~ Bahagia itu sederhana. Cukup syukuri apa yang kita miliki saat ini, maka hidup mu akan merasa cukup dan tidak kurang. Jika dirimu tak bersyukur dengan apa yang kamu miliki saat ini, maka menyesal seumur hidup akan kau rasakan disaat telah kehilangan. Kehilangan untuk selama nya. ~
"Kau kira ini permainan? Hampir saja jantungku lepas gara gara hal ini." Ucapku marah."Gak usah marah, muka mu itu loh bulet." Ujar nya yang membuat diriku cemberut menjadi tertawa.
Dia memang unik, dapat membuat ku marah, namun juga dapat membuat ku tertawa di waktu yang bersamaan.
Aku pun yang memang awalnya humoris, mendengar kata itu saja membuatku tertawa. Dasar preman yang susah di tebak.***
Dia pun memberikan helm kepada ku, namun saat hendak mengambil nya, ditarik nya kembali helm itu lalu di pasangkan ke kepala ku.
"Ah kelamaan ngambil helm gitu aja." Ujar nya."Ha? Baru saja mau saya ambil, tapi kau menarik nya kembali." Ucap ku jengkel."Bilang aja mau modus kan? Hayo ngaku!" Lanjut ku."Dih, amit amit ya kali suka sama dugong." Ejek nya lagi dan lagi."Hiss. Aku bukan dugong ih, aku cuma kelebihan beberapa berat badan, bukan berarti aku sudah seperti dugong ya." Mukaku merah padam menahan amarah, alisku bertaut dan bibir ku mengerucut. Di sentil nya bibir ku."Aduh." Ucap ku memegangi bibir."Sakit tau, udah ah mau jalan aja." Lanjut ku."Silahkan." Kata nya."Kau!" Ucap ku kala menahan amarah sembari menunjuk nya.Aku pun merajuk, aku berjalan menjauhi nya. Kemudian,"Hey gembrot." Teriak nya"Apa?" Aku pun menoleh."Itu helm bawa kesini." Ucap nya membuat ku malu dan emosi. Aku pun kembali ke arah nya, melepas helm dan kuberikan pada nya."Nih." Ucap ku memberikan helm."Buuft.. hahaha, ga usah sok ngambek, malu kan?" Tawa nya."Gak malu! Udah aku mau pulang." Aku pun berbalik badan dan hendak melangkah, tiba tiba ditariknya tanganku dengan cepat dengan otomatis aku pun berbalik badan lagi dan menubruk badan nya. Mata kami saling beradu, sejenak aku terhipnotis dengan wajah nya yang memiliki alis yang tipis rata, hidung yang mancung, san bibir nya yang sexy.Detik berikut nya, aku pun sadar dan melepaskan cekalan tangan nya."Dasar preman modus. Ku sumpahin kau jatuh cinta padaku!" Ucap ku menyumpah kan dirinya.'Apa ini? Mengapa mulut ini tidak bisa di rem?' Tanya ku dalam hati.Al pun tak menjawab sumpah dariku, namun.."Hal itu sudah terjadi." "Ha?" Ucap ku tak tahu maksud nya."Iya, dirimu sudah membuat ku jatuh cinta." Ujar nya memasang wajah yang serius. Ia pun mendekati ku dengan langkah perlahan. Jujur saya saat ini jantung tak bisa di ajak berkompromi. Berasa tengah berlari maraton, jantung pun berasa terpompa sangat cepat.Badan ku pun mematung, ku tatap matanya, mimik muka nya terlihat serius dan tak bercanda. 