Share

Nadia Mengamuk

Author: Sriayu23
last update Last Updated: 2022-07-19 14:00:14

"Arrgh! tikus ...."

"Tolong ...."

Brak!

Nadia berteriak nyaring. Disusul suara pintu yang dibanting. Lalu, benda kaca yang jatuh. Isi kepalaku membayangkan ekspresi ketakutan Nadia yang sangat lucu. Rasanya geli sendiri, jika diposisinya. Sekujur tubuh di peluk bahkan di cium tikus-tikus kecil. 

Zahwa mengikuti tingkahku yang konyol dan aneh. Hebat sekali dia, bisa memikirkan rencana sekeren ini. Beruntung, anakku tipe gadis tangguh. Dia bahkan berani menghamburkan sepuluh tikus sekaligus di dalam selimut Nadia.

"Mas Ilyas, ada tikus," teriak Nadia masih menggema.

"Mah, kayanya Ayah udah bangun dan nyamperin nenek gayung. Ayok, kita lihat. Awa gak sabar lihat ekpresinya. Pasti rambutnya awut-awutan."

"Masa sih, Nak? gak mungkinlah. Paling kamar tamu kita yang berantakan."

"Ih, mamah gak tau, ya. Tadi tuh, Awa sudah siapkan satu tikus kecil alias bencil, yang unyu-unyu, di atas kepalanya."

"Astagfirullohaladzim, hahaha," tawaku pecah seketika. Inginku guling-guling, sambil cekikikan sepuasnya.

"Hust, mamah jangan kenceng-kenceng ketawanya."

"Ups, keceplosan. Lagian, anak Mamah ini cerdasnya luar binasa. Mengalahkan komedian tingkat internasional."

"Anak Mamah gitu, Loh. Dari pada jambak-jambakan, atau cakar-cakaran, udah mainstream. Mending, kaya gini. Seru, main-main."

"Hahaha, betul. Yang penting, tak sampai melukai Nadia. Paling, dia sedikit geli-geli gimana gitu, digigit tikus."

Ada rasa sedikit kasihan. Namun, mengingat tingkahnya yang keterlaluan, membuatku geram. Kalau terlalu dibiarkan, maka akan semakin besar kepala. 

"Mah, pokoknya bagaimanapun respon nenek gayung, kita harus tetap tenang."

"Tentu Sayang. Lawan kita akan senang, jika kita terpancing dengan hasutannya."

"Nah, cocok. Mamah emang the Best. Gaskeun, kita tengok nenek gayung."

Tawa mengembang diantara anak dan ibu. Kami berjalan menuju kamar yang ditempati Nadia. Aku dan Awa tak bisa menahan Tawa. Kondisi Nadia seperti orang gila. Bajunya sedikit robek. Rambut awut-awutan. Dia terduduk karena terpeleset minyak. Satu tangan terus memegangi tulang punggung.

"Astaga, Tante cantik kenapa nangis gitu. Segala ngepel lantai lagi, hahaha," ledek Zahwa.

"Berisik anak nakal. Pasti ini perbuatan kamu dan ibumu."

"Ish, ish, sembarangan nuduh. Orang aku sama mamah abis tidur. Tante, agak sengklek yah? hahaha." Aku hanya bisa menahan tawa. Zahwa begitu puas melihat penderitaan nenek sihir yang sudah meracuni ayahnya.

Ayah hanya menggelengkan kepala. Dia nampak bingung dengan kondisi sang pujaan hati. Bukan menolong, suamiku malah mematung. Mungkin dia masih mencerna apa yang terjadi. Sambil mengumpulkan nyawa sehabis bangun tidur.

 

"Halah jangan ngelak. Mana mungkin rumah bagus kaya gini banyak tikus. Pasti perbuatan kalian. Dasar licik."

"Mbak Nadia, tolong dijaga mulutnya. Sudah numpang, bikin gaduh lagi. Jangan sampai, saya jahit mulutnya. Biar rapet," jawabku kesal.

"Berisik. Kalian malah bertengkar. Gak enak didenger tetangga.

"Tuh, anak dan istri kamu. Mas, malah diem aja. Buru tolongin. Sebelum tikus-tikus gila gerumutin aku lagi," sentak Nadia.

