Setelah salat subuh, mereka semua sudah ada di meja makan, namun tidak dengan Ayu.Ayu sudah dari subuh membantu Mbok Iyem menyiapkan sarapan pagi. Hal ini membuat Tante Nurma tambah menyukai Ayu yang rajin dalam segala hal."Loh Ayu, kamu bantuin Mbok Iyem?" tanya Tante Nurma terkejut melihat Ayu sudah di dapur memakai celemek."Maaf Tante, sudah kebiasaan dari kampung," jawabnya polos.'Nggak apa-apa, terserah kamu saja.""Terus mana Iki?""Lagi mandi Tan, bentar lagi nyusul!""Apa kamu lihat Linda,Yu?""Ke mana tuh anak lagi dibutuhkan malah hilang," gerutu Tante Nurma.Tak lama kemudian Rizki datang dengan gaya anak muda kekinian.Baju kaos biru langit lengan pendek dengan celana sebatas lutut berbahan jeans, ditambah sepatu kets berwarna biru.Tak lupa memakai kacamata hitam dan tas selempang berwarna hitam."Wah keren banget kamu Ki, tinggal jenggotmu itu belum di bersihkan!" celetuk Tante Nurma melihat gaya style Rizki."Aduh Tante, kalau Iki bersihkan nanti penyamaran Iki ke
"Tuh lihat kan Bu, mereka menganggap kita tidak ada, buat apa toh meladeni mereka, sebentar lagi Bu, tinggal menghitung waktu Bu, dan kita lihat apakah mereka bisa tertawa dengan riang seperti itu ketika tahu kalau mereka menghadiri pesta pernikahan Ayu dan Rizki," jawab Pak Sugimin santai."Oh ya Ngga di mana orang tuamu kenapa nggak ikut ke sini?" tanya Pakdhe Sukirman dengan suara yang sengaja dikeraskan."Biasalah Pah namanya juga orang pebisnis sibuk bersama Pak Aldi," jawabnya dengan bangga."Papah salut sama kamu Rangga, terima kasih loh sudah mengajak kami dengan gratis nggak di pungut biaya sepeser pun," sahut Pakdhe Sukirman dengan nyaring agar terdengar oleh Pak Sugimin.Namun Pak Sugimin dan Bu Yati, Ayu dan Rizki menanggapinya dengan santai, mereka sedang duduk manis menikmati teh hangat sambil membaca ayat-ayat suci Alquran di aplikasi ponsel mereka.Bahkan Ayu dan Rizki memadu kasih, saling menyuapi layaknya sepasang pengantin baru tanpa menghiraukan sekitarnya."Tuh l
Namun tiba di sebuah butik Bu Yati melihat gamis berwarna pink Tosca, kainnya halus dan lembut, modelnya sangat sederhana namun setelah dilihat harganya Bu Yati langsung keluar dari butik itu.Bukan Rizki kalau tidak tahu keinginan Ibu mertuanya. Rizki lalu menahan Bu Yati dan menggiringnya masuk kembali ke butik itu."Ngapain kita ke sini lagi Ki, Ibu hanya lihat-lihat saja, nggak pingin beli kok!""Kalau Iki yang beli in Ibu bagaimana, mau ya Bu, kalau nggak mau berarti Ibu masih menganggap Iki orang luar!" ucapnya sedikit memohon."Ibu suka yang ini!" tanya Rizki."I-iya Ki, tapi harganya mahal banget, cukup buat kami makan sebulan Ki!""Mbak tolong antar kan mertua saya mencoba pakaian ini dan tolong carikan yang lain yang cocok dengan tubuh mertua saya.""Baik Bos Rizki!""Mari Bu, saya antar ke kamar ganti!" ucap seorang pegawai butik itu dengan ramah."Kamu kenal dengan mereka jangan bilang ini butik Iki juga!" tanya Bu Yati bingung.Rizki tersenyum mendengar ucapan mertuanya i
"Aduh malu Bang, kita beli sendiri saja yuk pakai uang kita sendiri!" tanya istri Lukman."Dari mana uangnya, harga perhiasan yang kamu ambil itu setara dengan gaji Abang selama tiga bulan, bisa-bisa kita nggak makan selama tiga bulan hanya untuk membeli perhiasan itu," jawab Lukman kesal.Begitu juga Doni dan Reza, rasa malu sudah terlihat di wajah mereka.Ya sudah nggak jadi beli di sini, kamu Ngga bilangnya banyak duit tiga milyar saja nggak pegang, apaan begitu?" gerutu Pakdhe Sukirman kesal."Rangga pikir cukup Pah, ternyata kurang!""Makanya Rangga jangan sok jadi orang kaya, ternyata kayamu baru dua milyar," ucap Rizki sembari menepuk bahu Rangga.Rasa marah dan malu terlihat dari wajah mereka semua, dan pada saat meninggalkan toko tiba-tiba manajer itu menghentikan langkah mereka."Tunggu sebentar!""Ada apa Pak, Bapak jadi mengabulkan permintaan saya?" tanya Rangga semringah berharap permintaannya di kabulkan."Bukan sama Mas nya, melainkan Mas ini, sepertinya saya pernah lih
