Share

4. Video Itu

Author: suchz.indyra
last update Last Updated: 2021-11-17 16:55:06

Di butik, Lentera menghentikan gambar sketsanya karena kembali teringat soal pembicaraannya dengan Kanya tadi. Pikirannya masih berkelindan pada penjelasan Kanya dalam video yang barusan ia lihat. Apakah benar kalau Zyan menyesal saat berpacaran dengan Kanya? Apakah alasan Zyan belum menikah sampai sekarang karena Zyan masih mencintainya?

Lentera buru-buru mengusir pikirannya.

“Tera, kamu udah nikah. Jangan pikirin soal Zyan lagi!” katanya pada dirinya sendiri.

“Tapi aku penasaran sama isi video itu. Apa benar Arion gak tahu soal video itu? Kalau tahu kenapa Arion gak kasih liat ke aku ya? Dannesh, aku harus tanya ke dia soal video itu.”

Tanpa pikir panjang, Lentera segera menghubungi Dannesh.

“Gila, loe, Ra. Sekian tahun ngilang terus tiba-tiba ngehubungin gue cuman buat nanyain video?” kata Dannesh yang masih merasa aneh mendapat telepon dari kawan lamanya, Tera.

“Hahaha. Ya maaf, Dan. Gue terlalu sibuk menata hidup ceritanya. Jadi masih punya gak videonya?”

“Ada kayaknya sih di laptop lama gue. Nanti coba gue cari dulu ya.”

“Hmm. Di email gak ada, Dan?”

“Ah, iya, bener di email. Waktu itu Zyan emang sempet cc in ke gue waktu dia kirim ke elu. Nanti gue cek sama kirimin ke elu deh.”

“Oke, tengkyu banget ya, Dan.”

“Yoi.”

Lentera menutup telepon. Rasa penasarannya mulai sedikit berkurang. Tak lama setelah telepon itu, Dannesh benar-benar mengirimkan video itu untuknya. Entah mengapa, jantungnya bergetar hebat saat mengunduh video itu dan berdegup berkali-kali lipat saat menyaksikan isi videonya.

Video berdurasi 18 menit itu berisi kolase kegiatan Lentera di kampus bersama teman-teman jurusan Arsitektur, mulai dari masa ospek mahasiswa baru, lembur menyelesaikan maket, demo karya, KKN, sampai sidang dan wisuda. Lalu tampil beberapa orang teman yang mengucapkan selamat atas pernikahannya dengan Arion. Muncul wajah Kanya, Farel, Dannesh, juga teman-temannya yang lain. Pada sesi terakhir, muncul wajah Zyan yang menyampaikan ucapan selamat secara khusus.

“Tuh, kan, Ra. Aku bilang juga apa. Kamu yang bakal nikah duluan. Selamat ya. Aku seneng banget akhirnya kamu nemuin the right one. Semoga Arion bisa ngebahagiin kamu selamanya.

Di moment bahagiamu ini aku mau menyampaikan permohonan maaf secara khusus. Maafin aku, ya, Ra. Aku tahu aku udah nyakitin kamu banget. Aku minta maaf. Tidak memperjuangan kamu mungkin akan jadi penyesalan terbesar dalam hidup aku.

Karena asal kamu tahu, sesuatu yang menghalangiku buat gak memperjuangkan kamu ternyata justru sifat pengecut aku sendiri, Ra. Kamu tahu, Ra. Foto gadis kecil yang diamanahkan almarhum papah itu ternyata foto kamu.

Ya, Ra. Papahku ternyata teman baik ayah kamu, Ra. Dan kamu, Ra, kamu yang sebenernya yang dimaksud papah sebagai anak sahabatnya itu. Kamu, Ra, kamu yang ingin dijodohkan papah denganku…”

Kalimat Zyan terjeda saat ia bersegera mengusap air yang hampir jatuh dari matanya. Lentera menatap layar laptopnya tak percaya. Benarkah? Bagaimana mungkin gadis kecil itu adalah dia? Lalu, kenapa Zyan tak pernah memberi tahunya?

