Alex memang anak tunggal jadi tentu saja sangat dimanja sejak kecil dan itu pula membuatnya berperilaku buruk saat muda dulu tapi perlahan seiring berjalannya waktu dan berbagai cobaan hidup yang menderanya membuatnya mulai berubah menjadi lebih baik.
"Ma? Mengapa papa sangat membenci Alena dan selalu saja menganggap Alena itu adalah perempuan yang tidak baik."
Untuk beberapa saat mamanya terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu dan itu membuat Alex curiga
"Apa mama menyembunyikan sesuatu selama ini?"
"Tapi seharusnya mama tidak usah bercerita ini karena ini sudah lama sekali jauh sebelum kau dan Alena saling mengenal."
Penjelasan yang diberikan oleh mamanya justru makin membuat Alex penasaran.
Mama akhirnya bercerita sebuah peristiwa dimasa lalu yang melibatkan keluarga Alex dan Alena.
"Mamanya Alena itu pernah hampir menghancurkan keluarga kita dengan menjebak papa dengan pengakuan kalau dia hamil anak papa."
Alex tentu saja
Ernie masih berusaha untuk memohon pengampunan Surya saat warga itu akan membawanya dan laki laki selingkuhannya ke rumah pak RT."Jangan memohon padaku! Aku sudah memberimu banyak kesempatan tapi kau menyia-nyiakan dan membuatku menjadi suami yang tidak punya harga diri lagi!""Jadi bagaimana ini?" Tanya salah seorang dari warga itu meminta pendapat Surya."Terserah bapak bapak semua, perempuan ini bukan istriku lagi jadi lakukan apa saja yang menurut bapak benar.""Apa pak Surya tidak ada masalah kalau kejadian ini sampai diketahui oleh semua warga?"Pertanyaan yang sangat wajar diberikan oleh salah seorang warga mengingat kejadian yang baru saja terjadi ini sangat memalukan."Harga diriku sebagai suami dan juga sebagai laki laki sudah tidak ada lagi. Jadi tidak masalah bagiku bila semua orang tahu kalau perempuan ini yang selingkuh sehingga dia tidak punya kesempatan lagi untuk memutar balikkan fakta."Surya memang baru tahu kalau
Haikal menjelaskan semua sesuai dengan sudut pandangnya dan tentu saja membuat Yusuf dan Surya makin kagum pada sahabatnya itu."Aku rasa, perempuan yang meninggalkanmu itu bodoh! Suami sebaik kamu masa' ditinggalkan!"Maksud Surya memang bercanda tapi tetap saja membuat Haikal terdiam.Yusuf menepuk pundak Surya dan memberi kode kalau kata katanya sudah membuat Haikal terdiam."Mungkin kau benar aku adalah laki laki yang baik tapi baik saja tidak cukup. Mungkin ada sesuatu yang tidak ku miliki tapi sangat didambakan oleh istriku." Ucap Haikal mendadak sendu."Ayolah! Jangan sedih sedih begini. Bukankah kita disini untuk saling menyenangkan!"Yusuf akhirnya mengingatkan sahabat sahabatnya agar tidak mengingat hal hal yang bisa membuat mereka sedih.Mereka terus berbincang bincang dalam suasana hangat penuh canda. Yusuf tersenyum saat melihat Surya sudah mulai tertawa dan tidak terlihat bersedih lagi.'Syukurlah! Surya sudah men
Yusuf membuka mata dan menemukan Bella masih meringkuk dalam pelukannya. Sejenak dia tersenyum mengingat semalam telah memasuki Bella beberapa kali hingga membuat istrinya itu kewalahan dan hampir tidak bisa bergerak. Yusuf mengecup kening Bella dengan lembut karena tidak ingin membuat perempuan yang dicintainya itu terbangun. "Kamu tidurlah istriku sayang, kali ini biar aku yang membuatkan sarapan untukmu." Yusuf bergegas bangun dan segera ke kamar mandi untuk mandi wajib. Dia tidak ingin meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim itu dengan alasan apapun. Haikal dan Surya sudah ada diruang salat saat Yusuf datang. Surya langsung menggoda Yusuf karena melihatnya sudah mandi. "Pasti semalam kau masuk lagi." Ucap Surya sambil tersenyum. "Siapa sih yang tahan dengan istri secantik Bella. Apalagi papa mertuaku sudah mewanti wanti agar Bella harus segera hamil jadi yah aku harus selalu masuk dong!" Perbincangan yang dewasa dan mesum seperti
