Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 394. (EXEL STORY) Permintaan Terakhir Hauri dan Rahasianya

Share

Bab 394. (EXEL STORY) Permintaan Terakhir Hauri dan Rahasianya

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-11 21:49:05

Di tempat lain, Hauri berjalan membawa keranjang berisi kelopak bunga mawar di dalam keranjang rotan. Dan bunga bouquet putih dalam pelukannya.

Gadis itu berjalan dengan langkah lemahnya memasuki kawasan tanah pemakaman, di hamparan ilalang yang luas di seberang sana. Dan langit jingga luar membentang membuat nyeri di hati dan tubuh Hauri semakin menyiksa.

Hauri menghentikan langkahnya di sebuah gundukan tanah dan sebuah papan bertuliskan nama mendiang Papanya.

Senyuman terukir indah di bibir Hauri seketika.

"Papa ... Hauri datang, Pa," ucap gadis itu.

Perlahan, ia menabur kelopak mawar merah di dalam keranjang ke atas gundukan tanah di mana Papanya dikebumikan. Hauri juga meletakkan bouquet bunga yang ia bawa.

"Papa, Hauri ingin meminta maaf pada Papa. Mungkin selama ini Hauri jarang berkunjung. Dan ... sekarang Hauri ingin mengatakan hal yang begitu membuat hati Hauri sedih," lirih gadis itu tertunduk menangis. "Besok pagi, Hauri akan pergi ke Colmar. Hauri akan tinggal dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 395. (EXEL STORY) Hauri Telah Berangkat Pergi

    Malam ini Hauri berkemas dan bersiap. Gadis itu membawa semua pakaiannya ke dalam tas besar miliknya. Dia akan pergi ke stasiun tengah malam. Meskipun keretanya berangkat besok pagi, namun ia tidak mau Exel datang ke sini besok pagi-pagi sekali hanya untuk menggagalkan rencananya. Tepat pukul sebelas malam, Hauri keluar dari dalam rumahnya. Ia berdiri di halte menunggu bus kota yang beroperasi di malam hari. "Hufftt ... dinginnya malam ini," gumam Hauri mengusap kedua telapak tangannya. Gadis itu membuka ponselnya, dia membaca pesan dari Bibinya yang mengatakan besok siang Bibinya akan menunggu di stasiun Colmar.Hauri tersenyum senang mendengar hal itu. Tentu saja ia bersemangat. "Aku tidak sabar bertemu dengan Bibi Veny. Pasti Bibi Veny juga merasakan hal yang sama." Cukup lama Hauri duduk di bangku halte, sampai akhirnya sebuah bus berhenti di sana. Segera Hauri masuk ke dalam bus dan ia memilih tempat duduk yang nyaman. Hauri tidak menghubungi Exel atau mengirim pesan apapu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 396. (EXEL STORY) Terjebak Dalam Badai Salju

    Exel mendatangi kediaman Hauri, rumah itu benar-benar kosong. Bahkan gorden ditutup rapat dan tidak ada tanda-tanda keberadaan siapapun di dalam sana. Ponsel Hauri juga tidak bisa lagi dihubungi. Exel tidak tahu Hauri pergi ke mana, namun ia yakin gadis itu pasti benar-benar belum pergi meninggalkan Paris. Ponsel Exel tiba-tiba berdering, nama Jericho terpampang di layar ponselnya. Segera ia menjawabnya dengan cepat. "Halo, Paman Jericho?" jawab Exel dengan suara paniknya. "Halo Tuan, ada pemberitahuan sebentar lagi akan ada badai salju. Tuan, sejak semalam salju sudah sangat lebat, tidak mungkin kalau ada kendaraan mobil atau bus pergi ke arah luar kota Colmar, coba Tuan pergi ke stasiun sebelum pukul tujuh, saya yakin Hauri pasti ada di sana," jelas Jericho di balik panggilan itu. "Aku ke sana sekarang." Panggilan itu langsung diputus oleh Exel begitu saja. Saat itu juga Exel bergegas masuk ke dalam mobilnya dan bergegas pergi menuju ke stasiun seperti yang Jericho sarankan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 397. (EXEL STORY) Hangat Dalam Dekapanmu