'Benarkah ia menyukai ku?'Di genggam nya tangan ku, mata kami saling beradu, kini kami berjarak hanya 5 centimeter, ku tutup mataku. Hening, aku masih mematung di tempat ku, lalu.."Hahaha.. Kau baper ya?" Tawa nya menggelegar, namun itu membuat ku sakit. Seharus nya aku sudah tau dari awal, mengapa aku terbawa suasana. Sudah ketiga kali nya aku di permainkan seperti ini. Aku pun marah. Ku hempaskan tangan nya, tanpa berpamitan aku pun berlari meninggalkan nya yang masih berdiam diri dengan tawa nya."Hahaha Ratih baper, tidak mungkin aku menyukai mu dugong." Teriak nya dari jauh.'Padahal itu sudah terjadi. '
Mata ini mengembun, tak terasa air mata pun jatuh dari tempat nya. Sepolos itukah aku? Hingga di permainkan seperti itu terus menerus.Aku pun menghentikan angkot yang melaju, lalu masuk ke dalam angkot dan menuju kost.Pikiran ku terus melayang membayangkan hal tadi.'Bodoh sekali aku, mana mungkin orang sepertinya menyukai mu Ratih. Sadar lah siapa kau dan siapa dirinya. Kalian berbeda kasta.' Batin ku bermonolog.Sesampai nya dirumah, air mata pun tumpah. Sesakit ini kah mencintai seseorang? Jika begitu jangan biarkan aku mencintai nya ya Allah.***Pagi hari, aku menyiapkan berkas berkas kembali, mengabaikan hal yang mengganggu pikiran, memupuk kembali semangat pencari kerja. Namun jika suatu saat uang ku benar benar sudah menipis, maka aku akan pulang kampung dan mencari pekerjaan disana saja. Keras nya ibu kota membuat orang kecil kesusahan.'Tok.. tok..' Ketukan pintu mengganggu aktifitasku yang sedang bergulat dengan lembaran kertas di tangan.Ku intip sedikit dari lubang yang ada di tengah pintu. Dan ternyata,'Mengapa dia kesini lagi? Apa dia tidak tahu, jika diri ini tengah malu bertemu dengan nya?' monolog ku.Ya benar yang datang ialah Al. Membuat Ratih menjadi bingung, apa yang harus ia lakukan. Ingin menemui, namun ia sedang marah. Tak ingin menemui, namun takut diri nya membuat onar.'Ah, sudah tidak usah di sahuti. Nanti juga akan pergi sendiri.' Ketukan pintu kembali berbunyi.'Tok..Tok...Tok..'"Assalamualaikum" Sebuah salam dari depan pintu."Wa'alaikumussalam." Ucap ku berbisik menjawabi, supaya ia tak mendengar."Permisi." Ujar nya lagi.Lagi lagi aku tak menjawab, lalu beberapa menit kemudian, hening. Tidak ada suara lagi dari arah depan pintu. Ku amati kembali lewat lubang kecil yang berada di tengah pintu. Sepi! Ya, kini aku harus segera keluar dan mencari pekerjaan kembali. Aku pun keluar, melihat sekeliling memastikan bahwa diri nya telah pergi.Aku pun menyusuri jalanan ibu kota, panas terik matahari menyengat kulit kepala. Mengingat pagi tadi diriku belum sarapan. Ku buka kembali dompet, ku hitung beberapa lembar kertas dan beberapa pecahan logam.Hanya 75 ribu uang yang ku pegang, aku pun beristirahat di bawah pohon rindang. Memutar otak, harus kah aku menyerah sekarang? Atau harus bertahan?Menimbang nimbang beberapa hal, kemudian ku putuskan untuk pulang ke kampung. Aku menyerah!Aku pun kembali ke kost, membereskan pakaian ku, kemudian berpamitan pada ibu kost dan langsung berangkat menuju terminal.