"Ibu juga jadi gugup seperti Ibu yang mau nikah lagi sama Bapakmu," ucap Bu Yati yang tangannya mulai dingin."Jangan gugup toh Bu, kalau Ibu gugup Bapak jadi ngikut, kita harus tampil maksimal seperti mereka," sahut Pak Sugimin santai."Nah akhirnya kalian sudah pulang, ayuk sekarang waktunya istirahat, kami sudah menyiapkan semua fasilitas agar kalian bisa istirahat sejenak, rileks," ucap Tante Nurma dengan semangat."Bagaimana Tan, semua sudah oke?""Sudah Ki, semua Tante sudah periksa, sekarang cepat ke kamar kalian untuk rileks sejenak agar nanti malam fresh," sahut Tante Nurma."Terima kasih Tante!""Iya Sayang!"Mereka pun masuk di kamar masing-masing yang sudah di sediakan khusus untuk mereka.Ayu akan dipermak menjadi permaisuri, untuk itu Ayu dipersilakan masuk ke ruang spa, dia akan melakukan serangkaian kegiatan dari mandi lulur, pijat refleksi, maskeran, manikuri dan pedikur, perawatan wajah sampai dia akan mengenakan gaun pengantin.Malam yang dinanti-nantikan telah tib
Mereka langsung berdiri kaku, biji mata hampir keluar melihat siapa yang datang dari balik pintu itu. Mulut menganga tak bergerak hanya memandang ke satu arah.Gaun pengantin tampak anggun dan cantik melekat ditubuh sang pengantin wanita bersanding dengan seorang yang tampan nan rupawan, diapit oleh kedua orang tua Ayu dengan gaya dan pakaian serasi dengan besannya.Jalan berlenggak-lenggok menuju ke depan pelaminan yang sudah dihiasi dengan mawar putih kesukaan sang mempelai, seketika itu juga Bu Yati dan Pak Sugimin dengan bangga berjalan di karpet merah menggandeng putri dan menantu kesayangannya.Setelah kedua mempelai tiba di pelaminan, mata mereka tak berkedip sedikit pun, mereka pangling tidak percaya kalau Ayu bersanding dengan putra seorang pewaris tunggal kejayaan Wiranata.Wajah kedua mempelai nampak tersenyum bahagia begitu juga dengan Pak Sugimin serta Bu Yati.Mereka tak membayangkan jika anak gadisnya dipersunting oleh seorang anak pengusaha besar.Ketiga Abang Ayu mula
Semua orang memandang ke arah mereka dengan sikap sinis."Oh ini yang diisukan yang tidak suka sama Rizki karena dia miskin ternyata kaya, syukurin malu dia kayanya, makanya mau keluar, hahaha ..." ucap salah satu tamu undangan."Wah bagaimana nih nasibnya, berarti Rangga itu cuma bawahannya Rizki?" temannya menjawab."Ya iyalah Rangga di sini itu hanya manajer hotel, sedangkan yang punya hotel ini ya Rizki lah, hahaha...." jawab salah satu tamu undangan itu.Wajahnya memerah, rasanya ingin sekali merendam di air yang dingin, rasa malu sudah di ujung tanduk, tetapi kalau mereka keluar sama saja mempermalukan dirinya sendiri.Beliau pun duduk kembali walaupun hatinya masih dongkol karena merasa dipermainkan oleh dua orang sekaligus.Di satu sisi ternyata menantunya hanya pegawai biasa yang sombong sedangkan Rizki adalah pewaris tunggal kerajaan bisnis Wiranata."Rangga, Pak Fauzi apa-apaan ini, katanya acara kamu mau naik jabatan, mana buktinya, kalian membohongi saya ya, ingin mempe
