Dua pasang mata saling menatap dengan sorot yang jelas jauh berbeda. Aura di dalam ruangan yang hanya diisi oleh mereka pun begitu dingin dan canggung.
"Kamu pasti sudah mengetahui tujuanku memintamu untuk datang, kan?"
Sydney menyilang kedua kakinya dengan punggung yang bersandar dengan nyaman di sofa. Sikapnya begitu tenang, namun dibalik ketenangan itu menyimpan banyak hal yang mungkin mampu menghancurkan wanita yang duduk di hadapannya.
"Sydney, jangan naif! Apa yang kamu lihat tidak seperti kamu pikirkan! Aku dan Sky tidak ada hubungan apapun, selain dia suamimu juga pemilik agensi yang menaungi kita. Just it! Tidak ada hubungan-"
"Jika kalian tidak ada hubungan, lalu ada urusan apa kamu di ruangannya?" tanya Sydney dengan cepat.
Sangat klise alasan yang diberikan oleh Yuan. Memang benar yang dikatakan oleh Barel, selain licik dan licin, rupanya wanita yang dia anggap sebagai sahabatnya itu juga pandai memakai kedok.
Bersikap seolah semua hanya kesalahpahaman yang muncul darinya.
"You know what ...?"
Sydney tersenyum miring, mengibaskan rambutnya ke belakang. "Sejak aku masih menjadi kekasihnya sampai aku menjadi istrinya, bahkan saat ruangan itu masih ditempati oleh papa mertuaku, tidak pernah sekalipun aku melihat orang lain masuk ke dalam ruang pribadi, selain asisten pribadi dan istri dari pemilik ruangan."
Wanita itu meneliti dengan seksama raut wajah Yuan yang sedikit cemas. Jemarinya saling meremas gelisah. Reaksi yang bertolak belakang dengan pernyataan sebelumnya.
"Tidak mungkin tidak ada hubungan apapun diantara kalian, jika kamu dengan mudahnya keluar-masuk ruangan pribadinya!"
Yuan memutar bola matanya berusaha untuk bersikap santai, meski tak mampu dipungkiri hatinya begitu gelisah. Pertanyaan yang mungkin nanti akan terlontar dari mulut Sydney bagaikan bom waktu yang mungkin bisa meledakkan dirinya.
"Jadi, kamu mengajakku bertemu di sini hanya untuk mendesak, menekanku agar aku buka suara? Kenapa? Kenapa kamu tidak menanyakan hal itu pada Sky langsung? Apa ... dia tidak menjawab pertanyaanmu atau justru dia menjawab hal yang sama sepertiku?" cecarnya.
Masih dengan ketenangan, Sydney tersenyum manis. Mereka bersahabat sudah dua tahun, cukup lama untuk mengenal karakter satu sama lain. Dan Sydney cukup tahu bahwa sahabatnya adalah orang yang mampu membalikkan keadaan.
"Kamu tidak perlu mengetahui apa jawaban Sky mengenai hubungan kalian, kamu cukup menjawab saja! Karena, jawabanmu sangat menentukan selamat atau tidaknya nama baik dan karirmu!"
Penyanyi cantik itu mencondongkan tubuhnya, menatap lekat wajah Yuan.
"Jika kamu berkata jujur, maka nama baik dan karirmu sebagai artis akan selamat. Jika tidak, aku sudah mengantongi rekaman cctv di mana kamu keluar dari ruang pribadi Sky dengan pakaian yang sangat tidak pantas. Kamu pasti tahu apa yang bisa aku lakukan dengan hal itu, kan?"
"Jangan berani-berani kamu bermain denganku!" desis Yuan.
Telunjuknya yang lentik berada tepat di depan hidung Sydney. Nafasnya memburu seiring dengan emosinya yang mulai tersulut. Dia sangat tidak terima bila karirnya dihancurkan oleh Sydney.
"Dan perlu kamu tahu, Sky tidak akan membiarkan semua itu terjadi!"
Sydney terkekeh pelan, menepis kasar tangan Yuan di hadapannya. Wanita itu mulai memakan umpan yang dipasang olehnya.
"Wow, apa itu berarti kamu mengakui bila diantara kalian ada sesuatu?"
Sydney mengangkat sebelah alisnya dengan tatapan begitu mencemooh pada Yuan.
