Terlihat Reyhan tengah termenung di teras setelah lelah bermain dengan anak sambungnya. Shela dan Riska yang pulang lebih dulu, menyapa Reyhan.
"Ris," panggil Shela seakan memberi kode pada Riska. Riska segera masuk ke dalam sedangkan Shela menemani Reyhan duduk.
Tak lama, Riska datang dengan membawa tiga gelas ice matcha. Shela dengan sengaja memanjangkan kakinya hingga membuat Riska tersandung dan seketika minuman yang dipegangnya tumpah. Untung hanya sedikit yang mengenai pakaian Reyhan. Entah sengaja atau tidak, Riska langsung meraih tisu duduk di pangkuan Reyhan untuk mengeringkan baju Reyhan.
"Aw," lirih Reyhan. Bukan memekik karena Riska membasahi sedikit pakaiannya, tapi karena Riska menduduki pahanya.
"Maaf, maaf, Rey. Aku nggak sengaja," ucapnya dibuat pani
POV RiskaAku mau masuk ke rumah ini memang sengaja supaya bisa kembali mendapatkan hati Reyhan. Dengan cara apa aku melakukannya? Tentu dengan membuat mereka salah paham. Tak ada cara lain. Yang pasti aku akan terus maju tanpa goyah membuat keduanya terpisah. Menyesal aku telah membuang Reyhan dulu. Menyesal kemudian? Tepatnya memang seperti itu.Pagi ini, aku telah berhasil menciptakan kerusuhan diantara keduanya. Hem… bukan pagi ini, lebih tepatnya tadi malam. Aku dan Shela kompak memperlihatkan foto Rangga yang menyentuh bibir Hany, dalam foto itu Rangga tersenyum sedang Hany menatap lekat matanya. Aku yakin, suami manapun pasti akan merasa hatinya panas!Ehem, bukan hanya itu, foto mesra saat Rangga menangkap Hany pun kuperlihatkan padany
POV Hany"Mas lepasin aku, sakit!" pekiku pada Mas Reyhan karena tak mampu lagi aku menahan emosi. Beberapa kali melihatnya hanya diam saja saat disentuh oleh Riska. Apa maksudnya dia berbuat seperti itu."Apa-apaan kamu ini bikin malu saja!" bentaknya. Aku tak peduli kupukuli dadanya sebagai bentuk perotes dan perlawanan. "Aku bikin malu, kata kamu, Mas?!""Kamu salah paham!" teriaknya."Bela aja terus bela!" Aku tak kalah membentak. " Istri mana yang tak cemburu melihat suaminya bermesraan dengan perempuan lain dan si suami itu hanya diam saja!" berangku seakan hilang kendali.
Dua minggu berlalu, sejak hari itu, hubunganku dan Mas Reyhan semakin merenggang. Aku selalu dipenuhi rasa curiga. Bukan tanpa sebab, kekhawatiran itu terjadi karena Riska kini benar-benar telah menjadi sekretaris Mas Reyhan. Itu juga yang membuatku terkadang diam-diam pergi ke kantor Mas Reyhan sekedar menyelidiki hubungan mereka karena akhir-akhir ini, Mas Reyhan dan Riska terlihat semakin dekat.Rasa takut dan terauma dalam diri ini memang membuatku kerap kali berkata kasar dan yang pasti selalu memicu pertengkaran hebat diantara kami. Entah kenapa Mas Reyhan kini tak pernah mau lagi mendengar atau bahkan percaya dengan ucapanku. Aku tak tahu apa yang membuat Mas Reyhan selalu membela Riska dibanding aku. Dia selalu berkilah kalau Riska tak pernah menggodanya. Pada akhirnya aku juga yang mengalah dan mencoba percaya dengan ucapannya. Karena yang selalu Mas Reyhan katakan adalah sikapku terlalu posesif
