Bab15 Ancaman ErvanPov Ceril[Lo masuk aja lewat jendela, langsung habisi saja]DegJantugku mendadak berdetak cepat mendengarnya, pikiranku mulai traveling membayangkan hal terburuk yang bisa terjadi.Apa yang akan Ervan lakukan?PrakAkibat gugup dan rasa ketakutan, ponselku terjatuh dan astaga Ervan menoleh padaku."Ya Tuhan lindungi aku," gumamku.Flasback[Lo dimana sih Ril, gue takut ni] chat Renata yang membuatku agak risih.Dari tadi siang dia ribut soal adanya pesan dari ponselnya padahal bisa saja itu hanya perbuatan orang yang iseng padanya.[Guwe di kafe ada, lo santai aja napa] balasku."Ada apa sih Yang?" Tanya Dilan yang sedari tadi aku cuwekin."Ini Yang si ceril, dari tadi ribut melulu soal ancaman yang ada di ponselnya," jawabku.Dilan tersenyum mengangkat sebelah bibirnya ," orang iseng kali," ujarnya datar."Itulah aku udah bilang berkali kali lo padahal Yang sama dia," Ujarku.Perhatianku teralihkan oleh suara ringston ponselku.Mengusap layar ponsel dan menempe
Hai kak, komen segokil gokilnya ya,😍 ada kejutan hadian koin di episode terakir.Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati KutuBab16Aku berdiri di depan Ceril yang masih terus terisak, aneh Ceril seperti tak melihatku.Ku coba menyentuh Ceril dan benda di depanku namun tak bisa, tanganku seperti menembus tiap benda yang ku pegang. "Ya Tuhan apakah aku sudah Mati?"Aku melihat dengan jelas apa yang ada di depanku, bahkan aku melihat tubuhku sendiri dan juga layar monitor untuk melihat detak jantung."Udah dong Ril, lo jangan nangis lagi, lo jelek kalau nangis," ujarku pada Ceril yang tak hentinya menangis. Namun entah kenapa suaraku seperti tak di dengar Ceril. Apa begini rasanya orang mati?"Rena, bangun dong Ren," ujar Ceril sambil terus memegang tanganku.Entahlah aku tak tahu lagi harus apa, aku sudah berusaha berteriak, memanggil tapi nyatanya Ceril tak juga mendengarku."Ren, gue pulang dulu ya, gue ganti baju," kata Ceril kemdian mencium pipi kanan dan kiriku."Is pantes bau
Aku terpaku melihat tubuhku, dadanya turun naik, napasnya tersengal, tubuhnya menegang dan matanya terbuka.Tak ada yang bisa kulakukan selain meratapi nasib, tak ada yang mendengar teriakanku bahkan saat perlahan ku lihat tubuhku tak lagi menegang, mataku menutup rapat dan layar monitor menunjukkan garis lurus pertanda tak ada lagi detak jantung di tubuhku.puk,aku merasakan ada yang menepuk pundakku.'Eh kok ada yang bisa menyentuhku, apa malaikat,' aku membatin. Memejamkan mata, mengatur hati dan perasaan serta mengatur debaran jantung yang tak karuan."Kenapa kamu di sini Nak?" ujar seseorang yang sangat ku kenali."Mama," gumamku.Ku buka mataku dan aku terkesima melihat sekelilingku, sebuah hamparan tanah lapang yang menghijau mirip karpet.'Duh, dimana lagi ini,' aku membatin. "Pulanglah Nak! Ini bukan tempatmu," Aku menoleh ke sumber suara."Mama," ujarku.Wanita yang aku rindukan selama ini ada di dopanku. 'Ya Tuhan mimpikah ini,' batinku."M- Ma- Mama," kataku gugup."
Bab18 Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati KutuMataku terbelalak seketika melihat anting itu, aku mengenal anting itu dengan baik, anting itu milik Nina adek iparku "Kami menduga perampoknya lebih dari satu orang," Deg, kalau anting itu benar punya Nina apa artinya Mas Ervan terlibat dan kedatangannya tadi hanya drama?"Ibu Rena kenal anting ini?" lelaki berpakaian polisi itu mengulang pertanyaanya."Saya kenal Pak, itu anting milik adek ipar saya," jawabku tanpa ragu. Aku yakin itu milik Nina karena aku hapal betul bentuk antingnya."Keterlaluan mereka, dasar manusia serakah," ujar Mama Ceril dengan penuh emosi."Apa ibu tahu mereka tinggal dimana sekarang?" tanya polisi itu. "Kalau suami saya tadi sempat berkunjung kemari Pak tapi saya tak tahu mereka tinggal di mana," ujarku.lelaki setengah tua itu manggut manggut. "Baiklah kalau gitu, terima kasih keteranganya Bu Rena, kami akan segera mencari keberadaan mereka," kata polisi itu."Hukum mereka seberat beratnya Pak!" ujar
Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati Kutu 19Cekleksuara pintu di buka dan perhatiankupun beralih ke sumber suara.Betapa terkejutnya aku, jantungku berdetak cepat dan terasa hendak lompat. Tanganku berusaha meraih bel untuk memanggil dokter saat aku lihat lelaki berpakaian perawat yang menyeringai ke arahku.'Ya Tuhan dia Ervan, lindungi aku Tuhan,' aku membatin. Sungguh aku berharap ini semua hanya mimpi."Rena, is lo kenapa? malah bengong," Aku tersentak mendengar suara Ceril, akupun mengucek mataku berulang kali. Samar samar terlihat ternyata yang berdiri di hadapanku adalah Ceril dengan muka masam dan bibir yang sedikit maju ke depan."Lo kenapa?" ujarku tanpa dosa."Tau ah," jawab Ceril tampak kesal. Dia menarik napas dan membuangnya kasar."lo kenapa?" aku mengulang pertanyaan."Gue panggil panggil lo dari tadi malah lo bengong kek lihat hantu," "ooo," jawabku singkat yang tampaknya membuat Ceril makin kesal."Is tahu gitu aku jalan aja sama Irsyat" gumam Ceril kesal.