Di terminal, ku beli dua buah roti serta air mineral, untuk mengganjal perut yang sudah meminta jatah asupan nya.Mengamati satu persatu bus yang berjejer rapi, melihat arah tujuan bus itu dengan seksama. Lalu sudah ku temui bus yang menuju ke Solo.Aku pun memasuki bus itu, mencari tempat duduk di tengah dan dekat jendela. Jujur saja, diri ini sebenar nya mabok dengan kendaraan tertutup seperti ini. Namun jika duduk di tengah sambil memandangi pemandangan di luar jendela maka meringankan mabok berat ku.Setelah penumpang penuh, aku pun melaju meninggalkan kota besar ini."Selamat tinggal Ibu kota, selamat tinggal Mas Al. Selamat tinggal kehidupan yang kejam." Monolog ku mengucapkan perpisahan.Selama perjalanan aku pun memutar musik kesukaan ku. Lagu jadul yang kini kembali naik daun, lagu dari Westlife - Nothing's Gonna Change My Love for You. Itu salah satu lagu favorite ku saat melakukan perjalanan jauh, saat bersedih, bahkan terluka. Lagu itu menceritakan tentang betapa besar cinta nya kepada seseorang yang ia cinta.*Bersambung...~ Usaha tidak akan menghianati hasil. Maka teruslah berusaha agar apa yang kamu inginkan terwujud. Jangan lupa, iringi dengan doa dan tawakal kepada Allah, maka hasil nya bisa melebihi ekspetasi mu. ~Selama perjalanan aku pun memutar musik kesukaan ku. Lagu jadul yang kini kembali naik daun, lagu dari Westlife - Nothing's Gonna Change My Love for You. Itu salah satu lagu favorite ku saat melakukan perjalanan jauh, saat bersedih, bahkan terluka. Lagu itu menceritakan tentang betapa besar cintanya kepada seseorang yang ia cinta.Aku telah sampai di kota kelahiran, disini lah aku di besarkan, kota yang penuh dengan keindahan. Keindahan wisata nya, maupun keramahan orang nya.Aku telah sampai di rumah, ku lihat ayah sedang memasak."Assalamu'alaikum." Salam ku, ayah pun menoleh."Masya Allah nduk, kamu sudah pulang?" Tanya nya, ku pegang tangan yang sudah membesarkan ku hingga kini, ku cium punggung tangan nya dengan takzim."
~ Jika suatu saat ada seorang yang membuatmu merasa surga lebih dekat denganya, maka perjuangkan lah. ~'Ku rasa ia mengenalku.' Batin ku. Aku melajukan motor menuju rumah, ku tengok kanan dan kiri, berharap Ratih muncul di depan ku.'Kemana dirimu saat ini?' Kekhawatiran ku tak bisa di sembunyikan, mengingat dia perantau dan tak memiliki satu keluarga pun disini.Akhirnya aku pun menyerah setelah beberapa waktu menyusuri jalanan ibu kota yang masih terlihat ramai. Tak ku temukan sosok yang ku cari, hanya doa yang bisa ku panjatkan, semoga dirimu baik baik saja. Esok pagi akan ku cari lagi hingga ku bertemu dengan mu Ratih.****Bangun di pagi buta, dengan udara yang masih mengembun, belum terlihat sinar sang mentari yang menghiasi dunia ini.Hanya 3 jam aku tidur, itu pun tidak bisa tenang, yang ku rasakan raga memang tertidur, namun otak terus memutar memikirkan gadis yang tak bisa lepas dari pikiran ku.
