Share

3. Arion

Author: suchz.indyra
last update Last Updated: 2021-11-07 10:43:34

Arion memperhatikan istrinya dari tadi. Lentera terlihat sedang memikirkan sesuatu sampai tak fokus pada mie goreng yang dipesannya.

“Sayang?” tegur Arion.

“Eh, ya? Kenapa?”

“Mikirin apa, sih?”

“Hm, enggak. Mendadak inget mendiang ibu. Ibu dulu suka bikinin aku mie goreng kayak gini.” jawab Lentera tak ingin Arion curiga kalau sebenarnya dia sedang memikirkan Zyanendra, mantan pacarnya. Namun, dia tak sempurna bohong, saat bingung begini, dia memang selalu ingat ibunya.

“Iya, dulu kalau aku main ke rumah juga pasti digorengin bakwan sama ibu kamu.”

Lentera mengangguk pelan, sudut matanya berair.

“Makasih, ya, sayang.”

“Buat?”

“Buat semuanya. Biasanya setiap kali aku sedih, ibu selalu nemenin aku. Aku inget banget dulu, waktu aku patah hati pas tahu Zyan pacaran sama Kanya dan ngerasa terpuruk banget, aku gak bisa cerita banyak sama ibu. Karena waktu itu kan ibu sakit-sakitan. Untung aku ketemu kamu, aku inget banget dulu kamu yang selalu nemenin aku ngelewatin hari-hari berat buat move on dari Zyan.”

Ario meraih tangan istrinya.

“It’s okay, sayang. Ibu pernah nitipin kamu ke aku dan aku udah janji sama diri aku sendiri, aku gak akan kecewain ibu. Aku akan jagain kamu terus. Gak akan aku biarin siapa pun nyakitin kamu.”

Lentera tersenyum tipis.

“Sebelum liburan, kita pamit ke makam ibu, ya, weekend ini.”

Lentera mengangguk. Melihat senyum tulus Arion, ia teramat bersyukur karena bisa menikah dengannya.

Arion memang lelaki yang sangat baik. Dari awal bertemu sampai hampir tiga tahun menikah, dia hampir tak pernah membuat Lentera sedih. Lentera merasakan cinta yang luar biasa dari suaminya itu. Arion sekali pun tak pernah meninggalkannya di saat dia terpuruk.

Perjalanannya menjadi istri Arion juga tak mudah mengingat Arion adalah pewaris tunggal keluarga Wistara. Pasangan suami istri Wistara dikenal sebagai konglomerat paling dermawan di negeri ini. Sayangnya, keduanya harus meninggal dalam kecelakaan pesawat ketika Arion masih SMP.

Arion tinggal dengan neneknya ditemani puluhan ART, sopir, dan beberapa satpam di dalam rumah besar mereka di Surabaya. Arion tidak pernah mau tinggal di Jakarta karena efek traumatis yang dideritanya setiap teringat masa-masa indah bersama orang tuanya.

Pernikahannya dengan Lentera sudah menginjak tahun ketiga. Minggu depan mereka akan merayakan anniversary. Sayangnya, sampai sekarang, belum ada bayi kecil yang menghiasi rumah tangga mereka. Lentera sebenarnya sudah pernah hamil dua kali, tetapi kedua-duanya gugur karena kandungannya lemah.

Meskipun begitu, Arion selalu ada di sisinya, membesarkan hatinya, membersamainya menghadapi komentar-komentar sinis dari keluarga besarnya, juga beribu kali mengatakan mereka akan baik-baik saja selagi masih bersama-sama. Bagi Lentera, Arion seperti malaikat yang diturunkan Tuhan untuk menjaganya.

Lentera kemudian teringat lagi akan video itu. Apa mungkin Arion sengaja tak memberi tahunya karena tak ingin dia kembali bimbang dan memikirkan Zyan? Karena tak mau mati penasaran, akhirnya Tera memberanikan diri untuk bertanya.

“Oh, ya, sayang. Beberapa waktu lalu Kanya sempet mesen baju lamaran loh di butik aku.”

“Kanya yang dulu pacaran sama Zyan?”

“Iya. Tapi ternyata dia mau nikahnya sama orang Surabaya, lho.””

“Oh, ya? Surabayanya mana?”