"Kalau begitu silakan istirahat dulu di kamar atau silakan di sini menikmati resepsi pernikahan saya," sahut Rizki tersenyum."Iya Pak, lebih baik saya di kamar saja, soalnya Dini putri saya sepertinya sudah mengantuk," jelas Maya yang sudah menggendong putri kecilnya berumur tiga tahun itu."Oke saya antar ke kamar Anda, mari Bu!" ucap Linda menawarkan bantuan kepada Maya."Saya permisi dulu Pak Rizki!""Iya, silakan Bu!""Bu Maya pergi meninggalkan pesta pernikahan Rizki diantar oleh Linda sepupu Rizki.Rizki memandang sekelilingnya, dia pun tersenyum melihat kedua orang tua dan mertuanya akrab satu sama lain, bahagia sudah menanti diantara keluarga mereka, tinggal masalah saudara Ayu, Rangga, dan Pakdhe Sukirman yang belum selesai, namun baginya yang terpenting adalah keutuhan orang tua dan mertuanya untuk selalu bahagia.Tiba-tiba Rizki menyanyikan sebuah lagu cinta milik Rizky Febian yang berjudul Kesempurnaan Cinta.Semua orang takjub mendengarkan suara Rizki yang merdu apalag
Lima bulan kemudian ....“Bagaimana sudah ada tanda-tandanya belum?” tanya Bu Yati kepada Ayu yang masih kelihatan santai, karena belum ada kontraksi apa pun.“Belum ada Bu, terus Ayu nggak ada rasa kontraksi gitu seperti kram atau sakit perut, kenapa ya Bu?” tanya Ayu balik namun masih terlihat santai.“Mungkin sebentar lagi, biasa gitu kadang perkiraan dokter atau bidan biasanya meleset dari hari yang ditentukan!” jelas Bu Yati tersenyum. “Oh gitu!”“Nonton sini saja, temani ibu sebentar, mau lihat berita dulu siapa tahu ada berita yang menarik,” celetuk Bu Yati yang sudah berada di ruang tengah.“Iya, Bu!”“Belum juga bokong Ayu mendarat di sofa empuk, tiba-tiba tanpa sengaja Ayu dan Bu Yati melihat dan mendengarkan berita di televisi bahwa ada empat narapidana kabur atau melarikan diri dari penjara dini hari tadi pagi dan betapa terkejutnya di antaranya adalah Wisnu.Seketika wajah Ayu tegang dan jantungnya pun memompa dengan cepat, Ayu langsung mengalami kontraksi.“Bu, Bu sak
Pak Aldi memandang sahabatnya dengan kesedihan. Beliau tidak menyangka kalau akhirnya seperti ini.Hanya balas dendam yang tak berujung membuat mereka saling berjauhan, menciptakan jarak diantara mereka.“Assalamu’alaikum!”“Apa kabar kamu Fauzi, lama kita tidak pernah mengobrol seperti ini, tetapi malah kamu terbaring tidak berdaya di rumah sakit ini,” ucap Pak Aldi sendu.“Aku tidak pernah membayangkan kalau Wisnu adalah anak kandungmu bersama Kania, mengapa kamu lakukan ini Zi, aku tahu kamu orang baik, aku tetap akan menjadi sahabatmu, aku tidak pernah membencimu!” jelasnya lagi.Tiba-tiba mata sayup itu perlahan-lahan terbuka dan Pak Fauzi menangis saat melihat Pak Aldi sudah ada berada di sampingnya. Tangan Pak Fauzi pun ingin memegang tangan Pak Aldi, lalu mengeluarkan suara parau namun jelas “MAAF” dengan bibir bergetar.Tangan itu semakin erat memegang tangan Pak Aldi dan ucapan kata Maaf selalu dia ucapkan di akhir-akhir napasnya secara berulang-ulang.“Pak Aldi, kenapa pap
“Kalau begitu kami pamit dulu, Assalamua’alaikum! ”ucap Tante Nurma.“Wa’alaikum salam! “sahut Pak Sugimin.Wisnu yang di gebrak oleh polisi di rumahnya, meronta-ronta, dia tidak bisa menerima kenyataan kalau dia kalah dari Rizki.Sebagian warga pun melihat aksi para polisi mengamankan Wisnu yang tangkap dengan tangan di borgol, warga tidak menyangka jika seorang Wisnu tega ingin menghabisi ayah kandungnya sendiri.Entah dari mana masalah ini cepat tersebar tiba-tiba ada saja wartawan yang mencari berita hangat tentang keluarga Wiranata.“Akan ku balas kalian, kamu belum menang Rizki, jika kau tidak bisa mendapatkan Ayu, kamu juga tidak boleh mendapatkannya!”“Kalian tunggu saja pembalasanku!”“Kamu Rizki, terutama kamu yang akan aku bayangi selama kamu tidak mau melepaskan Ayu, untukku hahaha ...!” ucap Wisnu mengancam.“Baik Wisnu, aku tunggu kamu sampai di mana nyalimu sama dengan perbuatanmu!” gertak Rizki kepada Wisnu.“sudah nanti saja berdebatnya kalau sudah di kantor polisi!”