~ Allah akan membantu hambanya yang memiliki niat baik. Maka dari itu, kita sebagai insan manusia harus taat dan patuh pada perintah - Nya. Jika kita baik kepada Allah, maka Allah akan memberikan balasan kebaikan berlipat lipat untuk hambanya. ~Ku putar murotal dalam mobil, sudah menjadi kebiasaan ku jika perjalanan jauh, berdzikir dan mendengarkan murotal, agar tak terjadi hal hal yanh tidak di inginkan.Membelokkan mobil ke sebuah mini market, membeli kopi dan beberapa snack untuk menemani perjalanan. Karna aku orangnya sedikit susah untuk beristirahat jika sudah melakukan perjalanan jauh.***Kini setelah 9 jam perjalanan yang ku tempuh Jakarta - Solo aku pun memutuskan untuk menuju pom terdekat, mengisi bahan bakar sekaligus berdoa kepada Allah supaya di permudah unuk bertemu dengan sang pujaan hati.Setelah menunaikan sholat, aku mengistirahatkan punggung yang terasa ingin copot, dan tangan yang sudah kesemutan. Sete
~ I believe that God create you for me to love. He picked you out from al the rest cause He knew I'd love you the best. ~" Saya hanya di juluki sebagai preman pak, karena saya suka berkelahi. Dan saya berkelahi bukan semata mata merusuhkan warga, bahkan saya yang membantu para warga jika ada yang di ganggu oleh orang orang jahat. Saya ini pembela kebenaran pak." Ujar ku tanpa sungkan lagi.Ayah Ratih terbahak mendengar penuturan ku, aku pun ikut senang melihat kehangatan keluarga ini."Baiklah jika begitu, silahkan mengobrol dulu dengan Ratih, saya mau kebelakang sebentar." Ujar pak Hasan berpamitan dan berlalu.Setelah tak kelihatan ujung ekor Pak Hasan, aku melirik Ratih. Ku lihat dia terus menunduk, membuat aku sungkan mengucapkan walau sepatah kata.Aku dan Ratih canggung dalam keadaan ini."Tih.""Mas."Ucap kami bersamaan, kemudian saling diam kembali sambil mengulum senyum."Aku."
Assalamualaikum readers. Hi guys, perkenalkan nama saya Pena Air. Saya membuah sebuah novel berjudul Suamiku Mantan Preman. Alasan saya membuat novel ini karena saya ingin membuat hal baru dalam hidup saya. Saya membuat cerita ini memiliki rasa yang bercampur, dari mulai bahagia, sedih, menegangkan, lucu, serta baper menjadi satu. Memang diawal cerita terlihat membosankan, namun jika di telaah lebih lanjut ke bab selanjut nya, maka para readers akan menemukan hal yang baru. Warning! Novel ini mengandung 18+, jika para readers belum mencukupi umur, jangan melanjutkan ke bab selanjut nya. Karena di bab selanjutnya akan ada episode yang lebih panas. Jika ingin membaca dan belum cukup umur, tunggu umurnya mencukupi dulu baru lanjutkan membaca ke bab selanjut nya. Ambil pesan yang terdapat dalam cerita, saring cerita dengan mengambil hal yang baik di dalam nya. Jika yang buruk jangan di tiru ya
~ Alam memang tempat terbaik untuk merefresh pikiran. Jika kau sedang merasa bebanmu berat, maka coba lah untuk menyatu dengan alam, maka akan terasa lebih ringan. ~"Siap pak. Ya sudah kami pamit pak, assalamu'alaikum." Ucap ku.Tiba tiba sosok anak perempuan keluar dari bilik, menggunakan pakaian yang rapi."Aku ikut, aku ikut." Ujar nya bersemangat.Anak perempuan itu ialah adik nya Ratih, dia bernama Safira Ardianti, biasa di sebut Fira. Kulit nya sawo matang, berbeda dengan Ratih yang kuning langsat. Gadis itu menggunakan pakaian dengan atasan sweater dan bawahan celana jin, serta jilbab berwarna hitam, senada dengan nya. Berbeda dengan Ratih yang menggunakan celana kain dan atasan tunik kuning serta jilbab coklat susu yang menghiasi kepalanya. Dirinya terlihat anggun, berbeda dengan adik nya yang terlihat tomboy."Mengapa kamu sudah rapi? Mau kemana kamu?" Tanya Ratih."Hehe, mau ikut jalan jalan lah, kan jarang jarang naik mobil
~ Jika kita memiliki niat yang baik, tidak akan bisa mendapatkan nya dengan mulus. Ada saja rintangan yang akan kita lewati, sabarkan diri bagaikan air yang selalu melewati celah bebatuan, kumbangan air hingga ia terjatuh dan mendarat di samudra yang luas. Temukan jati diri mu, jadikan dirimu manusia yang memperluas rasa sabarnya seperti air, maka dirimu akan mendapatkan kehidupan yang tenang dan damai.~Aku kembali dan mencari nya, apakah dia di culik? Masa iya ada yang berani menculik preman seperti dia.Aku kembali melangkah menuju rumah, namun sekilas pikiran ku tertuju pada hal hal yang tak di inginkan, mengingat di desa ini juga ada preman seperti Bang Kohar.Aku mulai panik, ku cari di setiap jalan yang ku lalui tadi, dan ternyata.."Ba!"Al bersembunyi di balik pohon besar, mengagetkan ku hingga aku meloncat kebelakang."Apaan sih kamu mas, gak lucu tau." Ujar ku marah, kembali meninggalkan dia yang tertawa akan kejahilan nya.