“Gak tahu aku lupa nanya hehe.”

“Hmm…kebiasaan deh, kamu.”

“Terus dia juga bilang katanya pas nikah ada hadiah video ya dari temen-temen aku. Dikirim ke email aku katanya. Kamu tahu gak? Waktu itu kan kita sempet tukeran hape kan buat liat aktivitas masing-masing.”

Sehari setelah menikah, Lentera dan Arion memang sepakat untuk bertukar ponsel untuk melihat bagaimana kehidupan masing-masing. Lentera akan merasakan seperti apa menjadi Arion, begitu pula sebaliknya. Hari-hari saat mereka bertukar ponsel menjadi hari yang menyenangkan karena keduanya memiliki banyak sekali obrolan seputar kehidupan pribadi masing-masing. Namun, saat itu, Arion sama sekali tidak menyinggung soal kiriman video dari Zyan.

“Video?” wajah Arion terlihat sedikit berpikir. Ia mengerutkan dahinya sembari menyeruput lemon tea di hadapannya.

“Lupa, sayang. Kanya bilang gak itu video isinya apaan?” Arion bertanya menyelidik. Sejujurnya, dia tahu betul tentang video itu. Dia bahkan sempat membalasnya. Dia memang sengaja tidak memberi tahu Lentera tentang video itu karena tak mau siasatnya di Hari Penentuan diketahui Lentera.

“Katanya sih isinya tentang ucapan happy wedding gitu dari anak-anak.”

“Hmm…udah coba kamu cari? Mungkin masuk spam?” sebisa mungkin Arion mencoba untuk tenang agar kebohongannya tidak ketahuan.

“Udah, tapi gak ada.” Tera menatap suaminya lamat-lamat. Arion terlihat jujur, tapi entah kenapa hatinya mengatakan bahwa ada yang suaminya sembunyikan.

Arion masih terus berkelit dan mengaku tidak tahu menahu soal video itu. Sementara Lentera akhirnya memilih untuk tidak memperpanjang urusan itu.

“Yaudahlah, ya, mungkin gak ke send karena eror.”

“Ya, bisa jadi.”

Telepon Lentera bergetar, dari Mbak Arie, orang kepercayaannya di butik.

“Ya, Mbak. Gimana?”

“Kain seragam barusan dateng nih, Mbak.”

“Oh gitu, wah cepet, ya. Oke aku ke sana sekarang, ya. Kita cek bareng-bareng.”

“Mau pergi sekarang? Ada apa?”

“Iya, kain seragam dateng lebih cepet dari perkiraan. Aku ke workshop sekarang, ya. Kamu masih mau di sini atau kita cabs bareng?”

“Kamu duluan deh. Aku di sini aja, ada ketemu klien sejam lagi.”

“Oke, bye sayang.” Lentera pamit setelah mencium punggung tangan suaminya dan mendapat kecupan hangat di keningnya.

Arion kembali menjatuhkan tubuhnya di kursi. Dia kesal mendengar kabar soal video itu. Bagaimana jika Kanya memberi tahu isi video itu kepada Lentera. Kalau sampai Lentera tahu dan mengonfirmasi kejadian di Hari Penentuan kepada Zyan, Lentera pasti akan sangat marah kepadanya.

Arion menyeruput minumannya sampai habis, lalu menekan tombol ponselnya. Dia menghubungi, Andrew, asisten pribadinya.

“Ndre, saya punya tugas buat kamu. Tolong kamu cari tahu tentang mantan Lentera yang namanya Zyanendra. Cari tahu di mana dia tinggal dan apa aja aktivitas dia sekarang. Cek apakah ada potensi gak dia ketemu Tera dalam waktu dekat atau enggak.”

“Baik, Pak!”

“Sama satu lagi. Carikan penerbangan ke Jakarta sekarang juga dan atur pertemuan saya dengan Kanya. Secepatnya!”

“Siap, Pak.”

“Kanya. Kenapa dia tiba-tiba muncul dan kembali mengusik soal video itu?” desis Arion kesal.