“Awalnya aku merasa dipermainkan oleh takdir. Masih ingat jelas, sore itu, sekitar sebulan sebelum Hari Penentuan, tiba-tiba orang suruhanku datang membawa kabar gembira. Anak yang ingin sekali papah jodohkan denganku ternyata sudah akan menikah. Itu artinya perjodohan itu batal. Awalnya aku merasa begitu senang. Hatiku langsung tertuju kepadamu. Ingin rasanya aku segera menghubungimu, Ra. Aku ingin mengajakmu kembali ke Jakarta, kembali mewujudkan mimpi-mimpi yang pernah kita tulis sama-sama. Namun, ternyata saat Hari Penentuan setahun lalu, kamu gak pernah datang, aku jadi urung menghubungimu. Mungkinkah kamu sudah melupakanku?”

Lentera lekas mem-pause video dan memutar ulang pada bagian Zyan bicara tentang Hari Penentuan. Hari Penentuan adalah hari setahun setelah mereka memutuskan untuk berpisah. Pada hari itu, Lentera dan Zyan sama-sama berjanji akan datang ke Telaga Pohon jika hatinya berubah pikiran dan ingin memperjuangkan cinta mereka. Tera ingat betul, Telaga Pohon adalah tempat pertama mereka bertemu saat masa orientasi mahasiswa baru, tepatnya di bawah sebuah danau di dalam kampus. Tera menyebut tempat itu sebuah telaga, sedangkan Zyan menyebutnya sebuah pohon. Akhirnya, keduanya sepakat untuk menamai tempat itu Telaga Pohon.

“Wait!” pekik Lentera sembari menekan tombol pause. “Hari Penentuan? Zyan bilang aku gak dateng di Hari Penentuan? Kenapa dia bisa ngomong kayak gitu, jelas-jelas aku dateng dan nungguin dia tapi dia gak pernah muncul. Gak, ini pasti ada yang salah.” Tera mengetuk-ketuk bibir laptopnya sembari menggigit bibir, dia cemas. Dia lalu menekan tombol play, meneruskan menonton video itu sampai akhir.

“Anehnya, setelah sekian lama malas bertanya tentang siapa anak sahabat papah itu, hari itu aku meminta profil lengkap anak itu. Betapa terkejutnya aku ketika kudapati bahwa yang kutemukan adalah profil lengkapmu. Ternyata orang yang paling papah segani di dunia ini adalah ayahmu, seorang yang pernah menolong papah saat papah hampir bangkrut dan telantar di Surabaya.

“Hatiku hancur seketika, Ra. Sakit sekali, rasanya. Mungkin ini hukuman dari Tuhan karena aku telah menyia-nyiakan orang sebaik kamu. But, life must go on. Mungkin memang kita tidak ditakdirkan berjodoh. Arionlah jodoh kamu, Ra. Sekali lagi selamat, ya. Semoga kamu selalu bahagia di mana pun kamu berada.”

Lentera masih mematung di depan laptopnya, tak percaya dengan yang barusan ia lihat dan dengar. Ia mengusap wajahnya dengan telapaknya. Berkali-kali ia coba mengatur napas yang mulai tersengal. Perasaannya campur aduk bukan main. Lentera pikir dia harus bertemu ayahnya untuk menanyakan masalah ini, namun teringat hubungan mereka tak pernah baik, dia mengurungkan niat itu. Sejak bercerai dari ibunya, Lentera sangat membenci ayahnya.

Lentera menghela napas panjang. Dia benar-benar tak menyangka ternyata justru dirinyalah yang sebenarnya akan dijodohkan dengan Zyan. Dirinya pula yang sebenarnya menjegal perjodohan itu. Jika dulu Lentera mau memberikan waktu kepada Zyan dan mencari keberadaan anak dalam foto itu bersama-sama, mungkin sekarang keduanya sudah hidup bahagia.

Lentera mengepalkan jari-jarinya kuat. Semua terasa begitu menyebalkan. Mengapa fakta sepenting ini baru dia ketahui sekarang? Mengapa Zyan tak segera memberi tahunya jika memang anak itu adalah Lentera?

Sebal. Lentera sebal bukan main. Dia sempurna tak menafikan diri, perasaannya kepada Zyan belum benar-benar berakhir. Dia selalu merasa masih ada celah di antara hubungan mereka yang sudah lama kandas. Meskipun sekarang dia sudah menjadi istri Arion, ternyata mengetahui fakta tentang masa lalunya dengan Zyan tetap tidak bisa menjadi perkara yang sederhana.

Lentera kemudian memberanikan diri untuk kembali membuka komunikasinya dengan Zyan. Terlalu banyak hal di kepalanya yang tak akan bisa dia bendung jika tidak bertemu Zyan. Lentera lalu mengirimkan sebuah surat elektronik kepada mantan pacarnya itu.