POV ReyhanSaat tengah menikmati makanan, aku mendengar ada keributan dari arah toilet. Kebetulan Riska ijin ke toilet. Suara keributannya juga tak asing ditelingaku. Segera aku berlari menyusulnya. Mataku membulat ketika yang kulihat justru istri dan sekretarisku yang sedang menciptakan keributan itu. Sungguh memalukan! Istriku sedang membabi buta menampari Riska. Sedang Riska hanya terdiam. Sudah mkusuruh Hany untuk menghentikan, namun Hany tak mau mendengarkan hingga membuatku dengan cepat menarik tangannya menuju parkiran mobil."Malu-maluin kamu!" bentakku. Ini bukanlah kali pertama dirinya berbuat sedemikian. Sudah kujelaskan aku dan Riska tidak memiliki hubungan apapun, tapi dia selalu menuduh kami berselingkuh membuat telingaku jen
Pagi hari sekali sebelum semua orang terbangun, Reyhan segera bergegas ke kantor. Mengemudikan mobilnya dengan lunglai karena terus mengingat Hany yang tengah berdiri memeluk leher pria itu dan hendak mencumbnya. Tak dapat dipungkiri pembalasan Hany terasa sangat menyakitkan. Niat untuk pergi berlibur dan sekaligus ingin melakukan oprasi pelastik pun ia urungkan. Reyhan akan memilih untuk pergi sendiri.Karena waktu masih terlalu pagi, Reyhan memilih untuk singgah di pinggir danau. Menenangkan sejenak pikirannya. Mencoba memahami hati istrinya dengan berbuat sesuatu yang tidak gegabah. Mungkin saja Hany nekad melakukan itu karena ada alasan tersendiri. Bukankah hati wanita memang sensitif? Dan tak banyak kaum lelaki berhasil memenangkan perempuan kala sang perempuan itu sudah salah paham terhadapnya? Dan yang ada mereka menaruh kecurigaan lebih besar. Itulah yang tengah Reyhan pikirkan ketika teng
Sebelumnya :Sampai di ruangan, Riska langsung mengmbil air minum untuk Reyhan. Lalu dengan sengaja ia menabrak Rey, dan menyiramkan air itu ke dada Reyhan hingga membasahi kemejanya. "Maaf … maaf," ujar Riska. Reyhan melepas dasinya dan hendak membuka kancing kemejanya. Namun, dengan sigap Riska mengambil alih. Sengaja ia menatap tajam mata Reyhan agar ia tergoda. "Biar aku aja," ucap Reyhan. Namun, Riska tetap bersikukuh."Jadi ini yang kalian lakukan? Hah! Dan kamu masih tidak ada kapoknya menggoda suamiku!" bentak Hany. Ia kemudian menarik Riska dan memberi tamparan keras di pipinya. Reyhan menarik tangan Hany yang hampir kembali menyerang Riska. Tubuh Hany tersungkur mengenai tembok. Sedang Riska beringsut dan mencari perlindungan Reyhan dengan memegangi tangannya. Reyhan menatap wajah Riska, lalu membentaknya dan menyuruh keluar. "Kamu keluar!" bentak Reyhan pada Riska. Dengan perasaan kes
POV HanyTok …! Tok ….!"Mbak Hany! Ada tamu mencari, Mas Reyhan!" Samar-samar aku mendengar suara Juriah sambil terus mengetuk pintu.Perlahan aku mencoba untuk membuka mata sepenuhnya. 'Jadi semuanya hanya mimpi?'Kulirik Mas Reyhan masih tertidur pulas. Dengan langkah gontai aku pun beranjak untuk membuka pintu."Iya, Mbak. Siapa tamunya? Bukankah hari ini hari libur?" jawabku sembari mengucek mata. Sungguh, aku sangat merasa terganggu. Terlebih aku sedang berada di alam mimpi yang indah."Itu, ada Mbak Riska dan Mbak Shela."