Wajah Pak Fauzi datar tidak ada ekspresinya, namun tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak seperti orang nggak waras.Membuat mereka menjadi bingung dengan tingkah laku Pak Fauzi.“Hahahaaha ... Aldi-Aldi kamu memang dari dulu sangat polos bin lugu, kamu itu terlalu gampang memaafkan orang lain!”“Kamu terlalu naif Aldi, kamu selalu mempercayaiku padahal akulah yang menjadi dalang kehancuranmu hahaha...” tawanya lagi.Wisnu suruh Aldi tanda tangan semua berkas untuk pengalihan harta warisan sebagai penebus nyawanya!”“Kamu tidak ingin kan mati sia-sia di sini?” tanya Pak Fauzi lantang.“Saya tidak akan memberikan sepeserpun kepada kalian, semua yang saya dapatkan adalah murni dari kerja keras saya, lebih baik saya sumbangkan ke yayasan kalau kalian mengambilnya secara paksa!” Rizkiansyah Wiranata adalah pewaris tunggal kerajaan bisnis saya, karena dia darah daging saya, bukan kamu Wisnu!”“Kamu hanya anak angkat bukan anak kandung saya, lagian kamu mempunyai orang tua yang masih lengkap
Sementara di kediaman rumah Wisnu.Pak Aldi yang masih dalam keadaan pingsan dan terikat di kursi berada di ruang tengah. Sedangkan Wisnu menempatkan Ayu di sebuah kamar pribadi miliknya dan Bu Yati di kamar lain juga.Wisnu mengikat kedua tangan dan kaki Ayu dengan kencang di kursi kayu.Ayu masih dalam keadaan tak sadarkan diri karena masih dalam pengaruh obat bius.Ruangan kamarnya pun telah dihiasi oleh harumnya bunga mawar putih yang merupakan kesukaan Ayu. “Rahayu Wulandari, nama yang cantik sesuai dengan wajahmu yang tidak bosan aku memandangmu dengan secantik bunga mawar ini.”“Rizki itu tidak pantas untuk mendapatkan kamu, Yu!”“Saat Rizki mengatakan kalau dia menemukan tambatan hatinya dan memberikan foto kamu untuk pertama kali aku sangat menyukaimu,” ucapnya penuh semangat.Tak lama kemudian Ayu siuman dari pingsannya dan kepalanya mulai pusing dan dia pun terkejut tangan dan kakinya sudah terikat di kursi dan memandang sekeliling dengan penuh rasa heran.“Selamat datang
“Bagaimana ini Pak, Hei kalian kenapa menjaga istri dan mertuaku kalian tidak bisa, apa kerja kalian?” tanya Rizki marah.“Sudah Nak Iki jangan marah-marah, ini bukan mereka yang salah tetapi ini adalah rekayasa Bapak,” jawab Pak Sugimin tenang.“Maksud Bapak, bagaimana?” tanya Rizki bingung.“Maksudnya Bapak sebenarnya memang ini rencana nya kami, agar dapat mengetahui jejak Wisnu. Ayu sudah kami pasangkan alat perekam suara agar kami tahu tempat mereka membawa Ayu,” jelas Ridho kepada Rizki.“Kenapa harus melibatkan Ayu, Wisnu sangat menyukai Ayu Pak, aku nggak rela Ayu menjadi milik Wisnu sampai kapan pun!” sahut yang masih tersulut emosi.“Iya Bapak paham Ki, tetapi menurut Bapak ini adalah salah satu cara agar masalah ini selesai dan kalian dapat hidup dengan tenang tanpa ada orang lain yang ingin merusak kehidupan kalian lagi,” jelas Pak Sugimin berusaha membuat Rizki mengerti.“Baiklah kalau menurut Bapak itu lebih baik.”“Sekarang bagaimana selanjutnya, apa yang akan kita laku