Setelah sarapan Yusuf dan sahabat sahabatnya memilih untuk melihat foto foto pernikahan. Haikal dan Surya antusias karena waktu itu beberapa kali mereka ikut berfoto saat pernikahan mereka dulu. "Wah aku tampan juga dengan pakaian sekeren ini." Memang waktu itu Surya bahkan sengaja menyewa pakaian untuk menghadiri pernikahan Yusuf dan Bella. "Aku juga tidak menyangka bisa berpose seperti ini difoto ini." Ucap Haikal sambil memperlihatkan sebuah foto yang menurutnya alay untuknya yang tidak pernah berpose seperti itu karena waktu Haikal memang datang dengan pakaian ustadnya. Yusuf dan Surya tentu saja tertawa mendengar kata kata Haikal. Kalau dipikir pikir memang agak alay seorang berpose begitu. Mereka terus melihat itu lembar demi lembar. Tiba tiba saja mata Haikal berhenti pada sebuah foto. 'Perempuan ini....' Yah pandangan Haikal memang sedang terfokus pada sebuah foto seorang perempuan sedang bergandengan tangan dengan seorang laki laki ya
bisa menguasai diri melihat perempuan itu. "Lila!" Haikal akhirnya menyebut nama itu dengan lirih. Butuh waktu beberapa saat untuknya menguasai keadaan yang hampir menghilangkan logikanya. "Mas Haikal!" Sebut perempuan yang bernama Lila itu berusaha untuk menyentuh Haikal tapi segera ditepis olehnya. "Teganya kau membohongi mas! Apa ini? Bukannya kau jadi TKW di Taiwan? tapi mengapa ada disini! Kau tega menduakan mas dan menikah dengan laki laki lain disaat masih berstatus istri mas." Ucap Haikal dengan suara yang keras bahkan ini adalah suara yang paling keras yang pernah dikeluarkannya untuk berbicara dengan Lila. Haikal benar benar meluapkan semua kemarahannya. Sakit hati karena telah dibohongi hampir membuatnya lupa diri dan menampar Lila. "Mas..." Haikal sudah mengangkat tangannya dan hampir saja memberi tanda di pipi Lila tapi urung karena dia segera menguasai dirinya. "Cukup! tidak perlu mengatakan apapun lagi! Cukup sudah kebohong
Alex masih terngiang dengan cerita mamanya tentang masalalu mamanya Alena yang hampir membuat keluarganya hancur. 'Apa karena alasan ini papa begitu membenci Alena dan putraku? Atau ada alasan lain uang tidak aku ketahui?' Alex terus mempertanyakan itu dalam hatinya sambil menunggu Alena yang belum juga pulang. Alena terkejut karena Alex ternyata sudah menunggu. 'Loh kok Alex sudah pulang sih! Bukannya hari ini dia mau ke luar kota.' Alena mengatakan itu dalam hatinya karena memang Alex sebelumnya mengatakan akan keluar kota untuk beberapa hari. "Sayang kau sudah pulang? Bukannya ke luar kota!" Alena masih berusaha untuk setenang mungkin dihadapan Alex walaupun hatinya mulai resah juga apalagi saat melihat tatapan mata Alex yang tajam. "Kau dari mana? Bukannya kau bilang sedang sakit dan akan di rumah saja!" 'Mati aku!' Tentu saja Alena mulai merasa takut karena Alex menemukannya sedang berbohong. "Aku..." Alena masih
