Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 248. Dia yang Meracuni Pikiran Exel!

Share

Bab 248. Dia yang Meracuni Pikiran Exel!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-10-24 09:26:24

Tiga hari ini sangat melelahkan bagi Evan. Laki-laki itu harus mondar-mandir dari rumahnya, ke kantor, dan ke rumah istrinya. Apalagi istrinya sekarang sedang sakit setelah ribut dengan Exel kemarin.

Malam ini Evan baru saja kembali dari rumah Elizabeth. Laki-laki itu mendapati putranya yang tengah duduk di sofa dan menonton acara kartun.

"Exel..." Suara Evan memanggil sang putra.

Anak itu menoleh dan menatapnya, tanpa mengatakan apapun.

"Kau sudah makan malam?" tanya Evan pada putranya tersebut.

Anak itu terdiam sejenak dan mengangguk. "Sudah. Exel sudah makan tadi."

Evan merasa Exel sudah lebih baik. Mungkin kali ini Evan bisa mengajaknya berbincang pelan-pelan.

Dan Evan pun memutuskan untuk duduk di samping Exel. Anak laki-lakinya itu sama sekali tidak bereaksi, dia masih asik dengan tontonan kartunnya.

"Sayang, apa Exel nyaman dalam keadaan seperti ini?" tanya Evan menatap putranya tersebut.

Exel mendongak menatapnya, sepertinya dia bingung ingin menjawab apa.

"Exel benar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
heeeemmmm...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 249. Aku Tak Akan Memaafkanmu, Tania!

    Kecurigaan Evan terhadap Tania semakin besar. Selama ini ia berusaha menepisnya karena perubahan sikap pembantunya itu menjadi lebih baik. Tapi kini … Evan tak yakin lagi. Ia ingin mengetahui semua yang terjadi di antara Exel dan pembantu itu saat Evan tidak di rumah. Apalagi setelah barusan Exel menolak bertemu Elizabeth dan mengatakan kalau Elizabeth bohong tentang sakitnya, hal ini membuat Evan merasa kesal. Dan ia harus melakukan sesuatu. Laki-laki itu berjalan ke lantai satu mencari satu pembantunya lagi."Bi..." Evan memanggil wanita tua yang tengah menyapu teras belakang itu. "Tuan Evan," lirih Bibi Lidia, wanita itu mendekati Evan. "Ya, Tuan? Apa Tuan butuh sesuatu?" Alih-alih menjawab, Evan justru menarik pelan lengan wanita itu dan mengajaknya untuk sedikit menjauh dari teras. Bibi Lidia terlihat bingung dengan apa yang Tuannya lakukan saat ini. "Tuan, ada apa?" tanya wanita itu. Evan menatapnya lekat. "Bi, aku butuh bantuan Bibi saat ini. Aku ingin Bibi mengawasi Tan

    Last Updated : 2024-10-24
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 250. Elizabeth Mulai Tak Main-main Kali ini!

    Setelah mengantarkan Exel pulang dan mengomelinya di jalan, Evan pun kembali pergi. Dia sangat khawatir dengan Elizabeth yang dia tinggalkan. Dan Exel kini hanya bersama dengan Tania. Anak itu cemberut setelah Papanya marah-marah. "Papa selalu saja membela Mama, padahal Mama itu jelas-jelas salah! Papa sebenarnya sayang atau tidak, denganku?" gerutu Exel duduk di sofa ruang keluarga. Di sampingnya ada Tania yang tengah menyuapinya makan siang. "Kalau misalkan sayang, tidak mungkin Mamanya Tuan Kecil akan melakukan hal ini pada Tuan Kecil, apalagi membuat Tuan Kecil sampai dimarahi sama Papa," sahut Tania mendengar gerutu Exel. "Iya, Bibi memang benar. Papa dan Mama itu sama-sama jahat! Tidak sayang sama Exel!" seru Exel memukul bantalan sofa di pangkuannya. Sedangkan Bibi Lidia, wanita yang tengah merapikan beberapa mainan Exel itu, langsung menoleh saat mendengar obrolan Tania dan Exel. "Tuan Kecil ... kalau Mama Tuan Kecil tidak sayang dengan Tuan Kecil, tidak mungkin Tuan Ke

    Last Updated : 2024-10-24
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 251. Bersikap Tegas, dan Jangan Mengambil Hati Anakku!