Pesan Siaran yang Membuat Suamiku Mati KutuBab20 Menghilangnya CerilAku menikah dengan Ervan karena terpaksa," kataku memecah kesunyian antara kami."Terpaksa kenapa?" "Waktu itu papa melihat foto kita saat sedang.." ucapku tak meneruskan kata kataku karena tiba tiba ku lihat Tante Rosa ada di depan pintu kamar."Kalian ini gimana sih, Rena," ucap Tante Rosa menatapku. ",Ceril," lalu beralih memandan Ceril," di suruh makan kok malah gak turun turun," lanjut Tante Rosa.Aku menarik nafas yang tadi sempat berhenti, beruntung tadi aku tak meneruskan ucapanku."Ini Ma, Rena gak mau makan katanya," jawab Ceril."lo kenapa Ren kok gak mau makan, masih sakit ya?" ucap Tante Rosa. Tangannya mengusap lembut kepalaku."Gak papa kok Tante lagi gak selera aja," jawabku."Heleh manja, ada Mama," ucap Ceril sambil memonyongkan bibirnya."Apaan sih," ucapku datar.Setelah di bujuk Tante Rosa, akirnya akupun mau makan. Tak peduli dengan ocehan Ceril yang terus mengejekku manja, apalagi saat Tante
Bab21 Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati Kutu"Iya Non, itu Non Ceril dari kemarin sore gak ada kabar terus tadi katanya ada yang lihat Non Ceril di bekap sama seorang lelaki lalu di bawa mobil," ujar Mbak Yem dengan nada cemas."Di culik?" tanyaku.."Katanya begitu Non." Ingatanku kembali tertuju pada Ervan, apa munkin lelaki ba*****t itu yang menculik Ceril, lalu di bawa kemana?Ku hempas pelan bobot tubuhku di sofa, dadaku semakin sesak ,sakit, perih dan ngilu saat aku menarik nafas.ku coba memejamkan mataku untuk meredakan rasa sakit di dadaku, aku baru ingat kalau kemarin sempat jatuh di kamar mandi.Namun entah kenapa rasanya kian berdenyut sepeeti aku harus ke Rumah Sakit."Astagfirulaah Non Rena, darah," ujar Mbak Ranti menunjuk dadaku wajahnya tampak cemas dan panik.Aku meraba dada kiriku tepatnya di bekas lukaku, basah dan sedikit hangat.Mengangkat tanganku untuk memastikan ini apa yang basah . Mataku terbelalak melihatnya, dadakupun kian berdenyut nyeri telapak t
Tap love dan komen untuk penyemangat AuthorPesan Siaran 22.RevsiBab 22 Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati KutuAku pejamkan mataku sesaat untuk mengatur debaran jantung yang rasanya hendak lompat.Sesaat kemudian dengan tangan bergetar aku membuka kain penutup mayat kas Rumah Sakit yang menutupi tubuh mayat."Astagfirullah, Ya Allah Ceril," Aku manoleh ke arah sumber suara dan tampak Tante rosa datang dan langsung berhambur memeluk tubuh Ceril."Tante, tante dia bukan Ceril," kataku.Ku sentuh pundak Tante Rossa dan mengelus pundaknya. Setelah ku perhatikan mayat itu memang bukan Ceril, ada tahi lalat di hidungnya dan juga bentuk wajahnya yang sedikit bulat, beda jauh dengan Ceril walaupun mirip.Tante Rosa mendongak, matanya yang basah menatapku," benarkah?" ujarnya dengan mata yang beribinar, ada harapan di tatapan mata itu."Iya Tante, coba Tante lebih teliti lagi! ucapku.,"Sekilas memang mirip Ceril tapi aku masih bisa mengenalinya dengan baik, Ceril tidak memiliki tahi la