“Eh ada Nak Rizki, bagaimana keadaan Bu Salwa sekarang Ibu harap tidak ada yang serius, ”tanya Bu Yati khawatir.“Alhamdulillah, Bu tidak apa-apa sudah di tangani dokter sekarang lagi istirahat dan di temani oleh Mbok Sum,” jelas Rizki sembari melihat ke arah Rangga yang duduk di lantai dengan keadaan kacau.“Sayang, kenapa dia ada di sini, apa yang dia lakukannya?” tanya Rizki kepada Ayu.“Ayu yang panggil Mas Rangga, Bang!”“Buat apa kamu memanggil dia?”“Mas Rangga ternyata belum tahu kalau Wisnu itu saudara tirinya, makanya dia shock, apalagi Tante Tania bilang kalau itu memang benar,” jelas Ayu yang merasa iba dengan Rangga.Rizki lalu menghampiri Rangga yang duduk di lantai dengan wajah berantakan dan masih terdengar suara usak tangis dalam diri Rangga.Rizki ikut duduk di lantai dan memperhatikan Rangga.Hidup itu aneh Bro, mungkin kamu masih ingat pertama kali kita bertemu, kamu selalu membanggakan diri kamu kalau kamu adalah yang terbaik, tetapi kenyataannya kamu hanya seoran
Melangkahkan kakinya dengan cepat agar Lia maupun mertuanya tidak melihat dirinya yang pergi ke kamar Ayu.Setelah sampai di kamar Ayu, Rangga pun langsung masuk karena sudah di tunggu kedatangannya oleh mereka.“Katakan apa mau kalian dariku?” tanya Rangga sinis.“Silakan duduk dulu Nak Rangga!” ucap Bu Yati ramah.“Cepat katakan apa mau kalian, aku tidak punya waktu banyak untuk kalian!” jawabnya masih sinis.“Aku hanya ingin tahu seberapa dekat kamu dekat Pak Fauzi? ”tanya balik Ayu.“Buat apa kalian menanyakan hal itu?” tanya balik lagi Rangga.“Apakah kamu sudah tahu kalau Papah Aldi di culik oleh Wisnu?” Seketika raut wajah Rangga berubah terkejut mendengar Pak Aldi di culik oleh Rangga.“Buat apa Wisnu menculik Pak Aldi?”“Apa maksudmu, apa hubungannya denganku?”“Sebenarnya apa yang ingin kalian bicarakan denganku?” tanyanya bingung.“Jika hanya basa basi seperti ini lebih baik aku pergi saja, membuang-buang waktu aku saja kalian!” hardiknya.“Aku tidak tahu apa-apa tentang p
@Pak Sugimin{Ada apa Ki, apa yang terjadi tolong ceritakan sama Bapak}@Rizki{Wisnu Pak, sudah tahu rencana kita buktinya dia berhasil menculik Papah, dan gara-gara dia Mamah pingsan tidak sadarkan diri, sekarang Iki menuju rumah sakit dulu Pak}{Iki bingung Pak, apa yang harus Iki lakukan }{Mbak Linda juga susah di hubungi ke mana mereka, tidak ada yang bisa membantu Iki, Pak}@Pak Sugimin{Siapa bilang tidak ada yang membantu kamu, ada Allah kamu lupa itu. Allah tidak akan menguji umat-Nya diluar batas kemampuannya}{Semua akan baik-baik saja Ki}{Tante Nurma dan Mbak Linda mu sedang sibuk, mereka Bapak tugaskan untuk menjemput Ibu Kania di rumah sakit jiwa}{Bapak juga sudah dalam perjalanan ke kota, karena firasat Bapak mengatakan kita harus bertindak cepat makanya mereka berdua Bapak tugaskan, barusan Bapak bicara dengan Bu Nurma kalau dia sudah berhasil membawa pergi ibu Kania ke tempat yang aman}@Rizki{Maksud Bapak Tante Nurma sudah berhasil membawa Ibu Kania keluar dari r