“Bagaimana? Apa ada perkembangan?” tanya Noah dengan serius, berbicara pada Alfred mengenai permintaannya tadi pagi. “Aku sudah menghubungi Ferez dan dia bilang ini akan memakan waktu lebih dari satu minggu. Mereka perlu mengetahui semua aktivitasmu selama satu bulan terakhir, tapi nomer handponemu yang lama sudah tidak terdaftar dan tidak dapat dilacak, ada sebuah pemusnahan masal semua datamu untuk menghindari pelacakan polisi. Mobil yang kau gunakan sudah tidak terlacak termasuk penggunakan keuanganmu, bahkan aktivitas cctv di tempatmu bekerja yang terakhir kali sudah tidak ada. Kakekmu pintar Noah, dia mempersulit siapapun untuk mencaritahu apa yang sebenarnya telah padamu.” Noah tersenyum kecewa, harus dia akui Matteo memang sangat teliti dalam banyak hal dan mengendalikan sesuatu, karena alasan itu, Noah sangat sulit untuk menentang aturannya. Matteo memiliki aturan yang tidak pernah berubah dalam hidupnya. Jika anggota keluarganya selalu menjaga kehormatan keluarga dan membaw
“Kenapa tidak bisa? Kamu berselingkuh?” tanya Noah lagi kian mendekat.Evelyn menelan salivanya dengan kesulitan, diserang panik memikirkan alasan yang tepat untuk dia sampaikan agar Noah berhenti bertanya dan curga padanya. “Evelyn, aku ingin melihatnya,” pinta Noah mempertegas keinginannya.“Tidak bisa Noah. Dia sedang meminta pendapat karena ingin melakukan operasi kelamin dan wajah, identitasnya harus dirahasiakan. Seorang dokter harus merahasiakan data penting seseorang, meski dia bukan pasiennya,” jawab Evelyn berdusta. “Kamu tidak berbohong kan Eve?”“Jika kau ingin tetap melihat, aku akan menelponnya untuk meminta izin.”Ketegangan dibahu Noah memudar, pria itu bergidik ngeri dan langsung berbalik tidak menunjukan ketertarikan apapun lagi.Evelyn mengusap dadanya bernapas dengan lega, dia terbawa suasana memandangi photo terakhir yang Daniel kirimkan kepadanya. Hampir saja, Evelyn mengalami masalah karena kecerobohannya sendiri.Semasa hidupnya, karena memiliki banyak pekerj
Daun-daun berguguran menghampari rumput-rumput, Evelyn duduk meringkuk diatas tumpukannya. Gadis itu termenung sendirian, menghabiskan waktunya untuk diam. Matanya yang indah berkaca-kaca menatap sendu panti asuhan dari kejauhan.Panti asuhan yang menjadi rumahnya ternyamannya untuk berlindung. Kini tempat itu sudah tua, dan sebentar lagi Evelyn harus dia tinggalkannya karena dia akan dewasa, sudah dianggap tidak layak menerima bantuan.Semenjak Evelyn dituduh mencuri oleh Milia, Christina mulai mengurangi dukungan kepada panti asuhan dan tidak lagi menjadi donatur. Sekalinya dia datang, dia hanya mengantar orang yang ingin mencari anak angkat dan memastikan jika mereka tidak memilih Evelyn.Christina mempersulit Evelyn dan terus memandangnya sebelah mata seakan Evelyn telah membuat kesalahan yang sangat fatal dan tidak layak untuk dimaafkan. Karena intimidasi wanita itulah Evelyn selalu diam dan mengalah demi melindungi anak-anak panti lainnaya agar mereka bisa makan dengan layak me
Noah berdiri di sudut ruangan yang gelap mengarah pada tangga, dia berdiri dengan tenang, matanya bergerak mengawasi Evelyn yang tengah mengambil sesuatu dari lemari makan.Tidak menyalakan lampu, Evelyn berjalan membawa sesuatu dipelukannya.Siluet bayangan tubuhnya terlihat saat Evelyn bergerak, duduk dibelakang meja mini bar, menghadap jendela besar yang kini dihiasi oleh hujan salju.Dengan setia Noah tetap berdiri ditempatnya, mendengarkan suara sendok yang sesekali jatuh kelantai bersama suara tangisan kecil Evelyn yang menghiasi malamnya ditengah salju turun. Noah ingin membiarkannya sendirian, berpikir bahwa Evelyn membutuhkan waktu menenangkan diri. Namun hatinya tidak mengizinkan hal itu, semakin Noah memberi Evelyn ruang sendiri, Noah akan semakin tidak tahu tentang Evelyn, tentang masalahnya yang sedang dihadapi, tentang apa yang sebenarnya Evelyn inginkan dalam hidupnya.Noah tidak benci maupun kecewa jika Evelyn merahasiakan masalahnya dari Noah. Noah sadar diri, saat i
