Alex masih terngiang dengan cerita mamanya tentang masalalu mamanya Alena yang hampir membuat keluarganya hancur. 'Apa karena alasan ini papa begitu membenci Alena dan putraku? Atau ada alasan lain uang tidak aku ketahui?' Alex terus mempertanyakan itu dalam hatinya sambil menunggu Alena yang belum juga pulang. Alena terkejut karena Alex ternyata sudah menunggu. 'Loh kok Alex sudah pulang sih! Bukannya hari ini dia mau ke luar kota.' Alena mengatakan itu dalam hatinya karena memang Alex sebelumnya mengatakan akan keluar kota untuk beberapa hari. "Sayang kau sudah pulang? Bukannya ke luar kota!" Alena masih berusaha untuk setenang mungkin dihadapan Alex walaupun hatinya mulai resah juga apalagi saat melihat tatapan mata Alex yang tajam. "Kau dari mana? Bukannya kau bilang sedang sakit dan akan di rumah saja!" 'Mati aku!' Tentu saja Alena mulai merasa takut karena Alex menemukannya sedang berbohong. "Aku..." Alena masih
Selia masih berusaha untuk mengejar Yusuf dan Bella tapi security segera menahan langkahnya dan mengancam akan menyeretnya bila masih memaksa untuk masuk kedalam kantor. Selia akhirnya pergi setelah mengumpat dan menyumpahi security itu dengan kata kata kasar. Yusuf segera membawa Bella masuk ke lift yang khusus untuk mereka. Yusuf tahu kalau istrinya masih kesal dan itu tampak dari wajahnya yang masih cemberut. "Sudahlah sayang! Jangan dipikirkan lagi semua omongan perempuan itu! Dia sengaja ingin menyakitimu! Dia sedang mencari cara untuk menghancurkan rumah tangga kita!" Yusuf mencoba untuk menenangkan Bella agar tidak lagi kesal. "Aku tidak terima dia meminta mas menceriakan aku kalau nanti dia bercerai." Ucap Bella masih kesal. "Lihat mas!" Ucap Yusuf memegang kedua pipi Bella. "Apa mas terlihat seperti laki laki yang seperti itu? Apa kamu pikir mas sebodoh itu meninggalkan istri sebaik kamu! Dengar! Mas dan dia memang pernah berjodoh tap
Mereka kemudian tertawa dalam suasana yang lebih hangat sampai akhirnya Bella ingat harus menjemput Cleo di bandara. "Tapi aku terlanjur janji akan mengirim orang untuk menjemput Cleo di bandara sementara setelah ini kita ada pertemuan dengan klien! Bagaimana ini?" Tentu saja Bella bingung karena tidak mungkin menyuruh Yusuf ataupun Fredy yang juga sibuk. "Kalau menyuruh Surya saja gimana? Dia bisa menjemput Cleo setelah menjemput Bryan!" Yusuf akhirnya menemukan solusi yang menurutnya adalah yang terbaik. "Ya begitu saja. Mas telpon Surya dulu dan meminta untuk menjemput Cleo." Yusuf pun kemudian menlon Surya sesuai permintaan Bella. Sesaat kemudian panggilan itu sudah terhubung. "Ada apa pak bos?" Ucap Surya dari seberang sana. "Ini istriku yang cantik mau bicara penting denganmu!" Bella tentu saja tersenyum mendengar pujian Yusuf. "Halo Surya!" "Iya Bu bos! Ada yang bisa saya kerjakan untuk Bu bos?" Bella, Yusuf dan
