Share

Bab 41. Rahasia Masa Lalu

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2024-08-31 21:58:07

Tujuh tahun yang lalu, Monica diundang menghadiri pesta ulang tahun salah satu teman sosialitanya. Tanpa disangka ia bertemu dengan Bryan di acara itu. Mereka kemudian berpesta dengan minum sampanye.

"Kamu kenapa Monica?" tanya Bryan ketika melihat calon kakak iparnya itu tampak resah.

"Entahlah, sepertinya aku tidak enak badan," sahut Monica yang merasakan tubuhnya tiba-tiba jadi demam.

"Pasti kamu masuk angin, sudah istirahat di kamar saja!" seru Cindy teman Monica.

Monica menyetujui saran temannya dan masuk ke kamar tamu. Setelah sejenak menenangkan diri, ia merasakan tubuhnya masih panas, padahal memakai baju yang terbuka. Wanita itu segera membesarkan volume AC, tetapi rasa panas tidak hilang juga dan semakin menjadi. Justru Monica merasakan ada dorongan gejolak yang mendesak ke luar dari tubuhnya.

"Monica apa kamu, baik-baik saja?" tanya Bryan yang tiba-tiba masuk ke kamar itu.

"Tolong aku, tubuhku panas sekali rasanya!" sahut Monica yang semakin gelisah.

Bryan kemudian me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 41b. Rencana Robin 2

    Sadewa tampak terkejut ketika melihat Monica. "Pergilah, Bara butuh istirahat!" serunya dengan tatapan tidak suka. Monica segera ke luar dari kamar inap Robin dengan kesedihan yang mendalam. "Jangan percaya apa pun yang dikatakan oleh Monica! Dia itu wanita ular, setelah mengkhianatimu lalu mencampakkan Bryan karna sakit!" seru Sadewa mengingatkan. "Kenapa Papi berkata seperti itu?" tanya Robin ingin tahu. Sadewa memberitahu hal yang berbeda, "Dia mengajukan gugatan, setelah tahu Bryan sakit. Kamu mau tahu tujuannya apa? Monica ingin kembali kepadamu karena kalau Bryan meninggal karena kau akan jadi pewaris tunggal."Robin tampak mengernyitkan dahinya karena bingung harus percaya yang mana. Dia harus tanya sama Bryan, kalau ingin mengetahui kebenarannya. "Sekarang makanlah, habis itu minum obat kamu perlu istirahat yang cukup agar cepat pulih!" seru Sadewa yang dijawab anggukan oleh Robin. Akibat pengaruh obat yang harus diminumnya, Robin pun tertidur pulas. Sehingga ia tidak sa

    Last Updated : 2024-08-31
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 42. Menunggumu

    Sudah seminggu Nabilah tidak mendapat kabar dari Robin. Hanya Mom Sandra yang sering menelepon, untuk menanyakan keadaannya sambil meyakinkan, kalau Robin pasti akan kembali. "Mom, juga lose kontak dengan Robin. Tapi Mom yakin dia pasti akan pulang untuk kita. Kamu yang sabar ya!" ujar Mom Sandra dari seberang sana. "Iya Mom, Bilah akan selalu menunggu Bang Robin pulang," sahut Nabilah dalam kerinduan. "Bilah, kirim nomor rekeningmu Nak. Mom akan transfer nafkah buat kamu!" seru Mom Sandra yang ingin mengambil alih tanggungjawab Robin untuk sementara waktu. "Tidak usah Mom, uang dari Bang Robin masih ada!" jawab Nabilah sungkan, padahal Ibunya sedang butuh biaya buat berobat. Sementara uang yang dimilikinya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Setelah merasa keadaan Nabilah baik-baik saja, Mom Sandra mengakhiri percakapan mereka, "Ya sudah, kalau ada apa-apa langsung hubungi Momi. Salam untuk kedua orang tuamu ya!" "Iya Mom, terima kasih atas perhatiannya," ucap Nabilah menyudah

    Last Updated : 2024-08-31
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 42b. Di Suatu Tempat

