"Angel! Lu mau kemana? Buru-buru amat?" tanya Jihan sahabat Angel saat melihat Angel bergegas pulang padahal mereka hanya satu mata kuliah hari ini dan sekarang baru pukul 10 pagi.
"Nyokap dan Bokap gue pulang dari luar kota, gue udah kangen banget." kata Angel dengan nada bahagia."Cie yang Mama dan Papanya pulang. Jangan lupa bawain oleh oleh buat gue besok ya bestie!" kata Jihan yang diangguki dengan senyuman sumringah sambil berlari keluar oleh Angel.Dengan hati berbunga Angel berjalan setengha berlari kearah parkiran dimana mobilnya diparkirkan. Mama dan Papanya pulang juga setelah 6 bulan melakukan perjalanan bisnis."Semoga Mama dan Papa lumayan lama di rumah. Seeangaknya Aku dan Mama bisa ke salon bareng, berkebun bareng dan ngedrakor bareng dulu." kata Angel saat menstater mobilnya.Namun beberapa saat mobil dikemudikan senyum sumringah Angel hilang entah kemana. Dia memang sangat merindukan sang Mama dan Papa tapi nyalon, berkebun dan menonton drakor bersama itu hanya wacana dari tahun ketahun yang tidak pernah terwujud sama sekali.Terlahir dengan sendok perak dimulutnya memang sangat menyenangkan namun dia juga kekurangan kasih sayang disaat yang bersamaan. Sedari kecil terbiasa tinggal dengan pengasuh hingga besar malah menjadi lebih mandiri alias ngapa-ngapain sendiri."Ngak papa Angeline, Mama dan Papa sibuk memperjuangkan rupiah dan dolar agar hidupku lebih baik. Semua yang Mama dan Papa lakukan adalah demi aku!" kata Angel berusaha senyum walau matanya sudah berkaca-kaca.Setiba di Mansion megah kediaman mereka, Angel segera memberikan kunci mobilnya ke satpam kediaman orang tuanya."Assalamu'alaikum Mama! Papa!" teriak Angel tanpa lihat tempat."Walaikumussalam Non, jangan teriak-teriak Nyonya dan Tuam sedang rapat bersama beberapa pemegang saham perusahaan yang disini. Mereka rapat diruang tamu dalam." kata Bibi Sari yang menghampiri Angeline yang baru memasuki ruangan.Bibir Angeline mengerucut kesal, baru juga pulang orang tuanya sudah sibuk dengan bisnis.Tidak ingin ambil pusing gadis usia 20 tahun itu langsung masuk melalui ruangan samping dan sontak jantungnya berdetak bagaikan mau konser serta senyuman yang tidak mampu dia tahan saat melihat seseorang yang tengah menonton televisi tapi mata dan tangannya sibuk pada ponsel dan juga laptop yang berada didepannya.Perlahan dengan hati berbunga Angel berjalan mengendap-endap bagai maling lalu menutup mata sang pujaan hati."Coba tebak siapa?" tanya Angeline saat berhasil menutup mata Pria tampan yang membelakanginya tadi."Angel, Uncle tahu itu pasti kamu!" kata Dennis."Hmm Mas ganteng bisa aja, aku kangen deh!" kata Angel yang malah langsung melingkarkan tangannya dileher Dennis dan mengecup pipi mulus Dennis yang memang tidak memiliki brewok.Dennis Li, Pemuda usia 36 tahun yang masih betah melajang dan menganggap saham serta semua sumber keuangannya bagaikan kekasih dan Istri tercinta yang tidak boleh pepas darinya. Sudah banyak gadis baik yang eropa, asia bahkan timur tengah yang dijodohkan oleh orang tuanya dengannya berakhir dengan mundur teratur.Judes, to the point, tidka bisa basa-basi dan selalu menolak untuk berkencan dengan 1001 alasan menjadi alasan utama kenapa Pria itu masih melajang diusia yang sudah tidak lagi muda."Uncle, bukan Mas! Kalau kamu malas Uncle akan ngalah boleh kok kalau kamu mau panggil Om!" kata Dennis pasrah.Hal itu malah membuat Angel bertingkah semakin jadi. Gadis cantik itu tertawa dan beralih kedepan