Sebelumnya.....
"Memang sudah kamu cek? Kalau nanti masih hidup gimana? Kasihan 'kan kalian tinggal. Ayok balik lagi kita cek dulu," ujar Pak Darma. Mereka pun membernarkan ucapan Pak Darma, lalu memutuskan untuk kembali ke sungai. Saat sampai di sana, mereka sangat terkejut dengan apa yang dilihat. Terutama, Tejo dan Yono. Keduanya saling berpandangan ….
"Kata kamu mayat! Itu lagi duduk," ujar Pak Darma seraya menunjuk ke arah Hany.
"Loh iya, toh. Kalian ini gimana, Yono! Tejo!" Bu Nino langsung berjalan menghampiri Hany yang tengah termenung memandang aliran air sungai. Sambil terduduk di bebatuan tempat Tejo duduk tadi.
"Sumpah, Pak. Bu. Tadi itu terbaring di atas tumpukan ranting itu," ucap Yono sembari
"Sudah selarut ini, Pa. Apa tidak ada kabar terbaru dari Hany," ujar Bu Rani seraya bersandar di bahu suaminya."Sabar, Ma … sementara belum. Mudah-mudahan saja dia selamat." Pak Tomo mengusap punggung istrinya. Pikirannya menerawang entah kemana.💚💚💚💚💚"Mas, nanti kalau kamu di penjara gimana?" Dewi menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya."Kamu harus nungguin aku, paling juga nggak lama aku di penjara." Tama berpikir kalau Reyhan dan Hany sebagai kunci kejahatannya memang sudah mati. Sehingga leluasa memberi keterangan palsu pada polisi. Dia pikir, polisi sebodoh itu, tidak menyelidiki semua orang yang terlibat, termasuk tukang ojek yang juga menjadi saksi.
POV HANYSaat ini Papa tengah kebingungan mencari pengganti Reyhan untuk sementara waktu. Jabatan Manajer sudah di isi oleh Aldo Kakak Shela. Sedangkan jabatan direktur, Papa masih bingung ingin menunjuk siapa untuk menggantikan posisi Mas Reyhan sementara waktu.Mas Reyhan, aku tersenyum kala memanggilnya dengan sebutan 'Mas. Bukan apa, biasanya aku dan dia itu 'kan seorang teman, jadi sedikit canggung.Sudah hampir sebulan aku di rumah sakit menemani suamiku tercinta dengan penuh kesabaran. Entah kapan Mas Reyhan dibolehkan untuk pulang. Luka di tubuhnya sudah mulai membaik. Hanya wajah tampan suamiku sekarang sedikit rusak. Tapi, seperti apapun keadaannya, aku tetap mencintainya setulus hati, jiwa dan raga. 'Tuhan, aku sangat mencintai suamiku.'"Sayang," panggiln
POV HanySampai di kamar aku langsung membantu Mas Reyhan untuk duduk di ranjang. Setelah itu, aku menyalakan AC lalu membuka bajunya dan mengelap tubuhnya."Maafin ucapan Tante Mirna dan Tante Rina ya? Mereka emang kayak gitu," ucap Mas ReyhanAku hanya mengangguk dan tersenyum padanya "Enggak apa-apa, Mas selama Mama dan kamu enggak pernah permasalahin aku, aku santai aja kok menghadapinya. 'Kan yang terpenting kamu, mama, dan papa. Peduli apa dengan mereka," balasku seraya memakaikan baju Mas Reyhan."Iya, dari dulu mereka emang yang paling suka ikut campur urusan keluarga.""Aku jadi kaya anak kamu ya? Kamu yang ngurus, sabar banget," ucapnya seraya menatap mataku. Lalu tersenyum, namun senyum itu seakan senyum untuk menutupi kesedihannya.