Related chapters

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   4. Video Itu

    Di butik, Lentera menghentikan gambar sketsanya karena kembali teringat soal pembicaraannya dengan Kanya tadi. Pikirannya masih berkelindan pada penjelasan Kanya dalam video yang barusan ia lihat. Apakah benar kalau Zyan menyesal saat berpacaran dengan Kanya? Apakah alasan Zyan belum menikah sampai sekarang karena Zyan masih mencintainya?Lentera buru-buru mengusir pikirannya.“Tera, kamu udah nikah. Jangan pikirin soal Zyan lagi!” katanya pada dirinya sendiri.“Tapi aku penasaran sama isi video itu. Apa benar Arion gak tahu soal video itu? Kalau tahu kenapa Arion gak kasih liat ke aku ya? Dannesh, aku harus tanya ke dia soal video itu.”Tanpa pikir panjang, Lentera segera menghubungi Dannesh. “Gila, loe, Ra. Sekian tahun ngilang terus tiba-tiba ngehubungin gue cuman buat nanyain video?” kata Dannesh yang masih merasa aneh mendapat telepon dari kawan lamanya, Tera.“Hahaha. Ya maaf, Dan. Gue terlalu sibuk menata hidup ceritanya. Jadi masih punya gak videonya?”“Ada kayaknya sih di lap

    Last Updated : 2021-11-17
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   5. Kanya

    Menaiki pesawat Surabaya—Jakarta benar-benar membuat Arion pusing. Dia kembali teringat saat-saat bersama ayah dan ibunya. Dulu, mereka sering bolak-balik Jakarta—Surabaya untuk mengunjungi nenek. Arion meremas-remas tangannya sepanjang perjalanan. Semenyebalkan apapun perjalanan ini, Arion harus tetap menjalaninya karena ia perlu ketemu langsung dengan Kanya. Dia harus memastikan bahwa Kanya tidak bicara macam-macam soal video itu kepada Tera, istrinya. “Loe serius, loe gak kasih tahu apa yang Zyan bilang di video itu, kan?” tanya Arion begitu sampai di pintu rumah Kanya. Kanya yang baru bersiap pergi, buru-buru mengatur napas karena kaget. Sial! Dia kalah cepat. Sejak mendapat pesan dari Andrew bahwa Arion mau ketemu sama dia, Kanya mencoba beralasan agak pertemuan itu tidak jadi dilaksanakan. Namun, bukan Arion jika dia tak bisa menjalankan apa yang dia mau. Karena sudah tertangkap basah, mau tidak mau, Kanya harus menghadapi sepupu jauhnya itu. “Sebenernya gue gak niat kasih t

    Last Updated : 2021-11-17
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   6. Hari Penentuan

    Setahun setelah perpisahannya dengan Zyan, dengan membawa sejuta harapan, Lentera mendatangi Telaga Pohon dan menunggu lama di sana. Bibirnya tersenyum simpul mengenang pertemuannya dengan Zyan di awal masa orientasi dulu. Terlalu banyak hal dalam hidupnya yang telah dilalui bersama Zyanendra. Lentera tak pernah menduga apabila pada akhirnya hubungannya dengan Zyan harus selesai begitu saja. Dalam hati, Lentera menyesali ketergesa-gesaanya dalam meminta Zyan untuk berkomitmen. Setelah dipikir-pikir lagi, Zyan benar, seharusnya Lentera menemani Zyan mencari gadis di foto itu lalu bersama-sama memperjuangkan cinta mereka. Satu tahun menghilang dari Zyan adalah hal yang paling menyiksa bagi Lentera. Meski ia sudah bertemu Arion yang setiap hari tak henti berusaha membuatnya tertawa, perasaannya masih terus terpaut pada Zyanendra. Oleh karena itu, hari ini Lentera memutuskan untuk datang, untuk mengoreksi keputusannya setahun lalu, untuk meminta maaf atas sikapnya yang terlampau kekana

    Last Updated : 2021-11-26
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   7. Siasat Arion

