Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 248. Dia yang Meracuni Pikiran Exel!

Share

Bab 248. Dia yang Meracuni Pikiran Exel!

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 09:26:24

Tiga hari ini sangat melelahkan bagi Evan. Laki-laki itu harus mondar-mandir dari rumahnya, ke kantor, dan ke rumah istrinya. Apalagi istrinya sekarang sedang sakit setelah ribut dengan Exel kemarin.

Malam ini Evan baru saja kembali dari rumah Elizabeth. Laki-laki itu mendapati putranya yang tengah duduk di sofa dan menonton acara kartun.

"Exel..." Suara Evan memanggil sang putra.

Anak itu menoleh dan menatapnya, tanpa mengatakan apapun.

"Kau sudah makan malam?" tanya Evan pada putranya tersebut.

Anak itu terdiam sejenak dan mengangguk. "Sudah. Exel sudah makan tadi."

Evan merasa Exel sudah lebih baik. Mungkin kali ini Evan bisa mengajaknya berbincang pelan-pelan.

Dan Evan pun memutuskan untuk duduk di samping Exel. Anak laki-lakinya itu sama sekali tidak bereaksi, dia masih asik dengan tontonan kartunnya.

"Sayang, apa Exel nyaman dalam keadaan seperti ini?" tanya Evan menatap putranya tersebut.

Exel mendongak menatapnya, sepertinya dia bingung ingin menjawab apa.

"Exel benar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 249. Aku Tak Akan Memaafkanmu, Tania!

    Kecurigaan Evan terhadap Tania semakin besar. Selama ini ia berusaha menepisnya karena perubahan sikap pembantunya itu menjadi lebih baik. Tapi kini … Evan tak yakin lagi. Ia ingin mengetahui semua yang terjadi di antara Exel dan pembantu itu saat Evan tidak di rumah. Apalagi setelah barusan Exel menolak bertemu Elizabeth dan mengatakan kalau Elizabeth bohong tentang sakitnya, hal ini membuat Evan merasa kesal. Dan ia harus melakukan sesuatu. Laki-laki itu berjalan ke lantai satu mencari satu pembantunya lagi."Bi..." Evan memanggil wanita tua yang tengah menyapu teras belakang itu. "Tuan Evan," lirih Bibi Lidia, wanita itu mendekati Evan. "Ya, Tuan? Apa Tuan butuh sesuatu?" Alih-alih menjawab, Evan justru menarik pelan lengan wanita itu dan mengajaknya untuk sedikit menjauh dari teras. Bibi Lidia terlihat bingung dengan apa yang Tuannya lakukan saat ini. "Tuan, ada apa?" tanya wanita itu. Evan menatapnya lekat. "Bi, aku butuh bantuan Bibi saat ini. Aku ingin Bibi mengawasi Tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 250. Elizabeth Mulai Tak Main-main Kali ini!

    Setelah mengantarkan Exel pulang dan mengomelinya di jalan, Evan pun kembali pergi. Dia sangat khawatir dengan Elizabeth yang dia tinggalkan. Dan Exel kini hanya bersama dengan Tania. Anak itu cemberut setelah Papanya marah-marah. "Papa selalu saja membela Mama, padahal Mama itu jelas-jelas salah! Papa sebenarnya sayang atau tidak, denganku?" gerutu Exel duduk di sofa ruang keluarga. Di sampingnya ada Tania yang tengah menyuapinya makan siang. "Kalau misalkan sayang, tidak mungkin Mamanya Tuan Kecil akan melakukan hal ini pada Tuan Kecil, apalagi membuat Tuan Kecil sampai dimarahi sama Papa," sahut Tania mendengar gerutu Exel. "Iya, Bibi memang benar. Papa dan Mama itu sama-sama jahat! Tidak sayang sama Exel!" seru Exel memukul bantalan sofa di pangkuannya. Sedangkan Bibi Lidia, wanita yang tengah merapikan beberapa mainan Exel itu, langsung menoleh saat mendengar obrolan Tania dan Exel. "Tuan Kecil ... kalau Mama Tuan Kecil tidak sayang dengan Tuan Kecil, tidak mungkin Tuan Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 251. Bersikap Tegas, dan Jangan Mengambil Hati Anakku!