    Setelah seminggu dirawat, Robin sudah diperbolehkan pulang. Dengan syarat harus cek up setiap ada keluhan. Ia dan Sam meninggalkan rumah sakit ketika menjelang sore hari. Akan tetapi, pria itu tidak langsung pulang ke kediaman Sadewa. Melainkan pergi ke suatu tempat yang menjadi titik awal perubahan di dalam hidupnya."Buat apa kita ke sini?" tanya Sam dengan heran. "Aku sedang teringat dengan Faisal," jawab Robin sambil menelisik tempat itu yang telah banyak berubah. Lebih ramai tidak sepi seperti lima tahun yang lalu."Aku pesimis kasus itu dapat terungkap karena tidak ada bukti dan saksi yang bisa memberikan petunjuk siapa pelakunya. Jadi buat apa kamu minta Tuan Sadewa mengusutnya kembali? Aku rasa itu sama saja kamu ingin pergi dari kehidupan keluarga Sadewa secara halus," ujar Sam yang mulai menebak jalan pikiran Robin. Robin terdiam karena yang dikatakan oleh Sam benar dan tepat. Ia memang tidak tahu bagaimana sosok orang-orang yang membunuh Faisal karena bersembunyi ketaku

    Last Updated : 2024-08-31
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 43. Penjelasan Monica

    Robin menyewa sebuah kamar hotel bintang lima. Setelah beberapa jam kemudian ia, baru ke luar menemui Sam yang menunggunya di loby. "Kita harus pulang, baru saja Tuan Sadewa telepon dan bertanya kenapa belum sampai rumah. Aku bilang kita sedang di klub," jawab Sam memberitahu. "Apakah Mami Lucy selalu di rumah sakit menemani Bryan?" tanya Robin ingin tahu. Sam langsung menjawab,"Nggak selalu, kalau tidak salah besok Nyonya Lucy ada pertemuan dengan teman sosialitanya. Ada apa memangnya?" Ia balik bertanya. "Aku ingin menjenguk Bryan, tapi nggak mau ada Mami Lucy," jawab Robin yang ingin bicara sesuatu dengan adik tirinya itu. "Bisa diatur, sekarang ayo kita pulang. Jangan lagi bermain api yang pernah membuatmu terbakar!" ajak Sam yang dijawab anggukan oleh Robin. Sementara itu Sadewa tampak menghela nafas panjang ketika mendapat laporan, kalau Robin dan Sam berada di salah satu hotel. Sam memang bisa dipercaya, tetapi terkadang dia suka berpihak kepada putranya. Jadi diam-diam S

    Last Updated : 2024-08-31
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 43b. Kamu Milikku

    Robin menoleh dan tercengang melihat Mom Sandra. Akan tetapi, ia lebih terkejut melihat kedatangan istrinya. Pria itu segera menarik tangannya dari pinggang Monica.Rasa cemburu langsung membakar hati Nabilah ketika melihat suaminya sedang merangkul pinggang wanita cantik. Ia segera pergi dari tempat itu dengan mata yang berkaca-kaca. "Cepat kejar dia!" seru Mom Sandra dengan kesal. "Saya mau bicara sama kamu!" sambungnya sambil menatap Monica dengan tajam. Tanpa membuang waktu lagi Robin segera mengejar istrinya. Nabilah memang diajak Mom Sandra ke Singapura ketika mertuanya itu datang untuk bersilahturahmi. Niat hati ingin menemui suaminya, tetapi ia justru melihat Robin sedang bersama wanita lain. Sungguh hatinya sakit sekali."Nabilah tunggu, Abang akan jelaskan semuanya!" seru Robin sambil meraih tangan istrinya itu. "Jadi karena wanita itu Abang mematikan ponsel karena tidak mau diganggu?" tanya Nabilah yang sudah terbakar cemburu. "Ikut Abang, kita bicarakan semuanya secar

    Last Updated : 2024-08-31
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 44. Keributan Mom Sandra dan Sadewa

    Robin mencerita masa lalunya yang bisa dikatakan buruk. Ia pasrah jika Nabilah minta dicerai sekarang juga dan siap kehilangan cinta untuk yang kedua kalinya. Jika hal itu sampai terjadi, Robin memutuskan tidak akan menikah lagi. Sementara itu Nabilah tampak mendengarkan dengan saksama. Kata demi kata yang Robin ucapkan dengan penuh kejujuran. Ia mengakui apa yang dialami Robin sangat menyakitkan. Seandainya hal itu terjadi pada dirinya, belum tentu bisa sekuat itu."Sekarang Bilah sudah tahu semua tentang Abang. Jadi keputusan ada di tangan Bilah, Abang siap menerimanya," ujar Robin dalam kepasrahan. "Bilah tetap mencintai Abang karena itu adalah masa lalu," ujar Nabilah yang membuat Robin terkejut. Menurutnya tidak adil jika seseorang harus dianggap buruk karena masa lalunya. Robin tidak bisa berkata-kata karena keputusan Nabilah di luar prediksinya. Ia memeluk istrinya itu dan menghujani dengan banyak ciuman. "Terima kasih, Bilah masih mau menerima Abang yang bejad ini," ucap R

    Last Updated : 2024-08-31
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 44b. Tragedi