    Setahun setelah perpisahannya dengan Zyan, dengan membawa sejuta harapan, Lentera mendatangi Telaga Pohon dan menunggu lama di sana. Bibirnya tersenyum simpul mengenang pertemuannya dengan Zyan di awal masa orientasi dulu. Terlalu banyak hal dalam hidupnya yang telah dilalui bersama Zyanendra. Lentera tak pernah menduga apabila pada akhirnya hubungannya dengan Zyan harus selesai begitu saja. Dalam hati, Lentera menyesali ketergesa-gesaanya dalam meminta Zyan untuk berkomitmen. Setelah dipikir-pikir lagi, Zyan benar, seharusnya Lentera menemani Zyan mencari gadis di foto itu lalu bersama-sama memperjuangkan cinta mereka. Satu tahun menghilang dari Zyan adalah hal yang paling menyiksa bagi Lentera. Meski ia sudah bertemu Arion yang setiap hari tak henti berusaha membuatnya tertawa, perasaannya masih terus terpaut pada Zyanendra. Oleh karena it

    Last Updated : 2021-12-01
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   8. Malaikat Itu Bernama Arion

    Jakarta dan segala keindahannya tak pernah mampu membuat Arion kerasan untuk tinggal di dalamnya. Jalanan Jakarta selalu menyuguhkan kegetiran dalam hidupnya, mengingatkannya pada mendiang kedua orangtuanya yang meninggal dalam kecelakaan mobil lima belas tahun silam. Kalau bukan untuk menghadiri peresmian pembangunan apartemen baru keluarga Brata, Arion tak kan mau ke Jakarta. Arion lebih suka tinggal di Surabaya bersama neneknya.Peresmian Topping Off The Brata Residence berlangsung lancar. Arion turut serta dalam penutupan semen terakhir bersama jajaran direksi. Dia juga menekan sirine dan memotong tumpeng sebagai tanda bahwa The Brata Residence resmi dibuka. Apartemen dengan 5 tower yang berisi 5000 unit itu menjadi bagian dari kelompok apartemen mewah di Jakarta dengan fasilitas ekslusif seperti skypooldan kafe di rooftop serta private lift.Setelah menyerahkan acara kepada Direktur Utama dan Direktur Marketing Bra

    Last Updated : 2021-12-06
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   9. Luka Itu

    “Ra, kamu baik-baik aja, kan?” melihat Lentera masih bersembunyi di belakang telapaknya, Zyanendra merasa begitu khawatir. Dia tidak mengerti mengapa setelah menjelaskan apa yang terjadi padanya di Hari Penentuan, Lentera jadi tak henti mengeluarkan air mata.“Ra, ada kata-kata aku yang salah, ya? Kenapa kamu nangis?” ucapnya khawatir.Lentera membuka wajahnya perlahan. Ia lantas mengatur napasnya kemudian meminum air yang Zyanendra sodorkan padanya.“Makasih.” kata Lentera setelah meminum satu teguk saja.“Sebenernya apa yang terjadi, Ra? Ada apa sama Arion?”Lentera kembali menangis. Pertanyaan Zyanendra benar-benar sulit untuk dia jawab. Lentera seperti kehilangan kata-kata setelah mengetahui kejadian tentang masa lalunya itu. Dia teringat lagi betapa dulu setiap hari dia selalu berkata kepada Arion betapa dirinya masih sangat mencintai Zyanendra. Lalu, Arion menguatkannya, mendukungnya untuk menem

    Last Updated : 2021-12-07
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   10. Pelukan yang Dirindukan

    Pesta pernikahan Arion dan Lentera yang super mewah dilaksanakan di hotel milik keluarga Arion. Hari itu menjadi hari paling membahagiakan bagi Arion. Setelah berjuang meluluhkan hatinya, Arion akhirnya resmi menikah dengan Lentera. Tak mudah membuat Lentera lepas dari bayang-bayang Zyanendra. Arion tahu betul betapa Lentera mencintai Zyanendra. Dulu, setiap hari, dia harus menadahi air mata Lentera yang tak henti menetes karena Zyanendra. Mendengar Lentera berkeluh kesah tentang pujaan hatinya itu sebenarnya membuat Arion muak semuak-muaknya. Namun, dia tak punya cara lain. Hanya itu satu-satunya cara untuk mengambil hati Lentera, yakni menjadi sahabatnya. Maka pada waktu Lentera memutuskan untuk membuka hati untuknya, Arion girang tak terperi. Usahanya selama ini ternyata tak sia-sia. Hingga datanglah hari itu, hari ketika Lentera telah sempurna menjadi miliknya. “Sayang, kita tukeran HP yuk.” kata Lentera yang masih merebahkan diri di bahu Arion.