    Usai bertemu dan diusir oleh Exel di jalan beberapa menit yang lalu, Elizabeth pun kini datang ke kantor, tempat suaminya berada. Kedatangan Elizabeth yang tiba-tiba membuat Evan sedikit bertanya-tanya, apa yang membuat istrinya datang tanpa mengabarinya lebih dulu?"Sayang, kenapa tidak mengabariku lebih dulu kalau ke sini?" tanya Evan beranjak dari duduknya saat Elizabeth baru saja masuk. Istrinya masih terdiam, sesekali dia mengusap pipinya yang masih basah. "Elizabeth..." Evan menyadarkan Elizabeth kini menangis. "Apa yang terjadi, hem?" Wanita itu menatapnya dengan lekat. "Aku akan kembali pulang ke rumah kita dan mengasuh anak-anak seperti kemarin-kemarin lagi," ujar Elizabeth tiba-tiba. “Aku sendiri yang akan menjaga Exel.”"Ya, tidak masalah. Tadinya aku juga ingin mengajakmu pulang," ujar Evan mengusap punggung kecil Elizabeth. "Kenapa? Apa yang membuatmu menangis seperti ini?" Elizabeth duduk bersama Pauline yang kini tertidur di sofa setelah Elizabeth rebahkan. Dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 252. Aku Tak Akan Kalah Darimu, Tania!

    Setelah Elizabeth kembali ke rumah, di situlah Exel mulai gampang merasa kesal. Hidupnya mulai diatur-atur oleh Mama dan Papanya. Namun, kali ini ada yang berubah. Evan dan Elizabeth cukup lama membicarakan bagaimana menangani Exel saat ini, tanpa harus ada perselisihan. Elizabeth akan lebih posesif lagi pada Exel, bahkan tidak memberikan kesempatan untuk Tania mendekati putranya.Seperti pagi ini, Elizabeth melihat Tania berada di dalam kamar Exel, dan jelas saja, Elizabeth segera menghampiri mereka. "Selamat pagi," sapa Elizabeth membuka pintu kamar. Tania dan Exel menoleh. Anak laki-laki itu menatapnya dengan tatapan tidak suka. Di situ, Elizabeth memperhatikan Tania yang langsung terdiam berdiri di dekat ranjang. "Tan, sudah aku bilang kan, padamu ... kau tidak perlu melayani dan membantu anakku bersiap karena kau bukan pengasuhnya. Sekarang tinggalkan Exel, dan pergilah ke dapur bantu Bibi Lidia menyiapkan sarapan," kata Elizabeth. "Tapi Nyonya, Tuan Kecil ingin bersiap ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 253. Dia, Wanita Kaya Raya yang Bersandiwara

    Usai Elizabeth mendapatkan laporan dari Bibi Lidia mengenai Tania yang kini mulai tidak fokus bekerja, Tania selalu nampak resah tiap kali melihat Exel bersama Elizabeth. Hal ini membuat Elizabeth senang. Dan, Elizabeth sore ini mencari Tania, karena ia ingin membicarakan sesuatu dengannya. Namun, belum sempat Elizabeth menemui wanita itu, justru ia menemukan Tania yang tengah berbincang di telepon dengan nada yang begitu terburu-buru dan cemas. "Aku tidak mau tahu! Bisa tidak bisa kau harus datang ke sini besok!" pekik Tania dengan suara kecil. "Ada sesuatu yang harus aku urus, jadi aku memintamu datang! Aku tunggu kedatanganmu besok!" Dari cara berbicaranya yang terburu-buru, hal ini membuat Elizabeth penasaran dengan Tania. Siapa yang sedang dia hubungi hingga terlihat sangat serius dan tidak biasa. 'Siapa yang dia hubungi dan dia minta untuk datang ke sini, bukannya dia dan adiknya juga masih satu kota ini?' batin Elizabeth bertanya-tanya. Sampai akhirnya, Elizabeth muncul s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 254. Waktu untuk Anak-anak