"Sungguh aku tidak pernah menyangka bila ... kau mengambil jalan pintas untuk mencapai kesuksesan. Seperti yang kita tahu, sebelum kamu menjadi sahabatku, kamu hanyalah pemain figuran. Rupanya, kamu datang ke kehidupanku, menjadikan dirimu sosok sahabat yang baik, karena kamu ingin menjerat suamiku. Orang yang bisa membuatmu terkenal hanya dengan menjentikkan jari- arrgggghhh!"
Sydney mengerang kesakitan ketika tangan Yuan menjambak rambutnya dengan keras. Dia berusaha melepaskan, namun wanita itu semakin menarik rambutnya hingga rasanya rambutnya akan terlepas dari kulit kepala.
"Berhenti berbicara omong kosong dan merendahkanku!" desis Yuan.
Dia beranjak dari duduknya yang mana membuat Sydney pun ikut berdiri guna mengurangi rasa sakit di kepalanya.
"KAMU TIDAK MENGETAHUI APAPUN TENTANG KAMI, JADI STOP MENGHINAKU!"
ARRRGGGHHHHHHH!
Bruk!
Tubuh Sydney rasanya remuk kala Yuan mendorongnya hingga membentur tembok dan kini tersungkur di atas lantai. Tidak ada air mata yang keluar, dia sudah kebal lagi dengan rasa sakit fisik, karena hatinya jauh lebih sakit dan terluka.
"Kamu ...."
Yuan kembali menghampiri Sydney. Seolah belum puas, dia kembali menjambak rambutnya dengan tatapan menghunus.
"Suatu hari nanti kamu akan menyesal telah merendahkanku seperti ini, Sydney! Karena, dalam masalah ini bukan aku yang rendahan, tapi kamu!"
"Kenapa aku?"
Meski dalam keadaan tak berdaya, Sydney masih memperlihatkan sorot mata menantang. Ini yang dia tunggu! Mengungkap semua rahasia yang disimpan oleh Sky dan Yuan darinya.
"Tidak ada seorang istri yang hina dan rendahan hanya karena memperjuangkan rumah tangganya yang jelas dihancurkan oleh parasit sepertimu, Yuanita!"
Diantara sorot matanya yang sinis, terbit senyuman yang tak kalah sinis dari Yuan.
"Rumah tangga yang tak pernah mencium aroma kebahagiaan?" tanyanya dengan nada nyeleneh.
Cairan bening perlahan mengalir pelan dari mata Sydney yang perlahan tertutup. Lidahnya terasa kelu untuk menyanggah perkataan Yuan, karena semua itu benar adanya. Sehingga air mata yang mampu mewakili perasaannya yang hancur direndahkan oleh wanita yang menjadi orang ketiga dalam pernikahannya.
"Jangan terlalu sombong, Sydney Anggunia! Faktanya, dibandingkan denganmu, aku jauh lebih mengenal sosok pria yang terpaksa menjadi suamimu!"
Sontak kelopak mata Sydney kembali terbuka. Mata indahnya tampak memerah menahan gemuruh amarah dalam hatinya.
Dia tidak salah mendengar, kan?
Sky terpaksa menjadi suaminya?
Belum selesai dengan pikirannya, wanita itu dibuat tersentak ketika Yuan mendorong kepalanya hingga membentur dinding.
"Perlu kamu tahu, Sky itu bukan-"
Brakkkk!
Pintu terbuka kasar, menampilkan Sky yang berdiri di ambang pintu bersama Barel yang berada di belakangnya. Sky cukup terkejut dengan hal yang tersuguh di hadapannya, hingga kakinya terasa berat untuk melangkah.
"Aku datang ke sini bukan untuk menonton, jika kamu hanya berdiam seperti patung, sebaiknya jangan menghalangi jalanku, Si*lan!"
Dorongan Barel dari belakang barulah menyadarkan Sky. Dia segera masuk menyusul Barel yang sudah berjongkok di depan Sydney hendak membantunya berdiri.
"Berikan dia padaku!" pintanya.
Kedua tangan pria itu sudah terulur hendak membantu, akan tetapi Barel seolah tuli. Dia membantu Sydney berdiri, kemudian meraih tas milik bos cantiknya di atas sofa tanpa mempedulikan permintaan Sky.
Sky melirik dengan tatapan dingin ke arah Yuan yang menunduk dalam tak berani membalas tatapannya, kemudian tanpa banyak berbicara dia memaksa Barel untuk memberikan sang istri padanya hingga terjadilah perdebatan kecil antara kedua pria itu yang ingin membawa Sydney keluar dari ruang private room tersebut.