    "Apa Papi dan Momi tidak bosan selalu ribut setiap kali bertemu merebutkan aku?" tanya Bara yang tiba-tiba datang. "Papimu egois, ayo kita pulang! Dia sudah tidak membutuhkan kamu lagi!" ajak Mom Sandra sambil menarik tangan Bara. "Selangkah saja kamu membawa Bara. Aku pastikan kalian tidak akan bisa bertemu lagi!" ancam Sadewa dengan serius. Robin langsung mengambil keputusan, "Sudah cukup! Aku bukan anak kecil lagi. Papi dan Momi tidak berhak mengatur hidupku. Jadi biarkan aku pergi!" "Kamu menjebak Papi, kasus Pembunuhan Faisal sampai kapan pun tidak akan pernah terungkap karena kamu sendiri yang menjadi saksi utamanya tidak tahu apa-apa!" sahut Sadewa yang merasa tertipu oleh Robin."Aku pergi bukan karena alasan itu, tapi ...." Robin tampak ragu untuk menceritakan alasan utamanya. "Katakan saja Nak, jangan takut. Kita hadapi bersama-sama!" seru Mom Sandra yang siap melawan Sadewa. Sadewa mencium ada persengkongkolan antara anak dan mantan istrinya itu. "Apa yang kalian se

    Last Updated : 2024-08-31
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 45. Selamat Tinggal Kekasih

    Kecelakaan yang terjadi di jalan tol itu menewaskan pengemudi mobil. Mom Sandra mengalami luka yang cukup parah. Sementara itu Robin mengalami luka lumayan berat, sedangkan Nabilah luka ringan karena pada saat kejadian ia dipeluk oleh Robin dan mereka terpental ke aspal. Sadewa langsung membawa mereka ke rumah sakit terdekat, di mana Bryan dirawat dan melapor ke polisi untuk mengusut kasus itu. Ia sungguh menyesal telah memberikan Robin izin pergi untuk tinggal di Indonesia. Tapi manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi."Nyonya Sandra koma karena lukanya paling parah di antara ketiga korban, sedangkan putra Bapak masih harus menjalani perawatan yang intensif," lapor seorang Dokter memberitahu setelah memeriksa kondisi korban."Sementara itu korban yang bernama Nabilah dalam beberapa hari sudah boleh pulang!" sambungnya kemudian."Berikan mereka perawatan yang terbaik, Dok!" pinta Sadewa yang tidak perduli berapa pun biayanya. Ia juga memerintahkan Sam, untuk membungkam media a

    Last Updated : 2024-08-31

Latest chapter

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 9. POV Nabilah

    Aku adalah seorang gadis desa yang mencintai seorang preman kampung bernama Robin. Berawal dari gagalnya pernikahanku, kami akhirnya bersatu karena takdir. Awalnya aku takut melihat Robin yang brewokan dan tampak beringas. Akan tetapi, ternyata dia pria yang bertanggungjawab dan baik hati. Sebenarnya aku sempat bimbang ketika Kak Abas kembali dan menyatakan ingin ta'aruf denganku. Pria yang dahulu aku kagumi karena kesalehannya. Seandainya belum menikah dengan Robin, mungkin aku akan menerima niat tulus Abas. Apalagi ibuku sangat merestui aku bersatu dengannya.Namun, ketika Robin rela mengorbankan nyawa, membuatku sadar cinta ini untuknya. Setelah memutuskan memilih untuk menjadi suamiku, akhirnya aku tahu kalau nama asli Robin adalah Bara Sadewa. Salah satu putra konglomerat dari Singapura. Majikan kakakku yang sudah tiada.Tidak seperti kisah Cinderella, cerita cintaku penuh dengan air mata. Terlebih ketika Sadewa memintaku pergi dari kehidupan Bara untuk selamanya. Aku dianggap

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 8. Akhir yang Indah

    "Cukup Abang!" seru Nabilah yang datang bersama anak-anaknya. Bara mendengus kesal karena rencananya memberikan Bryan ganjaran digagalkan Nabilah. Padahal sebentar lagi adiknya itu sudah mau menangis."Om Bryan," panggil Robin sambil berlari menghampiri pamannya dengan penuh kerinduan.Azza juga tidak mau ketinggalan dan ikut mengejar sambil memanggil dengan suara cadelnya, "Om Bian."Bryan langsung menyambut kedua keponakannya itu dengan pelukan hangat. "Robin sudah besar sekarang dan tambah ganteng, kalau Azza cantik dan pinter," puji Bryan yang sudah lama tidak bertemu dengan kedua keponakannya itu. "Selamat datang Om Bryan, kenalkan nama aku Salsabilah," ujar Nabilah sambil menggendong putri bungsunya. "Tambah satu lagi keponakan Om, lucu sekali kamu." Bryan langsung menggendong Salsa dan menciumnya. Kalau Robin mirip dengan Nabilah, Azza lebih condong ke Mom Sandra. Maka Salsa mempunyai paras Bara versi perempuannya.Sementara itu Bara hanya memperhatikan saja, Bryan disambu