POV HanyHari ini aku sengaja bangun lebih pagi. Selepas shalat subuh, aku langsung berbenah. Disaat semua orang masih terlelap, aku sengaja membereskan rumah. Menyapu, mengepel hingga membuat sarapan.Tepat pukul 07.00 selesai semuanya. Nasi goreng cumi plus pete sudah tersedia apik di meja makan. Kebetulan, melihat ada Pete menganggur, jadi tidak ada salahnya kumasukkan dalam nasi goreng.Semoga saja mereka suka. Kalau aku jangan ditanya. Sangat favorit dengan makanan satu itu. Kini tinggal aku yang bersiap-siap untuk pergi ke kantor."Waduh, rumah udah rapi. Sarapan juga udah siap. Ini semua kamu yang ngerjain, Han?" tanya Mama yang langsung mengambil air din
Rangga terus menatap Hany, mencuri pandang ke arahnya. Memperhatikan Hany yang sibuk bekerja. Seakan telah mampu menyerap ilmu dari Linda meski baru belajar beberapa hari, Hany sangat terlihat tenang dan cerdas.Rangga sendiri masih teringat kejadian makan siang tadi. Saat mengusap sisa nasi di bibir Hany. Reflek ia melakukan itu tanpa disengaja. Membuat Hany tersentak dan segera menepis tangan Rangga."Ah, kenapa aku mengagumi istri, Reyhan? Gila! Ini nggak boleh terjadi." Rangga terus menepis pikiran jelek di dalam hatinya. Ada rasa ingin mengajak Hany berselingkuh kalau saja perempuan itu mau. Namun, itu hanyalah sebuah rasa gila yang dia pendam sendiri di dalam hatinya."Ngapain sih, Rangga merhatiin aku. Bikin risih aja," ucap Hany dalam hati. Namun, dia berpura-pura tidak tahu kalau Rangga tengah memperhatikannya. Dia pun teru
Terlihat Reyhan tengah termenung di teras setelah lelah bermain dengan anak sambungnya. Shela dan Riska yang pulang lebih dulu, menyapa Reyhan."Ris," panggil Shela seakan memberi kode pada Riska. Riska segera masuk ke dalam sedangkan Shela menemani Reyhan duduk.Tak lama, Riska datang dengan membawa tiga gelas ice matcha. Shela dengan sengaja memanjangkan kakinya hingga membuat Riska tersandung dan seketika minuman yang dipegangnya tumpah. Untung hanya sedikit yang mengenai pakaian Reyhan. Entah sengaja atau tidak, Riska langsung meraih tisu duduk di pangkuan Reyhan untuk mengeringkan baju Reyhan."Aw," lirih Reyhan. Bukan memekik karena Riska membasahi sedikit pakaiannya, tapi karena Riska menduduki pahanya."Maaf, maaf, Rey. Aku nggak sengaja," ucapnya dibuat pani
POV RiskaAku mau masuk ke rumah ini memang sengaja supaya bisa kembali mendapatkan hati Reyhan. Dengan cara apa aku melakukannya? Tentu dengan membuat mereka salah paham. Tak ada cara lain. Yang pasti aku akan terus maju tanpa goyah membuat keduanya terpisah. Menyesal aku telah membuang Reyhan dulu. Menyesal kemudian? Tepatnya memang seperti itu.Pagi ini, aku telah berhasil menciptakan kerusuhan diantara keduanya. Hem… bukan pagi ini, lebih tepatnya tadi malam. Aku dan Shela kompak memperlihatkan foto Rangga yang menyentuh bibir Hany, dalam foto itu Rangga tersenyum sedang Hany menatap lekat matanya. Aku yakin, suami manapun pasti akan merasa hatinya panas!Ehem, bukan hanya itu, foto mesra saat Rangga menangkap Hany pun kuperlihatkan padany
POV Hany"Mas lepasin aku, sakit!" pekiku pada Mas Reyhan karena tak mampu lagi aku menahan emosi. Beberapa kali melihatnya hanya diam saja saat disentuh oleh Riska. Apa maksudnya dia berbuat seperti itu."Apa-apaan kamu ini bikin malu saja!" bentaknya. Aku tak peduli kupukuli dadanya sebagai bentuk perotes dan perlawanan. "Aku bikin malu, kata kamu, Mas?!""Kamu salah paham!" teriaknya."Bela aja terus bela!" Aku tak kalah membentak. " Istri mana yang tak cemburu melihat suaminya bermesraan dengan perempuan lain dan si suami itu hanya diam saja!" berangku seakan hilang kendali.