Cleo kemudian menyebutkan nama sebuah restoran lengkap dengan alamatnya dan mobil yang membawa mereka segera melaju ke tempat itu. Surya melihat kaca depan mobil dan tanpa sengaja melihat Cleo yang ternyata sedang memperhatikannya. Surya buru buru membuang pandangannya karena tidak ingin Cleo tahu kalau dia tahu sedang diperhatikan. 'Kenapa nona Cleo melihatku sambil tersenyum.' Memang benar saat Surya melihat kaca Cleo memang tersenyum sedikit. 'Dan kenapa senyumnya manis sekali! Apa ini? Tidak tidak tidak! Aku tidak boleh berpikir yang tidak tidak! Saat ini fokus ku hanyalah mas bos dan tidak boleh memikirkan hal lain.' Itulah yang dipikirkan Surya berbeda dengan Cleo yang justru merasa heran melihat sikap Surya sejak di bandara. 'Laki laki ini mengapa tampak sangat menjaga jarak denganku! Apakah hanya denganku atau dengan semua perempuan?' Wajar saja kalau Cleo mempunyai pikiran seperti itu. Sikap Surya memang sangat kaku dan terkesan tidak
Cleo akhirnya memesan beberapa menu untuk mereka. Setelah menunggu beberapa saat pesanan mereka datang dan mereka pun makan dengan lahap terutama Bryan yang sepertinya memang kelaparan. "Pelan pelan aja mas bos. Pak bos dan Bu bos pasti akan marah pada om Surya kalau mas bos sampai kesedak makanan." Cleo tentu saja merasa sedikit terusik mendengar kata kata Surya. 'Laki laki ini sangat perhatian tapi mengapa istrinya sampai memilih berselingkuh dan menyakitinya.' Tentu saja Cleo tidak menemukan jawaban untuk pertanyaannya karena memang dia belum mendengar cerita tentang Surya ini secara lengkap. Cukup lama mereka menghabiskan waktu untuk makan sampai akhirnya keluar dari restoran itu setelah Cleo membayar semuanya. Surya, Cleo dan Bryan berjalan beringan sehingga tampak seperti keluarga kecil yang bahagia. Surya sudah membuka pintu mobil dan menyuruh Bryan masuk saat seseorang yang merasa terusik mendekati mereka dan memaki Surya. "Dasar laki
Yusuf mendekati Surya yang sedang menunggu Bryan dan mengantarnya ke sekolah. "Boleh aku bicara sebentar?" "Tentu saja boleh pak bos! Kok sampai meminta izin segala." "Bukan apa apa soalnya aku mau bicara sedikit privasi denganmu!" Tentu saja Surya sudah bisa langsung menebak arah pembicaraan Yusuf. "Soal nona Cleo?" Surya masih mencoba memperjelas walau dia sudah menduganya tapi dia heran saat melihat Yusuf tersenyum. "Pantas saja Cleo penasaran padamu! Memanggilnya saja kau menyebutnya nona Cleo." Ucap Yusuf masih tersenyum. "Apa ada yang salah kalau aku memanggilnya nona Cleo? Dia belum menikah kan jadi sudah cocok panggilan nona untuknya." Tentu saja Surya tidaklah merasa aneh dengan panggilan yang disematkannya untuk Cleo. "Iya tidak salah sih hanya saja pasti itu mengusik hati Cleo dan terus memikirkan mu." "Jangan bercanda! Mana mungkin nona Cleo memikirkanku!" Surya tentu saja tidaklah percaya dengan kata kata
Haikal dan panitia pengurus mesjid sedang membicarakan pembangunan mesjid yang sedang berlangsung. Mereka sedang membicarakan tentang dana pembangunan yang masih kurang dan sedang mereka cari solusinya. Saat sedang serius berbicara, pak RT datang dan ikut bergabung. "Jadi begini, kemarin ada perwakilan dari sebuah perusahan yang ingin memberi bantuan dana untuk mesjid kita ini." Ucap pak RT. "Alhamdullilah." Ucap Haikal dan juga yang lainnya karena merasa senang menerima kabar baik. Pak RT kemudian menjelaskan lebih rinci tentang pemberi bantuan itu. Pak RT bahkan mengatakan kalau hari ini yang memberi bantuan akan datang dan melihat perkembangan pembangunan mesjid itu. Semua yang mendengar itu tentu saja merasa senang karena telah menemukan solusi dari permasalahan yang baru saja mereka bicarakan. "Sebentar lagi mereka pasti datang." Ucap pak RT Dan benar saja baru saja pk RT menyelesaikan kata katanya sebuah mobil masuk dan berhenti di