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 7. Sang Pewaris

    Ketika Bara dan keluarganya sedang mengalami ujian ekonomi, Nabilah melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Salsabilah Azizah Erlangga. Kehadiran Bayi itu menjadi penyemangat atas apa yang sedang mereka hadapi. Di mana Nabilah dan Bara memulai semuanya dari nol lagi.Bara menjadi suami siaga, selalu membantu istrinya dalam segala hal. Terutama dalam mengurus Robin dan Azza yang sedang aktif bermain. Sehingga membuat Nabilah merasa beruntung memiliki pendamping hidup sepertinya. "Anak-anak bagaimana Bang?" tanya Nabilah ketika sedang menyusui putrinya."Aman, Robin sudah bisa momong. Dia dewasa sekali, bahkan mengajari Azza mengaji dan mengenal nama-nama binatang pakai bahasa Inggris," jawab Bara yang membuat Nabilah jadi bangga. "Robin memang pintar dan cepat daya tangkapnya," jawab Nabilah yang membuat Bara mengangguk kecil.Kondisi kesehatan Mom Sandra kian menurun setelah kepergian Hans. Sehingga membuat Bara jadi sedih dan cemas. "Kita ke rumah sakit ya Mom!" ajak Ba

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 6. POV Bara

    Tidak terasa sudah hampir setahun aku kembali menjalani kehidupan yang sederhana, bersama Nabilah, Robin dan Azza, di kampung Rantau. Entah mengapa aku merasa nyaman tinggal di kampung itu. Mungkin di tempat ini telah menjadi titik balik dalam pencarian jati diriku. Aku merasa Nabilah adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah. Dari rahimnya lahir dua buah hatiku yang lucu dan menggemaskan. Dia adalah sosok ibu yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Selalu sabar dalam mengurus dan membesarkan anak-anak. Semoga kami bisa mendidik mereka menjadi pribadi yang soleh dan soleha serta istiqomah. "Terima kasih karena sudah mencintaiku," ucapku sambil memeluk Nabilah ketika anak-anak sedang tidur. Hanya disaat seperti ini kami memiliki waktu berdua."Terima kasih juga, sudah menjadi pelindung Bilah dan anak-anak," sahut Nabilah sambil menatapku dengan penuh cinta. Aku kemudian mengecup kening Nabilah lalu bibir dan terakhir perutnya yang membesar. Ya Nabilah sedang mengandung an

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 5. Rencana Sempurna

    Setelah ayahnya meninggal, Bryan merasa tidak sanggup menjalankan perusahaan seorang diri. Apalagi kondisinya gampang drop, kalau terlalu banyak berpikir atau kelelahan. Bryan juga tidak percaya dengan wakilnya di kantor. Sehingga ia mengikuti saran Bara untuk menjual semua harta Sadewa. "Jika harta warisan memberatkanmu maka lepaskanlah. Jadi kamu bisa tenang menjalani hidup ini!" saran Bara setelah menimbang baik dan buruknya ke depan nanti."Terima kasih sudah memberikan masukan. Aku akan merelakan semua warisanku karena harta tidak dibawa mati," ujar Bryan menyetujui rencana Bara. Ia ingin melepaskan beban sebagai ahli waris keluarga Sadewa yang selama ini membuatnya tertekan dalam ketakutan.Tanpa memberitahu siapa pun, Bryan menjual satu persatu aset milik keluarga Sadewa. Mulai dari vila, mansion, pulau pribadi hingga saham. Kini seorang Billionaire dari Inggris yang memiliki perusahaan Sadewa Corp. Hanya kediaman Sadewa yang masih tersisa. Ia dan Bara sepakat tidak akan menj