Assalamualaikum readers. Saya berterimakasih kepada pembaca yang telah membaca buku saya hingga saat ini. Maaf jika banyak menggunakan kosa kata yang tidak baku, serta cerita yang mungkin sedikit membosankan. Para pembaca bisa komen untuk memberi saran dan kritikan untuk dapat membuat saya lebih maju kedepan nya. Tolong gunakan bahasa yang sopan disaat mengkritik, di mohon bantuan nya kepada para pembaca, agar dapat bekerja sama dalam menanggapi cerita ini. Sekali lagi saya mengingatkan, di bab selanjutnya akan ada hal yang lebih menarik, dari kekerasan hingga cerita yang sedikit panas. Dimohon untuk usia yang belum mencukupi, belum di perbolehkan untuk membaca ya readers. Tunggu usia mencukupi baru diperbolehkan membaca. Cerita ini mengandung kebaperan tingkat tinggi, dimohon untuk para jomblowan dan jomblowati untuk melapangkan dada jika saat membaca cerita ini Sekian dari saya, salam manis dari author Pena Air.
~ Jangan pernah memaksakan cinta. Jika memang ia tak mencintaimu, maka lepaskan. Jangan pernah memaksa perasaan seseorang, karena itu akan membuatmu menyakiti diri sendiri. Dan jika kau sudah memaksakan perasaan seseorang untuk mu, maka itu bukan cinta namanya, namun obsesi. ~"Katamu, salah satu penjahat berkeliaran disini, siapakah dia Al?" Lanjut papa."Nanti papa akan tahu dengan sendirinya, Al ingin menyiksanya terlebih dahulu." Ucap ku dengan nada dingin dan senyuman yang mematikan.***Aku kembali ke kamar, sedangkan papa pergi ke rumah Ratih, untuk memberitahu kabar ini, sekaligus memberitahu rencana ketika aku akan menghilang sejenak. Ku lihat mama sudah tak berada di kamar, namun wanita gila itu masih berada disini.'Hah, bencana.'"Sayang, kamu lama banget sih, jadi gimana kabar perawat yang di sewa mama mu itu?" Tanya nya tanpa rasa bersalah.Berani nya dia mengatakan wanitaku seorang perawat se
~ Menangislah jika ingin menangis, jangan pernah ditahan. Karena orang menangis bukanlah orang yang lemah, justru ia orang yang kuat, ia mampu menopang beban dan mengeluarkan nya dengan tangisan, hingga ia kembali dengan senyuman indahnya. ~"Dia ada di kamar sebelah. Kamu tidak usah khawatir, dia baik baik saja. Hanya saja belum sadar.""Al mau lihat Ratih ma!" Ucap ku dengan bergegas."Al, jangan bilang kamu sudah ingat semua nya kembali?" Tanya papa menyelidiki."Bukan begitu pa, hanya saja Al khawatir. " Jawab ku yang di balas dengan tatapan tajam nya."Apa sih papa ini, kalau melihat tidak usah terlalu dekat pa, Al kan jadi dag dig dug der. "Tatapan tajam dari papa membuat nyaliku menciut, bak ditatap oleh singa yang kelaparan."Gelagat mu aneh, lalu bagaimana kamu tahu Ratih ada disana?" Tanya papa lagi."Karena mimpi, Al pernah bermimpi sehari sebelum Ratih menghilang, Al coba menelusuri
