Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 406. ( EXEL STORY) Kakak dan Adik yang Tidak- Pernah Akur

Share

Bab 406. ( EXEL STORY) Kakak dan Adik yang Tidak- Pernah Akur

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 09:25:22

Kedatangan Hauri dan Exel disambut hangat oleh Elizabeth dan Evan. Sungguh, Elizabeth terkejut melihat perubahan Hauri saat ini. Gadis itu sangat kurus, namun dia gadis yang sangat cantik dengan kulitnya yang seputih salju.

Mereka berempat kini duduk di ruang keluarga, Exel duduk di samping Hauri yang tengah dirangkul oleh Elizabeth.

"Ya ampun Nak, padahal dulu saat kau masih kecil, pipimu sangat gembul ... sekarang kenapa bisa kurus seperti ini, Hau?" Elizabeth mengusap pipi Hauri pelan.

"Tidak papa, Tante," jawab gadis itu.

"Karena dia sakit, Ma," sahut Exel memperhatikan Mama dan kekasihnya.

Ekspresi Elizabeth menjadi sedih, wanita itu mengusap pundak Hauri dengan lembut.

"Tante harap setelah Hauri berada di sini, Hauri patuh pada Tante. Nanti Tante akan membantu Hauri sampai sembuh, kita obatkan Hauri pada dokter yang dulu menyembuhkan Tante, ya..." Elizabeth dengan sangat sabar dan lembut mengatakan Hauri.

Gadis cantik itu mengangguk. "Iya Tante..."

Sementara Exel terdiam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 407. (EXEL STORY) Curhatan Pauline dan Laki-laki dari Keluarga Rowand

    Pauline membawa Hauri ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua di lorong sebelah kiri. Kedua gadis itu berjalan bersamaan, namun saat berada di depan kamar, Pauline menghentikan langkahnya karena di sofa tampak ada Arthur yang duduk mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam. "Pauline ... itu siapa?" tanya Hauri menatap ke arah Arthur. "Itu ... anu, pokoknya dia mengganggu terus keberadaannya. Jadi, abaikan saja!" seru Pauline tersenyum lebar.Hauri pun menurutinya dan mereka masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar bernuansa putih dan biru muda itu, Hauri melihat banyak sekali paper bag berukuran besar ditata berjajar banyak di atas ranjang. "Kak, lihat ... ini semua hadiah dariku untuk Kakak. Karena Mama bilang kalau Kakak akan menetap di sini, jadi akut tidak akan bosan di rumah," ujar Pauline memeluk Hauri. Hauri tersenyum senang, ia juga membalas pelukan Hauri seolah gadis itu adalah adiknya sendiri. "Terima kasih banyak ya, Pauline. Kakak tidak bisa membawakan apapun untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 408. (EXEL STORY) Perhatian Besar dari Keluarga Collin untuk Hauri

    "Sarapan yang banyak, semalam kau lupa minum obat, kan?" Ucapan penuh perhatian itu terucap dari bibir Exel pada sosok Hauri yang kini duduk di antara keluarganya di ruang makan. Gadis cantik berambut sebahu itu mengangguk kecil. "A-aku tertidur saat bersama Pauline. Aku lupa belum meminumnya," jawab Hauri. "Tidak papa, sekarang Hauri sarapan dulu yang kenyang. Nanti, jam sembilan ikut Mama ke rumah sakit. Mama sudah menghubunginya seorang dokter yang akan menangani Hauri," ujar Elizabeth dengan tenang dia berkata. "Ikutlah dengan Mama Elizabeth, Hau. Jangan khawatirkan kondisimu selama di sini, Papa yakin kau akan segera sembuh." Evan ikut menatap gadis itu. "Selama kau berada di antara kami, itu artinya kau sama seperti anak kami sendiri." Mendengar ungkapan Elizabeth dan Evan yang begitu tulus, Hauri merasa sedih. Mereka menganggapnya seperti anak mereka sendiri. Betapa beruntungnya Hauri masih memiliki mereka di dunia ini. Belum lagi, masih ada Pauline yang menjadi adik se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 409. (EXEL STORY) Kedatangannya yang Dinanti-nanti

