Beranda / Pernikahan / Suamiku Pengangguran Akut / Memusuhi Istri Hanya Karena Masalah Sepele

Share

Memusuhi Istri Hanya Karena Masalah Sepele

Penulis: YeosinD
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-27 13:28:57

Pagi harinya, Farida bangun untuk dan masak untuk makan anak dan juga suaminya, sementara dirinya hari itu tengah berpuasa dan sudah berhasil menghabiskan sisa makanan semalam sehingga tak terbuang sama sekali.

"Ini kopinya, Mas," ucap Farida sembari memberikan kopi panas pada Adam yang tengah duduk di terasa rumah.

Saat itu masih pukul 6 pagi sehingga Adam masih sangat bersantai karena belum masuk kerja lagi.

Adam hanya diam dan tak menjawab ucapan Farida yang sudah membuatkannya kopi pagi itu.

Farida yang masih berdiri di samping Adam yang tengah duduk hanya melirik sekilas ke arah Adam.

"Sepertinya mas Adam masih marah sama aku. Dia tak menjawab ku sama sekali dan hanya diam sejak tadi," batin Farida.

Ia pun lalu pergi ke dapur untuk melanjutkan kegiatan memasaknya. Menurut Farida itu lebih baik ketimbang dirinya harus terus berada di dekat Adam dan semakin membuatnya tak nyaman.

Akhirnya makanan yang ia masak selesai juga dan kini saatnya Farida kembali memanggil Adam untuk sarapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Pengangguran Akut    Dua Hari Kerja Sudah Dapat Peringatan

    Setelah selesai mengobrol dengan Hardi, kini Adam pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat kerja.Kali ini ekspresi wajah Adam terlihat sangat bahagia. Ia yakin jika hubungannya dengan kedua orang tuanya akan membaik setelah ini."Oke Dam, bapak akan coba bilang ini semua ke ibu. Kamu nggak usah khawatir, ibu pasti akan mengerti. Nanti biar jadi urusan bapak untuk menjelaskan sama ibu, yang penting kamu benar-benar serius dengan kata-kata mu tadi.""Bapak tenang aja. Aku janji akan menceraikan Farida setelah Tasya masuk sekolah, pak. Tapi sekarang aku minta bapak dan ibu bersabar dulu.""Baik. Bapak akan pegang kata-katamu."Adam tersadar dari lamunannya yang terbayang-bayang akan percakapannya dengan Hardi tadi. Adam begitu yakin bahwa setelah itu, Hardi akan membantunya menyelesaikan perselisihannya dengan Nadia.Meski benar di dalam hati Adam masih ada rasa cinta untuk Farida tapi dia tak mau kehilangan uang transferan dari kedua orang tuanya sehingga Adam pun mengamb

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Suamiku Pengangguran Akut    Menjilat Ludah Sendiri Demi Uang

    Adam terpaksa memilih pulang ke rumah karena rumah Nadia tutup. Tak ada orang di sana karena Hardi pun tengah pergi memancing dan belum pulang sementara Nadia tengah pergi entah kemana.Adam sudah menyiapkan mental dan juga telinganya untuk menghadapi pertanyaan dari Farida, tapi rupanya rumahnya terlihat sangat sepi.Ia menghentikan langkah kakinya di teras rumah menatap gagang pintu yang belum ia raih."Kok sepi banget, ya. Tumben banget pintu dan jendela tertutup rapat gini. Nggak biasanya," ucap Adam penasaran.Perlahan ia membuka pintu dan benar saja, ia tak menemukan Farida dan Tasya meski sudah beberapa kali ia memanggil namanya."Huh, ini si Farida kemana, sih. Kebiasaan banget kalo mau pergi nggak minta izin dulu," ucap Adam kesal.Ia pun akhirnya menyerah untuk mencari Farida dan Tasya yang memang tak ada di rumah saat itu. Adam memilih untuk duduk di sofa ruang tamu mengistirahatkan kakinya yang terasa pegal.Namun, tiba-tiba saja Adam bangkit dengan tiba-tiba. Seketika ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Suamiku Pengangguran Akut    Rumitnya Berumah Tangga