    Evan menceritakan pada Elizabeth tentang beberapa hal mengejutkan yang ia ketahui dari Tania sejak kemarin Evan mengikuti wanita itu. Elizabeth dan Evan semakin yakin untuk menjauhkan anak-anaknya dari Tania mulai sekarang. Meskipun hari ini, Exel mencari pembantu kesayangannya tersebut. "Bibi Tania ke mana, Pa? Kenapa mulai kemarin aku tidak melihatnya sama sekali?" tanya Exel menoleh sang Papa. Anak laki-laki itu berdiri di ambang pintu samping menatap ke arah paviliun Tania yang kini tertutup. "Dia pulang," jawab Evan santai. Exel kembali menoleh ke belakang pada Papanya yang duduk di sofa. Tiga hari ini Exel memang tidak diasuh Tania sama sekali. Segala hal yang dia lakukan selalu dibantu oleh Elizabeth. Meskipun kadang Exel masih meneriaki dan memarahi Mamanya tersebut. "Sayang, ayo bersiap ... ikut Mama pergi berbelanja. Nanti Exel yang temani adik," bujuk Elizabeth, wanita itu muncul dari belakang. Exel menatapnya dengan ekspresi datar. "Malas," jawab Exel merotasikan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 255. Sesuatu yang Mengejutkan

    Hari libur yang Elizabeth berikan pada Tania telah usai. Pembantu muda itu kini sudah kembali lagi ke kediaman Elizabeth dan Evan. Seperti tak terjadi apapun, Elizabeth juga mencoba untuk bersikap biasa saja dengan Tania, bahkan kini Elizabeth mendatangi pembantu itu di dapur. "Tan, tolong ambil gelas teh yang ada di ruangan kerja suamiku," perintah Elizabeth pada pembantunya tersebut. "Baik Nyonya." Elizabeth pun kembali duduk di ruang tengah, ia sedang menemani Pauline yang sedang sibuk bermain. Anak itu sedang demam, hingga dia libur bersekolah sampai demamnya turun. Dari sana, Elizabeth memperhatikan Tania dan menatap punggung wanita itu dengan tatapan lekat. "Dia bahkan terlihat biasa-biasa saja, bagaimana bisa dia yang nampak lusuh memakai pakaian pengantar makanan hingga pingsan di tepi jalan, tetapi bisa tinggal di sebuah apartemen mewah. Lalu untuk apa semua sandiwaranya itu?" Elizabeth benar-benar merasa heran dengan seorang Tania, ia tak habis pikir Tania bisa sepert

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 256. Evan Mengetahuinya Seorang Diri

    Semilirnya angin malam berhembus menyapa Evan yang tengah duduk seorang diri di balkon kamarnya. Laki-laki itu menatap kalung yang kini ia pegang di tangan kanannya dan menatapnya dengan tatapan tajam sebelum Evan menggenggamnya. "Aku harus kembali memastikan satu hal," ucap Evan dengan suara lirih. Evan menyahut ponsel miliknya yang ia letakkan di atas meja kecil yang berada di sampingnya. Laki-laki itu menghubungi seseorang dan menunggu panggilannya di jawab selama beberapa detik. "Halo ... Jas, tolong periksakan kalung milik Exel yang berada di laci hitam bawah meja di ruangan pribadiku, apakah kalung Exel masih ada di sana atau tidak!" seru Evan pada Jasper, orang kepercayaannya yang menjaga rumah Evan selagi Evan ada di Berlin. "Baik Tuan, sebentar. Saya akan mengeceknya," jawab Jasper di balik panggilan tersebut. Cukup lama Evan menunggu Jasper. Hingga terdengar suara Jasper kembali menyahut di sambungan telfon kembali. "Tuan, saya menemukan kalungnya. Kalung emas dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 453. (EXEL STORY) Kebohongan di Balik Semua Pujianmu