    "Wah, Pak Exel sudah kembali ke sini..." "Kabarnya beliau pindah menjadi pimpinan di perusahaan Kakeknya di Prancis. Tapi rumornya dia kembali bersama seorang wanita, benarkah?" Suara-suara bisikan para karyawan di kantor menyambut kedatangan Exel pagi ini. Laki-laki tampan berbalut tuxedo hitam itu berjalan di belakang Papanya membawa beberapa map berkas di tangannya. Exel memang kembali ke Berlin, tetapi dia tidak melupakan tugasnya untuk mengawasi perusahaan milik Kakeknya yang dipegang oleh Paman Jonas, laki-laki yang menjadi satu-satunya orang kepercayaan sang Kakek. "Exel," panggil Evan lirih. "Ya, Pa?" "Kau dengar, bisikan semua orang?" tanya Evan, dia tersenyum tipis pada Exel. "Aku tidak peduli," jawab Exel santai. Evan sudah menduga hal ini. Mungkin sikapnya yang seperti ini memang menurun dari Evan. "Banyak karyawan yang galau saat Tuan Muda tidak bekerja di sini. Termasuk Lafenia, dia mencari menunggu Tuan pulang," sahut James berjalan di samping Exel. "Dia juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 410. (EXEL STORY) Seseorang yang Selama ini Diam-diam Menyukai Exel

    Hari sudah sore, Exel hanya berdua dengan Lafenia di ruangan kerjanya. Gadis cantik bermata abu-abu itu sudah lama mengenalnya, dia adalah asisten pribadi yang dibawa Fredrik ke Zerenith Grup dan kini menjadi asisten pribadi Exel. "Laf, apa semua berkas-berkas hasil keputusan meeting sudah kau berikan pada Paman Jericho?" tanya Exel menatap gadis itu. "Sudah semuanya," jawab Lafenia. "Bagus." Exel mengangguk. "Ini sudah jam pulang, aku harus kembali cepat." Lafenia merapikan meja kerjanya sembari menatap Exel yang kini tengah memakai tuxedo hitamnya. Seharian ini, Exel tidak banyak bicara seperti dulu-dulu. Exel yang Lafenia kenali, dia adalah atasan yang tegas dan memberikan banyak pengarahan. Namun, setelah diangkat menjadi COO dan kembali dari Prancis, sosok Exel menjadi pendiam, juga dingin. "Pak Exel, tunggu!" pekik Lafenia mengejar Exel yang berjalan lebih dulu keluar dari dalam ruangannya. Mereka berjalan bersama, Lafenia mendongak menatap Exel dari samping. Saat hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 411. (EXEL STORY) Marah, Tetapi Sayang

    Setelah pergi dengan Pauline siang tadi, Exel mengomeli Hauri dan adiknya itu dengan kesal. Bukan tidak mengizinkan, hanya saja kondisi Hauri sedang sakit. Namun kenyataannya, Hauri justru malah memarahi Exel karena terlalu mengomeli Pauline. "Ulangi sekali lagi ya, kau mengajakmu Kak Hauri pergi tanpa sepengetahuan Kakak!" pekik Exel pada Pauline. Pauline mencebikkan bibirnya kesal berjalan di depan Exel membawa tasnya. Sementara Hauri bersama Exel, gadis itu terus memukuli lengan kekasihnya dengan kesal. "Sudah Sayang, aku yang mengajak Pauline. Kau tidak usah memarahinya seperti itu!" seru Hauri pada Exel. "Harusnya kan dia mikir, kau itu sedang sakit! Kau juga, sedang sakit kenapa malah pergi?!" pekik Exel menatapnya geram."Aku tadi—""Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut?" Suara Elizabeth membuat Exel dan Hauri menoleh, di belakangnya ada Pauline yang memeluk sang Mama dengan erat. Tentu saja, Pauline mengadu pada Mamanya. Itulah jurus andalan Pauline saat dimarahi oleh Exel,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 412. (EXEL STORY) Bolehkah Aku Menikahinya?