"Bukan waktunya kamu memperdebatkan hal sepele seperti ini, sebaiknya kamu berikan peringatan saja pada selingkuhanmu itu agar tidak menyakiti lagi Sydney. Biar Sydney aku yang mengurus dan mengantarkannya pulang!"
"Aku suami-"
Plaakkkkk!
Hai, Readers! Ini cerita pertama aku di GoodNovel, semoga kalian suka sama cerita Sydney dan Sky, ya! Happy reading 🤗
[Sorry, Sydney. Aku melihat Sky di bar X, dia mabuk parah bersama para wanita penghibur. Sebaiknya kamu segera menyusulnya ke sana.]Pesan dari Yuan yang membawa Sydney tengah malam harus pergi ke sebuah club. Beruntungnya dia memiliki asisten pribadi- Barel, yang selalu siaga untuknya.Padahal dia baru saja tiba di rumah setelah manggung di luar kota, namun rupanya situasi belum mengizinkannya untuk beristirahat."Sampai kapan kamu akan bertahan dengan laki-laki macam suamimu itu? Padahal jika kamu melepaskannya, kamu bisa berdiri di kakimu sendiri. Kamu masih bisa hidup dengan baik tanpa dia!"Barel tak mengerti dengan pikiran bos cantiknya itu. Sydney memiliki segalanya tanpa harus bergantung pada suami. Menurutnya, Sky tidak layak untuk dicintai begitu besar oleh Sydney yang sempurna.Di matanya, Sky tidak lebih baik dari seorang pria yang tidak bisa menghargai ketulusan serta kesetiaan Sydney."Aku tidak akan sampai di titik ini tanpa dia, bagaimana pun kesuksesan yang aku dapatk
*Seorang wanita yang diduga mirip dengan Sydney Anggunia, tengah menarik seorang pria yang juga diduga suaminya, Skysello Petrav dari kerumunan para wanita di dance floor sebuah club X. Ini dia cuplikan video amatir yang direkam oleh salah seorang pengunjung club!*Sydney mematikan televisi, kemudian mengusap wajahnya dengan berat. Belum masalah semalam selesai, kini dia dihadapkan dengan masalah baru.Citra baik suaminya mungkin akan tercemar dengan pemberitaan panas hari ini.Getaran di ponsel menyita atensi wanita itu, dia meraih ponselnya di atas meja.[Mr Sky: Bawakan makan siang untukku!]Wanita itu mencampakkan ponselnya, kemudian menyandarkan punggungnya di sofa sembari memijat pangkal hidung."Aku lelah harus terus-menerus bersandiwara setiap ada pemberitaan miring tentangmu, Sky!" gumamnya.Sky pasti akan memintanya untuk bersandiwara di depan umum juga media seolah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja, guna menepis pemberitaan miring tentang mereka.Kini deringan po
"Kenapa kamu ada di sini?"Seiring dengan langkah kakinya, berbagai pertanyaan juga prasangka buruk hinggap di dalam benaknya. Tangannya refleks menaikkan kembali baju yang sempat diturunkan olehnya.Wanita yang ada di hadapannya terlihat gelisah dalam diamnya. Bola matanya bergerak liar ketika tatapan Sydney begitu tajam mengarah padanya."Anggun-"Sky menyambar kembali kemejanya, memakai secara tergesa, kemudian melangkah mengejar istrinya."Kita selesaikan masalah ini di rumah!" tandasnya.Akan tetapi, Sydney yang biasanya selalu patuh apapun perintahnya, kini justru mengangkat tangannya- menghindar ketika dia hendak menggandengnya."Ok, tapi sekarang aku ingin tahu kenapa 'dia' ada di sini!" Bola mata indah berwarna almond itu kembali menatap wanita yang masih bertahan dengan diamnya, kemudian bergerak meneliti penampilan dari ujung kaki hingga tatapan keduanya bertemu."Yuan, ini pertanyaan terakhir dariku. Kenapa kamu bisa ada di sini? KENAPA KAMU BISA ADA DI RUANGAN SUAMIKU?!"