    Hardi pulang ke rumah dan langsung disambut oleh Nadia yang duduk bersedekap di sofa ruang tamu. Wajahnya tampak ketus dan juga jutek."Kamu darimana saja, pak? Jam segini baru pulang," ucap Nadia dengan nada yang masih datar."Biasa, Bu. Bapak habis mancing," jawab Hardi dengan sangat santai.Tanpa perasaan tak enak, Hardi langsung berjalan ke belakang untuk menyimpan alat mancingnya. Tapi, tidak dengan Nadia, dia yang sudah sangat geram dengan sifat Hardi mulai meluapkan kekesalannya."Bisa nggak sih, bapak sehari saja ngurusin perkebunan kita, jangan cuma mancing doang sampe seharian habis itu pulang makan dan tidur nanti kalau masih ada waktu pergi mancing lagi. Sekali-kali bapak lihat dong perkebunan kita," ucap Nadia akhirnya.Hardi yang tengah berjalan akan melewati Nadia pun jadi berhenti sejenak di depan Nadia. Ia menoleh ke arah Nadia yang wajahnya tampak sangat marah."Loh kan sudah ada orang kepercayaan kita di sana, Bu, jadi buat apa kita capek-capek ngecek tiap hari. Nan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30
  • Suamiku Pengangguran Akut    Lika-liku Mencari Pekerjaan yang tak Mudah

    Malam harinya saat semua orang sudah tertidur, Farida justru masih terjaga. Kedua matanya masih enggan untuk terpejam meski jam sudah menunjukkan tangah malam.Akhirnya Farida memutuskan untuk sholat tahajud setelah itu baru Farida bisa memejamkan matanya di hari yang sudah menjelang pagi.Tak lama Farida kembali bangun saat azan subuh sudah berkumandang. Dengan cepat ia mengerjakan pekerjaan rumah tangga dari mulai memasak sampai bersih-bersih rumah."Aku harus cari kerjaan lagi hari ini. Mungkin benar apa yang dikatakan oleh mas Adam kalau aku harus mencari kerjaan selama dia belum mendapatkan kerjaan lagi. Aku nggak bisa berdiam diri sementara kebutuhan rumah tangga sudah mulai habis." Ucap Farida dengan begitu lirih.Tatapan matanya menatap nasi di atas meja yang hanya pas untuk dua piring. Hatinya terasa sangat pilu ketika memikirkan kebutuhan yang sudah mulai habis sementara ia tak mempunyai uang sepeserpun."Farida, mana kopi untukku?" tanya Adam yang baru saja bangun dan kelua

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03
  • Suamiku Pengangguran Akut    Tak Kusangka Selama ini Ibuku hanya Makan Singkong

    Dengan mata berbinar-binar, Farida mengucapkan terima kasih pada calon majikan barunya yang sudah menerimanya bekerja di rumahnya."Alhamdulilah, terima kasih banyak, Bu. Saya janji akan bekerja dengan baik," ucap Farida."Iya Farida. Aku menerima kamu karena aku tahu kamu orang yang baik. Mulai besok kamu sudah boleh bekerja di sini," ucap majikan baru Farida.Dengan rasa bahagia, Farida pun pulang. Rasanya tak sabar menanti hari esok dan mulai bekerja. Farida sudah sangat rindu saat-saat dirinya bisa bekerja sampai bermandikan keringat.Saat perjalanan pulang, tiba-tiba Farida teringat akan Nani hingga akhirnya Farida pun memutar jalan dan menuju ke rumah Nani.Tapi, sampai di pelataran rumah Nani, Farida terdiam menatap gubuk kecil milik ibunya yang tampak sangat sepi."Loh kok sepi banget, ya. Apa ibu lagi nggak ada," batin Farida bertanya.Akhirnya Farida pun memanggil Nani untuk memastikan apakah benar Nani tidak ada di rumah. Ternyata sampai beberapa kali Farida memanggil, tak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03
  • Suamiku Pengangguran Akut    Lebih Penting Umpan Burung Daripada Kebutuhan Rumah