Tanpa perduli kehadiran kami, Ayah menuruti selingkuhannya. Nadia sengaja bergelayut manja dalam rangkulan suamiku. Dia menampakan ekspresi sangat menderita. Ayah, memapahnya duduk di sofa ruang keluarga. 

"Ih, Ayah biarin aja. Harusnya Ayah bela Mamah. Tante 'kan udah nuduh yang enggak-enggak." Putriku menarik ayahnya agar sedikit menjauh dari Nadia.

"Aku gak menuduh, Mas. Pasti ini ulah istri dan anakmu. Buktinya, dia malah pindah tidur ke kamar lain. Pasti, setelah menjahiliku, dia sengaja bersembunyi di kamar Zahwa.

"Mbak Nadia, kalau ngomong direm dong. Enak banget nyerucus kaya kereta butut. Saya  pindah ke kamar Zahwa, Karena berisik. Suami saya ngorok. Bukan karena Mbak. Enak saja menuduh tuan rumah," jawabku sewot.

"Halah, gak usah berkelit. Saya tahu, kamu pasti cemburu karena saya mantannya Mas Ilyas 'kan? mangkannya dendam, dan sengaja berbuat ulah."

Nadia lepas kendali. Wajahnya merah padam. Kilatan amarah seakan berkobar dari matanya. Tangannya mengepal kuat menahan kesal. Awalnya, aku hampir saja terbawa emosi. Seketika, Zahwa menggenggam tanganku. Serta memberi isyarat, supaya tetap tenang.

"Sudah berisik!" bentak Ayah Ilyas.

"Mah, jujur, apa kamu yang melakukan semua ini? tak mungkin minyak jatuh begitu saja di kamar tamu."

"Hahaha, lucu Ayah, Nih. Malah menuduh mamah dan mempercayai mantan Ayah. Inget, Yah. Mamah ini istri sah Ayah. Masa Ayah malah bela mantan."

"Hahaha, Ela, Ela. Asal kamu tau, aku bukan lagi mantan Mas Ilyas. Tapi kami sudah menikah siri."

Hatiku rasanya terhantam batuan tajam. Semakin remuk redam kalbu ini. Apa mereka sudah menikah? kapan? kenapa Rafli tidak menceritakan soal ini. Apa dia sengaja menutupinya dariku, atau memang sama-sama tak tahu.

Aku pikir, hubungan mereka masih ditahap pacaran. Namun, kenyataan pahit begitu memilukan. Persendian lemas. Kaki rasanya tak menapak di tanah.

"Hahaha, kamu sudah tau itu, Tante cantik. Aku yakin, Ayah tak akan memilihmu. Nenek lampir, ih."

Mata membeliak tak percaya menatap Zahwa. Apa benar Zahwa tahu rahasia Ayahnya lebih dari aku? bagaiman caranya dia bisa tahu semua ini?

Zahwa malah tersenyum miring ke arahku. Dia sama sekali tidak kaget. Putriku, menunjukan ekspresi biasa. 

"Oh, kalian sudah tahu. Baguslah. Tak masalah 'kan kalau aku tinggal di sini untuk selamanya?"

"Boleh dong, Tante. Coba tanya Ayah. Apa dia mengizinkan?" tantang Zahwa.

"Jawab, Mas. Mereka sudah tahu. Kita tak usah menyembunyikan hubungan ini lagi. Lihat saja, istrimu rela berbagi suami. Buktinya dia tak marah meskipun mengetahui semuanya."

Ayah hanya termenung memandang Aku dan Zahwa. Celah matanya mengembun. Mungkin, dia memang tak perduli perasaanku. Namun, aku tahu pasti, Ayah begitu menyayangi Zahwa. Hatinya pasti gundah, dan merasa bersalah. Mengetahui bahwa anaknya sendiri, tahu kebejatan Ayahnya.

"Jawab, yah. Silahkan izinkan Tante cantik ini tetap di sini. Kalau Ayah mau, Mbah Kakung tau semuanya," ancam Zahwa dengan wajah penuh kemenangan.