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 4. Keputusan Bryan

    "Aku ingin mengucapkan bela sungkawa secara langsung kepadamu dan Bara. Tapi sepertinya kehadiranku tidak tepat, maaf sudah mengganggu permisi," ucap Monica yang hendak pergi. "Tidak apa-apa Monica, terima kasih kamu sudah datang. Silahkan duduk!" cegah Bara yang menghargai kedatangan Monica sebagai seorang tamu. "Bilah, tolong buatkan minum ya!" serunya kemudian. Monica segera masuk dan menyalami semua orang yang ada di sana. "Dilanjut ya, kami mau siap-siap buat tahlilan nanti malam!" seru Mom Sandra yang segera meninggalkan tempat itu bersama Hans dan Pak Jamal. Bara juga segera menyusul dengan berkata, "Aku mau bantu Nabilah dulu, takut Robin nakalin adiknya!" Ia ingin memberikan kesempatan Bryan dan Monica bicara dari hati ke hati. Bryan kemudian mengajak Monica ke serambi rumah. Setelah mereka bicara sebentar, Monica pamitan untuk pulang."Mau ke mana Monica, kenapa buru-buru pulang?" tanya Bara yang datang bersama Nabilah sambil membawa suguhan. "Tidak apa-apa, aku turut

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 3b. Rahasia yang Terkuak

    Setelah mendapatkan perawatan yang intensif, kondisi Bryan perlahan mulai membaik. Selama di rumah sakit, Bara selalu menemani dan mensuportnya. Agar Bryan siap menerima takdir dan semangat lagi untuk menjalani hidupnya. "Terima kasih sudah merawataku Kak!" ucap Bryan ketika baru saja masuk ke mobil dan meninggalkan rumah sakit. "Aku sudab memutuskan untuk pindah ke Singapura lagi. Banyak hal yang harus diselesaikan, bisa saja besok aku akan menyusul papi bukan?" ujar Bryan yang pasrah akan takdir hidupnya."Aku yakin kamu akan melakukan yang terbaik. Sekarang papi sudah tidak ada menikahlah dengan Monica. Dia masih menunggumu sampai saat ini!" saran Bara agar Bryan tidak patang asa menjalani kehidupannya. Namun, Bryan menolak usul Bara dan memberikan alasannya, "Aku dan Monica tidak akan bersatu lagi karena keluarganya minta lima puluh persen bagian harta keluarga Sadewa."Bara cukup terkejut mendengarnya dan bertanya, "Kenapa tidak kamu berikan?" "Aku tidak akan membiarkan mere

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 3. Air Mata Bryan

    Bara langsung menghubungi Bryan melalui vidio call untuk memberitahu kalau ayah mereka sudah tiada. Tentu saja kabar itu membuat adiknya sangat terkejut dan syok. "Papi sudah tiada, tadi habis salat subuh beliau telah pergi," ujar Bara dengan suara yang bergetar. "Inalillahi wainnalillahirojiun, ya Allah aku baru mau terbang ke Singapura untuk menghadiri rapat komisaris. Habis itu ke Jakarta, menjenguk Papi. kenapa kakak nggak bilang kalau Papi sakit. Aku pasti pergi dari kemarin?" ucap Bryan dengan suara yang parau. Bara memberikan penjelasan, "Papi tidak sakit, aku pun tidak tahu kalau beliau mau berpulang. Cuma semalaman aku menemaninya yang tidak tidur. Ternyata Papi tidur menjelang pagi untuk selamanya." Mereka kemudian membahas di mana Sadewa akan dikebumikan. Akhirnya Kakak beradik itu sepakat ayah mereka dikuburkan di salah satu pemakaman elit di Indonesia saja. "Sepertinya kami tidak mungkin menguburkan setelah zuhur, kasihan papi kalau kelamaan. Jadi kemungkinan kamu t

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 2. Pesan Terakhir

    Nabilah tampak terkejut ketika suaminya sudah pulang dari inggris, padahal baru dua hari. Namun, ia tidak berani bertanya karena Bara terlihat begitu lelah. Setelah istirahat dan makan baru mereka memulai pembicaraan."Kenapa sudah pulang, bagaimana kabar papi, Bang?" tanya Nabilah ingin tahu. "Papi baik-baik saja, Abang sudah pulang karena kita mau pindah rumah," jawab Bara yang membuat Nabilah terkejut. "Kita mau pindah ke mana Bang?" tanya Nabilah ketika mendengar keinginan Bara. Selama ini mereka menempati rumah Pak Jamal. "Ke rumah papi dan mami di Jakarta," jawab Bara yang segera menjelaskan alasannya. "Apakah Bilah siap dan bersedia membantu Abang?"Nabilah mengangguk seraya menjawab, "Insya Allah Bilah siap lahir batin mendukung dan menemani Abang untuk menjadi anak yang berbakti." Ia akan mengikuti ke mana pun Bara mengajaknya. "Ya sudah, kamu siap-siap ya, rapikan semua pakaian kita. Abang mau ngomong sama Bapak!" serunya kemudian. Bara segera menemui Pak Jamal dan men

DMCA.com Protection Status