dan malah memilih duduk dipangkuan Dennis yang membuat Dennis menegang karena kaget.Eittss ini bukan kali pertama Anak dari rekan bisnis yang sudah seperti saudara baginya sejak dia mulai mengenal dunia bisnis ini bertingkah manja padanya. Karena Angel dan Dennis sudah kenal sejak Angel berusia 3 tahun yang berarti pada masa itu Dennis berusia 19 tahun."Cantik jangan kayak gini ya! Uncle mu yang ganteng ini masih belum siap bonyok dibogem mentah Papa kamu karena main pangku- pangkuan sama Uncle begini." kata Dennis pada Angel."Mas..." kata Angel yang menghilangkan tawanya dan malah memegang dagu Dennis yang kata orang sangat kaku dan dingin pada semua wanita tapi itu tidak berlaku pada Angel."Aku seriusan, Aku ngak mau Mas jadi Uncle aku yapi jadi Suami aku. Aku berani bilang sama Mama dan Papa kalau Aku suka dan cinta sama Mas Dennis. Aku ngak mau menunda dan menahan lagi, terlebih GrandMa dan Grandpa sudah sangat sering menjodohkan Auncle dengan para gadis yang selalu membuat posisiku terancam. Aku serius mengenai pernyataan cintaku satu bulan yang lalu, jangan menghilang lagi." kata Angel dengan mata berkaca kaca dan mendekatkan wajahnya pada Dennis namun Dennis mengalihkan wajahnya hingga bibir Angel berlabih dipipi Dennis.Bertepatan dengan itu air mata Angel jatuh setetes dan menempel dipipi Dennis gadis cantik yang sudah seperti Adik dan keponakan bagi Dennis itu memeluk erat tubuh atletis Dennis dan menangis disana."Sayang, kita tidak akan bisa menjalin hubungan asmara seperti itu. Aku adalah sahabat baik Papamu yang sudah dianggapnya bagaikan Adik Kandungnya sendiri bagaimana mungkin hubungan kita bisa menjadi sebuah kata mungkin?" tanya Dennis pelan seraya mengusap rambut panjang Angel yang bergelombang."Kenapa tidak mungkin? Mas Dennis bukan Adik Kandung Papa, Mas Dennis dekat dengan Papa karena pekerjaan dan juga Granpa Li lalu mengapa pernikahan diantara kitansebuah ketidak mungkinan? Apa aku kurang cantik?" tanya Angel yang membuat Dennis tersenyum lembut dan menggeleng."Tentu saja bukan karena kurang cantik, kamu snagat cantik sayang. Tapi kamu masih terlalu muda untuk mengerti makna dari sebuah pernikahan. Dalam pernikahan tidak cukup hanya cinta, tapi ada tanggung jawab dan juga komitment didalamnya. Uncle ini sudah tua, bahkan hanya beda 4 tahun dari Papa kamu yang menikah muda dengan Mama kamu. Jadi belajarlah yang baik dan jadi keponakan Uncle yang manis," kata Dennis penuh nasehat walau sebenarnya apa yang dikatakan sangat berbeda dengan yang ada dihatinya."Angel, kamu itu sudah Dewasa Nak jangan suka minta pangku sama Uncle Dennis begitu! Sebentar lagi Uncle akan menikah karena Grandma dan Grandpa Li sudah menentukan tanggal baik pernikahan untuk Uncle Dennis." perkataan Abraham sontak membuat tangis Angel berhenti.Tubuh Angel terasa kaku, hatinya ikut merasa pilu dan dadanya terasa sesak. Angel mengangkat kepalanya dan memandang wajah tampan keturunan asli Chinese itu dengan pandangan sendu dan berkaca-kaca.Dennis juga tidak tahu harus berkata apa, pernikahan itu memang perjodohan tapi Mommy dan Daddynya sudah tidak mau menerima penolakan apapun dari Dennis karena Dennis hanyalah Anak semata wayang yang mereka miliki."Apa itu benar?" tanya Angeline dengan air mata yang tidak mampu dia tahan lagi.Dennis tidak menjawab karena hatinya terasa sesak saat melihat air mata Angeline, tapi anggukan dari Dennis berhasil membuat Angel beranjak dari pangkuan pria tampan itu dan berlari