    Dengan pakaian yang basah kuyup, Farida sampai di teras rumah. Kedua tangannya bersedekap di dadanya sembari sesekali mengetuk pintu.Tak lama Adam membuka pintu. Matanya terpaku melihat wajah Farida yang sedikit pucat."Kamu tahu ini jam berapa? Kok baru pulang sih." Adam menodongkan kalimat yang tidak penting menurut Farida."Iya, Mas. Tadi aku ke rumah ibu juga," jawab Farida yang masih berdiri di depan pintu."Bisa-bisanya kamu malah ke rumah ibu. Kamu nggak mikirin Tasya di rumah apa!" Adam terlihat sedikit kesal."Aku minta maaf, Mas. Lagipula tadi aku juga nggak lama kok di rumah ibu. Kamu tahu mas kalau ibu ....""Sudahlah nggak usah cerita tentang ibu kamu. Nggak penting," ucap Adam menyela perkataan Farida hingga membuatnya tercengang. "Apa kamu udah dapat kerjaan?" tanya Adam lagi."Alhamdulilah sudah, Mas," jawab Farida pelan.Hatinya merasa sakit saat suaminya memilih untuk tak peduli pada orang tuanya. Tapi, Farida tak mau bertengkar dan memilih diam saat tahu Adam tak m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Suamiku Pengangguran Akut    Lebih Penting Umpan Burung Daripada Kebutuhan Rumah

    Dengan pakaian yang basah kuyup, Farida sampai di teras rumah. Kedua tangannya bersedekap di dadanya sembari sesekali mengetuk pintu.Tak lama Adam membuka pintu. Matanya terpaku melihat wajah Farida yang sedikit pucat."Kamu tahu ini jam berapa? Kok baru pulang sih." Adam menodongkan kalimat yang tidak penting menurut Farida."Iya, Mas. Tadi aku ke rumah ibu juga," jawab Farida yang masih berdiri di depan pintu."Bisa-bisanya kamu malah ke rumah ibu. Kamu nggak mikirin Tasya di rumah apa!" Adam terlihat sedikit kesal."Aku minta maaf, Mas. Lagipula tadi aku juga nggak lama kok di rumah ibu. Kamu tahu mas kalau ibu ....""Sudahlah nggak usah cerita tentang ibu kamu. Nggak penting," ucap Adam menyela perkataan Farida hingga membuatnya tercengang. "Apa kamu udah dapat kerjaan?" tanya Adam lagi."Alhamdulilah sudah, Mas," jawab Farida pelan.Hatinya merasa sakit saat suaminya memilih untuk tak peduli pada orang tuanya. Tapi, Farida tak mau bertengkar dan memilih diam saat tahu Adam tak m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Suamiku Pengangguran Akut    Ternyata Kamu Tidak Menepati Janjimu

    Menjelang malam, Farida hanya duduk di pinggiran ranjang selepas melaksanakan shalat magrib. Sementara Adam pergi entah kemana dan Tasya tengah bermain di kamarnya.Kepalanya tertunduk, ingatannya terjebak pada kejadian tadi sore dimana Adam berani meminta uang lagi pada orang tuanya."Kenapa kamu nggak nepatin janjimu, Mas. Kamu bilang kamu akan bekerja dan hidup mandiri bersamaku dan Tasya, tapi kenyataannya kamu masih mengandalkan orang tuamu padahal kamu tahu kalau mereka tidak menyukaiku," ucap Farida dengan mata berkaca-kaca. Tangannya meremas mukena yang bawahannya masih ia pakai dan belum dilepas.Sakit rasanya ketika harus memberikan kepercayaan kepada seseorang tapi kepercayaan itu justru dihancurkan begitu saja tanpa usaha untuk membuktikan bahwa ia bisa lebih baik.Farida mengusap air matanya dengan cepat saat mendengar suara pintu yang dibuka. Farida tahu itu suara Adam yang sudah pulang tapi Farida tak menemuinya apalagi menyambutnya.Farida masih duduk di pinggiran ranj