Extra part 1POV HanySetelah acara makan malam usai dan semua orang sudah pulang, aku dan Mas Reyhan langsung masuk ke kamar. Takut-takut aku pun memberi tahu pada Mas Reyhan tentang siklus menstruasiku yang tidak lancar. Mendengar pengakuanku, Mas Reyhan terlihat panik dan memintaku untuk segera memeriksakannya ke dokter."Sekarang kamu istirahat, Sayang. Besok pagi aku temani ke dokter. Jangan panik," ucap Mas Reyhan seraya membenamkan wajahku ke dadanya."Iya, Mas." Karena merasa sangat lelah, kami pun langsung beranjak ke tempat tidur. Mas Reyhan mematikan lampu kemudian menarik tubuhku sehingga kami pun terbaring bersamaan."Sudah tidur! Pejamkan matanya!" perintah Mas Reyhan. Aku mengangguk dan langsung memeluk tubuhnya. Ku-letakan kepala di atas dadanya hingga kemudian aku pun memejamkan m
(Semua mendapat kebahagiaannyaSejak pernikahan dua pasang pengantin yakini, Shela dan Tama, serta Riska dan Rangga, seminggu setelahnya, resmi juga pasangan Hana dan Ridho sebagai sepasang suami istri yang sah. Kini tidak terasa pernikahan mereka sudah hampir berjalan satu bulan. Pernikahan Ridho dan Hana cukup sederhana dan hanya mengundang karabat terdekat. Ini semua pun atas permintaan Hana, dan setelah menikah, Ridho tinggal di rumah orang tua Hana. Sebab, Ridho sendiri sudah tidak memiliki orang tua dan hanya tinggal bersama Paman dan bibinya yang tak lain kakak dari Ayah Tama.Kini setelah menikah, Ridho kembali disibukkan dengan menjalankan bisnis tour and travel-nya yang semakin rame semenjak menikah dengan Hana. Sebab, tour and travel milik Ridho, dibantu promo khusus oleh keluarga besar Reyhan. Bahkan agar melihat bisnis Ridho semakin maju, mereka tidak segan-segan menyumbang sebuah ide yang membuat bisnisnya sem
Sebelumnya….Derrrtttt …!Ponsel Shela berdering. Shela pun mengangkatnya."Apa?!" ucap Shela tersentak saat mengangkat panggilan itu. Matanya mendelik tajam, giginya menyatu sehingga mengeluarkan bunyi gemeretak. Sebelah bibirnya pun menyungging sinis seakan penuh kepuasan. Sedangkan semua orang menatap aneh sambil menunggu penjelasannya….🌟🌟🌟🌟"Ada apa, Shel? Siapa yang telepon?" tanya Tomo."Mas Tama, Om," jawab Shela. "Manusia laknat yang membuat Mama meninggal, ditangkap pol
Lamaran 3Semua keluarga besar Reyhan akan kembali disibukkan dengan persiapan acara lamaran Rangga esok pagi. Setelah Shela dan Tama, menyusul Rangga dan Riska. Semua orang juga masih berada di rumah Jaya Utomo, termasuk Septa yang masih setia di sisi Hana. Sedangkan Riska, sudah pulang membantu Ibunya bersiap untuk menyambut kedatangan mereka.Dari sore hari setelah kepulangan keluarga Tama sampai hampir masuk waktu maghrib, semua orang masih asyik bergurau. Hingga pada akhirnya terdengar suara azan maghrib yang membuat mereka segera bergegas untuk melaksanakan shalat Maghrib berjamaah.⭐⭐⭐Selesai melaksanakan shalat Maghrib, mereka menunggu waktu shalat isya. Setelah itu, baru semua orang menikmati makan malam bersama. Hanya ada satu perempuan yang ti