~ Tidak usah khawatir tentang jodoh, dia yang sudah di tetapkan untukmu, maka akan menjadi milikmu. Dan sekeras apapun kamu berusaha, jika dia bukan untukmu, maka tidak akan bisa menjadi milikmu. ~Mencari tombol lampu namun tidak ada, saat sedang mencari, tiba tiba aku tersandung. Suara tangisan itu sangat dekat.Aku berjongkok, meraba raba sekeliling yang tak terlihat satu benda pun, dan.."Aarrrgghhh.." Teriak ku.Entah tergigit atau terjepit sesuatu pada tanganku, kuraba dengan tangan satunya. Rambut? Fix ini kuntilanak pemakan manusia.Oh my God, tolong aku."Mbak kunti, tolong jangan makan saya, saya mau mencari seorang gadis bernama Ratih, tolong bantu aku mencarinya. Katanya mbak kunti baik hati dan tidak sombong, ayolah bantu aku." Ujarku berlagak tak takut, padahal dalam hati jantung ini berasa ingin loncat dari tempatnya."Mas Al?" Ucap suara wanita itu.Aku mengenali suaranya, suara yang kucari."K-kau
~ Kamu dapat melihat seseorang itu benar benar tulus kepadamu melalui matanya. Walaupun mulutmu bisa berdusta, namun matamu mengisyaratkan kejujuran yang dapat ku ketahui. ~"Sabar ma, kita juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jangan gegabah." Ucap papa menenangkan mama."Benar yang di ucapkan papa ma, sabar.""Memang ada apa dengan gadis yang bernama Ratih itu? Mengapa mama sampai marah?" Lanjut ku."Ratih tidak ada di rumahnya, mama takut jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan Al. " Ujar mama panik.Kalimat mama membuatku mengingat kejadian semalam, disaat aku berpura pura tidur dan dia mengutarakan isi hatinya untuk membalaskan dendam ku. Namun apa benar itu tidak mimpi?"Ma, pa, sebenarnya Al bermimpi tentang wanita itu semalam.""Ha? Kamu bermimpi apa Al?" Tanya mama dengan serius mendekatiku."Disaat Al baru memejamkan mata, wanita itu mengelus rambut Al dan berkata ingin membalask
~ Hal terberat di dunia yaitu menunggu. Banyak orang gagal dalam hal menunggu, apalagi menunggu dalam hal yang tidak pasti. Jika kamu menemukan orang yang berhasil menunggumu, kamu termasuk orang yang beruntung. ~"Oh. Ya sudah kembali.""Btw, suaramu bagus, lanjutin." Ujarnya membuatku bersemangat.'Alhamdulillah Ya Allah , Engkau membantuku.' Ujar ku dalam hati.Aku melanjutkan kembali mengaji, membaca ayat ayat suci Al qur'an dengan hati yang terus berdoa supaya Mas Al kembali mengingatku.POV AlDalam lelap tidurku, aku terbangun oleh suara indah yang melantunkan ayat suci Al qur'an. Siapa dia?Aku membuka mata, menoleh kearah wanita berhijab yang sedang duduk di sofa itu. Memandang penuh penghayatan. Membuat sebuah kenyamanan tersendiri dan keteduhan dalam hati.'Mengapa jantungku berdegup kencang saat memandangnya? Arrgghh ingat Al kau sudah memiliki Laura saat ini.' Batinku mengatakan hal yang t
~ Walau dirimu melupakanku, namun namamu tetap menjadi pemeran utama di hatiku. Tidak ada niatan sedikit pun untuk mencari cinta yang lain. Hanya harapan supaya dirimu kembali seperti dulu. ~"Tidak pak, ini semua musibah untuk kita semua, namun tetap saya akan memberi perhitungan pada renternir itu, tidak apa apa kan pak?" Tanya papa."Tidak masalah pak jika memang itu perbuatan dia. Namun kita harus membawa bukti juga, supaya bisa menghukum mereka." Ujar ayah menimpali."Baiklah, saya teringat satu cctv yang dipasang Al dalam mobil. Nanti saya suruh anak buah saya menyelidiki." Ujar papa."Baik pak, saya juga sangat marah jika memang benar renternir itu yang melukai Al. Akan saya bantu apapun itu pak, untuk menangkap mereka." Ujar ayah.Ku lihat mereka ingin kembali, akhirnya aku pun pergi untuk membeli tisu.Setelah membeli tisu, aku kembali masuk kedalam ruangan, dan hasilnya.Kosong. Kemana mereka pergi? Dimana Mas Al