Cleo bermaksud untuk mengunjungi Bella di kantornya tapi dia terkejut saat keluar dari rumah seseorang tiba tiba saja berdiri didepannya. "Bram!" Ya... seseorang itu memang adalah Bram, mantan tunangannya dulu yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri padahal rencana pernikahan sudah mereka siapkan. Cleo tentu saja merasa tidak senang melihat kehadiran Bram. Ingatannya tentang perselingkuhan itu masih membekas dalam hatinya dan masih menyisakan sedikit luka walau kini dia sudah bisa move on dan melupakan semuanya. "Cleo.." Ucap Bram sendu dan memang tampak penuh kerinduan. "Stop Bram! Apapun yang kau pikirkan sekarang tolong hentikan! Hubungan kita sudah berakhir dan tidak perlu lagi ada pertemuan diantara kita!" Cleo sengaja berbicara tegas karena memang tidak ingin membuat Bram berpikir dia juga merindukannya. "Aku minta maaf untuk semua kesalahanku di masa lalu. Aku menyesal dan sampai hari ini masih mencintaimu! Cintaku padamu masih sama
Haikal baru saja menyelesaikan shalat berjamaah dan bermaksud untuk beristirahat sejenak sebelum memantau kembali proses pembangunan mesjid seperti yang diminta oleh Jelita. Ibu Jelita memang memintanya memantau dan mengirimkan laporan setiap perkembangan pembangunan mesjid itu. Haikal baru saja memejamkan mata saat pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Hati Haikal sebenarnya sedikit dongkol karena dia hampir saja tertidur tapi karena ketukan pintu itu membuat rasa kantuknya seolah terbang entah kemana. Haikal kembali memakai pakaian muslimnya dan merapikan dirinya sebelum beranjak untuk membuka pintu. Pintu terbuka dan Haikal langsung terkejut melihat seseorang yang berdiri didepan pintu. "Lila!" Seseorang itu memang Lila tapi seperti sedang menyamar karena tidak berpakaian tidak seperti sebelumnya saat datang bersama suaminya. Haikal tahu kalau itu agar tidak membuat orang orang curiga. "Apa kabar mas?" Sebuah sapaan yang te
Pintu ruangan Cleo dibuka oleh seseorang dan orang itu adalah Bram."Maaf mbak Cleo! Laki laki ini memaksa masuk dan mengancam akan merusak barang barang butik!Nina segera menjelaskan situasi yang sedang terjadi diluar."Tidak apa apa Nina! Biar ini menjadi urusanku! Suruh saja security berjaga didepan siapa tahu aku membutuhkannya untuk menyeret laki laki tidak tahu malu ini. " Ucap Cleo ketus bercampur geram menatap Bram."Baik mbak!"Nina bergegas melakukan yang diperintahkan Cleo."Apa maksudmu seperti itu? Kau ingin mengusirku paksa!""Iya karena kau sangat mengganggu ketenangan tempat ini.""Karena kau sedang berduaan dengan laki laki miskin ini sehingga kau berkata kasar padaku!"Surya langsung terusik mendengar kata kata hinaan untuknya itu tapi masih mencoba ditahannya karena ingin tahu siapa laki laki kurang ajar ini."Untuk apa lagi kau datang ketempat ini! Kita tidak punya hubungan apapun sejak bebera