ke arah tangga untuk memasuki kamarnya tanpa menyapa sang Papa terlebih dahulu."Aku jadi khawatir jika kau dan Istrimu nanti pasti akan bertengkar terus jika melihat seberapa dekat kau dengan Angel." kata Abraham yang merasa sedikit cemas sedangkan Dennis hanya menghela nafas panjang."Kamu sudah mempersiapkan pernikahanmu sejauh mana?" tanya Abraham pada Dennis begitu Angel sudah tidak lagi berada diantara meraka."Aku sama sekali tidak peduli dengan itu, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku ketimbang mengurus hal yang tidak penting itu!" kata Dennis acuh tak acuh yang membuat Abraham tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya."Oh ayolah Bung! Kita hanya beda 4 tahun, Anak gadisku bahkan sudah berusia 20 tahun dan sangat manja padamu bagaimana mungkin kau betah membujang tua begini?" tanya Abraham kembali menepuk punggung Adik seperjuannya dalam dunia Bisnis itu."Sudah jangan bahas urusanku, lagi pula Nenek Tua dan Kakek Tua itu pasti akan snagat semangat sekali mengurus pernikahanku." kata Dennis kembali."Lagi pula Kau sesekalinya pulang bukannya memperhatikan Putri tunggalmu malah memperhatikan pernikahanku!" kata Dennis kesal."Angel sangat pengertian. Dia tahu aku dan Lily sangat sibuk agar dia memiliki masa depan yang terjamin dan pendidikan yang bagus.
"Sayang..." panggil Grandma dan menarik pelan bahu Angel agar duduk disampingnya.Grandpa juga mengusap rambut panjang Angel dengan lembut. Kedua lansia itu menghela nafas panjang, rupanya cucu mereka yang menggemaskan sudah dewasa bahkan menaruh hati pada Anak semata wayang yang mereka miliki."Nak... Kamu masih muda. Jangan hanya karena kalut sesaat kamu menyia-nyiakan masa depan kamu yang cemerlang. Uncle Dennis akan tetap menjadi Uncle kesayangan dan paling mengerti dirimu. Tidak akan ada yang berubah, kamu hanya kalut sesaat." kata Grandpa Li menasehati Angel yang sebenarnya lebih kearah meyakinkan dirinya jika ras Angel pada Dennis memang keliru.Nyonya Li terdiam dan mengusap rambut panjang remaja yang baru beranjak dewasa itu. Baginya ini adalah keuntungan beruntun, Angeline masih muda dan cantik. Kesehatan Angel juga sangat baik, sedangkan calon Dennis sekarang berusia 40 tahun. Ya karena sang Putra selalu menolak untuk dijodohkan hanya dengan Anak Koleganya yang sudah masa l
"Kata Papa tidak Angel! Kamu masih terlalu muda untuk menikah dan Papa tidak ingin kamu menyesal," kata Abraham mulai melunak pada sang Putri. "Mama dan Papa juga menikah saat diusia yang sama denganku. Mama dan papa bahkan bahagia hingga sekarang lantas mengapa aku tidak boleh menikah diusia yang sekarang?" tanya Angel dengan nada keras. "Nak... Pernikahan bukan hal yang segampang kau pikirkan," kata Mama pada Angel dengan nada lembut. Lily merasa sedih karena dia bahkan tidak tahu bagaimana cara menenangkan putrinya karena memang hubungan keduanya tidak sedekat itu. "Kamu sepertinya terlalu lelah sehingga bicara melantur, kamu tidak akan pernah bisa menikah dengan Dennis. Tidak akan pernah!" kata Papa tegas. Hati Angel terasa nyeri saat sang Papa mengatakan itu, tapi dia juga sadar jika tanpa restu dari sang Papa maka pernikahan ini hanyalah sebuah wacana tanpa eksekusi. "Apa Papa tidak takut kehilangan aku?" tanya Angel lirih tapi Abaraham langsung meninggalkan Angel tanpa ka
Saat ini Lily dan Abraham pulang ke rumah. Ini hari kedua Angel tidak sadarkan diri. Hanya Dennis yang ada di ruangan itu menemani Angel, Dennis mengusap rambut Angel yang panjang bergelombang.Angel masih tampak sangat menawan walaupun wajahnya sangat pucat karena sedang sakit."Sayang mengapa kamu melakukan hal yang begitu nekad seperti ini? Bukankah kamu bilang ingin menjadi pembisnis hebat seperti Papamu dan membangun kerajaan bisnismu sendiri? Lantas sikap macam apa ini?" tanya Dennis mengusap rambut Angel."Kamu bahkan belum menyelesaikan pendidikan Sarjanamu lantas mengapa kamu malah menyerah dengan keadaan?" tanya Dennis dengan mata berkaca-kaca.Dennis sendiri tidak tahu persis apa yang dia rasakan pada Angel. Dia menyayangi Angel dan takut kehilangan Gadis itu lebih dari apapun tapi dia juga tidak ingin Angel menikah dengannya.Meski dia hanya teman dekat dari Abraham dan tidak ada hubungan darah dengan Angel tetap saja hubungannya dengan Angel bukanlah hal yang sewajarnya m
Ya meski sudah melakukan terapi tapi semuanya tidak semudah membalikkan telapak tangan, hingga hari ke empat Angel masih belum sadarkan diri. Sudah terhitung 18 hari gadis cantik itu betah dengan ranjang rumah sakitnya."Nak... Papa tahu mungkin Papa terlalu keras denganmu. Tapi tolong jangan hukum Papa seperti ini Nak!" lirih Abraham dengan suara serak karena air matanya ingin keluar."Jika memang kamu sangat mencintai Dennis Li, maka Papa akan mengizinkan kamu untuk menjadi Istrinya. Jika kalian berdua bisa saling menerima maka Papa akan menerima hubungan kalian, tolong Angel bangun ya Nak. Sudah cukup tidurnya Nak, Papa dan Mama sangat merindukan Putri Kami yang manis." kata Abraham yang tidak kuasa menahan tangis."Mas... Sabar. Angel akan segera sadar, kita hanya bisa berdo'a saja agar kesembuhan Angel dipermudah dan bisa melakukan akivitas seperti biasa." kata Dennis."Dennis... Aku mau menanyakan perihal permintaan Angel yang menginginkan kau sebagai Suaminya. Apakah kamu sudah
"Sayang ada apa? Kenapa kamu tiba tiba berubah?" tanya Lily yang kaget sedangkan Dennis tertampar kenyataan. Nyatanya memang usianya dan Angel memang terpaut sangat jauh dan apa yang Angel katakan sama sekali tidak salah tapi kenapa saat Angel yang mengatakannya sangat perih terasa.Setelah itu tidak ada yang bicara, bukan... Bukan mereka yang mendiamkan Angel tapi Angel yang mendiamkan mereka semua, gadis itu hanya melihat ke depan. Bahkan saat haus dan Dennis duduk disampingnya dia juga tidak meminta tolong pada Dennis dan memilih mengambilnya sendiri. Hingga Dennis yang mengambil minuman itu dan membantu Angel minum tanpa suara karena jika Dennis bersuara yang ada hanya didiamkan saja oleh gadis cantik yang ada dihadapannya."Nak... Mama dan Papa pulang dulu sebentar nanti kami akan balik lagi setelah magrib," kata Lily yang didiamkan saja tanpa respon oleh AngelSetibanya diluar kamar Lily tidak kuasa menahan air matanya saat mengingat raut wajah sang Putri yang datar tanpa ekspre
Hari yang dilalui oleh Angel sejak memutuskan mengabaikan perasaannya pada Dennis bukan hal yang mudah. Sering kali dia hampir lepas kendali untuk sekedar memeluk Dennis jika pria itu datang berkunjung ke kediaman sang Mama dan Papa. Sudah 3 bulan sejak Angel sembuh, sejak itu pula Dennis berusaha mendapatkan hati gadis belia yang sempat sangat mencintainya itu mungkin sekarang hatinya juga masih milik Dennis hanya saja semuanya disimpan dengan rapi oleh Angel. Pagi yang cerah menemani Angel yang tengah memasak sarapan pagi dibantu oleh beberapa pelayan dikediamannya. Bukan hanya itu saja Angel membuat puding dengan hiasan bunga yang teramat indah dipandang mata. Hub Seseorang memeluk pinggang ramping Angel yang membuat para pelayan memilih membawa makanan yang telah siap dihidangkan ke meja makan. Ya yang memeluk Angel dari belakang adalah Dennis, pria matang yang masih tetap tampan itu memeluk sang pujaan hati yang menjauh beberapa waktu ini darinya. "Kamu tidak merindukanku Sa
"Mas kenapa kamu bisa sampai seperti ini?" tanya Angel pada sang Pujaan hati yang tidak sepenuhnya sadar. ya Angel membawa Dennis menggunakan mobil pribadinya. Angel membawa Dennis kekediaman orang tuanya Mansion keluar Morris. Beruntung Abraham Morris dan Lily Morris sedang tidak ada dikediaman.Angel membawa Dennis ke kamarnya, ya kamarnya. Kenapa? Karena Angel berniat tidur di kamar tamu, karena tidak akan sempat meminta pelayan menyiapkan kamar tamu untuk Dennis jadi Angel memutuskan menggunakan kamarnya untuk sang Pujaan hati."Mas, kamu masih bisa melangkahkan? Aku ngak sanggup gendong kamu," kata Angel dengan nada yang dibesarkan agar Dennis mampu mendengarnya karena kesadarannya benar-benar meluap karena kadar alkohol yang diminumnya."Angel! Sweety? Kenapa suaramu ada dimana-mana? Apa tidak cukup kamu menyiksaku dengan keberadaanmu yang selalu ada dimanapun aku menatap dikediamanku? Ini tidak adil Sayang! Kau menghuni hatiku dengan sombongnya kau malah mengalihkan pandanganm
Pagi ini Dennis pergi menjalani hari-harinya seperti biasa. Masih berbalut dengan bathrobe putih dan sedang menggosokkan handuk kecil ke rambutnya Angel datang dari belakang dan memeluk Dennis erat. Angel mencium wangi tubuh Dennis dan menghirupnya dalam hingga membuat sesuatu dalam diri Dennis sedikit meradang di pagi hari yang jika Dennis tidak menghentikannya maka akan menjadi cerita panas yang panjang dipagi hari."Ada apa Sayang? Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Dennis berbalik dan mengelus rambut sang Istri dengan penuh kasih sayang."Mas aku ikut kamu ke kantor hari ini boleh?" tanya Angel yang sukses membuat Dennis merasa tidak enak hati. Bukan apa- apa, hari ini Dennis punya banyak sekali jadwal meeting dan rapat. Tidak menuntut kemungkinan waktunya hanya akan habis bekerja tanpa bisa memperdulikan wanita terkasihnya."Sayang... Hari ini Mas punya jadwal yang sangat padat. Mas khawatir jika nantinya kamu akan merasa bosan dan capek," tolak Dennis secara halus.Mendapat penolaka
Memutuskan cuti kuliah karena tengah hamil dan juga dilarang oleh Mama dan Papanya untuk kuliah dulu sebelum dia melahirkan.Sekarang Angel punya hobi baru, yaitu melakukan daily vlog sehari hari yang dibagikannya melalui kanal youtubenya.Demi menjaga frivasinya agar tetap aman, Angel memutuskan hanya menampilkan video animasi ataupun hanya menampakan tangannya saja.Saat ini Angel tengah merekam aksinya membuat Rendang daging dan juga membuat bolu pandan. Ya salah satu aktivitas yang disenangi Angel sejak membuat Vlog adalah memasak."Sayang kamu masak apa?" tanya Dennis yang datang memeluk tubuh mungil Angel dari belakang."Masak rendang daging dan Bolu pandan. Mama dan Papa jadi pulang malam ini kan Mas?" tanya Angel pada Dennis."Iya Sayang... Kalau kata Papa, seharusnya mereka sudah naik pesawat. kamu ngak usah repot repot memasak, lagi pula ada Bibi yang masak." kata Dennis pada Angel."Aku lagi seneng aja masak sekarang Mas, terlebih ternyata masak itu ngak sesulit yang aku ba