    Usai bertemu dan diusir oleh Exel di jalan beberapa menit yang lalu, Elizabeth pun kini datang ke kantor, tempat suaminya berada. Kedatangan Elizabeth yang tiba-tiba membuat Evan sedikit bertanya-tanya, apa yang membuat istrinya datang tanpa mengabarinya lebih dulu?"Sayang, kenapa tidak mengabariku lebih dulu kalau ke sini?" tanya Evan beranjak dari duduknya saat Elizabeth baru saja masuk. Istrinya masih terdiam, sesekali dia mengusap pipinya yang masih basah. "Elizabeth..." Evan menyadarkan Elizabeth kini menangis. "Apa yang terjadi, hem?" Wanita itu menatapnya dengan lekat. "Aku akan kembali pulang ke rumah kita dan mengasuh anak-anak seperti kemarin-kemarin lagi," ujar Elizabeth tiba-tiba. “Aku sendiri yang akan menjaga Exel.”"Ya, tidak masalah. Tadinya aku juga ingin mengajakmu pulang," ujar Evan mengusap punggung kecil Elizabeth. "Kenapa? Apa yang membuatmu menangis seperti ini?" Elizabeth duduk bersama Pauline yang kini tertidur di sofa setelah Elizabeth rebahkan. Dengan

    Last Updated : 2024-10-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 252. Aku Tak Akan Kalah Darimu, Tania!

    Setelah Elizabeth kembali ke rumah, di situlah Exel mulai gampang merasa kesal. Hidupnya mulai diatur-atur oleh Mama dan Papanya. Namun, kali ini ada yang berubah. Evan dan Elizabeth cukup lama membicarakan bagaimana menangani Exel saat ini, tanpa harus ada perselisihan. Elizabeth akan lebih posesif lagi pada Exel, bahkan tidak memberikan kesempatan untuk Tania mendekati putranya.Seperti pagi ini, Elizabeth melihat Tania berada di dalam kamar Exel, dan jelas saja, Elizabeth segera menghampiri mereka. "Selamat pagi," sapa Elizabeth membuka pintu kamar. Tania dan Exel menoleh. Anak laki-laki itu menatapnya dengan tatapan tidak suka. Di situ, Elizabeth memperhatikan Tania yang langsung terdiam berdiri di dekat ranjang. "Tan, sudah aku bilang kan, padamu ... kau tidak perlu melayani dan membantu anakku bersiap karena kau bukan pengasuhnya. Sekarang tinggalkan Exel, dan pergilah ke dapur bantu Bibi Lidia menyiapkan sarapan," kata Elizabeth. "Tapi Nyonya, Tuan Kecil ingin bersiap ke

    Last Updated : 2024-10-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 253. Dia, Wanita Kaya Raya yang Bersandiwara

    Usai Elizabeth mendapatkan laporan dari Bibi Lidia mengenai Tania yang kini mulai tidak fokus bekerja, Tania selalu nampak resah tiap kali melihat Exel bersama Elizabeth. Hal ini membuat Elizabeth senang. Dan, Elizabeth sore ini mencari Tania, karena ia ingin membicarakan sesuatu dengannya. Namun, belum sempat Elizabeth menemui wanita itu, justru ia menemukan Tania yang tengah berbincang di telepon dengan nada yang begitu terburu-buru dan cemas. "Aku tidak mau tahu! Bisa tidak bisa kau harus datang ke sini besok!" pekik Tania dengan suara kecil. "Ada sesuatu yang harus aku urus, jadi aku memintamu datang! Aku tunggu kedatanganmu besok!" Dari cara berbicaranya yang terburu-buru, hal ini membuat Elizabeth penasaran dengan Tania. Siapa yang sedang dia hubungi hingga terlihat sangat serius dan tidak biasa. 'Siapa yang dia hubungi dan dia minta untuk datang ke sini, bukannya dia dan adiknya juga masih satu kota ini?' batin Elizabeth bertanya-tanya. Sampai akhirnya, Elizabeth muncul s