    Satu minggu kemudian...Kondisi Hauri tampak sudah membaik hari demi hari, gadis itu bahkan kini tidak lagi mengeluhkan tentang sakitnya. Setiap hari, Hauri selalu sibuk dengan tugas-tugasnya. Apalagi gadis itu selalu menempatkan diri kalau dirinya kini menjadi istri untuk Exel. Dan Hauri selalu berusaha melayani suaminya dengan baik. Seperti pagi ini ia sibuk membuatkan sarapan untuk Exel karena pembantu mereka sedang sakit. "Selamat pagi, Sayang," sapa Exel, laki-laki tampan itu baru saja turun dari lantai dua. Hauri menoleh dan tersenyum manis. "Pagi juga, Sayang," sapanya dengan ramah seperti biasa. "Kau sedang memasak apa?" tanya Exel mendekat dan berdiri di belakangnya. "Aku hanya memasak menu kentang dan daging sapi, lalu aku akan membuatkan telur mata sapi untukmu," ujar Hauri tersenyum merekah. Laki-laki itu menatapnya lekat dan memeluk Hauri dari belakang meninggalkan satu kecupan di pipinya. "Terima kasih, Sayang. Aku akan menunggu masakanmu selesai," jawab laki-la

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 452. (EXEL STORY) Pauline Marah Pada Mereka Semua

    Exel menatap lekat pada Arthur yang masih berada di sana menjemput Pauline.Tapi seperti biasa, adik kesayangan Exel itu selalu saja ada-ada saja tingkahnya. Usia hampir dua puluh tahun, tapi dia masih seperti anak kecil yang labil. "Kau pulang saja sendiri, aku masih mau di sini! Untuk apa kau menjemputku kalau kau akan pergi lagi?!" sinis Pauline menatap Arthur. Exel terdiam melirik adiknya yang duduk bersama istrinya. "Lalu maumu bagaimana, Pauline?" "Dia tidak boleh pergi." Pauline menjawab dengan mudahnya. "Arthur harus tetap menjadi pengawalku." Arthur memasang wajah datarnya menatap Pauline. "Saya akan memulai bisnis keluarga saya di luar kota, Nona." "Padahal kau dulu janji tidak akan meninggalkan aku, bahkan kau akan menjadi satu-satunya temanku. Tapi ... ternyata ucapanmu itu hanya omong kosong." Exel dan Hauri saling tatap dengan ekspresi bingung. Mereka tidak mengerti jalan pikir Pauline seperti apa. "Lebih baik sekarang kau pulang, minta pada Papa untuk mempekerj

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 451. (EXEL STORY) Kenapa dengan Arthur dan Pauline?

    Sampai malam tiba, Pauline tetap berada di kediaman Exel. Gadis cantik itu tampak bersama Hauri di kamar lantai dua. Mereka asik menonton drama romantis kesukaan mereka, dan Exel yang paling senang jahil, tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang di samping Hauri. "Sayang, kau sudah makan?" tanya Exel berbisik sembari mengecup pipi Hauri dengan gemas. "Sudah," jawab gadis cantik itu. "Kau sendiri, sudah makan malam?" "Hm," gumaman menjadi jawaban dari Exel. Dari arah samping Hauri, tiba-tiba Pauline menengok Kakak dan Kakak iparnya tersenyum. "Kakak, tadi Papa tidak bilang ingin menjemputku, kan?" tanya Pauline dengan kedua mata indahnya yang mengerjap. "Tidak, Pauline. Tapi jangan lama-lama di sini," ujar Exel menyindir sang adik, hal ini membuatnya terkekeh. Pauline lantas terdiam. Ia menoleh pada sang Kakak kembali dengan tatapan sedih. "Aku harus pulang sekarang, ya, Kak?" cicitnya. "Tidak, Pauline..." Saat itu juga Hauri langsung merang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 450. (EXEL STORY) Adik dan Kakak Tidak Ada Akurnya