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06

Bab terbaru

  • Suamiku Pengangguran Akut    Ending

    Dua bulan kemudian.Sudah 2 bulan semenjak kepergian Farida, keadaan Tasya semakin memburuk. Tubuhnya semakin kurus dan pucat bahkan Tasya sering kesulitan untuk menekan makanan membuatnya semakin tamoak kurus."Ma, bagaimana ini. Keadaan Tasya semakin memburuk. Kita harus bagaimana sekarang?" tanya Adam yang saat itu tengah duduk di samping Nadia."Sudahlah, Dam! Kamu jangan bikin Mama jadi tambah bingung. Sekarang kita udah nggak punya apa-apa lagi.!perkebunan juga udah kita jual dan rumah juga sudah digadai. Semua habis untuk biaya pengobatan Tasya yang sampai sekarang nggak sembuh-sembuh juga. Kita udah nggak punya apa-apa, Dam," ucap Nadia."Berikan saja Tasya pada Farida, biar dia yang mengurusnya," ucap Nadia ketus."Tapi kan kita nggak tahu keberadaan Farida sekarang, Ma.""Kamu benar, juga. Pokoknya kamu harus cari saja dia sampai ketemu dan berikan Tasya padanya. Biar dia yang gantian mengurus Tasya," ucap Nadia yang wajahnya tampak sangat kusut.Setelah obrolan keduanya, Na

  • Suamiku Pengangguran Akut    Sampai Disini

    Sudah dia hati Farida dan Feri mencari Tasya dan Adam namun mereka masih belum menemukannya."Mas, bagaimana ini? Besok aku sudah harus berangkat tapi sampai sekarang kita masih belum menemukan Tasya. Aku takut benar-benar tidak bisa bertemu dengan Tasya sebelum aku berangkat," ucap Farida sembari terisak.Sementara langkah kaki keduanya masih terus menyusuri jalanan yang tampak lengang karena mendung."Apa kamu benar-benar harus pergi, Farida? Kamu bisa tetap tinggal di sini kalau kamu mau," ucap Feri."Tapi aku ingin mengambil Tasya dari mas Adam suatu saat, Mas. Aku yakin jika aku sudah punya banyak uang dan bisa menghidupi Tasya, pasti mas Adam tidak punya alasan lagi untuk menahan Tasya dariku.""Kamu kan punya aku, Farida. Aku bisa menghidupi kamu dan juga Tasya saat kita sudah menikah nanti.""Tidak, Mas. Aku tidak ingin merepotkan kamu. Kamu adalah orang baru yang tidak seharusnya merasakan semua itu. Aku yakin bisa membuktikan pada semua orang bahwa aku bisa menghidupi Tasya

  • Suamiku Pengangguran Akut    Pulang

    Tok... Tok... Tok.Suara gedoran pintu yang cukup keras dari arah luar membuat Nadia yang sudah tidur harus tebangun.Dengan sedikit malas Nadia berjalan keluar dari kamar dan menghampiri pintu."Siapa sih malam-malam begini bertamu. Nggak punya sopan santun banget," umpat Nadia sembari berjalan menghampiri pintu.Saat pintu dibuka, Nadia langsung membulatkan kedua matanya melihat anak dan cucunya yang ternyata pulang tengah malam."Loh Dam, kamu kok malam-malam begini ke sini?" tanya Nadia sembari melirik ke arah Tasya yang digendong oleh Adam sementara kedua tangannya menjunjung taa besar.Seketika perasaan Nadia pun mulai tak enak dan menerka-nerka penyebab kedatangan Adam yang tiba-tiba.Nadia pun mempersilahkan Adam masuk. Setelah menidurkan Tasya di kamarnya, Adam kembali keluar menhampiri Nadia yang tengah duduk di sofa ruang tamu sembari meminum air putih yang ia pegang di tangan kanannya."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu kembali ke rumah ini?" tanya Nadia tanpa basa-