Selia masih berusaha untuk mengejar Yusuf dan Bella tapi security segera menahan langkahnya dan mengancam akan menyeretnya bila masih memaksa untuk masuk kedalam kantor. Selia akhirnya pergi setelah mengumpat dan menyumpahi security itu dengan kata kata kasar. Yusuf segera membawa Bella masuk ke lift yang khusus untuk mereka. Yusuf tahu kalau istrinya masih kesal dan itu tampak dari wajahnya yang masih cemberut. "Sudahlah sayang! Jangan dipikirkan lagi semua omongan perempuan itu! Dia sengaja ingin menyakitimu! Dia sedang mencari cara untuk menghancurkan rumah tangga kita!" Yusuf mencoba untuk menenangkan Bella agar tidak lagi kesal. "Aku tidak terima dia meminta mas menceriakan aku kalau nanti dia bercerai." Ucap Bella masih kesal. "Lihat mas!" Ucap Yusuf memegang kedua pipi Bella. "Apa mas terlihat seperti laki laki yang seperti itu? Apa kamu pikir mas sebodoh itu meninggalkan istri sebaik kamu! Dengar! Mas dan dia memang pernah berjodoh tap
Mereka kemudian tertawa dalam suasana yang lebih hangat sampai akhirnya Bella ingat harus menjemput Cleo di bandara. "Tapi aku terlanjur janji akan mengirim orang untuk menjemput Cleo di bandara sementara setelah ini kita ada pertemuan dengan klien! Bagaimana ini?" Tentu saja Bella bingung karena tidak mungkin menyuruh Yusuf ataupun Fredy yang juga sibuk. "Kalau menyuruh Surya saja gimana? Dia bisa menjemput Cleo setelah menjemput Bryan!" Yusuf akhirnya menemukan solusi yang menurutnya adalah yang terbaik. "Ya begitu saja. Mas telpon Surya dulu dan meminta untuk menjemput Cleo." Yusuf pun kemudian menlon Surya sesuai permintaan Bella. Sesaat kemudian panggilan itu sudah terhubung. "Ada apa pak bos?" Ucap Surya dari seberang sana. "Ini istriku yang cantik mau bicara penting denganmu!" Bella tentu saja tersenyum mendengar pujian Yusuf. "Halo Surya!" "Iya Bu bos! Ada yang bisa saya kerjakan untuk Bu bos?" Bella, Yusuf dan
Haikal baru saja menyelesaikan shalat berjamaah dan bermaksud untuk beristirahat sejenak sebelum memantau kembali proses pembangunan mesjid seperti yang diminta oleh Jelita. Ibu Jelita memang memintanya memantau dan mengirimkan laporan setiap perkembangan pembangunan mesjid itu. Haikal baru saja memejamkan mata saat pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Hati Haikal sebenarnya sedikit dongkol karena dia hampir saja tertidur tapi karena ketukan pintu itu membuat rasa kantuknya seolah terbang entah kemana. Haikal kembali memakai pakaian muslimnya dan merapikan dirinya sebelum beranjak untuk membuka pintu. Pintu terbuka dan Haikal langsung terkejut melihat seseorang yang berdiri didepan pintu. "Lila!" Seseorang itu memang Lila tapi seperti sedang menyamar karena tidak berpakaian tidak seperti sebelumnya saat datang bersama suaminya. Haikal tahu kalau itu agar tidak membuat orang orang curiga. "Apa kabar mas?" Sebuah sapaan yang te
Pintu ruangan Cleo dibuka oleh seseorang dan orang itu adalah Bram."Maaf mbak Cleo! Laki laki ini memaksa masuk dan mengancam akan merusak barang barang butik!Nina segera menjelaskan situasi yang sedang terjadi diluar."Tidak apa apa Nina! Biar ini menjadi urusanku! Suruh saja security berjaga didepan siapa tahu aku membutuhkannya untuk menyeret laki laki tidak tahu malu ini. " Ucap Cleo ketus bercampur geram menatap Bram."Baik mbak!"Nina bergegas melakukan yang diperintahkan Cleo."Apa maksudmu seperti itu? Kau ingin mengusirku paksa!""Iya karena kau sangat mengganggu ketenangan tempat ini.""Karena kau sedang berduaan dengan laki laki miskin ini sehingga kau berkata kasar padaku!"Surya langsung terusik mendengar kata kata hinaan untuknya itu tapi masih mencoba ditahannya karena ingin tahu siapa laki laki kurang ajar ini."Untuk apa lagi kau datang ketempat ini! Kita tidak punya hubungan apapun sejak bebera