    Last Updated : 2024-10-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 254. Waktu untuk Anak-anak

    Evan menceritakan pada Elizabeth tentang beberapa hal mengejutkan yang ia ketahui dari Tania sejak kemarin Evan mengikuti wanita itu. Elizabeth dan Evan semakin yakin untuk menjauhkan anak-anaknya dari Tania mulai sekarang. Meskipun hari ini, Exel mencari pembantu kesayangannya tersebut. "Bibi Tania ke mana, Pa? Kenapa mulai kemarin aku tidak melihatnya sama sekali?" tanya Exel menoleh sang Papa. Anak laki-laki itu berdiri di ambang pintu samping menatap ke arah paviliun Tania yang kini tertutup. "Dia pulang," jawab Evan santai. Exel kembali menoleh ke belakang pada Papanya yang duduk di sofa. Tiga hari ini Exel memang tidak diasuh Tania sama sekali. Segala hal yang dia lakukan selalu dibantu oleh Elizabeth. Meskipun kadang Exel masih meneriaki dan memarahi Mamanya tersebut. "Sayang, ayo bersiap ... ikut Mama pergi berbelanja. Nanti Exel yang temani adik," bujuk Elizabeth, wanita itu muncul dari belakang. Exel menatapnya dengan ekspresi datar. "Malas," jawab Exel merotasikan k

    Last Updated : 2024-10-26
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 255. Sesuatu yang Mengejutkan

    Hari libur yang Elizabeth berikan pada Tania telah usai. Pembantu muda itu kini sudah kembali lagi ke kediaman Elizabeth dan Evan. Seperti tak terjadi apapun, Elizabeth juga mencoba untuk bersikap biasa saja dengan Tania, bahkan kini Elizabeth mendatangi pembantu itu di dapur. "Tan, tolong ambil gelas teh yang ada di ruangan kerja suamiku," perintah Elizabeth pada pembantunya tersebut. "Baik Nyonya." Elizabeth pun kembali duduk di ruang tengah, ia sedang menemani Pauline yang sedang sibuk bermain. Anak itu sedang demam, hingga dia libur bersekolah sampai demamnya turun. Dari sana, Elizabeth memperhatikan Tania dan menatap punggung wanita itu dengan tatapan lekat. "Dia bahkan terlihat biasa-biasa saja, bagaimana bisa dia yang nampak lusuh memakai pakaian pengantar makanan hingga pingsan di tepi jalan, tetapi bisa tinggal di sebuah apartemen mewah. Lalu untuk apa semua sandiwaranya itu?" Elizabeth benar-benar merasa heran dengan seorang Tania, ia tak habis pikir Tania bisa sepert

    Last Updated : 2024-10-26
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 256. Evan Mengetahuinya Seorang Diri

    Semilirnya angin malam berhembus menyapa Evan yang tengah duduk seorang diri di balkon kamarnya. Laki-laki itu menatap kalung yang kini ia pegang di tangan kanannya dan menatapnya dengan tatapan tajam sebelum Evan menggenggamnya. "Aku harus kembali memastikan satu hal," ucap Evan dengan suara lirih. Evan menyahut ponsel miliknya yang ia letakkan di atas meja kecil yang berada di sampingnya. Laki-laki itu menghubungi seseorang dan menunggu panggilannya di jawab selama beberapa detik. "Halo ... Jas, tolong periksakan kalung milik Exel yang berada di laci hitam bawah meja di ruangan pribadiku, apakah kalung Exel masih ada di sana atau tidak!" seru Evan pada Jasper, orang kepercayaannya yang menjaga rumah Evan selagi Evan ada di Berlin. "Baik Tuan, sebentar. Saya akan mengeceknya," jawab Jasper di balik panggilan tersebut. Cukup lama Evan menunggu Jasper. Hingga terdengar suara Jasper kembali menyahut di sambungan telfon kembali. "Tuan, saya menemukan kalungnya. Kalung emas dengan

    Last Updated : 2024-10-26

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status