    Hari sudah malam, Exel dan Hauri duduk berdua di balkon lantai dua. Mereka menikmati angin malam di penghujung musim dingin. Semenjak pindah dan tinggal di Berlin, Exel melihat banyak hal dari Hauri yang kemarin-kemarin tidak pernah ia ketahui. Dari Hauri mudah tersenyum, bahkan kadang Hauri menjadi sangat cerewet saat berdebat dengan Pauline. Seperti saat ini, Exel tengah menatapnya dari samping, menikmati wajah cantik gadis itu. "Emmm ... Exel, kenapa menatapku seperti itu?" tanya Hauri menyipitkan kedua matanya. "Tidak papa, kau sangat cantik malam ini," jawab Exel mengecup pipinya. "Exel..." Hauri mendorong wajah Exel dan ia tersenyum manis. Kata-kata manis, perlakuan yang lembut, adalah hal yang selalu Exel berikan pada Hauri hampir setiap hari. Exel menarik pundak Hauri untuk bersandar padanya. Laki-laki itu memejamkan kedua matanya dengan tenang. "Apa besok ada jadwal ke rumah sakit lagi, Sayang?" tanya Exel. "Heem. Tapi siang, karena paginya Mama masih di butik," jawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 413. (EXEL STORY) Keseriusan dan Kesungguhan Exel

    "Menikah, kau bilang?" Evan menatap putranya dengan serius. Laki-laki itu terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Exel menatap Papanya lekat-lekat, apakah Papanya tidak percaya? Atau mungkin ucapannya terdengar seperti lelucon? "Aku serius, Pa," kata Exel lagi. "Papa tahu kau serius, Exel. Tapi setidaknya lihatlah kondisi Hauri. Tidak hanya itu, kondisi sekitar juga sangat penting!" seru Evan menjelaskan. "Paling tidak, sampai Hauri sembuh lima puluh persen dulu. Jangan sampai terdengar orang di luaran sana kalau istrimu sakit-sakitan, apa kau tidak kasihan padanya kalau dia semakin dihujat? Kau yakin Hauri akan baik-baik saja kalau dia mendengar ocehan orang tentangmu?"Exel bungkam seketika, bibirnya mengatup rapat. Untuk pertama kali ada permintaannya yang ditolak oleh sang Papa. Namun Exel sadar bila alasan yang Papanya berikan juga yang terbaik untuknya.Tetapi, Evan yang menatap ekspresi sedih Exel saat ini membuatnya tidak tega. Evan yakin kalau Exel pasti takut. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 414. (EXEL STORY) Kabar Rahasia yang Diketahui

    "Setelah acara pesta kenaikan jabatan Exel menjadi COO, bantu aku mempersiapkan acara pernikahan Exel." Suara tegas Evan membuat Jericho menoleh menatapnya yang kini duduk di kursi COO di ruangan Exel. Ia sibuk mengecek beberapa berkas untuk meeting siang ini. "Apa Tuan yakin akan segera menikahkan mereka?" tanya Jericho dengan nada tak yakin. "Mau bagaimana lagi, Exel sangat bersikeras menikahi Hauri dalam waktu dekat. Aku takut bagaimana perasaan putraku, Jer," ujar Evan dengan wajah sedih. "Aku pernah ada di posisinya. Aku hanya takut Exel menyesal di kemudian hari." "Iya Tuan. Saya menyayangkan Hauri, kenapa gadis itu bisa memiliki penyakit keras seperti itu..." Jericho memasang wajah sedih dan khawatir. Sedangkan Evan, dia duduk bersandar di kursi kerja Exel dan mendongakkan kepalanya. "Bahkan leukimia yang diderita Hauri sudah memasuki stadium tiga, Jer. Hebatnya ... gadis itu masih bisa tersenyum dan bertingkah seolah-olah dirinya sehat dan baik-baik saja. Meskipun kondis