    Last Updated : 2022-01-03
  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   11. Kebohongan yang Terkuak

    Lentera merebahkan diri di sofa kantor. Matanya sembab, hatinya ngilu, pikirannya kacau berantakan. Mbak Arie menanyakan kondisinya, namun Lentera hanya menepiskan tangan, tak menjawab. "Mau saya buatkan teh anget, Mbak?" tanya Mba Arie. Lentera mengangguk kecil, lalu memilih memejamkan mata. Ciri khasnya jika tak mau diganggu. Mbak Arie bersiap pergi dan tak bertanya lagi begitu meletakkan segelas teh anget di hadapan Lentera. Dia tak mau mengganggu. Namun, Lentera justru bangkit dan mengajaknya bicara. "Mbak. Lagi gak sibuk, kan?" tanya Lentera. "Eh, enggak kok Mbak, Mbak Tera butuh bantuan saya?" "Enggak, cuman pengen ditemenin aja di sini. Bisa, kan?" Mbak Arie mengangguk tanpa mengerti apa yang sedang terjadi. Dia melihat Lentera beberapa kali mengambil napas panjang kemudian membuangnya. Namun, sama sekali tak mengatakan sepatah kata pun. "Mbak Tera lagi ada masalah, ya?" tanya Mbak Arie pada akhirnya. "Hmm. Aku gak tahu sih, Mbak ini disebut masalah apa engga." "Mbak T

    Last Updated : 2022-01-17

Latest chapter

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   14. Duri di Hati Arie

    "Tahu, gak, Mbak? Apa yang bikin aku betah tinggal di Surabaya?" kata Lentera sembari menyeruput es coklat di hadapannya."Apa?" tanya Mbak Arie penasaran."Banyak, sih, Mbak Arie salah satunya.""Oh, ya?"Lentera menganguk cepat. "Yap. Gak kebayang gimana membosankannya hidupku kalau gak ada Mbak Arie. Gak ada orang yang bisa aku ajak main-main, hehehe.""Dasar kamu. Generasi bucin ya begini ini, waktu pacaran ke mana-mana sama pacarnya sampe gak punya temen deket. Giliran putus, beneran jadi literally sendiri! Hahaha." goda Mbak Arie."Iiih, Mbak Arieee! Berat tahu, Mbak." Lentera manyun."Ehehe, iya sorry..sorry. Semoga segera dapat ganti yang lebih baik, ya."Lentera mendengus. Agaknya sulit baginya untuk membuka hati baru untuk menggantikan Zyanendra. Mbak Arie sangat tahu itu.Sejak pulang ke Surabaya, Mbak Arielah yang menjadi sosok pendengar yang baik bagi Lentera. Memang baginya, sejak dulu Mbak Arie bukan sekadar orang kepercayaan ibunya. Mbak Arie adalah kakak perempuan yang

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   13. Dua Wajah Mbak Arie

    "Jadi Lentera masih terus berkomunikasi dengan Zyanendra?" tanya Arion sinis.Arie mengangguk mantap. "Lentera juga sudah tahu kalau Pak Arion sepupuan sama Kanya."Arion mendengus kesal. "Bagaimana dia bisa tahu?" gumamnya gusar."Zyanendra memberitahunya.""Kanya memberi tahu Zyanendra?""Entahlah, Lentera hanya bilang dia tahu dari Zyanendra.""Jadi bagaimana menurutmu?""Sepertinya Lentera memang masih menyimpan perasaan kepada Zyanendra."Brak! Arion mengebrak meja. Arie tersentak, kaget."Berapa kali aku bilang jangan pernah mengatakan itu lagi kepadaku!" Arion meninggikan suara."Sorry. Aku hanya menyampaikan apa yang selama ini aku lihat.""Bah! Jadi sebenarnya kamu ada di pihak siapa?""Sedari awal aku gak pernah memihak siapa-siapa. Kamu tahu, aku hanya melakukan tugas, sesuai kesepakatan yang kita buat." kata Arie tenang."Lagian, aku udah berkali-kali juga bilang dan ngingetin kamu untuk menghentikan semua ini. Lentera itu dari dulu sampai sekarang masih mencintai Zyanendr