Beberapa jam sebelumnya.Surya segera membuka pintu mobil untuk Bryan saat mereka sudah sampai dihalaman sekolah."Mas bos setelah ini om akan ke butik nona Cleo dulu karena permintaan Bu bos!""Wah om Surya makin dekat saja sama Tante Cleo.""Mas bos ada ada saja! Ini juga karena di suruh oleh Bu bos, kalau tidak mana mungkin om berani bertemu nona Cleo.""Tapi Tante Cleo sering melihat om Surya diam diam. Waktu di restoran, waktu memperbaiki mobilnya dan saat mengantarnya.""Mas bos mungkin salah lihat! Sudahlah mas bos, sekarang masuk sekolah dan belajar yang rajin dan semangat supaya nanti bisa jadi orang yang sukses dan membuat bangga pak bos dan Bu bos dan tentunya juga om Surya yang sudah jadi supir mas bos selama ini.""Baiklah om, tapi kalau butuh bantuan ku untuk mendekati Tante Cleo, bilang saja padaku!"'Ihh anak ini, bisa bisanya punya pikiran seperti ini, mana mungkin seorang seperti nona Cleo mau sama laki laki t
Haikal melihat sebuah mobil mewah masuk dan parkir dihalaman mesjid. Dia lebih terkejut lagi saat melihat yang datang adalah ibu Jelita.Bergegas Haikal mendekat dan menyapa."Assalamualaikum, Selamat datang ibu Jelita!"Jelita hanya tersenyum mendengar sapaan Haikal yang masih menyebutnya ibu Jelita."Selamat siang." Jelita akhirnya menjawab juga. "Bagaimana pembangunan mesjid ini? Apa ada kendala?" Tanya Jelita selanjutnya."Semuanya lancar Bu, sekali lagi saya mewakili seluruh panitia mesjid ini mengucapkan terima kasih untuk ibu Jelita atas semua dukungannya selama ini.""Sama sama! Saya hanya melaksanakan amanat papa yang ingin agar mesjid ini dibangun dan baru kali ini bisa menyempatkan diri untuk melihat secara langsung.""Kalau begitu ibu Jelita ikut saya dan akan saya tunjukkan proses pembangunan mesjid ini.""Boleh, sekalian saya juga ingin membuktikan laporan yang disampaikan Bondan selama ini.""Tapi ibu haru
Yusuf dan Bella sudah bersiap untuk ke kantor. "Pokoknya di kantor kamu tidak boleh banyak bergerak yang tidak penting. Kalau mau apapun bilang sama mas." "Iya mas." Yusuf sudah beberapa kali mengatakan itu pada Bella padahal mereka belum juga berangkat dan itu sedikit membuat Bella sewot. "Mas sadar sudah berapa kali mengatakan hal yang sama?" "Berapa kali pun itu mas tidak peduli karena mas sangat menyayangimu dan tidak ingin terjadi apapun padamu dan calon anak kita." Yusuf masih akan terus berbicara kalau saja Bella tidak segera mengecup pipinya. "Iya aku akan mendengarkan semua kata kata mas." Yusuf akhirnya tidak berbicara lagi setelah kecupan di pipinya itu. Bella tersenyum melihat suaminya yang akhirnya diam. Mereka bergegas keluar dari kamar dan bertemu dengan Bryan yang juga sudah bersiap ke sekolah. "Bagaimana kabar adik Bryan didalam sini." Ucapnya sambil menyentuh perut Bella. Tingka
Jelita terkejut saat Dina menelpon dan memaksa untuk bertemu.'Pasti laki laki itu sudah bercerita yang tidak tidak pada Dina. Dasar laki laki kurang ajar.'Jelita menjadi sedikit geram karena Dina sudah mengganggu waktu kerjanya.'Baiklah kalau memang kau ingin seperti ini tapi jangan salahkan aku bila Dina akan membuat masalah untukmu.'Jelita akhirnya memutuskan itu sebelum melangkah menemui Dina."Kenapa bertemu disini sih? Kenapa tidak datang ke kantor saja." Protes ku pada Dina."Tidak enak bicara hal ini dikantor!""Jadi mbak Dina mengira disini adalah tempat yang tepat."Mereka memang sedang berada di cafe yang cukup ramai."Mbak hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu! Sudah lama loh kita sebagai sepupu tidak keluar berdua seperti ini."Cihhh...Hanya itu yang diucapkan Jelita dalam hatinya karena dia sangat yakin kalau sebentar lagi Dina akan membahas masalah suaminya yang tidak tahu diri i