Mulutku terkunci. Masih berusaha mengontrol rasa yang berkecamuk di hati. Aku harus tegar. Sama seperti Zahwa, yang menyimpan luka lebih dalam dariku. 

"Zahwa .... Mamah .... maafkan Ayah." Suamiku bersimpuh di kaki kami. Air mata membanjiri pipinya. 

"Mas, ngapain kamu kaya gitu. Bangun." Nadia berusaha membangunkan suamiku. Namun, Ayah bergeming. Dia terus merengek maaf di kakiku.

"Diam, Nadia!" bentak Ayah. Nadia langsung terdiam.

"Tuh, Tante cantik liatkan? Ayahku lebih mencintai Mamahku. Tante cantik cari opah-opah aja. Mending, pergi, deh. Bikin rusuh tau, ih."

"Gak mungkin. Mas cepat bilang, kamu gak mungkin memilih istrimu yang bo*oh itu."

Plak!

Suamiku menunjukan raut jengkel. Beranjak berdiri, lalu mendaratkan tamparan. Zahwa tersenyum lebar. Aku hanya mematung. Tak percaya dengan kelakuannya.

"Pergi dari sini, Nadia. Cepat pergi!" teriaknya memekikan telinga.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
lucu boleh ela tapi jgn dungu. bukannya jadi menarik sifat lucu mu klu udah sampai diselingkuhi. makanya jgn terlalu banyak drama tolol dg sikap konyol mu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Janji Palsu

    POV Ilyas"Hahaha, Tante cantik kalah. Ayah lebih sayang kami. Sana pulang Tante. Jam tiga pagi gini, masih ada go car, ko," sahut anakku.Nadia memang ceroboh. Dia menggali kuburannya sendiri. Seenaknya menginap di rumahku, dan malah membongkar skandal kami.Sia-sia aku menyembunyikan pernikahan ini. Aku sudah menyimpannya serapat mungkin. Tak ada orang terdekat yang tahu. Bahkan, Rafli saja tidak tahu soal pernikahan siriku dengan Nadia. Namun, aku kaget ketika istri dan anakku mengaku mengetahuinya. Mereka tahu dari mana? nanti, aku akan menanyakannya pada Rafli."Nadia, cepat pergi!" "Mas kamu apa-apaan, sih? gak bisa seenaknya ngusir kaya gini. Aku juga istri kamu, Mas.""Berisik, pergi cepat!""Bagaimana Mbak, sakit dibentak? aduh, aduh. Mangkanya kalau punya muka cantik, hatinya jangan burik. Jadi, sakit deh," ucap Ela. Heran, anak dan istriku sama sekali tak menitikan air mata, ataupun ngamuk-ngamuk seperti di sinetron televisi. Hanya ada raut dongkol. Apa mereka memang mene

    Last Updated : 2022-07-19
  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Pulang Ke Surabaya

    POV Ela"Gitu, dong, Yah. Makasih, tanda tangannya."Segera aku rebut surat-surat yang sudah ditanda tangani. Ini bukan hanya lembaran rapot. Namun, ada surat perjanjian jual rumah yang sudah aku selipkan. Aku sengaja menjualnya pada sahabatku. Rumah ini termasuk harta gono gini, karena dibeli setelah kami menikah. Jadi, saat menjualnya, aku harus mencantumkan tanda tanganku dan Ayah. Uang hasil penjualannya akan aku gunakan untuk membuka usaha. Meskipun, aku masih tak tahu, bisnis apa yang cocok untukku. Setidaknya, dengan uang satu milyar hasil penjualan rumah, bisa digunakan untuk menyambung hidupku dan Zahwa."Tumben, bilang makasih segala, Mah. Itukan cuman rapot.""Hehehe, emang kenapa sih, Yah. Kali-kali Mamah berterimakasih karena Ayah sudah berjuang mencari uang. Sampai anak kita bisa sekolah.""Oh, gitu. Gimana kalau Ayah ikut nganterin Mamah ke Surabaya. Sekalian mampir ke rumah Bapak. Nanti ayah minta libur ke kantor tiga hari.""Gak usah Ayah. Besok Ayah kerja dulu. iNan

    Last Updated : 2022-07-19
  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Bapak Murka