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   12. Menepi

    Lentera akhirnya tinggal di apartemen untuk sementara. Dua hari ini dia hanya berdiam diri di kamarnya, mematikan ponselnya, serta menyerahkan segala urusan kantor kepada Mbak Arie. Di luar apartemennya, dua ajudan Arion menjaga dan mengawasinya. Juga gesit memesankan makanan dan membantu Lentera memenuhi kebutuhan harian yang lain.Beberapa kali Mbak Arie mengunjunginya untuk membicarakan urusan kerja sekaligus memberinya nasihat untuk memaafkan Arion. Namun, Lentera hanya mendengarkan saja. Lentera tahu, sangat tahu, Mbak Arie pasti disuruh Arion untuk membujuknya. Arion selalu melakukan segala cara untuk merayunya kembali ke pelukannya. Dulu, saat sedang badmood PMS dan Lentera ngambek karena hal sepele, Arion akan membelikannya es krim, bunga, atau hal-hal romantis lainnya melalui Mbak Arie. Arion tahu, jika sedang sebal, Lentera tak ingin melihat wajahnya. Mbak Arie selalu menjadi "utusan" untuk memperbaiki hubungannya dengan Lentera."Mungkin, memang kamu sama Zyan belum jodoh.

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   11. Kebohongan yang Terkuak

    Lentera merebahkan diri di sofa kantor. Matanya sembab, hatinya ngilu, pikirannya kacau berantakan. Mbak Arie menanyakan kondisinya, namun Lentera hanya menepiskan tangan, tak menjawab. "Mau saya buatkan teh anget, Mbak?" tanya Mba Arie. Lentera mengangguk kecil, lalu memilih memejamkan mata. Ciri khasnya jika tak mau diganggu. Mbak Arie bersiap pergi dan tak bertanya lagi begitu meletakkan segelas teh anget di hadapan Lentera. Dia tak mau mengganggu. Namun, Lentera justru bangkit dan mengajaknya bicara. "Mbak. Lagi gak sibuk, kan?" tanya Lentera. "Eh, enggak kok Mbak, Mbak Tera butuh bantuan saya?" "Enggak, cuman pengen ditemenin aja di sini. Bisa, kan?" Mbak Arie mengangguk tanpa mengerti apa yang sedang terjadi. Dia melihat Lentera beberapa kali mengambil napas panjang kemudian membuangnya. Namun, sama sekali tak mengatakan sepatah kata pun. "Mbak Tera lagi ada masalah, ya?" tanya Mbak Arie pada akhirnya. "Hmm. Aku gak tahu sih, Mbak ini disebut masalah apa engga." "Mbak T

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   10. Pelukan yang Dirindukan

    Pesta pernikahan Arion dan Lentera yang super mewah dilaksanakan di hotel milik keluarga Arion. Hari itu menjadi hari paling membahagiakan bagi Arion. Setelah berjuang meluluhkan hatinya, Arion akhirnya resmi menikah dengan Lentera. Tak mudah membuat Lentera lepas dari bayang-bayang Zyanendra. Arion tahu betul betapa Lentera mencintai Zyanendra. Dulu, setiap hari, dia harus menadahi air mata Lentera yang tak henti menetes karena Zyanendra. Mendengar Lentera berkeluh kesah tentang pujaan hatinya itu sebenarnya membuat Arion muak semuak-muaknya. Namun, dia tak punya cara lain. Hanya itu satu-satunya cara untuk mengambil hati Lentera, yakni menjadi sahabatnya. Maka pada waktu Lentera memutuskan untuk membuka hati untuknya, Arion girang tak terperi. Usahanya selama ini ternyata tak sia-sia. Hingga datanglah hari itu, hari ketika Lentera telah sempurna menjadi miliknya. “Sayang, kita tukeran HP yuk.” kata Lentera yang masih merebahkan diri di bahu Arion.