Seorang pria muda berdiri didepan sebuah lukisan, pria itu berpakaian serba hitam, kontras dengan rambutnya yang berwarna perak dan bola mata yang zambrud dengan tatapan yang tajam. Pria itu merenggut tidak nyaman. Sudah hampir sepuluh menit dia berdiri didepan lukisan besar itu, mencoba mencari sedikit saja sisi estetiknya, semakin dia melihatnya, dia mulai ragu untuk menyebut benda itu adalah sebuah lukisan.Sebuah lukisan besar yang hanya memiliki beberapa cipratan cat warna-warni. Bahkan seekor burungpun dapat melakukannya saat mereka mandi mengibaskan bulu mereka.Mante mendengus geli, dia tahu lukisan itu adalah hasil money laundering. Ada banyak pejabat dan petinggi perusahaan besar yang sering melakukan hal kotor seperti ini.Pelaku korupsi seperti mereka akan mengangkat seseorang seniman tanpa bakat diatas ketenaran, mengajaknya bekerja sama seolah mereka benar-benar membeli sebuah karya dari seniman itu disebuah pelelangan, pada kenyataannya mereka hanya sedang membersihkan
“Cobalah untuk menerima ajakan makan malamnya, dia gadis baik dan juga cerdas. Meski terlahir dari keluarga berkecukupan, dia mendapatkan beasiswa untuk bisa sampai ke Imperial College London,” bujuk seorang wanita"Aku tidak tertarik," tolak Noah."Apa dia bukan tipemu?"“Aku hanya sedang tidak ingin membuang waktu. Disini aku sedang menemani kakekku bekerja, bukan bukan untuk bersenang-senang," jelas Noah.“Apa kau belum melupakan mantan kekasihmu?” tanya wanita itu lagi, mengusik ketenangan Noah dengan pertanyaan yang mengganggu.Noah berbalik. “Aku bukan seseorang yang bisa ketergantungan pada wanita manapun, apa kau lupa?”Wanita itu tersenyum. “Karena itu aku mohon padamu Noah, cobalah untuk menerima ajakan Milia, kau pasti tidak akan menyesal. Dia sangat menyukai kuda sepertimu, dan ayahnya memiliki peternakan kuda di Neydish. Kalian memiliki hobby yang mirip.”Noah terdiam sejenak, memperhatikan sosok Milia di antara keramaian. Milia seorang wanita yang anggun dan murah senyu
Usia kandungan Evelyn sudah memasuki usia satu bulan, usia yang masih rentan dan selalu harus dia waspadai sampai kandungannya menginjak empat belas minggu.Sudah hampir dua puluh hari dia tinggal bersama Noah, menjalankan statusnya sebagai seorang isteri. Hari-hari yang begitu berat, tidak ada waktu untuknya berkabung dan menenangkan diri, setiap orang asing yang muncul tak lepas dari kewaspadaannya, menatapnya dengan rasa curiga dan pikiran yang buruk.Evelyn tidak pernah takut dirinya akan terluka, satu-satunya yang paling dia takutkan saat ini adalah tidak mampu menjaga kandungannya. Anak dalam kandungannya adalah satu-satunya harapan terbesar Evelyn, satu-satunya alasan mengapa dia masih bisa berdiri dengan kuat dan berpura-pura baik-baik saja.Evelyn sangat bersyukur, semalam dia mendapatkan keberanian berbicara jujur kepada Noah akan kondisi mentalnya. Jiwanya yang sakit akan berpengaruh pada kondisi bayi dalam kandungannya.Evelyn tidak ingin, sakitnya yang tidak terlihat dan
Hari kedua bekerja, Noah mulai menunjukan banyak perkembangan dan cepat beradaptasi dengan berbagai hal.Masih dengan aktingnya yang berpura-pura tidak lupa ingatan, tidaklah mudah untuk menjalani kehidupan Noah yang berusia dua puluh tujuh tahun.Meski begitu, Noah dapat mengatasi tekanan beberapa orang terutama Simon, menyadari beberapa kelompok penjilat, dan kelompok orang-orang yang benar-benar professional bekerja.Sesuatu yang semula Noah anggap berat, justru secara alami alam bawah sadarnya menuntunnya melakukan banyak keputusan, sedikit demi sedikit menuntunnya mengingat semua yang dulu sering dia lakukan.Siang dan malam, selama bertahun-tahun Noah melakukan pekerjaan yang sama. Meski kini memori ingatannya sudah lupa akan hal itu, tapi instingnya tidak berubah. Sebuah keputusan yang sangat tepat ketika dia mencoba mengingat kembali memorinya yang hilang dimulai dari tempat bekerja.Semua ini tidak lepas dari jasa Evelyn yang pandai merawatnya dan memberikan obat yang tepat.
