu begitu memaksakan diri?"Lily terkekeh-kekeh, lalu membalas, "Dia menyukaiku atau nggak, itu urusannya. Yang penting adalah aku menginginkannya. Kalau kamu nggak mau membantu, aku akan cari Kak Arlo."Jero mengernyit. Arlo selalu membantu Lily tanpa ragu sedikit pun. Ditambah lagi ada Wind, mereka bisa saja membunuh Sienna dengan mudah."Kamu juga sudah tersihir oleh jalang itu. Pergilah, aku nggak akan mencarimu lagi lain kali," ujar Lily.Begitu mendengarnya, Jero merasa agak kecewa. Lagi pula, Lily adalah kesayangan Keluarga Shankar. Karena masalah jantungnya, semua orang sangat memanjakannya."Sudah makan obat belum? Wind bilang kamu nggak enak badan? Aku suapi kamu makan obat,
Mereka baru saja kembali bersama. Selain melakukan hubungan intim di ranjang, sebelumnya mereka tidak pernah melakukan hal lain yang dilakukan oleh pasangan kekasih pada umumnya. Perubahan status ini membuat Sienna merasa tidak terbiasa. Dia tidak pernah berpacaran sama sekali. Sebelumnya, Sienna menolak lelaki lain demi menepati janjinya dengan Deshton. Setelah itu, Sienna menikah dengan Jacob dan terpaksa harus menjaga jarak dengan pria lain.Bahkan sebelum Jacob tiba setengah jam sebelumnya, Sienna masih mencari tahu tentang lokasi kencan yang didatangi oleh pasangan kekasih lainnya. Hanya saja, Sienna memang sangat sibuk belakangan ini. Selain makan, dia benar-benar tidak punya waktu untuk menonton bioskop atau melakukan kegiatan lainnya.Jacob berjalan di belakangnya dan tiba-tiba memeluk Sienna yang sedang duduk. Saat melihat data-data yang terpampang di layar laptopnya, Jacob langsung menghela napas."Rajin sekali," pujinya.Mendengar pujian Jacob, Sienna diam-diam merasa agak m
"Sienna, saat pertama kali tidur denganmu, aku masih mengira kamu punya suami. Memangnya aku sepolos itu mengira kamu tidak pernah berhubungan badan dengan suamimu? Saat baru pulang dari luar negeri dan tidur denganmu, aku memang curiga apakah itu adalah pertama kalinya bagimu. Tapi kamu sendiri yang mengakui bahwa kamu punya suami, tentu saja aku beranggapan bahwa kamu sudah berulang kali melakukan hubungan badan dengan suamimu. Tapi, hal itu tetap tidak menghentikan niatku untuk tidur denganmu. Moralitasku tidak setinggi itu."Jacob menggenggam tangannya dengan sangat lama sebelum melanjutkan, "Dulu aku marah karena mengira kamu adalah wanita penggoda. Dengan persepsi seperti itu, tentu saja aku mengira kamu memang sukarela mendekati pria lain. Hal itu membuatku merasa seperti aku ini tidak berarti bagimu. Tentu saja aku marah."Jacob tidak pernah mengungkapkan hal ini kepada siapa pun. Dia hanya menunduk dan menggenggam tangan Sienna dengan erat."Aku menghabiskan banyak waktu untuk
Jero mengambil buku menu dan memesan seporsi hidangan. Di sisi lain, Jacob malah berkata, "Katanya Pak Jero masih belum punya pasangan sampai saat ini. Di sini sepertinya ada set makanan untuk orang yang tidak punya pasangan. Kalau tidak ada, nanti aku akan suruh koki mereka untuk tambahkan menu seperti itu."Jero langsung membanting buku menunya dan berteriak, "Jacob, kamu jangan keterlaluan ya!"Jacob mengangkat alisnya menatap Jero. Baru saja dia hendak membalas Jero dengan ucapan yang lebih keterlaluan lagi, Sienna telah menyelanya duluan, "Pak Jero, jangan pedulikan dia. Tujuan kami bertemu denganmu hari ini adalah untuk membahas tentang transaksi denganmu. Memang aku yang bersalah karena mengingkari perjanjian ini. Jadi, aku ingin memberi kompensasi padamu."Jero terus memelototi Jacob dengan kesal. Jacob mengangkat alisnya dan bersandar di kursi."Sienna, bukannya kita sudah sepakat aku yang akan memberi kompensasi padanya?"Sienna diam-diam mencubit paha Jacob. Jacob kesakitan
Usai bicara, Jero langsung membayar tagihan makanannya sebelum Jacob sempat bereaksi. Jacob merasa sangat kesal saat ini hingga mengerucutkan bibirnya. Sienna menyodorkan segelas jus kepada Jacob dan berkata dengan tak berdaya, "Memang aku yang bersalah dalam hal ini. Kenapa kamu malah bicara seperti itu untuk memprovokasinya? Selain itu, Tuan Jero ini sebenarnya lumayan baik, kok."Jacob hanya menatap makanan di piringnya dan seketika tidak berselera untuk menyantapnya. Terutama saat mengingat bahwa makanan ini telah dibayar oleh Jero.Sienna menepuk punggung tangan Jacob dan bertanya, "Nggak selera ya?""Ya," jawab Jacob dengan singkat.Sienna sangat paham bahwa Jacob memang suka cemburu buta. Namun, dia merasa Jacob benar-benar harus mengubah kebiasaan buruknya ini. Oleh karena itu, Sienna tidak bertanya lebih jauh lagi dan hanya fokus menyantap makanannya.Jacob adalah tipe orang yang merasa kesal jika diabaikan. Setelah berusaha meredam emosinya cukup lama, Jacob akhirnya mengambi
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg