Saat ini Lily dan Abraham pulang ke rumah. Ini hari kedua Angel tidak sadarkan diri. Hanya Dennis yang ada di ruangan itu menemani Angel, Dennis mengusap rambut Angel yang panjang bergelombang.
Angel masih tampak sangat menawan walaupun wajahnya sangat pucat karena sedang sakit."Sayang mengapa kamu melakukan hal yang begitu nekad seperti ini? Bukankah kamu bilang ingin menjadi pembisnis hebat seperti Papamu dan membangun kerajaan bisnismu sendiri? Lantas sikap macam apa ini?" tanya Dennis mengusap rambut Angel."Kamu bahkan belum menyelesaikan pendidikan Sarjanamu lantas mengapa kamu malah menyerah dengan keadaan?" tanya Dennis dengan mata berkaca-kaca.Dennis sendiri tidak tahu persis apa yang dia rasakan pada Angel. Dia menyayangi Angel dan takut kehilangan Gadis itu lebih dari apapun tapi dia juga tidak ingin Angel menikah dengannya.Meski dia hanya teman dekat dari Abraham dan tidak ada hubungan darah dengan Angel tetap saja hubungannya dengan Angel bukanlah hal yang sewajarnya menurut Dennis.Umur mereka terpaut terlalu jauh, Dennis khawatir jika dia dan Angel bersama maka Angel akan jadi bulan bulanan temannya karena punya suami yang tua.Tapi ayolah, apa Dennis tidak sadar? Diusianya yang ke 36 ini dia sama sekali tidak menua. Wajahnya terlalu muda untuk pria berusia 36 bahkan lebih terlihat berusia 26 tahun. Pola hidup yang sehat dan vegetarian membuatnya tampak jauh lebih muda dari usianya.ClekPintu terbuka, ternyata Jennie Patlers yang datang dengan menggunakan gaun selutut dan sepatu hak tinggi yang membuatnya tampak sangat elegan dan cantik diusianya yang tidak lagi muda."Dia terlalu muda untuk memilih bunuh diri karena patah hati. Cantik! Wajar jika kau sulit melepaskannya. Apakah Abraham akan mengizinkan kalian bersama setelah kejadian ini?" tanya Jennie seraya meletakkan buket bunga yang dibawanya."Maaf," lirih Dennis saat Jennie duduk disampingnya menatap lekat wajah pucat Angel."Bukan hal besar, kita sedari awal memang tidak saling cinta. Gagal menikah juga sudah bagus, apa jadinya jika pernikahanku seperti pernikahan Orang tuaku yang hanya terlihat harmonis diluar tapi retak sana sini didalam." kata Jennie tenang."Aku ingin berpamitan," kata Jennie menjeda kalimatnya."Kau akan kemana?" tanya Dennis."Aku akan ke Paris menikmati kebebasanku disana. Jika aku menemukan pria tampan yang mau menerimaku apa adanya maka aku akan langsung mengajaknya menikah. Aku kagum dengan keberaniannya tapi juga kesal karena dia memilih mati jika tidak bisa menikah denganmu. Itu pikiran yang sangat dangkal!" kata Jennie mengusap rambut Angel."Jika aku menikah seusia dengan Abraham dan Lily dulu pasti Anakku sudah seusia Angel. Dia anak yang manis, tapi keras kepala disaat yang sama." kata Jennie tersenyum menatap lamat wajah cantik Angel."Semoga kau menemukan kebahagiaanmu disana," kata Dennis dan diaminkan oleh Jennie.Setelahnya Jennie pamit pergi dan tinggallah Angel dan Dennis sendiri.Dua minggu kemudian.Dokter memeriksa kondisi Angel, karena seharusnya Angel sudah sadar sejak 3 hari dirawat pasca operasi tapi mengapa hingga 2 minggu masih belum juga membuka mata.Dokter menghela nafas panjang saat mengingat jika Angel adalah pasien bunuh diri yang berhasil diselamatkan. Besar kemungkinan hal ini terjadi karena faktor psikologisnya."Apakah ada yang memicu pasien melakukan percobaan bunuh diri?" tanya Dokter pada Abraham yang saat itu bersama Lily dan Dennis di ruangan rawat Angel."Masalah percintaan Dokter," kata Abraham to the point."Sebenarnya Angel sudah lama seharusnya sadar dari tidurnya hanya saja seperti ada yang menolak dialam bawah sadarnya untuk membuatnya terbangun. Jika memang ada sesuatu yang sangat dia inginkan namun tidak dia dapatkan ada baiknya coba semangati dia dengan memberikan apa yang membuatnya melakukan tindakan sembrono ini." kata Dokter pada keluarga Angel."Dia meminta pernikahan dengan orang yang dia cintai Dokter tapi saat itu saya tidak merestuinya dan melarangnya secara ketat. Lalu apa yang harus kami lakukan dengan itu?" tanya Abraham kembali."Kita perlu menghubungi psikolog, aku akan mengarahkan kalian padanya. Nanti sore dia akan mencoba memberikan terapi pada Angel." kata Dokter Arka yang membantu merawat Angel.Sore menjelang, saat ini hanya ada Dennis seorang disana. Abraham dan Lily ada rapat daring sedangkan Dennis bekerja jarak jauh demi bisa menjaga Angel.Clek"Assalamu'alaikum," salam seseorang memasuki ruangan."Walaikkumussalam," jawab Dennis Li pada seseorang yang memasuki ruangan rawat Angel."Perkenalkan saya Dokter Alvin, psikiater yang ditunjuk oleh Dokter Arka untuk membantu terapi pada Angel. Sebelumnya saya ingin bertanya kronologi seperti apa yang membuat pasien memutuskan melakukan percobaan bunuh diri?" tanya Alvin pada Dennis.Dengan nada sendu Dennis menjelaskan persoalan yang membuat Angel berbuat nekad. Restu tidak didapat dan cinta yang tidak memihak membuatnya bertindak nekad. Alvin menghela nafas panjang perkara cinta memang terkadang membuat geleng-geleng kepala. Tapi memang cinta kadang sulit dicerna."Baik aku akan coba mengatakan sesuatu dan kamu sebagai pemicunya harus ikut memberikan sugesti agar Angel segera terbangun," kata Alvin yang diiyakan oleh Dennis."Angel... Kau tahu Dennis sebenarnya juga mencintaimu. Dia takut kau menjadi korban buli jika saja menikah dengannya, kau tahu jika usianya hanya terpaut 4 tahun dengan Ayahmu. Dari kabar yang beredar, pernikahannya dengan Jennie ditunda karena kau jatuh sakit. Apa kau tidak ingin memperjuangkan cintamu lagi?" tanya Alvin dengan suara yang dikeraskan agar Angel mendengarnya."Coba bayangkan, jika kau tidak memperjuangkan cintamu pada Dennis dan terus tertidur seperti ini. Dennis dan Jennie akhirnya menikah walau awalnya tidak saling cinta tapi Dennis juga tidak berdaya, siapa yang akan tahan mencintai gadis yang hanya terlelap begitu nyenyaknya tanpa memikirkan dirinya. Akhirnya Dennis dan Jennie punya Anak bukan hanya 1 tapi bisa sampai 5 anak dan kau akan tetap diranjang ini dengan sangat menyedihkan!" kata Alvin dengan nada menyedihkan dan penuh emosional.Berhasil, Angel menangis walau tanpa suara tapi air matanya mengalir."Kau tahu Angel, sebenarnya melihat kasusmu aku hanya bisa menyimpulkan satu kata. Bodoh! Ya kau terlalu bodoh, bagaimana mungkin kau memilih mengakhiri hidupmu hanya karena mendengar pernikahan Jennie dan Dennis. Harusnya kau berjuang, kacaukan pernikahan mereka dan dapatkan Dennismu kembali. Baiklah percuma aku mengatakan ini, kau lanjuykan saja tidur panjangmu hingga Dennis tercintamu menjadi milik orang lain!" kata Alvin pada telinga Angel.Setelahnya Alvin mengajak Dennis keluar dari ruangan untuk berbucara empat mata dengannya."Aku tidak tahu ini berhasil atau tidak, tapi Angel tidak sepenuhnya tertidur. Kondisi ini terjadi karena dia menolak bangun jadi kita harus merangsangnya untuk bangun dengan mengatakan perkataan yang menakutinya. Sebagai orang yang dia cintai kau banyaklah mengajaknya bercerita, itu akan membuatnya segera sadar." kata Dokter Alvin."Terima kasih Dokter, aku akan sering mengajaknya berbicara." kata Alvin.Sementara Angel yang berada ditempat serba hijau dan banyak bunga menangis keras dibawah pohon rindang."Tidak... Mas Dennis tidak boleh minikah dengan Jennie! Mas Dennis hanya milikku!" ratap gadis muda itu.Angel mengedarkan pandangannya, tempat ini indah namun asing baginya."Dimana aku?" tanya Angel kempada dirinya.Ya meski sudah melakukan terapi tapi semuanya tidak semudah membalikkan telapak tangan, hingga hari ke empat Angel masih belum sadarkan diri. Sudah terhitung 18 hari gadis cantik itu betah dengan ranjang rumah sakitnya."Nak... Papa tahu mungkin Papa terlalu keras denganmu. Tapi tolong jangan hukum Papa seperti ini Nak!" lirih Abraham dengan suara serak karena air matanya ingin keluar."Jika memang kamu sangat mencintai Dennis Li, maka Papa akan mengizinkan kamu untuk menjadi Istrinya. Jika kalian berdua bisa saling menerima maka Papa akan menerima hubungan kalian, tolong Angel bangun ya Nak. Sudah cukup tidurnya Nak, Papa dan Mama sangat merindukan Putri Kami yang manis." kata Abraham yang tidak kuasa menahan tangis."Mas... Sabar. Angel akan segera sadar, kita hanya bisa berdo'a saja agar kesembuhan Angel dipermudah dan bisa melakukan akivitas seperti biasa." kata Dennis."Dennis... Aku mau menanyakan perihal permintaan Angel yang menginginkan kau sebagai Suaminya. Apakah kamu sudah
"Sayang ada apa? Kenapa kamu tiba tiba berubah?" tanya Lily yang kaget sedangkan Dennis tertampar kenyataan. Nyatanya memang usianya dan Angel memang terpaut sangat jauh dan apa yang Angel katakan sama sekali tidak salah tapi kenapa saat Angel yang mengatakannya sangat perih terasa.Setelah itu tidak ada yang bicara, bukan... Bukan mereka yang mendiamkan Angel tapi Angel yang mendiamkan mereka semua, gadis itu hanya melihat ke depan. Bahkan saat haus dan Dennis duduk disampingnya dia juga tidak meminta tolong pada Dennis dan memilih mengambilnya sendiri. Hingga Dennis yang mengambil minuman itu dan membantu Angel minum tanpa suara karena jika Dennis bersuara yang ada hanya didiamkan saja oleh gadis cantik yang ada dihadapannya."Nak... Mama dan Papa pulang dulu sebentar nanti kami akan balik lagi setelah magrib," kata Lily yang didiamkan saja tanpa respon oleh AngelSetibanya diluar kamar Lily tidak kuasa menahan air matanya saat mengingat raut wajah sang Putri yang datar tanpa ekspre
Hari yang dilalui oleh Angel sejak memutuskan mengabaikan perasaannya pada Dennis bukan hal yang mudah. Sering kali dia hampir lepas kendali untuk sekedar memeluk Dennis jika pria itu datang berkunjung ke kediaman sang Mama dan Papa. Sudah 3 bulan sejak Angel sembuh, sejak itu pula Dennis berusaha mendapatkan hati gadis belia yang sempat sangat mencintainya itu mungkin sekarang hatinya juga masih milik Dennis hanya saja semuanya disimpan dengan rapi oleh Angel. Pagi yang cerah menemani Angel yang tengah memasak sarapan pagi dibantu oleh beberapa pelayan dikediamannya. Bukan hanya itu saja Angel membuat puding dengan hiasan bunga yang teramat indah dipandang mata. Hub Seseorang memeluk pinggang ramping Angel yang membuat para pelayan memilih membawa makanan yang telah siap dihidangkan ke meja makan. Ya yang memeluk Angel dari belakang adalah Dennis, pria matang yang masih tetap tampan itu memeluk sang pujaan hati yang menjauh beberapa waktu ini darinya. "Kamu tidak merindukanku Sa
"Mas kenapa kamu bisa sampai seperti ini?" tanya Angel pada sang Pujaan hati yang tidak sepenuhnya sadar. ya Angel membawa Dennis menggunakan mobil pribadinya. Angel membawa Dennis kekediaman orang tuanya Mansion keluar Morris. Beruntung Abraham Morris dan Lily Morris sedang tidak ada dikediaman.Angel membawa Dennis ke kamarnya, ya kamarnya. Kenapa? Karena Angel berniat tidur di kamar tamu, karena tidak akan sempat meminta pelayan menyiapkan kamar tamu untuk Dennis jadi Angel memutuskan menggunakan kamarnya untuk sang Pujaan hati."Mas, kamu masih bisa melangkahkan? Aku ngak sanggup gendong kamu," kata Angel dengan nada yang dibesarkan agar Dennis mampu mendengarnya karena kesadarannya benar-benar meluap karena kadar alkohol yang diminumnya."Angel! Sweety? Kenapa suaramu ada dimana-mana? Apa tidak cukup kamu menyiksaku dengan keberadaanmu yang selalu ada dimanapun aku menatap dikediamanku? Ini tidak adil Sayang! Kau menghuni hatiku dengan sombongnya kau malah mengalihkan pandanganm
Tepat jam 12 siang Angel mengerjapkan matanya dan perlahan membuka mata. Namun belum sepenuhnya kesadarnnya dia dapatkan bayangan malam kelam yang dia lalui bersama Dennis kembali menghantuinya.Dibanting, dicekik dan dipaksa berhubungan, tangis Angel tanpa bisa dihentikan menhalir begitu saja. Awalnya pelan, namun tangisan itu semakin mengeras saat dipelupuk matanya Dennis tampak sangat menyeramkan dan pemarah."Jangan! Pergi!" teriak Angel sontak histeris dan menggelepar dari ranjangnya yang membuat Dennis dan Lily yang ada disana terkejut."Pergi Mas! Jangan begini!""Papa! Papa!" teriak Angel yang langsung dipeluk sang Mama yang juga menangis melihat kondisi Angel.Dokter yang dipanggil oleh Dennis segera berlari menangani Angel dan menyuntikkan obat penenang saat Angel terus memaksa menolak sang Mama dan selalu meracau.Tidak lama setelahnya Angel kembali berbaring dan Lily merasa ada yang hilang dari dalam dirinya. Hatinya sangat sakit melihat Putrinya berteriak histeris seperti
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, perlahan Angel membuka matanya. Hal pertama yang dia dapati adalah Sang Mama yang terlelap menggenggam tangannya.Disamping nakasnya ada beberapa obat sepertinya Mama dan Papanya tadi memanggil Dokter Maya ke rumah."Ma...Ma bangun Ma," kata Angel membangunkan Lily yang terlelap.Perlahan Lily membuka matanya, dan tersenyum saat Angel sudah tersadar."Kamu sudah bangun Sayang? Gimana prasaan kamu? Apa ada yang sakit?" tanya Mama pada Angel."Tadi aku hanya merasa pusing Ma, sekarang sudah tidak. Mama kembali saja ke kamar, aku tidak apa apa sendiri." kata Angel pada sang Mama.Angek sangat jarang bicara panjang kecuali saat dia merasa telah menyusahkan sang Mama.Saat Lily ingin memberi tahukan kebenaran tentang kehamilan Angel, dia takut Angel akan kembali terguncang bahkan sejak kejadian malam itu meski Angel tidak melarang Dennis datang ke kediaman mereka tapi Angel sangat menjaga jarak dengan Dennis. "Nak, besok kamu bisa temani Mama ke rum
Setelah Angel cukup tenang, barulah Dennis kembali ingin mengatakan niatnya untuk menikahi Angel."Demi bayi ini, aku akan menerima pernikahan ini. Tapi..." Angel ragu untuk melanjutkan ucapannya."Apa Sayang?" tanya Dennis kembali."Apa Mas serius pernah mencintaiku? Ini bukan hanya sebagai bentuk pertanggung jawaban Mas atas semua yang telah menimpa kita?" tanya Angel kembali yang membuat Dennis tersenyum masam.Angel merasa tidak percaya padanya itu adalah suatu yang wajar. Dia mengatakan jika mencintai Angel tapi buktinya menyetujui pernikahan bersama Jennie walau memang tidak berhasil diselesaikan tapi tetap saja sudah berlangsung bukan?"Apakah ini terkait dengan kasus pernikahan Mas dengan Jennie?" tanya Dennis kembali yang hanya didiamkan oleh Angel."Perasaan Mas kepadamu itu sulit dijelaskan, terlebih Mas merasa waktu itu kita sangat tidak memungkinkan. Kamu baru usia 20 tahun dan aku sangat dekat dengan Papamu, bahkan kau juga seharusnya memanggilku Uncle. Terlalu banyak tem
Dengan cepat Dennis menggendong Angel dan membaringkan Istrinya di ranjang mereka. Angel tampak sangat lemas dan tidak berdaya."Mau Mas buatkan sesuatu? Mungkin teh hangat atau cokelat hangat jika memang tidak ingin minum susu putih dulu?" tanya Dennis pada Angel.Angel mengerjabkan matanya sebentar sebelum kembali memejamkan matanya."Bantu aku duduk Mas, aku akan minum susu yang dibuatkan oleh Mama saja. Lagi pula rasa mual ini membuatku tidak berniat meminum minuman apapun." kata Angel membuat Dennis menatap sendu Istri yang baru sah dia miliki seutuhnya pagi ini."Jika kamu tidak mau makan bagaimana dengan Bayi kita Sayang?" tanya Dennis lembut."Karena itu aku ingin meminum susu dulu Mas, oh iya bisakah tolong bantu aku untuk melihat apakah di dalam tas ranselku ada obat untuk mengurangi mual? Seingatku aku menaruhnya disana tadi sebelum kesini." kata Angel yang membuat Dennis segera melihatnya.Saat Dennis melihat isi tas Angel membuat Dennis sedikit terdiam, ya saat mengalin i
Pagi ini Dennis pergi menjalani hari-harinya seperti biasa. Masih berbalut dengan bathrobe putih dan sedang menggosokkan handuk kecil ke rambutnya Angel datang dari belakang dan memeluk Dennis erat. Angel mencium wangi tubuh Dennis dan menghirupnya dalam hingga membuat sesuatu dalam diri Dennis sedikit meradang di pagi hari yang jika Dennis tidak menghentikannya maka akan menjadi cerita panas yang panjang dipagi hari."Ada apa Sayang? Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Dennis berbalik dan mengelus rambut sang Istri dengan penuh kasih sayang."Mas aku ikut kamu ke kantor hari ini boleh?" tanya Angel yang sukses membuat Dennis merasa tidak enak hati. Bukan apa- apa, hari ini Dennis punya banyak sekali jadwal meeting dan rapat. Tidak menuntut kemungkinan waktunya hanya akan habis bekerja tanpa bisa memperdulikan wanita terkasihnya."Sayang... Hari ini Mas punya jadwal yang sangat padat. Mas khawatir jika nantinya kamu akan merasa bosan dan capek," tolak Dennis secara halus.Mendapat penolaka
Memutuskan cuti kuliah karena tengah hamil dan juga dilarang oleh Mama dan Papanya untuk kuliah dulu sebelum dia melahirkan.Sekarang Angel punya hobi baru, yaitu melakukan daily vlog sehari hari yang dibagikannya melalui kanal youtubenya.Demi menjaga frivasinya agar tetap aman, Angel memutuskan hanya menampilkan video animasi ataupun hanya menampakan tangannya saja.Saat ini Angel tengah merekam aksinya membuat Rendang daging dan juga membuat bolu pandan. Ya salah satu aktivitas yang disenangi Angel sejak membuat Vlog adalah memasak."Sayang kamu masak apa?" tanya Dennis yang datang memeluk tubuh mungil Angel dari belakang."Masak rendang daging dan Bolu pandan. Mama dan Papa jadi pulang malam ini kan Mas?" tanya Angel pada Dennis."Iya Sayang... Kalau kata Papa, seharusnya mereka sudah naik pesawat. kamu ngak usah repot repot memasak, lagi pula ada Bibi yang masak." kata Dennis pada Angel."Aku lagi seneng aja masak sekarang Mas, terlebih ternyata masak itu ngak sesulit yang aku ba
Pagi ini Dennis merasakan hatinya meletup letup layak kembang api pada tahun baru, indah dan semarak penuh warna. Tahu kenapa? Angel saat ini sedang bersandar didada bidang Dennis dengan mata tertuju pada layar tv dan juga tangannya sibuk mencomot potongan buah dan juga menyuapi Dennis potongan buah yang ada ditangannya."Yang... Kamu pergi ketempat Mama dan Papa kamu ngak sore nanti?" tanya Dennis seraya membelai rambut panjang Angel."Malas Mas, lagian Mama dan Papa jarang di rumah. Kemarin Mama telepon katanya mau bisnis ke Jepang sang Papa. Hmmmm, semakin aku tinggal sama kamu kayaknya Mama dan Papa udah ngak sayang aku lagi deh. Masa aku dibuang gitu aja sama kamu? Memang aku apaan?" tanya Angel dengan wajah menyernyit dan mulutnya yang naik ke atas karena kesal."Sayang! Ngak boleh ngomong gitu! Ngak ada yang negebuang kamu! Kamu itu Istri aku, sekarang juga lagi hamil muda jadi yang paling tepat memang Aku yang jagain kamu Sayang." kata Dennis pada Angel."Apa jagain? Hello! Ma
"Lu ngomong kayak gitu karena memang hati lu kayak SCTV satu untu semua!" kata Dennis yang malah mendapat hadiah lemparan kulit kuaci yang dimakan oleh William sambil tertawa. "Lu sendiri ngak ngerasain jadi gue Bro! Coba sesekali Lu tuker posisi sama gue! Ketemu banyak gadis sexy dan Lu ngak perlu ngerayu mereka tapi mereka menyerahkan diri dengan mudahnya sama Lu? Siapa yang sanggup nolak? Gue masih normal kali, Hahahahaha."kata William yang kembali tertawa. "BTW, gue dengar dengar dari temen temen, Istrilu Anak dari Abraham kan ya?" tanya William dan Dennis hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. "Iya, dia Angeline Morris Anak semata wayang Abraham dan Lily." kata Dennis yang masih sibuk dengan pekerjaannya. "Wah akhirnya cintanya si Bocil ngak bertepuk sebelah tangan. Gimana bisa jadinya berdua? Bukannya Abraham dan Lily sangat tidak menyetujui hubungan kalian? Kenapa tiba tiba nikah dadakan? Angel ngak lagi hamil diluar nikahkan?" tanya William penuh selidik. Wajah Dennis la
Pagi itu semuanya tampak normal, ya Angel sudah tidak memakai infus lagi. Dennis juga memilih cuti kerja hari ini untuk bertemu dengan guru ngajinya dan juga Angel ingin ikut berguru.Saat ini Angel tengah berbaring di gazebo samping kolam renang dengan segelas susu hangat dan potongan buah segar. Angel hanya berdua dengan Dennis di rumah selebihnya hanya tinggal pelayan rumah sedangkan Mama dan Papa mertuanya melakukan perjalanan bisnis ke Jepang dan berangkat pagi tadi."Sayang! Kamu mau makan apa biar aku minta Bibi untuk buatkan," kata Dennis yang menghampiri sang Istri yang tengah beristirahat di gazebo."Aku belum mau makan makanan berat Mas, aku mau makan buah aja dulu. Ini juga belum habis," kata Angel menunjukkan segelas susu ditangannya."Baiklah, kalau kamu butuh apapun Mas ada diruang kerja ya!" kata Dennis dan segera beranjak dari sana.Namun sebelum sempat berjarak langkahnya terhenti karena perkataan Angel."Mas, jangan kerja lagi hari ini. Kamu memutuskan libur untuk m
Dengan cepat Dennis menggendong Angel dan membaringkan Istrinya di ranjang mereka. Angel tampak sangat lemas dan tidak berdaya."Mau Mas buatkan sesuatu? Mungkin teh hangat atau cokelat hangat jika memang tidak ingin minum susu putih dulu?" tanya Dennis pada Angel.Angel mengerjabkan matanya sebentar sebelum kembali memejamkan matanya."Bantu aku duduk Mas, aku akan minum susu yang dibuatkan oleh Mama saja. Lagi pula rasa mual ini membuatku tidak berniat meminum minuman apapun." kata Angel membuat Dennis menatap sendu Istri yang baru sah dia miliki seutuhnya pagi ini."Jika kamu tidak mau makan bagaimana dengan Bayi kita Sayang?" tanya Dennis lembut."Karena itu aku ingin meminum susu dulu Mas, oh iya bisakah tolong bantu aku untuk melihat apakah di dalam tas ranselku ada obat untuk mengurangi mual? Seingatku aku menaruhnya disana tadi sebelum kesini." kata Angel yang membuat Dennis segera melihatnya.Saat Dennis melihat isi tas Angel membuat Dennis sedikit terdiam, ya saat mengalin i