“Zyanendra Pranadipa, lama tak bersua, ya. Apa kabar? Kapan kita bisa bertemu, ya? Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan.” tulis Lentera tanpa basa basi.

Tak disangka, hanya dalam hitungan menit, Zyanendra langsung membalas emailnya.

“Hai, Lentera! Kamu masih di Surabaya? Kebetulan banget, besok aku ada acara di Surabaya. Kita bisa ketemu. Tentukan tempat dan waktunya, ya. Aku akan datang.”

Related chapters

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   5. Kanya

    Menaiki pesawat Surabaya—Jakarta benar-benar membuat Arion pusing. Dia kembali teringat saat-saat bersama ayah dan ibunya. Dulu, mereka sering bolak-balik Jakarta—Surabaya untuk mengunjungi nenek. Arion meremas-remas tangannya sepanjang perjalanan. Semenyebalkan apapun perjalanan ini, Arion harus tetap menjalaninya karena ia perlu ketemu langsung dengan Kanya. Dia harus memastikan bahwa Kanya tidak bicara macam-macam soal video itu kepada Tera, istrinya. “Loe serius, loe gak kasih tahu apa yang Zyan bilang di video itu, kan?” tanya Arion begitu sampai di pintu rumah Kanya. Kanya yang baru bersiap pergi, buru-buru mengatur napas karena kaget. Sial! Dia kalah cepat. Sejak mendapat pesan dari Andrew bahwa Arion mau ketemu sama dia, Kanya mencoba beralasan agak pertemuan itu tidak jadi dilaksanakan. Namun, bukan Arion jika dia tak bisa menjalankan apa yang dia mau. Karena sudah tertangkap basah, mau tidak mau, Kanya harus menghadapi sepupu jauhnya itu. “Sebenernya gue gak niat kasih t

    Last Updated : 2021-11-17
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   6. Hari Penentuan

    Setahun setelah perpisahannya dengan Zyan, dengan membawa sejuta harapan, Lentera mendatangi Telaga Pohon dan menunggu lama di sana. Bibirnya tersenyum simpul mengenang pertemuannya dengan Zyan di awal masa orientasi dulu. Terlalu banyak hal dalam hidupnya yang telah dilalui bersama Zyanendra. Lentera tak pernah menduga apabila pada akhirnya hubungannya dengan Zyan harus selesai begitu saja. Dalam hati, Lentera menyesali ketergesa-gesaanya dalam meminta Zyan untuk berkomitmen. Setelah dipikir-pikir lagi, Zyan benar, seharusnya Lentera menemani Zyan mencari gadis di foto itu lalu bersama-sama memperjuangkan cinta mereka. Satu tahun menghilang dari Zyan adalah hal yang paling menyiksa bagi Lentera. Meski ia sudah bertemu Arion yang setiap hari tak henti berusaha membuatnya tertawa, perasaannya masih terus terpaut pada Zyanendra. Oleh karena itu, hari ini Lentera memutuskan untuk datang, untuk mengoreksi keputusannya setahun lalu, untuk meminta maaf atas sikapnya yang terlampau kekana

    Last Updated : 2021-11-26
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   7. Siasat Arion

    Setahun setelah perpisahannya dengan Zyan, dengan membawa sejuta harapan, Lentera mendatangi Telaga Pohon dan menunggu lama di sana. Bibirnya tersenyum simpul mengenang pertemuannya dengan Zyan di awal masa orientasi dulu. Terlalu banyak hal dalam hidupnya yang telah dilalui bersama Zyanendra. Lentera tak pernah menduga apabila pada akhirnya hubungannya dengan Zyan harus selesai begitu saja. Dalam hati, Lentera menyesali ketergesa-gesaanya dalam meminta Zyan untuk berkomitmen. Setelah dipikir-pikir lagi, Zyan benar, seharusnya Lentera menemani Zyan mencari gadis di foto itu lalu bersama-sama memperjuangkan cinta mereka. Satu tahun menghilang dari Zyan adalah hal yang paling menyiksa bagi Lentera. Meski ia sudah bertemu Arion yang setiap hari tak henti berusaha membuatnya tertawa, perasaannya masih terus terpaut pada Zyanendra. Oleh karena it

    Last Updated : 2021-12-01
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   8. Malaikat Itu Bernama Arion