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 465. (EXEL STORY) Waktu Berjalan Cepat, dan Calon Bayi Kembarku

    Beberapa Bulan Kemudian...Hari-hari berlalu dengan sangat baik. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sangat mengesankan tiap harinya.Tak lama lagi, Hauri dan Exel akan menjadi orang tua. Mereka sangat bahagia saat tahu kalau anak yang sedang Hauri kandung ternyata ada dua bayi. Meskipun telah dinyatakan sembuh sejak beberapa bulan lalu, tapi Exel menjadi suami siaga untuk Hauri yang sebentar lagi akan melahirkan, hingga tinggal menghitung hari demi hari. "Jangan jalan jauh-jauh, Sayang ... nanti kau bisa kelelahan! Ingat kata Dokter Lilian, kau harus banyak istirahat," ujar Exel pada istrinya. "Iya. Masa jalan dari ruang tamu ke dapur saja kau mengomeliku," protes wanita cantik yang kini berdiri di belakang Exel sembari memegang perut besarnya. Exel terkekeh. Laki-laki itu kini tengah membuatkan susu untuk Hauri, sementara semua urusan rumah yang lainnya, pembantu mereka yang menangani. "Sudah, ini susunya. Cepat diminum dan dihabiskan," bujuk Exel menyerahkan segera susu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 464. (EXEL STORY) Peran Seorang Mama

    Tak ada yang bisa membujuk Pauline sama sekali. Baik Exel maupun kedua orang tuanya, hingga mereka semua menyerah dan membiarkan Pauline melakukan apapun yang dia sukai. Exel juga berpesan pada Mama dan Papanya untuk tidak memarahi adiknya bila terjadi sesuatu. Karena malam ini, Exel kembali pulang ke rumahnya. "Kasihan sekali Pauline ... aku memintanya besok untuk datang ke rumah kita. Siapa tahu dia mau," ujar Hauri. Exel mengangguk. "Aku rasa juga begitu. Semoga saja dia mau," jawabnya. Sepanjang perjalanan, Hauri bercerita ini dan itu. Gadis itu juga tidak henti-hentinya mengatakan kalau ia sangat mencemaskan adik iparnya. Exel pun memahami perasaan itu. Namun ia menganggap kalau Pauline sudah besar, pasti dia bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Jadi, Exel lebih fokus pada Istrinya dan juga pada rumah tangga mereka berdua. "Sayang, kau ingin membeli sesuatu?" tawar Exel menoleh pada istrinya. "Tidak, aku tidak ingin membeli apapun," jawab gadis itu. "Mama tadi memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 463. (EXEL STORY) Luka Hati Adikku

    Hauri masuk ke dalam kamar Pauline. Di sana, ia melihat Pauline yang tengah sibuk dengan kanvas dan cat airnya. Entah sejak kapan gadis itu senang mengurung diri dan menyendiri. Pauline duduk di balkon kamarnya, hingga ia tidak tahu bila Hauri masuk ke dalam kamarnya. "Wahh ... cantik sekali gambaranmu, Pauline," puji Hauri tiba-tiba. Suaranya membuat Pauline sontak menoleh ke belakang di mana Hauri berdiri. Pauline tersenyum manis. "Kakak, sejak kapan Kakak di sana?" tanyanya. Hauri tersenyum tipis. "Sejak tadi. Pauline saja yang tidak tahu," jawabnya. "Sini, Kak." Perlahan Hauri melangkah mendekatinya. Ia duduk di samping Pauline yang masih meneruskan lukisannya. "Sejak kapan suka melukis? Kakak tidak pernah melihatmu suka melukis biasanya," ujar Hauri bertanya. Pauline tersenyum. "Sudah lama, Kak. Tapi memang tidak Pauline kasih tunjuk pada siapapun. Semua kanvasnya juga Pauline sembunyikan di dalam ruangan ganti," jawab gadis itu. Hauri terkekeh. "Pauline ... Pauline, k

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 462. (EXEL STORY) Apa yang Terjadi Dengan Pauline?