    Exel mendatangi kediaman kedua orang tuanya. Setelah sang adik datang sambil menangis, membuat Exel tidak tega. Kedatangannya disambut seperti biasa oleh Mama dan Papanya, mungkin mereka tahu kalau Exel datang akan memprotes mereka."Adikmu di sana?" tanya Evan saat Exel baru saja duduk. Exel menatap Papanya dan berdecak pelan. "Papa apa-apaan, menjodohkan Pauline dengan seenaknya seperti ini? Pauline masih kuliah, Pa." "Exel—""Pa, Ma, Pauline itu masih seperti anak kecil. Papa tahu sendiri kan, segala sesuatunya selalu membutuhkan orang lain! Dan satu-satunya orang yang sabar dan selalu membantunya adalah Arthur!" tegas Exel pada sang Papa. "Papamu memang tidak pernah bisa mengerti anak-anaknya," sahut Elizabeth dengan wajah kesal pada sang suami. Mendengar hal itu, Evan langsung menoleh menatap sang istri. Laki-laki itu menutup laptop yang ia pangku dan mengembuskan napasnya panjang menatap Elizabeth dan Exel bergantian. "Dengarkan aku, Sayang ... dengarkan Papa, Exel ... Pap

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 449. (EXEL STORY) Sosoknya yang Sangat Hauri Kagumi

    "Enghh ...."Suara lenguhan pelan itu terdengar dari bibir Hauri. Gadis itu membuka kedua matanya perlahan-lahan. Hauri mengembuskan napasnya panjang saat merasakan sekujur tubuhnya terasa lelah dan remuk. Bahkan untuk bergerak sesenti pun, Hauri merasa nyeri pada inti tubuhnya. Hauri menatap ruang samping ranjangnya yang kosong, sepertinya Exel sudah bangun. "Jam berapa ini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri membalikkan badannya dan menatap ke arah dinding, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, namun ia sangat malas untuk beranjak. Hauri bahkan tidak ingat, kapan ia memakai dirinya memakai piyamanya lagi. Gadis cantik itu pun masih terdiam menatap langit-langit kamarnya. Kedua pipi Hauri merona tiba-tiba saat ia mengingat kejadian semalam. Hauri menyerahkan apa yang telah ia jaga kehormatan yang selama ini ia jaga pada laki-laki yang sangat ia cintai. Dan ia mengingat jelas bagaimana semalam mereka melakukannya dengan sangat bergairah dan...."Ya ampun, apa yang aku pikirkan!"

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 448. (EXEL STORY) Malam Pertama dan Aku yang Pertama

    Cuaca sangat dingin malam ini, Hauri tampak sibuk merangkai kalung mutiara miliknya yang putus sore tadi. Kini, gadis itu tampak sangat fokus merangkainya satu persatu. Hingga Exel yang baru saja masuk ke dalam kamar, tampak memperhatikannya dengan kedua mata mengerjap. "Sayang, kau sedang apa? Ini sudah jam sebelas, Hau," tanya Exel, ia berjalan ke arah ranjang dan mendekati istrinya. Hauri menunjukkan beberapa butir mutiara yang ia simpan di dalam sebuah mangkuk kecil. "Kalungnya tadi putus karena bajuku, lalu semua mutiaranya berceceran di lantai, tapi aku sudah memungut semuanya. Semoga tidak ada yang tertinggal atau jatuh di bawah ranjang," ujarnya dengan wajah sedih. "Sayang ... sudah, sudah, taruh saja. Besok aku belikan lagi," ujar Exel mengambil mangkuk mutiara di hadapan Hauri. Namun, gadis itu menatapnya dengan tatapan lekat. "Jangan Sayang, aku belum selesai. Tidak papa, aku akan menyelesaikannya. Sayang kalau tidak dirangkai lagi," seru gadis itu. Exel mengalah. L