Berbagai macam hidangan kue-kue sudah tertata rapi di meja ruang tamu untuk menyambut kehadiran Tama dan keluarga besarnya. Shela tidak bisa duduk dengan tenang. Hatinya sangat gelisah, tidak menyangka kalau dia akan menikah dengan Tama. Betul-betul tidak pernah terpikir oleh Shela sebelumnya. Mengapa dia bisa mencintai duda tampan ber-anak dua itu, dan yang paling parah, duda itu mantan suami istri sepupunya. Terkadang, ia ingin sekali tertawa bila mengingatnya. Sama seperti Shela, Tama pun merasakan hal yang sama. Meski sudah dua kali menikah, dia tetap merasa deg-degan.⭐Para perjaka dan gadis di ruang tamu semuanya bersikap aneh. Mereka yang biasanya saling berbicara dan menyapa kini lebih banyak diamnya. Rangga yang sibuk memperhatikan Riska, membuat gadis itu tertunduk malu."Aduh, Kak Rangga n
"REYHANNN!!! HANY!!!!" Shela berteriak kencang membangunkan sepupu dan iparnya.Tok … Tok ….!Shela terus menggedor pintu kamar REYHAN (Rey dan Hany)"Isssh, masih pagi Shela kok teriak-teriak," grutu Hany. Dirinya dan Reyhan baru saja melaksanakan shalat subuh."Buka pintunya, Han," perintah Reyhan. Hany tak menimpali. "Buka pintunya, Sayang …." Reyhan mengulang kata-katanya."Siap, Sayang," balas Hany seraya beranjak."Dasar!" lirih Reyhan tersenyum."Kenapa, Shel? Masih pagi kok teriak-teriak?""Ini, Tama dan keluarganya
"Kok hati gue kerasa tenang ya, habis shalat," ucap Riska. Hana dan Septa mengangguk bersamaan."Aku juga ngerasain hal yang sama. Kok aku ngerasa kayak lebih adem dan lebih baik dari sebelumnya ya? Biasanya itu, yang aku rasa hawanya panas. Kalau ini beneran adem banget," balas Septa.Mereka bertiga asyik berbincang di dalam taksi yang membawanya kembali ke Jakarta. Sementara Hana lebih banyak diam dan mendengarkan curhatan kedua sahabatnya. Hana memikirkan masa depan seperti apa yang akan menyapanya mengingat dirinya bukanlah perempuan sempurna. "Aku jijik dengan tubuhku," ucapnya dalam hati. "Kira-kira masih ada laki-laki yang mau sama aku, nggak ya?" batinnya."Han, kok kamu diam saja?" tanya Septa."Em, aku nggak apa-apa kok. Aku punya ide deh, giman
Satria dan Karina memutuskan untuk pulang ke rumah mereka hari ini juga. Mereka tidak ingin merepotkan besannya lebih lama lagi. Setidaknya mereka sudah bertemu dengan anaknya dan tahu mereka baik-baik saja, Satria dan Karina merasa lega. Keduanya merasa bersyukur, mencari Hana, justru bisa menemukan Hany. Sebelum pulang, mereka memberikan alamat rumah pada Hany dan memintanya untuk singgah di rumahnya jika memiliki waktu luang."Mama dan Papa pulang dulu, Han," pamit Karina seraya memeluk dan menciumi pipi anaknya. "Kamu jangan lupa main ke rumah Mama," lanjutnya. Hany mengangguk dan balas memeluk erat tubuh Mamanya. "Insya Allah, Hany bakal main-main ke rumah Mama."Satria masih sibuk mengecupi kedua cucunya. Rasanya berat sekali meninggalkan mereka dan masih ingin berlama-lama. "Sebenarnya, Kakek masih ingin bermain deng
SebelumnyaSejenak Hana pun terdiam …."Gimana ini? Tak mungkin aku menghancurkan, Adikku. Maafkan Kakak, Dek. Mungkin karena Kakak tertarik padanya, pemikat yang ada di diri Kakak mampu menarik perhatiannya. Tapi Kakak tidak akan merusak kebahagiaan kalian. Tidak akan," tegas Hana dalam hatinya.🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿Setelah mengetahui kalau Reyhan adalah suami Hany, Hana tak lagi mau menatap Reyhan dengan mata nakalnya. Dia lebih memilih untuk menghindar. Sebab, semakin Hana menatap mata Reyhan dan Reyhan balas menatapnya, maka Reyhan akan semakin terpengaruh oleh pesona wajah Hana yang terlihat cantik di matanya. Oleh sebab itu Hana menghindarinya. Susuk pemikat yang Hana pasang di sekitaran dahi dan alis, menambah karisma dan membuat wajahnya terlihat lebih menarik. Terutama