    Jakarta dan segala keindahannya tak pernah mampu membuat Arion kerasan untuk tinggal di dalamnya. Jalanan Jakarta selalu menyuguhkan kegetiran dalam hidupnya, mengingatkannya pada mendiang kedua orangtuanya yang meninggal dalam kecelakaan mobil lima belas tahun silam. Kalau bukan untuk menghadiri peresmian pembangunan apartemen baru keluarga Brata, Arion tak kan mau ke Jakarta. Arion lebih suka tinggal di Surabaya bersama neneknya.Peresmian Topping Off The Brata Residence berlangsung lancar. Arion turut serta dalam penutupan semen terakhir bersama jajaran direksi. Dia juga menekan sirine dan memotong tumpeng sebagai tanda bahwa The Brata Residence resmi dibuka. Apartemen dengan 5 tower yang berisi 5000 unit itu menjadi bagian dari kelompok apartemen mewah di Jakarta dengan fasilitas ekslusif seperti skypooldan kafe di rooftop serta private lift.Setelah menyerahkan acara kepada Direktur Utama dan Direktur Marketing Bra

    Last Updated : 2021-12-06
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   9. Luka Itu

    “Ra, kamu baik-baik aja, kan?” melihat Lentera masih bersembunyi di belakang telapaknya, Zyanendra merasa begitu khawatir. Dia tidak mengerti mengapa setelah menjelaskan apa yang terjadi padanya di Hari Penentuan, Lentera jadi tak henti mengeluarkan air mata.“Ra, ada kata-kata aku yang salah, ya? Kenapa kamu nangis?” ucapnya khawatir.Lentera membuka wajahnya perlahan. Ia lantas mengatur napasnya kemudian meminum air yang Zyanendra sodorkan padanya.“Makasih.” kata Lentera setelah meminum satu teguk saja.“Sebenernya apa yang terjadi, Ra? Ada apa sama Arion?”Lentera kembali menangis. Pertanyaan Zyanendra benar-benar sulit untuk dia jawab. Lentera seperti kehilangan kata-kata setelah mengetahui kejadian tentang masa lalunya itu. Dia teringat lagi betapa dulu setiap hari dia selalu berkata kepada Arion betapa dirinya masih sangat mencintai Zyanendra. Lalu, Arion menguatkannya, mendukungnya untuk menem

    Last Updated : 2021-12-07
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   10. Pelukan yang Dirindukan

    Pesta pernikahan Arion dan Lentera yang super mewah dilaksanakan di hotel milik keluarga Arion. Hari itu menjadi hari paling membahagiakan bagi Arion. Setelah berjuang meluluhkan hatinya, Arion akhirnya resmi menikah dengan Lentera. Tak mudah membuat Lentera lepas dari bayang-bayang Zyanendra. Arion tahu betul betapa Lentera mencintai Zyanendra. Dulu, setiap hari, dia harus menadahi air mata Lentera yang tak henti menetes karena Zyanendra. Mendengar Lentera berkeluh kesah tentang pujaan hatinya itu sebenarnya membuat Arion muak semuak-muaknya. Namun, dia tak punya cara lain. Hanya itu satu-satunya cara untuk mengambil hati Lentera, yakni menjadi sahabatnya. Maka pada waktu Lentera memutuskan untuk membuka hati untuknya, Arion girang tak terperi. Usahanya selama ini ternyata tak sia-sia. Hingga datanglah hari itu, hari ketika Lentera telah sempurna menjadi miliknya. “Sayang, kita tukeran HP yuk.” kata Lentera yang masih merebahkan diri di bahu Arion.

    Last Updated : 2022-01-03
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   11. Kebohongan yang Terkuak

    Lentera merebahkan diri di sofa kantor. Matanya sembab, hatinya ngilu, pikirannya kacau berantakan. Mbak Arie menanyakan kondisinya, namun Lentera hanya menepiskan tangan, tak menjawab. "Mau saya buatkan teh anget, Mbak?" tanya Mba Arie. Lentera mengangguk kecil, lalu memilih memejamkan mata. Ciri khasnya jika tak mau diganggu. Mbak Arie bersiap pergi dan tak bertanya lagi begitu meletakkan segelas teh anget di hadapan Lentera. Dia tak mau mengganggu. Namun, Lentera justru bangkit dan mengajaknya bicara. "Mbak. Lagi gak sibuk, kan?" tanya Lentera. "Eh, enggak kok Mbak, Mbak Tera butuh bantuan saya?" "Enggak, cuman pengen ditemenin aja di sini. Bisa, kan?" Mbak Arie mengangguk tanpa mengerti apa yang sedang terjadi. Dia melihat Lentera beberapa kali mengambil napas panjang kemudian membuangnya. Namun, sama sekali tak mengatakan sepatah kata pun. "Mbak Tera lagi ada masalah, ya?" tanya Mbak Arie pada akhirnya. "Hmm. Aku gak tahu sih, Mbak ini disebut masalah apa engga." "Mbak T