  • Suamiku Pengangguran Akut    Talak Tiga

    Tiba-tiba saja Gladis bersimpuh di kaki Adam membuatnya semakin bingung."Maafkan aku, Mas. Aku minta maaf," ucap Gladis sembari menangis sesenggukan.Adam yang merasa belum puas dengan jawaban dari Gladis, segera meminta penjelasan yang lebih akurat."Hentikan nak Adam! Tespek itu memang milik Gladis," ucap Erna. Akhirnya Erna memberanikan diri angkat bicara mewakili Gladis yang saat itu hanya bisa menangis sesenggukan."Itu memang milik Gladis dan saat ini dia sedang hamil," ucap Erna lagi sembari melangkah kakinya menghampiri Gladis dan membangunkannya.Adam mengernyitkan keningnya tak mengerti. "Apa! H-hamil? Bagaimana bisa Gladis hamil sementara aku sendiri belum menyentuhnya," ucap Adam masih tak mengerti. Namun, dalam hatinya mulai berpikir yang tidak baik mengenai Gladis dan keluarganya.Hendaryo pun akhirnya menjelaskan semuanya pada Adam selagi Erna membawa Gladis kembali ke sisi mereka dan menenangkannya."Apa! Jadi kalian sudah menipu ku!" Adam tampak sangat marah setelah m

  • Suamiku Pengangguran Akut    Ketahuan

    Setelah makan malam, Adam dan Gladis masuk ke dalam kamar dan duduk di pinggiran ranjang. Adam tampak ragu-ragu untuk mulai membahas apa yang dikatakan Nadia tadi di telpon."Emmm Gladis, Mas mau bicara sesuatu, " ucap Adam ragu-ragu.Gladis menatap ke arah Adam. "Ada apa, Mas? Mas mau bicara apa? Apa Ada sesuatu?" tanya Gladis.Adam terdiam sejenak memikirkan tentang apa yang akan ia katakan pada Gladis saat itu. Ia menimbang-nimbang dalam hatinya."Mas mau bicara apa? Bicara saja, tidak apa-apa kok," ucap Gladis meyakinkan.Adam yang tersadar mendengar kata-kata Gladis, langsung menoleh ke arahnya."Emmm b-begini, Gladis. Sebenarnya aku ingin menanyakan tentang dana yang akan keluarga kamu berikan untuk membantu perkebunan ku yang sedang memburuk," ucap Adam sedikit terbata.Gladis mengernyitkan keningnya mendengar apa yang dikatakan Adam saat itu."Mas, kamu ini bagaimana, sih. Sekarang kan Tasya sedang sakit tapi kok kamu memikirkan perkebunan! Seharusnya kamu memikirkan kesembuha

  • Suamiku Pengangguran Akut    Resah

    Hari-hari terus berlalu. Gladis dengan setia menemani Adam menjaga Tasya yang sakitnya semakin parah.Tasya membutuhkan pendonor namun masih belum mereka dapatkan sehingga sakitnya Tasya semakin parah.Gladis dan Adam bahkan belum melakukan malam pertama karena sibuk mengurus Tasya yang kondisinya terus memburuk.Dengan penuh kasih sayang, Gladis menyeka tubuh Tasya dengan air hangat yang ia siapkan sendiri."Terima kasih ya, Gladis. Aku benar-benar tidak menyangka kamu akan sesayang ini sama Tasya," ucap Adam mengusap lembut pundak Gladis lalu mengecupnya sekilas.Gladis pun menghentikan tangannya yang tengah menyapu tubuh Tasya. Ia menoleh ke arah Adam yang berdiri di sampingnya."Iya, Mas, sama-sama. Aku senang bisa melakukan ini semua," jawab Gladis lembut."Maaf ya karena sampai saat ini aku masih belum melakukan kewajiban ku sebagai seorang suami.""Nggak apa-apa, Mas. Aku mengerti kondisi kamu sekarang. Ya sudah katanya kamu mau pergi ke apotek untuk memberi obat. Lebih baik ka