    "Hauri, Sayang bangun ... Hauri!" Exel memekik keras-keras saat kekasihnya pingsan dengan keadaan menggigil kedinginan. Satu petugas tadi pun mendekati Exel dengan wajah panik. Namun dia tidak berani mengatakan apapun, apalagi melihat Exel menangis memeluk Hauri. Exel tidak bisa menahan air matanya saat wajah pucat Hauri begitu menghantuinya saat ini. "Sayang, bertahanlah," lirih Exel melepaskan syal hitam yang ia pakai dan memakaikan pada Hauri. "Tuan, pakaian mantel yang Tuan pakai untuk selimut," ujar penjaga itu pada Exel. Saat itu juga Exel melepaskan mantelnya dan menyelimutkan pada Hauri, mendekapnya dengan seerat mungkin. Exel mengambil ponselnya dan menghubungi Jericho saat itu juga. "Halo, Paman ... datanglah ke stasiun sekarang. Aku tidak mau tahu apapun yang terjadi di luar, datanglah sekarang, Paman!" pekik Exel dengan suara sedihnya, ia hampir menangis. "Baik Tuan. Saya ke sana sekarang!" Panggilan itu langsung tertutup. Exel menatap Hauri yang mulai bernapas d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 398. (EXEL STORY) Adik Kecilku yang Nakal

    Melodi tersenyum saat Hauri menyapanya dengan wajah terkejut. Ia mampu menebak, pasti gadis itu takut dengan keberadaannya saat ini. Begitu Melodi mendekat, Hauri hendak bangun dan menyibak selimutnya. Namun Exel lebih dulu mendekat dan melarangnya."Tidak papa, duduk saja di situ. Tubuhmu masih belum fit betul, Nak," ujar Melodi pada Hauri. "Iya Oma," jawab Hauri lirih. Melodi duduk di samping Hauri dan menatap lekat wajah ayu gadis itu. "Kenapa takut dengan Oma? Apa Oma menyeramkan?" tanya Melodi terkekeh kecil. Ekspresi Hauri yang semula takut, kini menjadi samar ia tersenyum. "Maaf, Oma," cicit gadis itu. "Hauri sudah lama tidak melihat Oma." "Iya. Oma juga sering melihatmu saat kau masih kecil, dulu sering membawa Exel pulang ke rumahmu sampai Oma dan Papanya Exel bingung mencari-cari," ujar Melodi. "Tapi sekarang lihat, kau yang mengejutkan Oma. Kau dulu sangat kecil dan cengeng, sekarang sudah tumbuh besar dan secantik ini. Pantas saja kalau Exel tidak bisa berpaling dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 399. (EXEL STORY) Aku Selalu Memelukmu, Sayang

    "Maafkan aku Hidan, sepertinya perjodohan Sera dan Exel tidak bisa kita lanjutkan ... aku tidak ingin memaksakan perasaan Exel."Wajah Hidan dan istrinya terkejut ketika mendengar apa yang Arshen katakan barusan. Kini, Arshen dan Exel mendatangi kediaman Hidan untuk membatalkan perjodohan itu. Meskipun pada awalnya pernikahan itu hanya untuk kelancaran bisnis, namun pada dasarnya perasaan cinta tidak bisa dipaksakan. Hidan menyergah napasnya panjang. "Tidak papa, Tuan Arshen. Saya paham. Sejak awal saya melihat Exel, saya tahu kalau Exel kemungkinan besar sulit menerima Serafina, apalagi putriku itu sangat manja dan keras kepala," ujar Hidan tersenyum tipis. "Sera juga punya laki-laki yang dia sukai, sebenarnya..." Risele menyela.Kening Exel mengerut mendengar hal itu. Sera punya lelaki yang disukai?Baguslah bila perjodohan ini batal, gadis itu memang tidak baik sejak awal. "Saya minta maaf, Om dan Tante. Sampaikan juga maaf saya pada Sera," ujar Exel menundukkan kepalanya mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 400. (EXEL STORY) Mengabulkan Keinginan Gadisku Sayang