Pagi ini Dennis merasakan hatinya meletup letup layak kembang api pada tahun baru, indah dan semarak penuh warna. Tahu kenapa? Angel saat ini sedang bersandar didada bidang Dennis dengan mata tertuju pada layar tv dan juga tangannya sibuk mencomot potongan buah dan juga menyuapi Dennis potongan buah yang ada ditangannya."Yang... Kamu pergi ketempat Mama dan Papa kamu ngak sore nanti?" tanya Dennis seraya membelai rambut panjang Angel."Malas Mas, lagian Mama dan Papa jarang di rumah. Kemarin Mama telepon katanya mau bisnis ke Jepang sang Papa. Hmmmm, semakin aku tinggal sama kamu kayaknya Mama dan Papa udah ngak sayang aku lagi deh. Masa aku dibuang gitu aja sama kamu? Memang aku apaan?" tanya Angel dengan wajah menyernyit dan mulutnya yang naik ke atas karena kesal."Sayang! Ngak boleh ngomong gitu! Ngak ada yang negebuang kamu! Kamu itu Istri aku, sekarang juga lagi hamil muda jadi yang paling tepat memang Aku yang jagain kamu Sayang." kata Dennis pada Angel."Apa jagain? Hello! Ma
"Lu ngomong kayak gitu karena memang hati lu kayak SCTV satu untu semua!" kata Dennis yang malah mendapat hadiah lemparan kulit kuaci yang dimakan oleh William sambil tertawa. "Lu sendiri ngak ngerasain jadi gue Bro! Coba sesekali Lu tuker posisi sama gue! Ketemu banyak gadis sexy dan Lu ngak perlu ngerayu mereka tapi mereka menyerahkan diri dengan mudahnya sama Lu? Siapa yang sanggup nolak? Gue masih normal kali, Hahahahaha."kata William yang kembali tertawa. "BTW, gue dengar dengar dari temen temen, Istrilu Anak dari Abraham kan ya?" tanya William dan Dennis hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. "Iya, dia Angeline Morris Anak semata wayang Abraham dan Lily." kata Dennis yang masih sibuk dengan pekerjaannya. "Wah akhirnya cintanya si Bocil ngak bertepuk sebelah tangan. Gimana bisa jadinya berdua? Bukannya Abraham dan Lily sangat tidak menyetujui hubungan kalian? Kenapa tiba tiba nikah dadakan? Angel ngak lagi hamil diluar nikahkan?" tanya William penuh selidik. Wajah Dennis la
Pagi itu semuanya tampak normal, ya Angel sudah tidak memakai infus lagi. Dennis juga memilih cuti kerja hari ini untuk bertemu dengan guru ngajinya dan juga Angel ingin ikut berguru.Saat ini Angel tengah berbaring di gazebo samping kolam renang dengan segelas susu hangat dan potongan buah segar. Angel hanya berdua dengan Dennis di rumah selebihnya hanya tinggal pelayan rumah sedangkan Mama dan Papa mertuanya melakukan perjalanan bisnis ke Jepang dan berangkat pagi tadi."Sayang! Kamu mau makan apa biar aku minta Bibi untuk buatkan," kata Dennis yang menghampiri sang Istri yang tengah beristirahat di gazebo."Aku belum mau makan makanan berat Mas, aku mau makan buah aja dulu. Ini juga belum habis," kata Angel menunjukkan segelas susu ditangannya."Baiklah, kalau kamu butuh apapun Mas ada diruang kerja ya!" kata Dennis dan segera beranjak dari sana.Namun sebelum sempat berjarak langkahnya terhenti karena perkataan Angel."Mas, jangan kerja lagi hari ini. Kamu memutuskan libur untuk m
Dengan cepat Dennis menggendong Angel dan membaringkan Istrinya di ranjang mereka. Angel tampak sangat lemas dan tidak berdaya."Mau Mas buatkan sesuatu? Mungkin teh hangat atau cokelat hangat jika memang tidak ingin minum susu putih dulu?" tanya Dennis pada Angel.Angel mengerjabkan matanya sebentar sebelum kembali memejamkan matanya."Bantu aku duduk Mas, aku akan minum susu yang dibuatkan oleh Mama saja. Lagi pula rasa mual ini membuatku tidak berniat meminum minuman apapun." kata Angel membuat Dennis menatap sendu Istri yang baru sah dia miliki seutuhnya pagi ini."Jika kamu tidak mau makan bagaimana dengan Bayi kita Sayang?" tanya Dennis lembut."Karena itu aku ingin meminum susu dulu Mas, oh iya bisakah tolong bantu aku untuk melihat apakah di dalam tas ranselku ada obat untuk mengurangi mual? Seingatku aku menaruhnya disana tadi sebelum kesini." kata Angel yang membuat Dennis segera melihatnya.Saat Dennis melihat isi tas Angel membuat Dennis sedikit terdiam, ya saat mengalin i