Beberapa jam sebelumnya.Surya segera membuka pintu mobil untuk Bryan saat mereka sudah sampai dihalaman sekolah."Mas bos setelah ini om akan ke butik nona Cleo dulu karena permintaan Bu bos!""Wah om Surya makin dekat saja sama Tante Cleo.""Mas bos ada ada saja! Ini juga karena di suruh oleh Bu bos, kalau tidak mana mungkin om berani bertemu nona Cleo.""Tapi Tante Cleo sering melihat om Surya diam diam. Waktu di restoran, waktu memperbaiki mobilnya dan saat mengantarnya.""Mas bos mungkin salah lihat! Sudahlah mas bos, sekarang masuk sekolah dan belajar yang rajin dan semangat supaya nanti bisa jadi orang yang sukses dan membuat bangga pak bos dan Bu bos dan tentunya juga om Surya yang sudah jadi supir mas bos selama ini.""Baiklah om, tapi kalau butuh bantuan ku untuk mendekati Tante Cleo, bilang saja padaku!"'Ihh anak ini, bisa bisanya punya pikiran seperti ini, mana mungkin seorang seperti nona Cleo mau sama laki laki t
Haikal melihat sebuah mobil mewah masuk dan parkir dihalaman mesjid. Dia lebih terkejut lagi saat melihat yang datang adalah ibu Jelita.Bergegas Haikal mendekat dan menyapa."Assalamualaikum, Selamat datang ibu Jelita!"Jelita hanya tersenyum mendengar sapaan Haikal yang masih menyebutnya ibu Jelita."Selamat siang." Jelita akhirnya menjawab juga. "Bagaimana pembangunan mesjid ini? Apa ada kendala?" Tanya Jelita selanjutnya."Semuanya lancar Bu, sekali lagi saya mewakili seluruh panitia mesjid ini mengucapkan terima kasih untuk ibu Jelita atas semua dukungannya selama ini.""Sama sama! Saya hanya melaksanakan amanat papa yang ingin agar mesjid ini dibangun dan baru kali ini bisa menyempatkan diri untuk melihat secara langsung.""Kalau begitu ibu Jelita ikut saya dan akan saya tunjukkan proses pembangunan mesjid ini.""Boleh, sekalian saya juga ingin membuktikan laporan yang disampaikan Bondan selama ini.""Tapi ibu haru
Yusuf dan Bella sudah bersiap untuk ke kantor. "Pokoknya di kantor kamu tidak boleh banyak bergerak yang tidak penting. Kalau mau apapun bilang sama mas." "Iya mas." Yusuf sudah beberapa kali mengatakan itu pada Bella padahal mereka belum juga berangkat dan itu sedikit membuat Bella sewot. "Mas sadar sudah berapa kali mengatakan hal yang sama?" "Berapa kali pun itu mas tidak peduli karena mas sangat menyayangimu dan tidak ingin terjadi apapun padamu dan calon anak kita." Yusuf masih akan terus berbicara kalau saja Bella tidak segera mengecup pipinya. "Iya aku akan mendengarkan semua kata kata mas." Yusuf akhirnya tidak berbicara lagi setelah kecupan di pipinya itu. Bella tersenyum melihat suaminya yang akhirnya diam. Mereka bergegas keluar dari kamar dan bertemu dengan Bryan yang juga sudah bersiap ke sekolah. "Bagaimana kabar adik Bryan didalam sini." Ucapnya sambil menyentuh perut Bella. Tingka