    Setelah Hauri mengetahui semuanya, gadis itu merasa lega. Berbulan-bulan lamanya ia disiksa oleh Robert dalam keadaan sakit, dan bersyukurnya ia kalau laki-laki itu ternyata bukan siapa-siapanya. Hauri mengerjapkan kedua matanya saat ranjang yang ia tempati kini bergerak. Exel tak tahu kalau Hauri tidak tidur, ia memeluknya dari belakang dan mengecup pucuk kepala gadis itu berulang kali. "Hem? Kau tidak tidur?" Exel terkejut saat gadis itu meraih tangannya. "Aku tidak bisa tidur," jawab Hauri, sebelum ia menunjuk ke arah luar jendela kamarnya. "Exel lihat, di batang pohon yang besar itu ada tupainya. Dia membawa sesuatu dari luar dan masuk ke dalam terowongan di batang pohon itu lagi berkali-kali," ujar Hauri.Exel menarik selimut menutupi tubuh Hauri dan ia diam memeluknya. "Apa kau menyukainya?" tanya Exel berbisik."Heem. Aku kasihan, pasti dia punya anak di dalam terowongan itu. Bagaimana kalau kita lihat ke luar?" Hauri berbalik menatap Exel. Alih-alih menjawab, Exel malah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 401. (EXEL STORY) Apakah Hauri Bisa Sembuh?

    Usai rencana pergi ke Colmar gagal, Hauri menjadi gelisah karena ia urung bertemu dengan keluarganya di sana. Meskipun setiap hari ia juga menghubungi Bibi Veny, namun hal itu tidak mengobati rindu di hati Hauri pada Bibinya tersebut. Hingga Hauri sering-sering melamun. Seperti sore ini, Hauri duduk diam di balkon lantai dua. Ia baru saja menghubungi Bibinya, dan Bibinya berkata kalau dia sudah menyiapkan segala hal untuk kedatangan Hauri, tetapi justru Hauri tidak datang ke sana. "Sayang ... kau di mana? Hau..." Suara Exel memanggilnya berkali-kali membuat Hauri langsung menoleh cepat ke arah pintu.Barulah laki-laki itu menemukan keberadaannya. Exel berjalan mendekatinya membawa sebuah paper bag di tangannya. "Kenapa di sini sendiri? Aku pikir kau di bawah dengan Bibi," ujar Exel. "Ini, aku belikan cake stroberi untukmu." "Terima kasih, Exel," ucapnya. "Heem. Sama-sama..." Exel melepaskan tuxedo hitamnya, laki-laki itu duduk menyandarkan punggungnya dan menatap langit-langit

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 402. (EXEL STORY) Bawa Aku Ke Manapun Kau Pergi

    "Om, bagaimana hasil pemeriksaan Hauri? Apa kondisinya membaik?" Exel kini hanya berdua dengan Daniel di dalam ruangan pribadi Dokter itu. Sedangkan Hauri menunggu di ruang sebelah untuk beristirahat beberapa saat usai menjalani sebuah pengobatan. Daniel mengembuskan napasnya pelan. "Om pikir perkembangan Hauri akan membaik, tetapi justru sebaliknya, Exel." "Ma-maksud Om?" Exel menatap lekat wajah Daniel yang terlihat sedih. "Kanker yang berada dalam tubuh Hauri bisa dikatakan masuk ke dalam kategori stadium dua, Exel. Tapi Hauri terlihat seolah baik-baik saja, meskipun sebenarnya tubuhnya juga lemas dan sakit semua. Dulu Mamamu saat mengalami hal yang sama seperti Hauri saat ini, Mamamu dia hari sekali ke rumah sakit, dan mudah pingsan. Tapi kau lihat Hauri ... dia bahkan bisa bertahan dan masih terlihat baik-baik saja, dia menahan semua sakitnya." Penjelasan Daniel membuat Exel bungkam. Benar sekali apa yang Daniel katakan, Hauri memang ingin terlihat baik-baik saja, meskipun s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 414. (EXEL STORY) Kabar Rahasia yang Diketahui