    "Apa Ilyas selingkuh?" lagi-lagi, mereka kompak bertanya."Ayah, jahat, Mbah. Ayah sudah menikah diam-diam. Ayah sakitin, Mamah, dan Awa."Tangisan Zahwa begitu menyayat hati. Aku tak tega mendengarnya. Air mata mengalir bak banjir bandang. "Tenang, cucu Mbah. Keluarkan kekesalan, kamu, Ndok. Lalu jelaskan pelan-pelan sama Mbah. Biar Mbah Uti dan Mbah Kakung paham," ucap Ibu Nia berpindah posisi di samping Zahwa. Kemudian, mengelus halus pundaknya."Mbah, harus kasih Ayah pelajaran. Biar kapok. Ayah lebih milih nenek gayung dibandingkan Awa dan Mamah, hiks, hiks."Dadaku sesak. Perkataan Zahwa bagai ribuan peluru yang menghujam jantung dan tengkorak kepala. Nyeri tak terkira. Sekuat apapun anakku, dia hanya seorang anak remaja yang belum siap menerima kenyataan pahit ini."Coba ceritakan dengan jelas semuanya, Awa."Bapak Mertua mulai menampakan raut geram. Tangannya mengepal kuat. Dia pasti terbakar emosi. Mengetahui kelakuan buruk putranya. Zahwa melepaskan diri dari pelukan kakek

    Last Updated : 2022-07-19
  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Babak Belur

    POV IlyasAda yang aneh dari Ela dan Zahwa. Tak biasanya mereka pergi mendadak ke Surabaya. Aku berusaha menepis firasat buruk yang hadir. Mencoba tetap berpikir positif, dan lebih baik memanfaatkan keadaan. Waktunya aku bersenang-senang dengan istri muda. Ada untungnya juga, Ela berlibur ke Surabaya. Aku punya kesempatan bermesraan lebih lama, bersama pujaan hati."Kapan Mas bakal mengakui aku sebagai istri?" tanya Nadia. Kami sedang tidur bersama di rumahku. Nadia yang ingin tidur di sini. Dia takut sendirian di apartemennya."Tunggu Mas, mendapatkan harta Bapak. Baru kita bebas.""Kapan? menunggu bapakmu mati?""Dek, jangan bicara seperti itu.""Lagian, Mas ngeselin. PHP terus sama aku.""Bukan PHP, kamu tentu tahu alasannya.""Ya sudah, beliin aku rumah besar kaya si Ela.""Sabar, Mas belum bisa ngumpulin uang. Nunggu dapet bonus Lagi. Uang penjualan rumah kamu, kenapa gak di pake dulu, nanti Mas tambahin.""Gak mau. Ngapain aku punya suami, kalau rumah aja beli pake duit sendiri.

    Last Updated : 2022-07-19
  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Menaklukkan Ela

    "Pak, Bu, buka pintunya." Dini hari menjelang subuh, aku sampai di Surabaya. Beruntung masih ada penerbangan malam hari. Setelah menyusun rencana dengan Nadia, aku segera melakukan perjalanan menuju rumah Bapak.Ela sudah berbuat licik. Maka, aku akan bertindak demikian. Perlakuannya yang semena-mena tak bisa dibiarkan. Aku baru sadar, Ela bukan perempuan biasa. Dia pintar memanipulasi keadaan."Ayah ....""Zahwa, maafkan Ayah, Nak." Aku peluk putriku. Supaya dia ikut bersimpati. Agar aktingku lebih meyakinkan.Maafkan Ayah, Nak. Perasaan ini begitu rumit. Ayah menyayangimu, tapi tidak dengan Mamahmu. Cinta tak bisa dipaksakan. Kadang membuat orang yang merasakan, harus egois dalam mengambil tindakan. Begitulah posisi Ayah sekarang."Ih, peluk-peluk segala. Mana bau apek lagi. Ayah kaya drama India, aja. Lagian, ngapain ke sini? Mbah uti dan Mbah Kakung, gumoh alias eneg liat Ayah.""Ayah mau memperbaiki semuanya, Nak. Ayok, kita masuk.""Halah, jambu, yah.""Jambu?""Janjimu, janji