Setelah Angel cukup tenang, barulah Dennis kembali ingin mengatakan niatnya untuk menikahi Angel."Demi bayi ini, aku akan menerima pernikahan ini. Tapi..." Angel ragu untuk melanjutkan ucapannya."Apa Sayang?" tanya Dennis kembali."Apa Mas serius pernah mencintaiku? Ini bukan hanya sebagai bentuk pertanggung jawaban Mas atas semua yang telah menimpa kita?" tanya Angel kembali yang membuat Dennis tersenyum masam.Angel merasa tidak percaya padanya itu adalah suatu yang wajar. Dia mengatakan jika mencintai Angel tapi buktinya menyetujui pernikahan bersama Jennie walau memang tidak berhasil diselesaikan tapi tetap saja sudah berlangsung bukan?"Apakah ini terkait dengan kasus pernikahan Mas dengan Jennie?" tanya Dennis kembali yang hanya didiamkan oleh Angel."Perasaan Mas kepadamu itu sulit dijelaskan, terlebih Mas merasa waktu itu kita sangat tidak memungkinkan. Kamu baru usia 20 tahun dan aku sangat dekat dengan Papamu, bahkan kau juga seharusnya memanggilku Uncle. Terlalu banyak tem
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, perlahan Angel membuka matanya. Hal pertama yang dia dapati adalah Sang Mama yang terlelap menggenggam tangannya.Disamping nakasnya ada beberapa obat sepertinya Mama dan Papanya tadi memanggil Dokter Maya ke rumah."Ma...Ma bangun Ma," kata Angel membangunkan Lily yang terlelap.Perlahan Lily membuka matanya, dan tersenyum saat Angel sudah tersadar."Kamu sudah bangun Sayang? Gimana prasaan kamu? Apa ada yang sakit?" tanya Mama pada Angel."Tadi aku hanya merasa pusing Ma, sekarang sudah tidak. Mama kembali saja ke kamar, aku tidak apa apa sendiri." kata Angel pada sang Mama.Angek sangat jarang bicara panjang kecuali saat dia merasa telah menyusahkan sang Mama.Saat Lily ingin memberi tahukan kebenaran tentang kehamilan Angel, dia takut Angel akan kembali terguncang bahkan sejak kejadian malam itu meski Angel tidak melarang Dennis datang ke kediaman mereka tapi Angel sangat menjaga jarak dengan Dennis. "Nak, besok kamu bisa temani Mama ke rum
Tepat jam 12 siang Angel mengerjapkan matanya dan perlahan membuka mata. Namun belum sepenuhnya kesadarnnya dia dapatkan bayangan malam kelam yang dia lalui bersama Dennis kembali menghantuinya.Dibanting, dicekik dan dipaksa berhubungan, tangis Angel tanpa bisa dihentikan menhalir begitu saja. Awalnya pelan, namun tangisan itu semakin mengeras saat dipelupuk matanya Dennis tampak sangat menyeramkan dan pemarah."Jangan! Pergi!" teriak Angel sontak histeris dan menggelepar dari ranjangnya yang membuat Dennis dan Lily yang ada disana terkejut."Pergi Mas! Jangan begini!""Papa! Papa!" teriak Angel yang langsung dipeluk sang Mama yang juga menangis melihat kondisi Angel.Dokter yang dipanggil oleh Dennis segera berlari menangani Angel dan menyuntikkan obat penenang saat Angel terus memaksa menolak sang Mama dan selalu meracau.Tidak lama setelahnya Angel kembali berbaring dan Lily merasa ada yang hilang dari dalam dirinya. Hatinya sangat sakit melihat Putrinya berteriak histeris seperti