    "Setelah acara pesta kenaikan jabatan Exel menjadi COO, bantu aku mempersiapkan acara pernikahan Exel." Suara tegas Evan membuat Jericho menoleh menatapnya yang kini duduk di kursi COO di ruangan Exel. Ia sibuk mengecek beberapa berkas untuk meeting siang ini. "Apa Tuan yakin akan segera menikahkan mereka?" tanya Jericho dengan nada tak yakin. "Mau bagaimana lagi, Exel sangat bersikeras menikahi Hauri dalam waktu dekat. Aku takut bagaimana perasaan putraku, Jer," ujar Evan dengan wajah sedih. "Aku pernah ada di posisinya. Aku hanya takut Exel menyesal di kemudian hari." "Iya Tuan. Saya menyayangkan Hauri, kenapa gadis itu bisa memiliki penyakit keras seperti itu..." Jericho memasang wajah sedih dan khawatir. Sedangkan Evan, dia duduk bersandar di kursi kerja Exel dan mendongakkan kepalanya. "Bahkan leukimia yang diderita Hauri sudah memasuki stadium tiga, Jer. Hebatnya ... gadis itu masih bisa tersenyum dan bertingkah seolah-olah dirinya sehat dan baik-baik saja. Meskipun kondis

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 413. (EXEL STORY) Keseriusan dan Kesungguhan Exel

    "Menikah, kau bilang?" Evan menatap putranya dengan serius. Laki-laki itu terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Exel menatap Papanya lekat-lekat, apakah Papanya tidak percaya? Atau mungkin ucapannya terdengar seperti lelucon? "Aku serius, Pa," kata Exel lagi. "Papa tahu kau serius, Exel. Tapi setidaknya lihatlah kondisi Hauri. Tidak hanya itu, kondisi sekitar juga sangat penting!" seru Evan menjelaskan. "Paling tidak, sampai Hauri sembuh lima puluh persen dulu. Jangan sampai terdengar orang di luaran sana kalau istrimu sakit-sakitan, apa kau tidak kasihan padanya kalau dia semakin dihujat? Kau yakin Hauri akan baik-baik saja kalau dia mendengar ocehan orang tentangmu?"Exel bungkam seketika, bibirnya mengatup rapat. Untuk pertama kali ada permintaannya yang ditolak oleh sang Papa. Namun Exel sadar bila alasan yang Papanya berikan juga yang terbaik untuknya.Tetapi, Evan yang menatap ekspresi sedih Exel saat ini membuatnya tidak tega. Evan yakin kalau Exel pasti takut. Dia

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 412. (EXEL STORY) Bolehkah Aku Menikahinya?

    Hari sudah malam, Exel dan Hauri duduk berdua di balkon lantai dua. Mereka menikmati angin malam di penghujung musim dingin. Semenjak pindah dan tinggal di Berlin, Exel melihat banyak hal dari Hauri yang kemarin-kemarin tidak pernah ia ketahui. Dari Hauri mudah tersenyum, bahkan kadang Hauri menjadi sangat cerewet saat berdebat dengan Pauline. Seperti saat ini, Exel tengah menatapnya dari samping, menikmati wajah cantik gadis itu. "Emmm ... Exel, kenapa menatapku seperti itu?" tanya Hauri menyipitkan kedua matanya. "Tidak papa, kau sangat cantik malam ini," jawab Exel mengecup pipinya. "Exel..." Hauri mendorong wajah Exel dan ia tersenyum manis. Kata-kata manis, perlakuan yang lembut, adalah hal yang selalu Exel berikan pada Hauri hampir setiap hari. Exel menarik pundak Hauri untuk bersandar padanya. Laki-laki itu memejamkan kedua matanya dengan tenang. "Apa besok ada jadwal ke rumah sakit lagi, Sayang?" tanya Exel. "Heem. Tapi siang, karena paginya Mama masih di butik," jawa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 411. (EXEL STORY) Marah, Tetapi Sayang