    Last Updated : 2022-01-17
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   12. Menepi

    Lentera akhirnya tinggal di apartemen untuk sementara. Dua hari ini dia hanya berdiam diri di kamarnya, mematikan ponselnya, serta menyerahkan segala urusan kantor kepada Mbak Arie. Di luar apartemennya, dua ajudan Arion menjaga dan mengawasinya. Juga gesit memesankan makanan dan membantu Lentera memenuhi kebutuhan harian yang lain.Beberapa kali Mbak Arie mengunjunginya untuk membicarakan urusan kerja sekaligus memberinya nasihat untuk memaafkan Arion. Namun, Lentera hanya mendengarkan saja. Lentera tahu, sangat tahu, Mbak Arie pasti disuruh Arion untuk membujuknya. Arion selalu melakukan segala cara untuk merayunya kembali ke pelukannya. Dulu, saat sedang badmood PMS dan Lentera ngambek karena hal sepele, Arion akan membelikannya es krim, bunga, atau hal-hal romantis lainnya melalui Mbak Arie. Arion tahu, jika sedang sebal, Lentera tak ingin melihat wajahnya. Mbak Arie selalu menjadi "utusan" untuk memperbaiki hubungannya dengan Lentera."Mungkin, memang kamu sama Zyan belum jodoh.

    Last Updated : 2022-05-21

Latest chapter

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   14. Duri di Hati Arie

    "Tahu, gak, Mbak? Apa yang bikin aku betah tinggal di Surabaya?" kata Lentera sembari menyeruput es coklat di hadapannya."Apa?" tanya Mbak Arie penasaran."Banyak, sih, Mbak Arie salah satunya.""Oh, ya?"Lentera menganguk cepat. "Yap. Gak kebayang gimana membosankannya hidupku kalau gak ada Mbak Arie. Gak ada orang yang bisa aku ajak main-main, hehehe.""Dasar kamu. Generasi bucin ya begini ini, waktu pacaran ke mana-mana sama pacarnya sampe gak punya temen deket. Giliran putus, beneran jadi literally sendiri! Hahaha." goda Mbak Arie."Iiih, Mbak Arieee! Berat tahu, Mbak." Lentera manyun."Ehehe, iya sorry..sorry. Semoga segera dapat ganti yang lebih baik, ya."Lentera mendengus. Agaknya sulit baginya untuk membuka hati baru untuk menggantikan Zyanendra. Mbak Arie sangat tahu itu.Sejak pulang ke Surabaya, Mbak Arielah yang menjadi sosok pendengar yang baik bagi Lentera. Memang baginya, sejak dulu Mbak Arie bukan sekadar orang kepercayaan ibunya. Mbak Arie adalah kakak perempuan yang

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   13. Dua Wajah Mbak Arie

    "Jadi Lentera masih terus berkomunikasi dengan Zyanendra?" tanya Arion sinis.Arie mengangguk mantap. "Lentera juga sudah tahu kalau Pak Arion sepupuan sama Kanya."Arion mendengus kesal. "Bagaimana dia bisa tahu?" gumamnya gusar."Zyanendra memberitahunya.""Kanya memberi tahu Zyanendra?""Entahlah, Lentera hanya bilang dia tahu dari Zyanendra.""Jadi bagaimana menurutmu?""Sepertinya Lentera memang masih menyimpan perasaan kepada Zyanendra."Brak! Arion mengebrak meja. Arie tersentak, kaget."Berapa kali aku bilang jangan pernah mengatakan itu lagi kepadaku!" Arion meninggikan suara."Sorry. Aku hanya menyampaikan apa yang selama ini aku lihat.""Bah! Jadi sebenarnya kamu ada di pihak siapa?""Sedari awal aku gak pernah memihak siapa-siapa. Kamu tahu, aku hanya melakukan tugas, sesuai kesepakatan yang kita buat." kata Arie tenang."Lagian, aku udah berkali-kali juga bilang dan ngingetin kamu untuk menghentikan semua ini. Lentera itu dari dulu sampai sekarang masih mencintai Zyanendr