    Last Updated : 2022-07-19
  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Mati Kutu

    POV Ela"Tapi apa, La? pikirkan baik-baik. Kebahagian anak adalah hal yang utama. Jangan mengandalkan ego," ceramah Ibu mertua. Cukup nyelekit di hati. Kenapa aku yang dia ceramahin? harusnya anaknya sendiri. Ayah yang sudah menyakiti istri dan anaknya. Aku ragu dia tulus. Pasti ada udang dibalik rengginang."Tapi, Zahwa tak akan mengizinkan, Bu. Perselingkuhan Ayahnya, yang dia saksikan di depan mata. Pasti membuat trauma tersendiri. Percuma toh, rumah tangga ini dilanjutkan. Belum tentu Mas Ilyas tulus. Yang ada, malah menambah luka batin buat aku dan Zahwa," cerocosku tak mau kalah."Soal Zahwa, kamu harus kasih dia pengertian. Ibu lihat, dia mulai lancang sama Ayahnya sendiri. Kamu harus mendidiknya dengan baik. Jangan gitu, Ndok."Ya ampun, pantas saja calon mantan suamiku, punya sikap egois yang tinggi. Ternyata, ibunya juga demikian. Tak mau tahu siapa yang salah. Seenaknya melempar bola panas. Tanpa intropeksi diri."Hehehe, Maklum Bu. Ayahnya aja eror. Ela sebagai istri 'kan

    Last Updated : 2022-07-19
  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Kalah Telak

    "Zahwa, jangan durhaka. Dia tetap Ayahmu," bentak nenek Zahwa.Aku hanya bengong, menyaksikan adegan ini. Zahwa pasti sudah menahan diri berlaku kurang ajar. Dia anak yang baik. Selalu mencintai kedua orang tuanya di atas segalanya. Namun, perbuatan Ayah memang begitu menancap di relung hati. Meninggalkan jejak luka yang tiada tara kuantitas sakitnya."Awa udah coba menahan sakit ini, Yah. Mamah selalu minta, biar Awa memaafkan Ayah. Tapi gak bisa, Yah. Gak bisa."Perlahan aku dekap anakku. Menguatkan pundaknya, agar tetap tabah. Jangan sampai Zahwa melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri. Posisiku cukup sulit. Perbuatan Zahwa memang tak elok. Sebagai anak, seharusnya dia tetap bersikap sopan. Akan tetapi, Zahwa juga punya hati. Dia harus meluapkan emosinya. Kalau terus diipendam, takut berakibat fatal. Jadi, aku tak tega kalau harus melarangnya dengan amarah juga."Ma-maafkan, Ayah, Nak. Ayah sayang sama kamu.""Hahaha, Ayah bilang Sayang sama aku? tapi, Ayah malah menyakiti Ma

    Last Updated : 2022-07-19
  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Orang Misterius

    "Coba kita berhenti dulu, Mah. Tau aja ada mata-matanya nenek gayung.""Pak, kita minggir dulu."Mobil bapak mertua berhenti di pinggir jalan. Kami serempak memperhatikan laju mobil itu. Ternyata dia malah melewati mobil kami. Firasatku mengatakan ada yang aneh. Namun, mobil itu sudah menjauh. Mungkin hanya pikiran buruk saja."Gas, Pak. Cuman orang iseng, atau kebetulan aja.""Siap, Mbak.""Mamah gak usah bingung gitu. Paling kebetulan tadi sejalur. Jadi, kesannya kaya menguntit.""Iya kali, ya, Nak. Lupakan sajalah. Intinya kita bakal happy-happy di rumah eyang.""Oghe, Mah.""Kamu jangan sedih lagi, Wa. Tuh, matanya bengkak kaya panda. Nanti cantiknya luntur. Malu, dong pas ketemu temen di sekolah baru.""Hehehe, iya Mah. Awa bakal ceria terus buat Mamah. Tadi tuh, kesel. Ya, jadi gitu deh.""Mamah paham sayang. Kamu boleh nangis. Asal jangan berlarut-larut, yah.""Siap Macan. Nanti kita cari cogan, Mah. Biar menyegarkan mata.""Bocil, bisa aja." Aku acak-acak pucuk kepala Awa. Sen