Setelah Angel cukup tenang, barulah Dennis kembali ingin mengatakan niatnya untuk menikahi Angel."Demi bayi ini, aku akan menerima pernikahan ini. Tapi..." Angel ragu untuk melanjutkan ucapannya."Apa Sayang?" tanya Dennis kembali."Apa Mas serius pernah mencintaiku? Ini bukan hanya sebagai bentuk pertanggung jawaban Mas atas semua yang telah menimpa kita?" tanya Angel kembali yang membuat Dennis tersenyum masam.Angel merasa tidak percaya padanya itu adalah suatu yang wajar. Dia mengatakan jika mencintai Angel tapi buktinya menyetujui pernikahan bersama Jennie walau memang tidak berhasil diselesaikan tapi tetap saja sudah berlangsung bukan?"Apakah ini terkait dengan kasus pernikahan Mas dengan Jennie?" tanya Dennis kembali yang hanya didiamkan oleh Angel."Perasaan Mas kepadamu itu sulit dijelaskan, terlebih Mas merasa waktu itu kita sangat tidak memungkinkan. Kamu baru usia 20 tahun dan aku sangat dekat dengan Papamu, bahkan kau juga seharusnya memanggilku Uncle. Terlalu banyak tem
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, perlahan Angel membuka matanya. Hal pertama yang dia dapati adalah Sang Mama yang terlelap menggenggam tangannya.Disamping nakasnya ada beberapa obat sepertinya Mama dan Papanya tadi memanggil Dokter Maya ke rumah."Ma...Ma bangun Ma," kata Angel membangunkan Lily yang terlelap.Perlahan Lily membuka matanya, dan tersenyum saat Angel sudah tersadar."Kamu sudah bangun Sayang? Gimana prasaan kamu? Apa ada yang sakit?" tanya Mama pada Angel."Tadi aku hanya merasa pusing Ma, sekarang sudah tidak. Mama kembali saja ke kamar, aku tidak apa apa sendiri." kata Angel pada sang Mama.Angek sangat jarang bicara panjang kecuali saat dia merasa telah menyusahkan sang Mama.Saat Lily ingin memberi tahukan kebenaran tentang kehamilan Angel, dia takut Angel akan kembali terguncang bahkan sejak kejadian malam itu meski Angel tidak melarang Dennis datang ke kediaman mereka tapi Angel sangat menjaga jarak dengan Dennis. "Nak, besok kamu bisa temani Mama ke rum
Tepat jam 12 siang Angel mengerjapkan matanya dan perlahan membuka mata. Namun belum sepenuhnya kesadarnnya dia dapatkan bayangan malam kelam yang dia lalui bersama Dennis kembali menghantuinya.Dibanting, dicekik dan dipaksa berhubungan, tangis Angel tanpa bisa dihentikan menhalir begitu saja. Awalnya pelan, namun tangisan itu semakin mengeras saat dipelupuk matanya Dennis tampak sangat menyeramkan dan pemarah."Jangan! Pergi!" teriak Angel sontak histeris dan menggelepar dari ranjangnya yang membuat Dennis dan Lily yang ada disana terkejut."Pergi Mas! Jangan begini!""Papa! Papa!" teriak Angel yang langsung dipeluk sang Mama yang juga menangis melihat kondisi Angel.Dokter yang dipanggil oleh Dennis segera berlari menangani Angel dan menyuntikkan obat penenang saat Angel terus memaksa menolak sang Mama dan selalu meracau.Tidak lama setelahnya Angel kembali berbaring dan Lily merasa ada yang hilang dari dalam dirinya. Hatinya sangat sakit melihat Putrinya berteriak histeris seperti