Jelita terkejut saat Dina menelpon dan memaksa untuk bertemu.'Pasti laki laki itu sudah bercerita yang tidak tidak pada Dina. Dasar laki laki kurang ajar.'Jelita menjadi sedikit geram karena Dina sudah mengganggu waktu kerjanya.'Baiklah kalau memang kau ingin seperti ini tapi jangan salahkan aku bila Dina akan membuat masalah untukmu.'Jelita akhirnya memutuskan itu sebelum melangkah menemui Dina."Kenapa bertemu disini sih? Kenapa tidak datang ke kantor saja." Protes ku pada Dina."Tidak enak bicara hal ini dikantor!""Jadi mbak Dina mengira disini adalah tempat yang tepat."Mereka memang sedang berada di cafe yang cukup ramai."Mbak hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu! Sudah lama loh kita sebagai sepupu tidak keluar berdua seperti ini."Cihhh...Hanya itu yang diucapkan Jelita dalam hatinya karena dia sangat yakin kalau sebentar lagi Dina akan membahas masalah suaminya yang tidak tahu diri i
Proses penyidikan polisi terus berlanjut. Selia menjadi salah satu pelaku yang dicurigai karena beberapa bukti mengarah padanya.Selia terkejut saat polisi datang ke rumahnya dan membawa surat penangkapan untuk dirinya. Selia menolak dengan tegas bahkan memaki polisi itu dengan kata kata kasar. Dia tidak mau dan menuduh polisi itu dibayar oleh keluarganya Bella yang sengaja ingin menjatuhkan nama baiknya."Sebaiknya ibu Selia jelaskan saja di kantor dan jangan membuat kami menjadi sulit!"Selia tetap menolak untuk dibawa. Dia melawan saat polisi itu akan memaksa membawanya."Lepaskan!"Sebuah suara terdengar keras muncul dan masuk berdiri tepat dihadapan polisi itu.'Ferdy!'Selia menyebut nama laki laki itu dalam hati.'Dia ada gunanya juga, datang disaat yang tepat seperti ini.'Selia sebenarnya tidak menyukai Ferdy tapi pada situasi ini kehadirannya sangat membantu."Pak Ferdy! Kami ada surat tugas untuk membaw
Jelita sengaja memanggil Bondan ke ruangannya. Dia ingin meluruskan masalah dana bantuan mesjid yang jumlahnya tidak sesuai dengan yang diberikannya.Bondan terkejut saat Jelita menunjukkan catatan jumlah uang yang difoto kan Haikal dari catatan keuangan mesjid.Bondan langsung pucat melihat yang ditunjukkan Jelita.'Dari mana perempuan ini mendapatkan informasi ini? Apa dia menguntit ku? Kurang ajar!'Bondan masih sempat mengumpat dalam hati saat melihat catatan itu."Kenapa bisa seperti ini? Saya tidak percaya pak Bondan bisa melakukan ini dengan melakukan kecurangan.""Ini tidak seperti yang ibu Jelita bayangkan!""Lalu seharusnya seperti apa? Jelaskan!"Jelita ini mang termasuk salah satu perempuan yang tegas kalau menyangkut pekerjaan apalagi kalau sudah melibatkan kepercayaan."Saya akui jumlah uang yang saya berikan itu kurang karena saya pakai dulu untuk memenuhi tuntutan Dina.""Dina?"Jelita mengg
Beberapa hari berlalu, kondisi Yusuf semakin membaik. Lukanya yang dijahit juga sudah kering dan dia pun sudah bisa bergerak dengan leluasa. Sebenarnya dia sudah mau pulang sejak beberapa hari yang lalu hanya saja Bella tidak mengizinkannya karena khawatir padanya hingga kepulangannya diundur beberapa hari.Yusuf pun tidak masalah karena kedua sahabatnya pun selalu datang untuk menemaninya. Haikal dan Surya betul betul menunjukkan kualitasnya sebagai sahabat terbaik untuk Yusuf. Yusuf sampai terharu melihat perhatian kedua sahabatnya itu.Yusuf baru saja membuka pintu dan bermaksud masuk ke dalam rumah bersama kedua sahabatnya, tapi dia terkejut melihat suasana rumah yang sedikit berbeda lebih semarak."Selamat datang papa...!"Bryan sudah menyambutnya dengan pelukan dan tentu saja diikuti yang lain yang tiba tiba muncul memberi ucapan selamat datang.Yusuf tidak menyangka karena yang dia tahu Bella dan papa sedang ada pekerjaan penting hingga tida