  • Suamiku Pengangguran Akut    Izin Pindah

    Dengan perasaan sedih yang bercampur aduk dengan kebencian pada orang-orang yang telah memisahkannya dengan putri semata wayangnya.Langkah kaki Farida sedikit terhuyung. Matanya yang sembab dan berkaca-kaca membuat pandangannya tanoak sedikit buyar. Ia bahkan harus berhenti sejenak di depan teras rumah sebelum akhirnya ia masuk ke dalam rumah."Farida, kamu kenapa kok lemes gitu?" tanya Ratna yang saat itu baru kembali pulang ke rumah dan langsung melihat Farida yang tampak lemas tak berdaya.Sebelah tangan Farida memegang dinding untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya."B-bu ...." Belum selesai Farida menyelesaikan kalimatnya, air matanya telah lebih dulu jatuh. Ratna pun sontak langsung memeluk erat tubuhnya."Ada apa Farida? Apa yang telah terjadi sampai-sampai kamu seperti ini?" tanya Ratna dengan suara yang mulai parau."Tasya, Bu. Dia dibawa pergi entah kemana oleh mantan suamiku," ucap Farida dengan terbata."A-apa! Tasya dibawa pergi." Ratna ikut syok mendengar apa yang d

  • Suamiku Pengangguran Akut    Ini Adalah Ujian Terberat Untukku

    "Alhamdulilah ya, Mas. Akhirnya ibu sudah boleh pulang hari ini," ucap Farida menoleh ke arah Feri yang masih berjalan bersamanya."Iya, Farida," jawab Feri sembari tersenyum.Keduanya pun lalu masuk ke dalam sebuah ruangan. Dari kejauhan Adam masih mengamati keduanya."Oh ternyata mereka tidak ke ruangan Tasya. Tapi itu ruangan siapa, ya. Siapa yang sakit," ucap Adam lirih pada dirinya sendiri."Ah sudahlah, ngapain juga aku mikirin siapa yang ada di ruangan itu. Lebih baik sekarang aku fokus pada kesembuhan Tasya saja," ucap Adam lagi. Ia pun lalu pergi meninggalkan tempatnya dan kembali ke ruangan Tasya.***Pagi harinya Farida sudah bangun dan sudah menyiapkan sarapan di atas meja.Feri yang baru saja keluar dari dalam kamarnya, langsung menghampiri Farida."Farida, kamu nggak perlu masak begini. Kamu kan pasti capek dari kemarin ngurusin ibu sampai kurang tidur," ucap Feri."Oh nggak, kok, Mas. Alhamdulilah keadaan ibu sudah lebih baik jadi aku bisa meninggalkan ibu untuk melakuk

  • Suamiku Pengangguran Akut    Gagal Malam Pertama

    "Sah."Kalimat dari penghulu yang menikahkan Adam dan Gladis saat itu dapat didengar oleh semua saksi dan tamu undangan yang ada di dalam ruangan tempat akad Adam dan Gladis dilaksanakan."Sah," jawab para saksi dan para tamu yang hadir hampir bersamaan.Setelah seminggu berkenalan dengan Gladis, akhirnya Adam sudah sah menikahinya."Alhamdulillah," ucap Adam sembari mengusap kedua telapak tangannya ke wajahnya.Sama dengan apa yang Adam lakukan, Gladis pun melakukan hal yang sama. Tak lama Gladis menoleh ke arah Adam sembari tersenyum dan ia mengalami tangan Adam yang kini telah berstatus sebagai suaminya.Semua orang pun menyalami Adam dan Gladis untuk memberinya selamat. Tak terkecuali Nadia dan kedua orang tua Gladis yang ikut menyalami keduanya.Hari itu adalah hari yang paling membahagiakan untuk Adam dan juga Gladis karena keduanya telah sah menjadi suami istri.Sampai sore hari akhirnya acara pernikahan Adam dan Gladis telah selesai dan para tamu pun telah pulang."Dam, Gladis

DMCA.com Protection Status