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   9. Luka Itu

    “Ra, kamu baik-baik aja, kan?” melihat Lentera masih bersembunyi di belakang telapaknya, Zyanendra merasa begitu khawatir. Dia tidak mengerti mengapa setelah menjelaskan apa yang terjadi padanya di Hari Penentuan, Lentera jadi tak henti mengeluarkan air mata.“Ra, ada kata-kata aku yang salah, ya? Kenapa kamu nangis?” ucapnya khawatir.Lentera membuka wajahnya perlahan. Ia lantas mengatur napasnya kemudian meminum air yang Zyanendra sodorkan padanya.“Makasih.” kata Lentera setelah meminum satu teguk saja.“Sebenernya apa yang terjadi, Ra? Ada apa sama Arion?”Lentera kembali menangis. Pertanyaan Zyanendra benar-benar sulit untuk dia jawab. Lentera seperti kehilangan kata-kata setelah mengetahui kejadian tentang masa lalunya itu. Dia teringat lagi betapa dulu setiap hari dia selalu berkata kepada Arion betapa dirinya masih sangat mencintai Zyanendra. Lalu, Arion menguatkannya, mendukungnya untuk menem

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   8. Malaikat Itu Bernama Arion

    Jakarta dan segala keindahannya tak pernah mampu membuat Arion kerasan untuk tinggal di dalamnya. Jalanan Jakarta selalu menyuguhkan kegetiran dalam hidupnya, mengingatkannya pada mendiang kedua orangtuanya yang meninggal dalam kecelakaan mobil lima belas tahun silam. Kalau bukan untuk menghadiri peresmian pembangunan apartemen baru keluarga Brata, Arion tak kan mau ke Jakarta. Arion lebih suka tinggal di Surabaya bersama neneknya.Peresmian Topping Off The Brata Residence berlangsung lancar. Arion turut serta dalam penutupan semen terakhir bersama jajaran direksi. Dia juga menekan sirine dan memotong tumpeng sebagai tanda bahwa The Brata Residence resmi dibuka. Apartemen dengan 5 tower yang berisi 5000 unit itu menjadi bagian dari kelompok apartemen mewah di Jakarta dengan fasilitas ekslusif seperti skypooldan kafe di rooftop serta private lift.Setelah menyerahkan acara kepada Direktur Utama dan Direktur Marketing Bra

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   7. Siasat Arion

    Setahun setelah perpisahannya dengan Zyan, dengan membawa sejuta harapan, Lentera mendatangi Telaga Pohon dan menunggu lama di sana. Bibirnya tersenyum simpul mengenang pertemuannya dengan Zyan di awal masa orientasi dulu. Terlalu banyak hal dalam hidupnya yang telah dilalui bersama Zyanendra. Lentera tak pernah menduga apabila pada akhirnya hubungannya dengan Zyan harus selesai begitu saja. Dalam hati, Lentera menyesali ketergesa-gesaanya dalam meminta Zyan untuk berkomitmen. Setelah dipikir-pikir lagi, Zyan benar, seharusnya Lentera menemani Zyan mencari gadis di foto itu lalu bersama-sama memperjuangkan cinta mereka. Satu tahun menghilang dari Zyan adalah hal yang paling menyiksa bagi Lentera. Meski ia sudah bertemu Arion yang setiap hari tak henti berusaha membuatnya tertawa, perasaannya masih terus terpaut pada Zyanendra. Oleh karena it

  • Suami dan Kebohongan-Kebohongannya   6. Hari Penentuan

    Setahun setelah perpisahannya dengan Zyan, dengan membawa sejuta harapan, Lentera mendatangi Telaga Pohon dan menunggu lama di sana. Bibirnya tersenyum simpul mengenang pertemuannya dengan Zyan di awal masa orientasi dulu. Terlalu banyak hal dalam hidupnya yang telah dilalui bersama Zyanendra. Lentera tak pernah menduga apabila pada akhirnya hubungannya dengan Zyan harus selesai begitu saja. Dalam hati, Lentera menyesali ketergesa-gesaanya dalam meminta Zyan untuk berkomitmen. Setelah dipikir-pikir lagi, Zyan benar, seharusnya Lentera menemani Zyan mencari gadis di foto itu lalu bersama-sama memperjuangkan cinta mereka. Satu tahun menghilang dari Zyan adalah hal yang paling menyiksa bagi Lentera. Meski ia sudah bertemu Arion yang setiap hari tak henti berusaha membuatnya tertawa, perasaannya masih terus terpaut pada Zyanendra. Oleh karena itu, hari ini Lentera memutuskan untuk datang, untuk mengoreksi keputusannya setahun lalu, untuk meminta maaf atas sikapnya yang terlampau kekana

DMCA.com Protection Status