SebelumnyaAku memandang perempuan penggoda itu dengan tatapan sinis. 'Tidak akan ada kebohongan yang abadi, Riska.'"Tom …! Tomo ….!""Tolong, Mbak." ucap Tante Mirna dengan tangis yang tergugu. Sejenak konsentrasi kami pun beralih pada Tante Mirna."Mama!" teriak Shela sembari menghampiri Tante Mirna."Shel ….!""Semua
Extra part 1POV HanySetelah acara makan malam usai dan semua orang sudah pulang, aku dan Mas Reyhan langsung masuk ke kamar. Takut-takut aku pun memberi tahu pada Mas Reyhan tentang siklus menstruasiku yang tidak lancar. Mendengar pengakuanku, Mas Reyhan terlihat panik dan memintaku untuk segera memeriksakannya ke dokter."Sekarang kamu istirahat, Sayang. Besok pagi aku temani ke dokter. Jangan panik," ucap Mas Reyhan seraya membenamkan wajahku ke dadanya."Iya, Mas." Karena merasa sangat lelah, kami pun langsung beranjak ke tempat tidur. Mas Reyhan mematikan lampu kemudian menarik tubuhku sehingga kami pun terbaring bersamaan."Sudah tidur! Pejamkan matanya!" perintah Mas Reyhan. Aku mengangguk dan langsung memeluk tubuhnya. Ku-letakan kepala di atas dadanya hingga kemudian aku pun memejamkan m
(Semua mendapat kebahagiaannyaSejak pernikahan dua pasang pengantin yakini, Shela dan Tama, serta Riska dan Rangga, seminggu setelahnya, resmi juga pasangan Hana dan Ridho sebagai sepasang suami istri yang sah. Kini tidak terasa pernikahan mereka sudah hampir berjalan satu bulan. Pernikahan Ridho dan Hana cukup sederhana dan hanya mengundang karabat terdekat. Ini semua pun atas permintaan Hana, dan setelah menikah, Ridho tinggal di rumah orang tua Hana. Sebab, Ridho sendiri sudah tidak memiliki orang tua dan hanya tinggal bersama Paman dan bibinya yang tak lain kakak dari Ayah Tama.Kini setelah menikah, Ridho kembali disibukkan dengan menjalankan bisnis tour and travel-nya yang semakin rame semenjak menikah dengan Hana. Sebab, tour and travel milik Ridho, dibantu promo khusus oleh keluarga besar Reyhan. Bahkan agar melihat bisnis Ridho semakin maju, mereka tidak segan-segan menyumbang sebuah ide yang membuat bisnisnya sem
Sebelumnya….Derrrtttt …!Ponsel Shela berdering. Shela pun mengangkatnya."Apa?!" ucap Shela tersentak saat mengangkat panggilan itu. Matanya mendelik tajam, giginya menyatu sehingga mengeluarkan bunyi gemeretak. Sebelah bibirnya pun menyungging sinis seakan penuh kepuasan. Sedangkan semua orang menatap aneh sambil menunggu penjelasannya….🌟🌟🌟🌟"Ada apa, Shel? Siapa yang telepon?" tanya Tomo."Mas Tama, Om," jawab Shela. "Manusia laknat yang membuat Mama meninggal, ditangkap pol
Lamaran 3Semua keluarga besar Reyhan akan kembali disibukkan dengan persiapan acara lamaran Rangga esok pagi. Setelah Shela dan Tama, menyusul Rangga dan Riska. Semua orang juga masih berada di rumah Jaya Utomo, termasuk Septa yang masih setia di sisi Hana. Sedangkan Riska, sudah pulang membantu Ibunya bersiap untuk menyambut kedatangan mereka.Dari sore hari setelah kepulangan keluarga Tama sampai hampir masuk waktu maghrib, semua orang masih asyik bergurau. Hingga pada akhirnya terdengar suara azan maghrib yang membuat mereka segera bergegas untuk melaksanakan shalat Maghrib berjamaah.⭐⭐⭐Selesai melaksanakan shalat Maghrib, mereka menunggu waktu shalat isya. Setelah itu, baru semua orang menikmati makan malam bersama. Hanya ada satu perempuan yang ti