    Last Updated : 2022-07-19

Latest chapter

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Tamat

    “Mah, ayok kita ke sana, Mah. Awa mau liat Mah," rengekku setelah Kak Fauzi menutup sambungan telepon."Iya, Wa. Kita pasti ke sana," jawab Mamah."Ya Allah, Nadia, hiks, hiks."Tangisan Ayah pecah. Bagaimana pun, Nadia pernah mengisi hatinya. Memberi suka duka. Pasti kabar ini cukup menekan batinnya."Sabar, Pak. Semua yang bernyawa pasti menemui kematian. Tugas kita yang masih hidup, hanya bisa mendoakan. Semoga segala Dosa Nayla dan Mbak Nadia bisa dimaafkan. Sehingga, dilapangkan kuburnya.""Aamiin," jawab aku dan Mamah.Wajah Mamah juga berubah murung. Aku bisa memahami perasaannya. Masa lalu tentang Nadia pasti berputar-putar memenuhi pikirannya. Ada rasa kecewa, tapi rasa kasihan jelas lebih besar. Mamah bukan tipe orang pendendam. Dia pasti ikut kehilangan Nadia. Begitu pula denganku. Perjalanan kehidupan yang aku lalui dengan hadirnya Nayla dan Kakaknya terus melintasi di kepala. Memang banyak kesan buruk yang membekas. Berusaha aku ikhlaskan, walaupun berat. Semampu diriku,

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Ending Kejahatan

    Pov Zahwa“Kak Fauzi ….”“Zahwa, bidadariku, bangunlah. Kakak ada di sini.”Tubuhku rasanya remuk. Sulit digerakan. Mata remang-remang. Aku seakan melihat keberadaan Kak Fauzi. Apa ini hanya halusinasi. Yang aku ingat, dia tidak bersamaku."Mamah ... Ayah ...."Perlahan aku bisa menatap sekitar dengan jelas. Mamah mengalirkan hujan di pipi. Dia memelukku erat. Bagaikan sudah bertahun-tahun baru bertemu. Begitu pula dengan Ayah. Mengelus kepala dengan mata berkaca-kaca. "Mah, Awa di mana?""Awa di rumah sakit, Nak. Sudah seminggu kamu gak sadarkan diri. Alhamdulilah, Awa bisa kuat melawan rasa sakit. Mamah sayang sama Awa. Cepat sehat Nak."Satu Minggu? selama itu aku tertidur lelap. Perlahan aku ingat-ingat kejadian terakhir sebelum tak sadarkan diri.Setelah mendapat pesan dari Nayla, aku segera datang ke lokasi. Sebelum itu, menelepon Fika untuk menyusul, dan membawa pasukan detektif Arya. Namun, ternyata aku dijebak. Tak ada orang di rumah reyot yang aku datangi. Aku terus mencari

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Pertarungan Sengit

    POV FauziMulut ini tak henti melafalkan doa. Memohon pertolongan-Nya. Ruangan pengap, dengan pencerahan minim, jadi saksi bisu. Untukku bertaruh nyawa. "Hey, calon suamiku," sapa Nayla dengan seringai mengerikan.Mulutku dibekap kain yang dililitkan sampai belakang. Tangan dan kaki diikat kencang. Hanya mata yang bisa merespon kejahatan Nayla. Hati tak hentinya beristigfar. Tak menyangka, jika ada perempuan tak berperasaan seperti Nayla.Aku menyesal tidak mendengarkan penuturan Zahwa. Pujaan hatiku, yang malah diabaikan. Padahal, dia bicara sesuai kenyataan. Aku yang terlalu bodoh. Tidak menaruh sedikitpun rasa curiga pada Nayla.Memang kita tidak boleh berprasangka buruk kepada sesama manusia. Namun, berwaspada juga penting. Membela diri sendiri merupakan hal yang diharuskan dalam agama. Dari sini aku belajar. Supaya, tetap berhati-hati menghadapi setiap manusia dengan isi hati yang sulit dipahami.Manusia bukan hanya diciptakan dari tanah. Namun, ada amarah bagai api yang tersimp