    Setelah pergi dengan Pauline siang tadi, Exel mengomeli Hauri dan adiknya itu dengan kesal. Bukan tidak mengizinkan, hanya saja kondisi Hauri sedang sakit. Namun kenyataannya, Hauri justru malah memarahi Exel karena terlalu mengomeli Pauline. "Ulangi sekali lagi ya, kau mengajakmu Kak Hauri pergi tanpa sepengetahuan Kakak!" pekik Exel pada Pauline. Pauline mencebikkan bibirnya kesal berjalan di depan Exel membawa tasnya. Sementara Hauri bersama Exel, gadis itu terus memukuli lengan kekasihnya dengan kesal. "Sudah Sayang, aku yang mengajak Pauline. Kau tidak usah memarahinya seperti itu!" seru Hauri pada Exel. "Harusnya kan dia mikir, kau itu sedang sakit! Kau juga, sedang sakit kenapa malah pergi?!" pekik Exel menatapnya geram."Aku tadi—""Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut?" Suara Elizabeth membuat Exel dan Hauri menoleh, di belakangnya ada Pauline yang memeluk sang Mama dengan erat. Tentu saja, Pauline mengadu pada Mamanya. Itulah jurus andalan Pauline saat dimarahi oleh Exel,

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 410. (EXEL STORY) Seseorang yang Selama ini Diam-diam Menyukai Exel

    Hari sudah sore, Exel hanya berdua dengan Lafenia di ruangan kerjanya. Gadis cantik bermata abu-abu itu sudah lama mengenalnya, dia adalah asisten pribadi yang dibawa Fredrik ke Zerenith Grup dan kini menjadi asisten pribadi Exel. "Laf, apa semua berkas-berkas hasil keputusan meeting sudah kau berikan pada Paman Jericho?" tanya Exel menatap gadis itu. "Sudah semuanya," jawab Lafenia. "Bagus." Exel mengangguk. "Ini sudah jam pulang, aku harus kembali cepat." Lafenia merapikan meja kerjanya sembari menatap Exel yang kini tengah memakai tuxedo hitamnya. Seharian ini, Exel tidak banyak bicara seperti dulu-dulu. Exel yang Lafenia kenali, dia adalah atasan yang tegas dan memberikan banyak pengarahan. Namun, setelah diangkat menjadi COO dan kembali dari Prancis, sosok Exel menjadi pendiam, juga dingin. "Pak Exel, tunggu!" pekik Lafenia mengejar Exel yang berjalan lebih dulu keluar dari dalam ruangannya. Mereka berjalan bersama, Lafenia mendongak menatap Exel dari samping. Saat hanya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 409. (EXEL STORY) Kedatangannya yang Dinanti-nanti

    "Wah, Pak Exel sudah kembali ke sini..." "Kabarnya beliau pindah menjadi pimpinan di perusahaan Kakeknya di Prancis. Tapi rumornya dia kembali bersama seorang wanita, benarkah?" Suara-suara bisikan para karyawan di kantor menyambut kedatangan Exel pagi ini. Laki-laki tampan berbalut tuxedo hitam itu berjalan di belakang Papanya membawa beberapa map berkas di tangannya. Exel memang kembali ke Berlin, tetapi dia tidak melupakan tugasnya untuk mengawasi perusahaan milik Kakeknya yang dipegang oleh Paman Jonas, laki-laki yang menjadi satu-satunya orang kepercayaan sang Kakek. "Exel," panggil Evan lirih. "Ya, Pa?" "Kau dengar, bisikan semua orang?" tanya Evan, dia tersenyum tipis pada Exel. "Aku tidak peduli," jawab Exel santai. Evan sudah menduga hal ini. Mungkin sikapnya yang seperti ini memang menurun dari Evan. "Banyak karyawan yang galau saat Tuan Muda tidak bekerja di sini. Termasuk Lafenia, dia mencari menunggu Tuan pulang," sahut James berjalan di samping Exel. "Dia juga