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   12. Menepi

    Lentera akhirnya tinggal di apartemen untuk sementara. Dua hari ini dia hanya berdiam diri di kamarnya, mematikan ponselnya, serta menyerahkan segala urusan kantor kepada Mbak Arie. Di luar apartemennya, dua ajudan Arion menjaga dan mengawasinya. Juga gesit memesankan makanan dan membantu Lentera memenuhi kebutuhan harian yang lain.Beberapa kali Mbak Arie mengunjunginya untuk membicarakan urusan kerja sekaligus memberinya nasihat untuk memaafkan Arion. Namun, Lentera hanya mendengarkan saja. Lentera tahu, sangat tahu, Mbak Arie pasti disuruh Arion untuk membujuknya. Arion selalu melakukan segala cara untuk merayunya kembali ke pelukannya. Dulu, saat sedang badmood PMS dan Lentera ngambek karena hal sepele, Arion akan membelikannya es krim, bunga, atau hal-hal romantis lainnya melalui Mbak Arie. Arion tahu, jika sedang sebal, Lentera tak ingin melihat wajahnya. Mbak Arie selalu menjadi "utusan" untuk memperbaiki hubungannya dengan Lentera."Mungkin, memang kamu sama Zyan belum jodoh.

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   11. Kebohongan yang Terkuak

    Lentera merebahkan diri di sofa kantor. Matanya sembab, hatinya ngilu, pikirannya kacau berantakan. Mbak Arie menanyakan kondisinya, namun Lentera hanya menepiskan tangan, tak menjawab. "Mau saya buatkan teh anget, Mbak?" tanya Mba Arie. Lentera mengangguk kecil, lalu memilih memejamkan mata. Ciri khasnya jika tak mau diganggu. Mbak Arie bersiap pergi dan tak bertanya lagi begitu meletakkan segelas teh anget di hadapan Lentera. Dia tak mau mengganggu. Namun, Lentera justru bangkit dan mengajaknya bicara. "Mbak. Lagi gak sibuk, kan?" tanya Lentera. "Eh, enggak kok Mbak, Mbak Tera butuh bantuan saya?" "Enggak, cuman pengen ditemenin aja di sini. Bisa, kan?" Mbak Arie mengangguk tanpa mengerti apa yang sedang terjadi. Dia melihat Lentera beberapa kali mengambil napas panjang kemudian membuangnya. Namun, sama sekali tak mengatakan sepatah kata pun. "Mbak Tera lagi ada masalah, ya?" tanya Mbak Arie pada akhirnya. "Hmm. Aku gak tahu sih, Mbak ini disebut masalah apa engga." "Mbak T

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   10. Pelukan yang Dirindukan

    Pesta pernikahan Arion dan Lentera yang super mewah dilaksanakan di hotel milik keluarga Arion. Hari itu menjadi hari paling membahagiakan bagi Arion. Setelah berjuang meluluhkan hatinya, Arion akhirnya resmi menikah dengan Lentera. Tak mudah membuat Lentera lepas dari bayang-bayang Zyanendra. Arion tahu betul betapa Lentera mencintai Zyanendra. Dulu, setiap hari, dia harus menadahi air mata Lentera yang tak henti menetes karena Zyanendra. Mendengar Lentera berkeluh kesah tentang pujaan hatinya itu sebenarnya membuat Arion muak semuak-muaknya. Namun, dia tak punya cara lain. Hanya itu satu-satunya cara untuk mengambil hati Lentera, yakni menjadi sahabatnya. Maka pada waktu Lentera memutuskan untuk membuka hati untuknya, Arion girang tak terperi. Usahanya selama ini ternyata tak sia-sia. Hingga datanglah hari itu, hari ketika Lentera telah sempurna menjadi miliknya. “Sayang, kita tukeran HP yuk.” kata Lentera yang masih merebahkan diri di bahu Arion.