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 447. (EXEL STORY) Kabar Membahagiakan

    Keesokan harinya, Exel menemani Hauri untuk kembali berobat. Bahkan setelah kemarin Hauri merasa lemas dan kelelahan hingga membuat Exel merasa sangat cemas. Sudah lima jam lamanya Hauri menjalani pengobatan dan Exel menunggu dengan sabar, ia juga terus menerus tanpa henti berdoa yang terbaik untuk istrinya. Hingga tiba-tiba sebuah pintu kaca terbuka di depan sana, Dokter William menatapnya sambil tersenyum, seolah ada sesuatu yang melegakan akan dia sampaikan. "Tuan Exel, mari," ajaknya tiba-tibaExel segera ikut bersama dengan Dokter William masuk ke dalam sebuah ruangan. Laki-laki berjubah putih itu segera duduk di hadapan Exel dengan wajah lega. "Dokter, bagaimana perkembangan kondisi istri saya?" tanya Exel. Dokter William tersenyum. "Kondisi Hauri jauh sangat-sangat membalik, meningkatkan beberapa persen lebih baik. Saya juga tidak terbayangkan, bisa secepat ini. Mungkin karena Hauri rajin mengonsumsi obat dan mengatur pola pikirnya. Tetapi ... saya merasa sangat-sangat ba

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 446. (EXEL STORY) Aku yang Sangat Meyakinkanmu

    Diberi libur satu minggu, Exel ingin hari-hari itu diisi oleh menyenangkan hati Hauri. Mulai dari mengajaknya makan bersama, hingga pergi ke jalan-jalan. Seperti saat ini, Exel mengajak Hauri pergi ke sebuah rumah makan Jepang yang mewah yang ada di tengah kota. Hauri tampak sangat antusias begitu Exel mengajaknya memilih tempat duduk yang pas. "Aku baru tahu di sini ada restoran Jepang," ujar gadis itu tersenyum manis. "Hmm ... kau mau memesan makanan apa, Sayang?" tanya Exel menoleh dan menatapnya. "Apa saja, semua makanan Jepang aku suka," jawab gadis itu. "Tapi kalau ada, aku mau ramen. Emmm kuenya—""Dango!" jawab mereka bersamaan. Saat itu juga Exel terkekeh, laki-laki itu langsung mengusap pucuk kepala Hauri dengan gemasnya. Kedua pipi Hauri langsung bersemu. Gadis itu menepuk-nepuk lembut kedua telapak tangannya sambil tak sabaran menunggu pesanan makanannya datang. Hingga tak lama kemudian, makanan yang Hauri tunggu-tunggu pun telah tiba. Semangkuk ramen dan juga kue

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 445. (EXEL STORY) Kehangatan ini, Ingin Kurasakan Seumur Hidupku

    Karena pembantu belum datang ke kediaman baru Exel, tampak laki-laki sibuk di dapur sejak tadi. Bahkan Exel juga tidak membangunkan istrinya yang tidur sejak siang, karena Exel tahu kalau istrinya pasti sangat kelelahan. Aroma masakan yang sedikit gosong, dan suara kekacauan di dapur pun membuat Hauri terbangun. Gadis itu segera keluar dari dalam kamar. "Ya ampun, aroma apa ini? Kenapa gosong begini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri menuruni anak tangga, ia menengok dari selasar lantai dua ke bawah sana. Hauri melihat Exel yang berada di dapur sendirian dengan semua barang-barang yang terlihat sangat berantakan. "Ya ampun, Exel..." Hauri menutup mulutnya kaget. Buru-buru gadis itu berjalan turun ke lantai satu dan melangkahkan kakinya mendekati Exel. Dari piring, mangkuk, hingga wadah lainnya menumpuk di dapur. Bahkan ada beberapa makanan yang tampak dibuang karena gosong dan tidak layak makan. "Y-ya ampun, Sayang..." Hauri menutup mulutnya menyaksikan kekacauan ini. Tetapi, g

DMCA.com Protection Status