    Kabar kehamilan Hauri sudah terdengar oleh semua keluarga, bahkan beberapa teman Exel juga mengucapkan selamat pada mereka. Termasuk sahabat dekatnya, Heiner yang malam ini datang berkunjung ke rumah mereka membawakan beberapa makanan dan buah-buahan. Sejak dulu hingga kini, memang Heiner yang jauh lebih dekat dan perhatian. "Sekarang tinggal kau saja yang belum menikah, Heiner. Mau sampai kapan kau terus menyendiri?" tanya Exel pada sahabatnya itu. Heiner terkekeh. "Entahlah, tapi aku benar-benar menikmati hidupku saat ini," jawabnya."Saat waktunya tiba, jodohmu pasti juga akan datang, Heiner," sahut Hauri mendekati dua laki-laki itu membawakan cemilan dan juga buah-buahan. "Benar, Hau. Aku malah berpikir kalau aku ingin mendekati Pauline ... supaya aku merasakan, sepertinya enak juga menjadi menantu Keluarga Collin," ujarnya dengan percaya diri, sebelum sebuah bantalan sofa mendarat di wajahnya. Exel menatap tajam dan kesal. "Kalau kau ingin mendekati adikku, kau harus melawa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 461. (EXEL STORY) Kita Akan Menjadi Orang Tua

    Pagi ini Hauri pergi ke rumah sakit ditemani oleh Exel. Tetapi, ia tidak pergi menemui Dokter William lagi, melainkan Hauri akan pergi ke dokter kandungan saat ini.Bersama dengan suaminya, Hauri baru saja menyelesaikan pemeriksaan. Mereka duduk menunggu hasil periksa dengan perasaan mendebarkan. "Nyonya pasti sering pusing dan mual akhir-akhir ini?" tanya dokter perempuan itu. Hauri mengangguk. "Iya dok, kemarin saat menghubungi Mama mertua saya, Mama meminta saya untuk langsung periksa," ujarnya. Dokter itu tersenyum. "Ya, memang seharusnya begitu, Nyonya," jawabnya. "Dan ... dari hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan, Nyonya saat ini sudah mengandung berusia hampir lima minggu. Mungkin Nyonya tidak sadar saat Nyonya mengalami terlambat datang bulan." Hauri terdiam menggenggam erat tangan Exel. Laki-laki itu juga tercengang, tak percaya diselimuti kebahagiaan yang luar biasa. "Ja-jadi, istri saya hamil, dok?" tanya Exel dengan kedua mata berbinar-binar. "Benar, Tuan. Selam

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 460. (EXEL STORY) Sikap Istriku yang Manja

    Beberapa Minggu Kemudian....Suara hujan deras malam ini membuat suasana menjadi sangat dingin. Hauri, gadis cantik itu duduk di sofa di dalam ruang tamu seorang diri. Sementara Exel, suaminya berada di dalam ruangan kerjanya dan tampak sedang bertelfonan dengan rekan kerjanya membahas meeting siang tadi. "Dia selalu memprioritaskan pekerjaanmu daripada aku, sekarang. Apa dia sudah bosan padaku?" Hauri mengomel kesal. Ia memeluk bantalan sofa erat-erat. "Laki-laki sepertinya memang sangat tega." Lebih dari satu jam Hauri menggerutu dengan sikap Exel yang menyebalkan. Gadis itu marah dan kesal lantaran Exel tiba-tiba menerima meeting sore tadi, padahal Exel sudah berjanji mengajak Hauri jalan-jalan. Hauri yang sudah sangat senang pun ia menolak untuk dibohongi. Karena tak sekali dua kali Exel selalu mengajaknya pergi, tapi ujung-ujungnya selalu gagal. Tak lama kemudian, Exel keluar dari dalam ruangan kerjanya. Ia menoleh ke arah Hauri yang duduk di sofa dengan wajah kesal. "Say