Sydney berdiri di tepi kolam renang, melipat tangannya di dada dengan tatapan lurus menatap air kolam yang jernih. Dia masih memikirkan kejadian di kamar mandi. Sky tidak menjawab pertanyaannya, bahkan pria itu langsung keluar dari kamar mandi dan pergi dari rumah. Entah ke mana, Sydney berusaha untuk tidak peduli lagi.Tring!Satu pesan masuk berhasil mengerjapkan mata indah almond itu seiring dengan kesadarannya yang kembali. Dia merogoh ponselnya di saku jubah tidur, kemudian membuka pesan yang ternyata pesan suara dari ... Sky.[Nggun, aku di lounge hotel H. Bisa kamu jemput aku di sini?]Wanita itu berdecih sinis. Tanpa membalas, kembali memasukkan ponsel ke dalam saku. Pantang baginya menjilat ludahnya sendiri!Terdengar suara derap langkah kaki dari belakang membuatnya menggerakkan ekor mata tanpa menoleh."Bu, ada telepon dari pak Bos. Beliau mengatakan bila Ibu diminta-""Aku sudah mengetahuinya, Bi. Biarkan saja, aku sudah lelah mengurus orang yang setiap menghadapi masalah
[Sesuai dengan permintaanmu kemarin, aku sudah booking private room untuk nanti sore.]Sydney yang sedang memakan salad sebagai menu sarapannya mengangguk ke layar ponsel."Jam berapa tepatnya? Apa kamu juga sudah menghubunginya?"[Jam lima, aku juga sudah menghubungi-]Tut!Wanita itu terpaksa mengakhiri telepon bersama Barel ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Sudah pasti itu Sky yang juga hendak sarapan.Tak ingin terjebak di ruangan yang sama dengan pria itu, Sydney memilih menyudahi sarapan paginya. Dia beranjak, namun ketika berbalik Sky berdiri di belakang tubuhnya."Kamu sudah tidak pernah lagi menyiapkan pakaian kerja untukku, dan aku harap kamu tidak melupakan kebiasaanmu yang setiap ada waktu selalu menawarkan diri untuk memasangkan dasi."Pria itu memberikan dasi di tangannya yang beruntungnya diterima oleh Sydney meski dengan raut wajah datar tanpa ekspresi. Saat wanita itu memasangkan dasi, Sky mengambil kesempatan untuk menatap wajah cantiknya."Sampai k
Dua pasang mata saling menatap dengan sorot yang jelas jauh berbeda. Aura di dalam ruangan yang hanya diisi oleh mereka pun begitu dingin dan canggung. "Kamu pasti sudah mengetahui tujuanku memintamu untuk datang, kan?" Sydney menyilang kedua kakinya dengan punggung yang bersandar dengan nyaman di sofa. Sikapnya begitu tenang, namun dibalik ketenangan itu menyimpan banyak hal yang mungkin mampu menghancurkan wanita yang duduk di hadapannya. "Sydney, jangan naif! Apa yang kamu lihat tidak seperti kamu pikirkan! Aku dan Sky tidak ada hubungan apapun, selain dia suamimu juga pemilik agensi yang menaungi kita. Just it! Tidak ada hubungan-" "Jika kalian tidak ada hubungan, lalu ada urusan apa kamu di ruangannya?" tanya Sydney dengan cepat. Sangat klise alasan yang diberikan oleh Yuan. Memang benar yang dikatakan oleh Barel, selain licik dan licin, rupanya wanita yang dia anggap sebagai sahabatnya itu juga pandai memakai kedok. Bersikap seolah semua hanya kesalahpahaman yang muncul dar
[Sesuai dengan permintaanmu kemarin, aku sudah booking private room untuk nanti sore.]Sydney yang sedang memakan salad sebagai menu sarapannya mengangguk ke layar ponsel."Jam berapa tepatnya? Apa kamu juga sudah menghubunginya?"[Jam lima, aku juga sudah menghubungi-]Tut!Wanita itu terpaksa mengakhiri telepon bersama Barel ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Sudah pasti itu Sky yang juga hendak sarapan.Tak ingin terjebak di ruangan yang sama dengan pria itu, Sydney memilih menyudahi sarapan paginya. Dia beranjak, namun ketika berbalik Sky berdiri di belakang tubuhnya."Kamu sudah tidak pernah lagi menyiapkan pakaian kerja untukku, dan aku harap kamu tidak melupakan kebiasaanmu yang setiap ada waktu selalu menawarkan diri untuk memasangkan dasi."Pria itu memberikan dasi di tangannya yang beruntungnya diterima oleh Sydney meski dengan raut wajah datar tanpa ekspresi. Saat wanita itu memasangkan dasi, Sky mengambil kesempatan untuk menatap wajah cantiknya."Sampai k