~ Semua orang memiliki batas kesabaran masing masing. Maka, jangan bangunkan kucing yang sedang tidur. ~"Kamu makan dulu, tadi saja pingsan. Setelah makan, baru donor darah." Ucap dokter muda yang menangani Mas Al itu terkekeh.Aku menggaruk tengkuk yang tak gatal, kemudian keluar dan makan bersama dengan ayah di kantin."Yah, apakah Mas Al akan segera sadar?" Tanya ku pada ayah."Nduk, doakan yang terbaik untuk calon suamimu, ayah yakin Al orang yang kuat, dia akan segera sadar. Tetap dampingi dia dalam keadaan apapun." Pesan ayah padaku."Baik ayah.""Nduk, nanti kamu menginap disini?" Tanya ayah kembali."Iya yah, aku ingin menemani Mas Al, boleh kan yah?""Boleh nduk, baiklah setelah ini ayah pulang, nanti sore ayah kembali lagi dengan membawakan baju ganti untuk mu." Ujar ayah, aku pun tersenyum menanggapi nya.Ayahku memang ayah terbaik di dunia ini, ia sangat mengerti putrinya, ia rela membantu putrin
~Musibah datang tiada yang tahu, sekalipun itu semut kecil yang sedang melintasi dinding. Musibah datang tanpa di undang, musibah datang hanya untuk memberikan ujian apakah orang tersebut dapat melewatinya dengan ikhlas. ~Dikecup nya keningku lama, ku rasakan kasih sayang yang begitu besar dari sebuah kecupan nya. Namun,"Ehem." Ujar ayah berdehem dengan menutup mata Fira."Hehehe, maaf yah." Ujar Mas Al."Ratih, aku berpesan kepadamu. Jaga diri baik baik saat aku tak bersama mu. Kamu bisa kan?" Ucap nya saat ingin pergi."Mas kamu ngomong apa sih?, Aku baik mas, aku pasti baik baik saja, ada ayah yang menjaga ku disini, mas yang hati hati. Mas akan perjalanan jauh, aku khawatir jika ada apa apa sama mas." Ujar ku jujur dengan perasaan yang saat ini entah gundah gulana, tak ingin ia pergi saat ini. Namun apa daya, ia memiliki tanggung jawab yang harus di lakukan nya."Ya sudah jangan menangis, mas pulang
~ Berjuang itu tidaklah mudah, berjuang juga butuh pengorbanan, namun perjuangan sekecil apapun akan membuahkan hasil yang mungkin dapat membayar kerja kerasmu itu. So, fight before others fight for it. ~Ku ambilkan nasi dan lauk untuk ayah dan Mas Al, sementara Fira mengambil makan nya sendiri.Kami makan dengan menonton televisi, layaknya orang desa. Tiba tiba ayah berucap."Jadi, kapan keluarga nak Al akan kemari?" Tanya ayah membuat ku tersedak.'Uhuk.. uhuk..'Ayah memukul kecil punggungku, sementara Mas Al memberikan aku air untuk diminum."Kamu kenapa nduk?" Tanya ayah."Ndak papa yah, cuma tadi ada nyamuk masuk tenggorokan." Ujar ku yang membuat seisi ruangan tertawa."Lah kamu ngapain makan nyamuk? Nasi, lauk enak enak kok malah makan nyamuk. " Ujar ayah membuatku tersenyum simpul."Insyaallah secepat nya yah. Hari ini Al mau ijin pulang, soalnya kerjaan Al tinggal suda