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 459. (EXEL STORY) Keputusan yang Tepat

    Elizabeth sungguh mengunjungi Hauri pagi ini. Ia membawakan banyak cemilan dan juga makanan lainnya. Ditemani oleh Pauline yang juga ikut datang berkunjung bersama sang Mama. Kedatangan mereka disambut dengan senang oleh Hauri dan Exel. "Maaf ya, Ma, Hauri belum menyiapkan makanan apapun. Hauri bangun kesiangan," ujar gadis itu. "Iya, Sayang, tidak papa." Elizabeth tersenyum hangat. Pauline menatap sang Kakak ipar. "Kak Hauri seperti Pauline saja," ujarnya. "Semalam aku juga lembur karena tugas, Kak. Jadi tadi bangun kesiangan, mandi, bersiap sebentar terus langsung ke sini. Kalau Kak Hauri sibuk apa sampai bangun kesiangan?" Pertanyaan itu membuat Hauri merasa malu tiba-tiba. Sambil menyiapkan minuman di dapur, tanpa terasa pipinya merah mengingat semalam ia hanya menghabiskan sepanjang malam dengan suaminya. "Pauline, setiap orang itu punya kesibukan sendiri-sendiri. Begadang bukan hanya mengerjakan tugas, insomnia juga bisa," sahut Elizabeth menanggapi putrinya. "Emmm ... be

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 458. (EXEL STORY) Bagaimana Kalau Kita Punya Anak?

    "Aku rasa, aku tidak bisa berkumpul dengan para wanita seperti istri rekan kerjamu tadi, Sayang."Hauri menatap Exel yang kini melepaskan kemeja putihnya dan menoleh pada Hauri yang tengah duduk di tepi ranjang kamar mereka. "Bukan tidak bisa, hanya belum terbiasa," jawabnya. "Mereka semua awalnya bertanya tentang kesibukanku, lalu bisnisku, lalu sedikit bertanya-tanya tentang latar belakangku," ujar Hauri bercerita. Dengan iris mata hitamnya, Hauri menatap sang suami lekat-lekat. "Apa memang seperti itu, perbincangan para masyarakat kelas atas?" tanyanya. Exel terdiam sesaat. Laki-laki itu membalikkan badan dan berjalan mendekati sang istri. "Tidak semua. Buktinya Mama ... juga tidak seperti mereka, kan?" "Heem. Aku pikir orang yang aku temui semuanya akan seperti Mama, ternyata tidak." Exel menyahut kimono putih di atas ranjang dan tersenyum pada Hauri sebelum melangkah masuk ke dalam ruang ganti. Hauri mengembuskan napasnya panjang dan berbaring di atas ranjang. Sampai Exe

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 457. (EXEL STORY) Masyarakat Kelas Atas

    Setelah pertengkaran kemarin-kemarin, hubungan Exel dan Hauri kembali terjalin hangat. Exel benar-benar merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan pada istrinya. Malam ini, mereka berdua tampak bersiap-siap pergi. Exel mendapatkan ajakan makan malam bersama para rekan dan sahabatnya di sebuah restoran. Exel pun datang dalam acara itu bersama Hauri. "Sayang...." "Hm?" Exel menoleh menatap Hauri yang memeluk lengannya. "Kenapa?" "Apa temanmu ada yang sudah punya istri?" tanya Hauri."Ada. Ada beberapa dari mereka yang sudah menikah, sepertinya istrinya juga diajak. Nanti kau harus menyapa mereka, oke?" Exel tersenyum mengecup pucuk kepala Hauri. Gadis itu mengangguk. "Iya." Dengan balutan dress panjang berwarna merah, dibalut blazer hitam berbahan hangat, Hauri tampak cantik malam ini. Rambutnya yang sudah panjang sebahu pun tertata rapi dengan hiasan jepit mutiara. Bersama dengan Exel, mereka berdua masuk ke dalam sebuah restoran. Di sana, tampak seorang laki-laki melambaikan t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status