Sydney berdiri di tepi kolam renang, melipat tangannya di dada dengan tatapan lurus menatap air kolam yang jernih. Dia masih memikirkan kejadian di kamar mandi. Sky tidak menjawab pertanyaannya, bahkan pria itu langsung keluar dari kamar mandi dan pergi dari rumah. Entah ke mana, Sydney berusaha untuk tidak peduli lagi.Tring!Satu pesan masuk berhasil mengerjapkan mata indah almond itu seiring dengan kesadarannya yang kembali. Dia merogoh ponselnya di saku jubah tidur, kemudian membuka pesan yang ternyata pesan suara dari ... Sky.[Nggun, aku di lounge hotel H. Bisa kamu jemput aku di sini?]Wanita itu berdecih sinis. Tanpa membalas, kembali memasukkan ponsel ke dalam saku. Pantang baginya menjilat ludahnya sendiri!Terdengar suara derap langkah kaki dari belakang membuatnya menggerakkan ekor mata tanpa menoleh."Bu, ada telepon dari pak Bos. Beliau mengatakan bila Ibu diminta-""Aku sudah mengetahuinya, Bi. Biarkan saja, aku sudah lelah mengurus orang yang setiap menghadapi masalah
"Kenapa kamu ada di sini?"Seiring dengan langkah kakinya, berbagai pertanyaan juga prasangka buruk hinggap di dalam benaknya. Tangannya refleks menaikkan kembali baju yang sempat diturunkan olehnya.Wanita yang ada di hadapannya terlihat gelisah dalam diamnya. Bola matanya bergerak liar ketika tatapan Sydney begitu tajam mengarah padanya."Anggun-"Sky menyambar kembali kemejanya, memakai secara tergesa, kemudian melangkah mengejar istrinya."Kita selesaikan masalah ini di rumah!" tandasnya.Akan tetapi, Sydney yang biasanya selalu patuh apapun perintahnya, kini justru mengangkat tangannya- menghindar ketika dia hendak menggandengnya."Ok, tapi sekarang aku ingin tahu kenapa 'dia' ada di sini!" Bola mata indah berwarna almond itu kembali menatap wanita yang masih bertahan dengan diamnya, kemudian bergerak meneliti penampilan dari ujung kaki hingga tatapan keduanya bertemu."Yuan, ini pertanyaan terakhir dariku. Kenapa kamu bisa ada di sini? KENAPA KAMU BISA ADA DI RUANGAN SUAMIKU?!"
*Seorang wanita yang diduga mirip dengan Sydney Anggunia, tengah menarik seorang pria yang juga diduga suaminya, Skysello Petrav dari kerumunan para wanita di dance floor sebuah club X. Ini dia cuplikan video amatir yang direkam oleh salah seorang pengunjung club!*Sydney mematikan televisi, kemudian mengusap wajahnya dengan berat. Belum masalah semalam selesai, kini dia dihadapkan dengan masalah baru.Citra baik suaminya mungkin akan tercemar dengan pemberitaan panas hari ini.Getaran di ponsel menyita atensi wanita itu, dia meraih ponselnya di atas meja.[Mr Sky: Bawakan makan siang untukku!]Wanita itu mencampakkan ponselnya, kemudian menyandarkan punggungnya di sofa sembari memijat pangkal hidung."Aku lelah harus terus-menerus bersandiwara setiap ada pemberitaan miring tentangmu, Sky!" gumamnya.Sky pasti akan memintanya untuk bersandiwara di depan umum juga media seolah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja, guna menepis pemberitaan miring tentang mereka.Kini deringan po
[Sorry, Sydney. Aku melihat Sky di bar X, dia mabuk parah bersama para wanita penghibur. Sebaiknya kamu segera menyusulnya ke sana.]Pesan dari Yuan yang membawa Sydney tengah malam harus pergi ke sebuah club. Beruntungnya dia memiliki asisten pribadi- Barel, yang selalu siaga untuknya.Padahal dia baru saja tiba di rumah setelah manggung di luar kota, namun rupanya situasi belum mengizinkannya untuk beristirahat."Sampai kapan kamu akan bertahan dengan laki-laki macam suamimu itu? Padahal jika kamu melepaskannya, kamu bisa berdiri di kakimu sendiri. Kamu masih bisa hidup dengan baik tanpa dia!"Barel tak mengerti dengan pikiran bos cantiknya itu. Sydney memiliki segalanya tanpa harus bergantung pada suami. Menurutnya, Sky tidak layak untuk dicintai begitu besar oleh Sydney yang sempurna.Di matanya, Sky tidak lebih baik dari seorang pria yang tidak bisa menghargai ketulusan serta kesetiaan Sydney."Aku tidak akan sampai di titik ini tanpa dia, bagaimana pun kesuksesan yang aku dapatk