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   9. Luka Itu

    “Ra, kamu baik-baik aja, kan?” melihat Lentera masih bersembunyi di belakang telapaknya, Zyanendra merasa begitu khawatir. Dia tidak mengerti mengapa setelah menjelaskan apa yang terjadi padanya di Hari Penentuan, Lentera jadi tak henti mengeluarkan air mata.“Ra, ada kata-kata aku yang salah, ya? Kenapa kamu nangis?” ucapnya khawatir.Lentera membuka wajahnya perlahan. Ia lantas mengatur napasnya kemudian meminum air yang Zyanendra sodorkan padanya.“Makasih.” kata Lentera setelah meminum satu teguk saja.“Sebenernya apa yang terjadi, Ra? Ada apa sama Arion?”Lentera kembali menangis. Pertanyaan Zyanendra benar-benar sulit untuk dia jawab. Lentera seperti kehilangan kata-kata setelah mengetahui kejadian tentang masa lalunya itu. Dia teringat lagi betapa dulu setiap hari dia selalu berkata kepada Arion betapa dirinya masih sangat mencintai Zyanendra. Lalu, Arion menguatkannya, mendukungnya untuk menem

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   8. Malaikat Itu Bernama Arion

    Jakarta dan segala keindahannya tak pernah mampu membuat Arion kerasan untuk tinggal di dalamnya. Jalanan Jakarta selalu menyuguhkan kegetiran dalam hidupnya, mengingatkannya pada mendiang kedua orangtuanya yang meninggal dalam kecelakaan mobil lima belas tahun silam. Kalau bukan untuk menghadiri peresmian pembangunan apartemen baru keluarga Brata, Arion tak kan mau ke Jakarta. Arion lebih suka tinggal di Surabaya bersama neneknya.Peresmian Topping Off The Brata Residence berlangsung lancar. Arion turut serta dalam penutupan semen terakhir bersama jajaran direksi. Dia juga menekan sirine dan memotong tumpeng sebagai tanda bahwa The Brata Residence resmi dibuka. Apartemen dengan 5 tower yang berisi 5000 unit itu menjadi bagian dari kelompok apartemen mewah di Jakarta dengan fasilitas ekslusif seperti skypooldan kafe di rooftop serta private lift.Setelah menyerahkan acara kepada Direktur Utama dan Direktur Marketing Bra

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   7. Siasat Arion

    Setahun setelah perpisahannya dengan Zyan, dengan membawa sejuta harapan, Lentera mendatangi Telaga Pohon dan menunggu lama di sana. Bibirnya tersenyum simpul mengenang pertemuannya dengan Zyan di awal masa orientasi dulu. Terlalu banyak hal dalam hidupnya yang telah dilalui bersama Zyanendra. Lentera tak pernah menduga apabila pada akhirnya hubungannya dengan Zyan harus selesai begitu saja. Dalam hati, Lentera menyesali ketergesa-gesaanya dalam meminta Zyan untuk berkomitmen. Setelah dipikir-pikir lagi, Zyan benar, seharusnya Lentera menemani Zyan mencari gadis di foto itu lalu bersama-sama memperjuangkan cinta mereka. Satu tahun menghilang dari Zyan adalah hal yang paling menyiksa bagi Lentera. Meski ia sudah bertemu Arion yang setiap hari tak henti berusaha membuatnya tertawa, perasaannya masih terus terpaut pada Zyanendra. Oleh karena it

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   6. Hari Penentuan

    Setahun setelah perpisahannya dengan Zyan, dengan membawa sejuta harapan, Lentera mendatangi Telaga Pohon dan menunggu lama di sana. Bibirnya tersenyum simpul mengenang pertemuannya dengan Zyan di awal masa orientasi dulu. Terlalu banyak hal dalam hidupnya yang telah dilalui bersama Zyanendra. Lentera tak pernah menduga apabila pada akhirnya hubungannya dengan Zyan harus selesai begitu saja. Dalam hati, Lentera menyesali ketergesa-gesaanya dalam meminta Zyan untuk berkomitmen. Setelah dipikir-pikir lagi, Zyan benar, seharusnya Lentera menemani Zyan mencari gadis di foto itu lalu bersama-sama memperjuangkan cinta mereka. Satu tahun menghilang dari Zyan adalah hal yang paling menyiksa bagi Lentera. Meski ia sudah bertemu Arion yang setiap hari tak henti berusaha membuatnya tertawa, perasaannya masih terus terpaut pada Zyanendra. Oleh karena itu, hari ini Lentera memutuskan untuk datang, untuk mengoreksi keputusannya setahun lalu, untuk meminta maaf atas sikapnya yang terlampau kekana

DMCA.com Protection Status