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Bertukar Nyawa

    "Zahwa!""Mah, Kak Fauzi, hiks, hiks."Aku menangis di lantai. Kepala diletakan di sofa. Tubuh tak ada tenaga. Mengingat nasib Kak Fauzi. Aku tau, Nayla memang mencintainya. Tak mungkin menyakitinya. Namun, kalau Kak Fauzi dijebak, lalu disuruh menikahi Nayla, bagaimana denganku?"Tenang, putri Ayah. Kita pasti bisa menyelamatkan Fauzi."Ayah merangkul tubuhku. Untuk duduk di sofa. Aku sandarkan beban ini padanya. Mamah ikut memelukku. Raut khawatir juga tergambar jelas di wajahnya."Arya, apa Nayla sama sekali tidak meninggalkan jejak?""Tidak ada Pak Ilyas. Kami kehilangan jejaknya. Ponselnya juga tidak bisa dilacak. Sulit menemukan keberadaannya. Tapi tenang, saya dan para polisi, sedang berkeliling daerah sini. Mencari keberadaan Fauzi.""Om Arya, tolong temukan Kak Fauzi, hiks, hiks.""Insyalloh, Wa. Om akan berusaha semaksimal mungkin."Air hujan di pipi, tak henti menetes. Perasaanku bagai daun berguguran di musim semi. Kering kerontang. Layu, dan tak ada energi keceriaan.Mama

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Serangan Balik

    POV ZahwaKak Fauzi jahat. Dia bilang cinta. Mau melamarku jadi istrinya. Dulu saja, ketika aku terjebak narkoba, dia yang paling percaya aku bisa keluar dari benda haram itu. Namun, kenapa sekarang tidak? Nayla dan Nayla lagi yang dibela. Padahal, bukan aku yang melukainya. Pasti nenek lampir itu gila. Dia yang melukai dirinya sendiri."Sabar ponakan Aunty. Kita belum kalah.""Tapi Aunty, hati Awa rasanya cenat cenut. Sakit banget.""Hahaha, Aunty paham. Tenanglah, kita dan Fika bukankah sudah mengatur strategi?""Iya, sih, tapi ....""Hust, ada yang sedang mengawasi."Aunty menarikku ke lorong lain dari rumah sakit. Bukan jalur pulang. Lalu, kami bersembunyi di ruang praktek dokter. Untung, ruangannya kosong. Dari balik kaca, aku bisa melihat ada dua preman yang sedang celingukan. Mereka pasti mencari kami."Hati-hati. Aunty yakin, Si Nayla punya rencana jahat untuk kita.""Rencana jahat apa, Aunty?""Ya, mana Aunty tahu.""Yah, gimana dong. Mau sampe kapan kita di sini." "Sabar, A

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   POV Nayla

    Kenalkan, namaku Nayla. Kakakku adalah Nadia. Seorang perempuan yang hidupnya di porak porandakan keluarga Ilyas dan Ela. Dua tahun lalu, ketika tahu kakakku masuk rumah sakit jiwa, napas rasanya tercekat. Raga tersesat. Dunia seperti kiamat.Akibat kejahatan keluarga Ilyas. Tanggung jawab keluarga pindah ke pundakku. Biasanya, keluargaku mengandalkan uang Kak Nadia. Ibu yang sakit-sakitan terpaksa tidak bisa berobat. Bapak hanya seorang pengangguran. Keluarga kami miskin dan menderita ketika Kak Nadia gila. Aku yang belum siap dengan permasalahan yang pelik ini, hanya bisa menangis setiap malam. Menahan perut yang kelaparan. Di tambah lagi menyaksikan kedua orangtuaku harus menahan penyakit, dan lapar diusia senja. Kondisi saat itu, merupakan keadaan paling buruk yang pernah aku rasakan.Aku pernah mengunjungi rumah Ilyas. Meminta bantuan pada mereka. Namun, aku malah diusir oleh ibunya Ilyas. Sedangkan kakak iparku itu, sama sekali tidak peduli. Dia kabur ke luar negeri. Tidak melih