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 408. (EXEL STORY) Perhatian Besar dari Keluarga Collin untuk Hauri

    "Sarapan yang banyak, semalam kau lupa minum obat, kan?" Ucapan penuh perhatian itu terucap dari bibir Exel pada sosok Hauri yang kini duduk di antara keluarganya di ruang makan. Gadis cantik berambut sebahu itu mengangguk kecil. "A-aku tertidur saat bersama Pauline. Aku lupa belum meminumnya," jawab Hauri. "Tidak papa, sekarang Hauri sarapan dulu yang kenyang. Nanti, jam sembilan ikut Mama ke rumah sakit. Mama sudah menghubunginya seorang dokter yang akan menangani Hauri," ujar Elizabeth dengan tenang dia berkata. "Ikutlah dengan Mama Elizabeth, Hau. Jangan khawatirkan kondisimu selama di sini, Papa yakin kau akan segera sembuh." Evan ikut menatap gadis itu. "Selama kau berada di antara kami, itu artinya kau sama seperti anak kami sendiri." Mendengar ungkapan Elizabeth dan Evan yang begitu tulus, Hauri merasa sedih. Mereka menganggapnya seperti anak mereka sendiri. Betapa beruntungnya Hauri masih memiliki mereka di dunia ini. Belum lagi, masih ada Pauline yang menjadi adik se

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 407. (EXEL STORY) Curhatan Pauline dan Laki-laki dari Keluarga Rowand

    Pauline membawa Hauri ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua di lorong sebelah kiri. Kedua gadis itu berjalan bersamaan, namun saat berada di depan kamar, Pauline menghentikan langkahnya karena di sofa tampak ada Arthur yang duduk mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam. "Pauline ... itu siapa?" tanya Hauri menatap ke arah Arthur. "Itu ... anu, pokoknya dia mengganggu terus keberadaannya. Jadi, abaikan saja!" seru Pauline tersenyum lebar.Hauri pun menurutinya dan mereka masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar bernuansa putih dan biru muda itu, Hauri melihat banyak sekali paper bag berukuran besar ditata berjajar banyak di atas ranjang. "Kak, lihat ... ini semua hadiah dariku untuk Kakak. Karena Mama bilang kalau Kakak akan menetap di sini, jadi akut tidak akan bosan di rumah," ujar Pauline memeluk Hauri. Hauri tersenyum senang, ia juga membalas pelukan Hauri seolah gadis itu adalah adiknya sendiri. "Terima kasih banyak ya, Pauline. Kakak tidak bisa membawakan apapun untuk

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 406. ( EXEL STORY) Kakak dan Adik yang Tidak- Pernah Akur

    Kedatangan Hauri dan Exel disambut hangat oleh Elizabeth dan Evan. Sungguh, Elizabeth terkejut melihat perubahan Hauri saat ini. Gadis itu sangat kurus, namun dia gadis yang sangat cantik dengan kulitnya yang seputih salju. Mereka berempat kini duduk di ruang keluarga, Exel duduk di samping Hauri yang tengah dirangkul oleh Elizabeth. "Ya ampun Nak, padahal dulu saat kau masih kecil, pipimu sangat gembul ... sekarang kenapa bisa kurus seperti ini, Hau?" Elizabeth mengusap pipi Hauri pelan. "Tidak papa, Tante," jawab gadis itu. "Karena dia sakit, Ma," sahut Exel memperhatikan Mama dan kekasihnya. Ekspresi Elizabeth menjadi sedih, wanita itu mengusap pundak Hauri dengan lembut. "Tante harap setelah Hauri berada di sini, Hauri patuh pada Tante. Nanti Tante akan membantu Hauri sampai sembuh, kita obatkan Hauri pada dokter yang dulu menyembuhkan Tante, ya..." Elizabeth dengan sangat sabar dan lembut mengatakan Hauri. Gadis cantik itu mengangguk. "Iya Tante..." Sementara Exel terdiam

DMCA.com Protection Status