Proses penyidikan polisi terus berlanjut. Selia menjadi salah satu pelaku yang dicurigai karena beberapa bukti mengarah padanya.Selia terkejut saat polisi datang ke rumahnya dan membawa surat penangkapan untuk dirinya. Selia menolak dengan tegas bahkan memaki polisi itu dengan kata kata kasar. Dia tidak mau dan menuduh polisi itu dibayar oleh keluarganya Bella yang sengaja ingin menjatuhkan nama baiknya."Sebaiknya ibu Selia jelaskan saja di kantor dan jangan membuat kami menjadi sulit!"Selia tetap menolak untuk dibawa. Dia melawan saat polisi itu akan memaksa membawanya."Lepaskan!"Sebuah suara terdengar keras muncul dan masuk berdiri tepat dihadapan polisi itu.'Ferdy!'Selia menyebut nama laki laki itu dalam hati.'Dia ada gunanya juga, datang disaat yang tepat seperti ini.'Selia sebenarnya tidak menyukai Ferdy tapi pada situasi ini kehadirannya sangat membantu."Pak Ferdy! Kami ada surat tugas untuk membaw
Jelita sengaja memanggil Bondan ke ruangannya. Dia ingin meluruskan masalah dana bantuan mesjid yang jumlahnya tidak sesuai dengan yang diberikannya.Bondan terkejut saat Jelita menunjukkan catatan jumlah uang yang difoto kan Haikal dari catatan keuangan mesjid.Bondan langsung pucat melihat yang ditunjukkan Jelita.'Dari mana perempuan ini mendapatkan informasi ini? Apa dia menguntit ku? Kurang ajar!'Bondan masih sempat mengumpat dalam hati saat melihat catatan itu."Kenapa bisa seperti ini? Saya tidak percaya pak Bondan bisa melakukan ini dengan melakukan kecurangan.""Ini tidak seperti yang ibu Jelita bayangkan!""Lalu seharusnya seperti apa? Jelaskan!"Jelita ini mang termasuk salah satu perempuan yang tegas kalau menyangkut pekerjaan apalagi kalau sudah melibatkan kepercayaan."Saya akui jumlah uang yang saya berikan itu kurang karena saya pakai dulu untuk memenuhi tuntutan Dina.""Dina?"Jelita mengg
Beberapa hari berlalu, kondisi Yusuf semakin membaik. Lukanya yang dijahit juga sudah kering dan dia pun sudah bisa bergerak dengan leluasa. Sebenarnya dia sudah mau pulang sejak beberapa hari yang lalu hanya saja Bella tidak mengizinkannya karena khawatir padanya hingga kepulangannya diundur beberapa hari.Yusuf pun tidak masalah karena kedua sahabatnya pun selalu datang untuk menemaninya. Haikal dan Surya betul betul menunjukkan kualitasnya sebagai sahabat terbaik untuk Yusuf. Yusuf sampai terharu melihat perhatian kedua sahabatnya itu.Yusuf baru saja membuka pintu dan bermaksud masuk ke dalam rumah bersama kedua sahabatnya, tapi dia terkejut melihat suasana rumah yang sedikit berbeda lebih semarak."Selamat datang papa...!"Bryan sudah menyambutnya dengan pelukan dan tentu saja diikuti yang lain yang tiba tiba muncul memberi ucapan selamat datang.Yusuf tidak menyangka karena yang dia tahu Bella dan papa sedang ada pekerjaan penting hingga tida