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Bersaing

    "Ambil aja, Bang.""Oke, Neng. Makasih!"Aku tancap gas dengan kecepatan mirip halilintar. Segera menuju rumah sakit. Gantian Fika yang terus berteriak memintaku memperlambat kecepatan."Woy, Zahwa, berhenti!" "Arrgh!""Kenapa sih, Fik? urgent nih.""Lu mau nemuin si Fauzi sama Nayla 'kan? mending gua gak ikut dah. Dari pada si Nayla ngenalin gua. Bahaya buat penyelidikan kita nantinya.""Iya juga sih. Terus, kamu mau turun di mana?""Udah turun di sini aja. Nanti gua ngojek.""Gak papa, Fik? mau aku anterin dulu?""Gak usah. Nanti calon lu keburu di embat si Nayla. Sana cepetan gas. Kalau ada apa-apa, kabarin gua.""Oke siap. Makasih yah, Fik."Fika mengacungkan jempol. Aku kembali melanjutkan perjalanan. Beberapa menit kemudian, akhirnya sampai juga. Aku segera masuk ke rumah sakit. Ternyata Nayla sudah ditangani dokter. Kak Fauzi merangkulnya. Membantu dia berjalan. Kaki sebelah Kanan, diperban dari area lutut ke bawah sepanjang 30 cm. Nayla jalan terpincang-pincang.Pasti dia sen

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Kebusukan Nayla

    "Ih, santai dong, Ayah.""Maaf, Nak. Ayah kayanya salah denger, ya. Coba ulang-ulang kamu bilang apa tadi.""Ih, Ayah. Awa serius. Awa pengen NIKAH SAMA KAK FAUZI. Ayah gak salah denger."Suara benda jatuh terdengar jelas. Aku terus memanggil nama ayah tapi tidak ada jawaban. Namun, beberapa menit kemudian barulah ayah bersuara lagi. Dia mengatakan cukup terkejut dengan keinginanku. Lalu, aku jelaskan dampak positif menikah muda, dan kesiapan Kak Fauzi jadi imamku. Aku juga akan tetap kuliah meskipun sudah menikah. Menaklukan hati ayah ternyata tidak sesulit Mamah. Ayah akhirnya melunak. Dia mau menerima keinginanku. Namun, mau bertemu Fauzi terlebih dahulu untuk memastikan. Aku setujui permintaan ayah, dan menyuruhnya cepat pulang ke sini."Ayah harus bantu Awa bujuk Mamah, ya.""Hmmm, kalau soal itu Ayah gak jamin Mamah kamu bakal dengerin Ayah.""Ah, Ayah gimana, sih. Pokoknya Awa gak mau tahu, ayah harus bujuk Mamah. Pake cara apa saja, supaya Mamah setuju.""Aduh, cukup berat pe

  • Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp   Nayla Mendekati Fauzi

    Tanpa persetujuanku, Kak Fauzi mempersilakan Nayla duduk di jok belakang motornya. Apa sih, yang Kak Fauzi mau. Tadi dia merayuku untuk pergi bersama. Sekarang, kenapa dia mau meninggalkanku demi Nenek sihir?"Terus Awa gimana? dih, Kakak jahat banget.""Ya, Awa ikut juga.""Dih, ogah.""Emang Awa gak papa kalau Kakak berduan sama Mbak Nayla?" tanyanya seakan memberi kode."Ya, gak boleh. Kakak 'kan calon suami aku.""Ya udah ikut. Biar Nayla di tengah.""Lagian ngapain sih, nolongin dia. Orang jahat kaya dia malah ditolongin.""Gak boleh gitu, Zahwa Sayang. Menolong sesama manusia adalah kewajiban. Tanpa memandang sikap baik atau buruk orang itu pada kita."Mendengar kata-kata Kak Fauzi yang lembut. Dibumbui panggilan 'Sayang' membuatku tak bisa membantah. Baru kali ini, dia memanggilku dengan sebutan yang begitu romantis. Ternyata dia pandai sekali memperbaiki mood-ku."Hari ini kamu beruntung Nayla. Tapi, ingat, kapan-kapan jangan berharap menggoda calon suamiku," gerutuku setenga

DMCA.com Protection Status