Berbagai macam hidangan kue-kue sudah tertata rapi di meja ruang tamu untuk menyambut kehadiran Tama dan keluarga besarnya. Shela tidak bisa duduk dengan tenang. Hatinya sangat gelisah, tidak menyangka kalau dia akan menikah dengan Tama. Betul-betul tidak pernah terpikir oleh Shela sebelumnya. Mengapa dia bisa mencintai duda tampan ber-anak dua itu, dan yang paling parah, duda itu mantan suami istri sepupunya. Terkadang, ia ingin sekali tertawa bila mengingatnya. Sama seperti Shela, Tama pun merasakan hal yang sama. Meski sudah dua kali menikah, dia tetap merasa deg-degan.⭐Para perjaka dan gadis di ruang tamu semuanya bersikap aneh. Mereka yang biasanya saling berbicara dan menyapa kini lebih banyak diamnya. Rangga yang sibuk memperhatikan Riska, membuat gadis itu tertunduk malu."Aduh, Kak Rangga n
"REYHANNN!!! HANY!!!!" Shela berteriak kencang membangunkan sepupu dan iparnya.Tok … Tok ….!Shela terus menggedor pintu kamar REYHAN (Rey dan Hany)"Isssh, masih pagi Shela kok teriak-teriak," grutu Hany. Dirinya dan Reyhan baru saja melaksanakan shalat subuh."Buka pintunya, Han," perintah Reyhan. Hany tak menimpali. "Buka pintunya, Sayang …." Reyhan mengulang kata-katanya."Siap, Sayang," balas Hany seraya beranjak."Dasar!" lirih Reyhan tersenyum."Kenapa, Shel? Masih pagi kok teriak-teriak?""Ini, Tama dan keluarganya
"Kok hati gue kerasa tenang ya, habis shalat," ucap Riska. Hana dan Septa mengangguk bersamaan."Aku juga ngerasain hal yang sama. Kok aku ngerasa kayak lebih adem dan lebih baik dari sebelumnya ya? Biasanya itu, yang aku rasa hawanya panas. Kalau ini beneran adem banget," balas Septa.Mereka bertiga asyik berbincang di dalam taksi yang membawanya kembali ke Jakarta. Sementara Hana lebih banyak diam dan mendengarkan curhatan kedua sahabatnya. Hana memikirkan masa depan seperti apa yang akan menyapanya mengingat dirinya bukanlah perempuan sempurna. "Aku jijik dengan tubuhku," ucapnya dalam hati. "Kira-kira masih ada laki-laki yang mau sama aku, nggak ya?" batinnya."Han, kok kamu diam saja?" tanya Septa."Em, aku nggak apa-apa kok. Aku punya ide deh, giman
Satria dan Karina memutuskan untuk pulang ke rumah mereka hari ini juga. Mereka tidak ingin merepotkan besannya lebih lama lagi. Setidaknya mereka sudah bertemu dengan anaknya dan tahu mereka baik-baik saja, Satria dan Karina merasa lega. Keduanya merasa bersyukur, mencari Hana, justru bisa menemukan Hany. Sebelum pulang, mereka memberikan alamat rumah pada Hany dan memintanya untuk singgah di rumahnya jika memiliki waktu luang."Mama dan Papa pulang dulu, Han," pamit Karina seraya memeluk dan menciumi pipi anaknya. "Kamu jangan lupa main ke rumah Mama," lanjutnya. Hany mengangguk dan balas memeluk erat tubuh Mamanya. "Insya Allah, Hany bakal main-main ke rumah Mama."Satria masih sibuk mengecupi kedua cucunya. Rasanya berat sekali meninggalkan mereka dan masih ingin berlama-lama. "Sebenarnya, Kakek masih ingin bermain deng
SebelumnyaSejenak Hana pun terdiam …."Gimana ini? Tak mungkin aku menghancurkan, Adikku. Maafkan Kakak, Dek. Mungkin karena Kakak tertarik padanya, pemikat yang ada di diri Kakak mampu menarik perhatiannya. Tapi Kakak tidak akan merusak kebahagiaan kalian. Tidak akan," tegas Hana dalam hatinya.🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿Setelah mengetahui kalau Reyhan adalah suami Hany, Hana tak lagi mau menatap Reyhan dengan mata nakalnya. Dia lebih memilih untuk menghindar. Sebab, semakin Hana menatap mata Reyhan dan Reyhan balas menatapnya, maka Reyhan akan semakin terpengaruh oleh pesona wajah Hana yang terlihat cantik di matanya. Oleh sebab itu Hana menghindarinya. Susuk pemikat yang Hana pasang di sekitaran dahi dan alis, menambah karisma dan membuat wajahnya terlihat lebih menarik. Terutama