“Nyonya Sarah sudah tidak masuk kerja sejak empat hari yang lalu,” ucap sang assistant, menjawab pertanyaan Noah yang mempertanyakan keberadaan ibunya karena sudah lama tidak terlihat.Pantas saja, selama empat hari ini Noah tidak bertemu dengan ibunya, biasanya Sarah sering datang berkunjung ke ruangan kerja Noah meski itu hanya sekadar mengajak makan bersama dan meminta bantuan.“Apa Ibu pergi liburan?” tanya Noah lagi.“Sepertinya tidak Pak. Semua pekerjaan nyonya Sarah saya kirim ke rumah, dan pagi harinya, sopir nyonya Sarah datang mengantar, itu artinya nyonya Sarah ada di kediamannya.”"Terima kasih informasinya," ucap Noah sebelum pergi meninggalkan keberadaan ruangan Sarah.Sejak di malam pesta keluarga Evelyn, Noah tidak pernah mencoba menghubungi Sarah.Noah berpikir bahwa ibunya perlu waktu untuk merenungkan diri tanpa perlu lagi diingatkan akan setiap kekeliruannya.Pesta di malam itu mungkin secara tidak langsung telah mempermalukan Sarah. Namun, Noah tidak pernah mengkh
Suara sirine ambulance dan mobil kepolisian terdengar dijalanan, beberapa pengendara memilih menepi memberikan ruang untuk mobil-mobil itu bergerak menuju rumah sakit.Dalam keadaan lemah dan babak belur hingga darah yang masih menodai pakaiannya, Milia duduk meratap diantara dua polisi yang menjaganya.Milia tidak dapat menjawab ketika ditanya pihak kepolisian yang meminta keterangan darinya. Milia terguncang dengan apa yang telah terjadi, tindakannya melukai Alex adalah sesuatu yang spontan sehingga Milia tidak pernah menyangka bahwa malam ini akan berakhir menjadi malam yang berdarah.Dalam keadaan kedua tangan yang terborgol, kini Milia akan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan jahitan di beberapa bagian tubunya yang terluka yang terluka parah, sementara Alex harus dilakukan autopsy setelah dinyatakan meninggal.Milia menengok keluar jendela, air matanya berjatuh membasahi pipi.Semuanya masih terasa seperti mimpi bagi Milia, segalanya terjadi begitu cepat setelah satu jam dia
"Dokter tinggal disini?" tanya Edgar sambil melangkah terpincang-pincang menggenggam tangan Evelyn yang menuntunnya masuk.Selepas pesta, Evelyn memutuskan untuk membawa Edgar agar bisa menginap sebelum anak itu kembali ke dibawa ke panti asuhan. "Aku berharap suatu hari nanti, kau juga akan tinggal disini," jawab Evelyn.Edgar tersenyum sungkan, sudah terlalu banyak kebaikan yang dia terima dari Evelyn, cukup dengan diberi kesempatan melihat dan bertemu Evelyn kembali, Edgar sudah sangat merasa bersyukur.Sempat Edgar berpikir, bahwa selamanya dia akan ada di tanah gersang, berselimut debu panas akibat peperangan, menanti giliran seperti anak-anak lainnya yang menyerah setelah melalui berbagai kejadian menyakitkan, atau pergi menjadi budak korban perjual belian anak.Tidak pernah sedikitpun Edgar akan membayangkan bahwa dia akan di tempat indah ini.Menyaksikan setitik surga yang dimimpikan semua anak-anak korban perang seperti dirinya, Sebuah kota yang damai tanpa ledakan artileri
Milia terisak menangis, tangannya tercengkram begitu kuat oleh Alex.Tanpa berbicara sepatah katapun, Alex menyeret Milia dengan kasar, membawanya pergi meninggalkan pesta yang belum usai.Diamnya Alex membuat Milia semakin takut akan terjadi sesuatu yang sangat besar malam ini. Sedikit saja kesalahan yang Milia buat, Alex akan melampiaskannya dengan kekerasan, tidak dapat Milia bayangkan ketika kini dia telah membuat kesalahan yang sangat fatal.Milia tahu, Alex bekerja keras mempersiapkan banyak hal untuk bisa bisa mendapatkan investasi karena kondisi perusahaannya yang diambang kebangkrutan akibat kerugian yang sangat besar.Alex begitu yakin bahwa malam ini, semuanya akan berjalan lancar dan perusahaannya menggeliat dari keterpurukan.Namun, semua angan Alex, semua rencana yang Alex susun sebaik mungkin untuk investor paling penting telah lenyap karena kebodohan Milia. Wanita itu telah menghancurkan segalanya! Menghancurkan harapan Alex, juga bisnisnya yang telah Alex pertaruhkan
“Eve, ikut aku sebentar,” bisik Noah perahan menarik mundur Evelyn dari keramaian.“Kau mau membawaku kemana?” tanya Evelyn mengkuti langkah Noah melewati pintu keluar, meninggalkan pesta yang masih berlangsung.Genggaman tangan Noah menguat, “Memberikan kejutan yang aku janjikan,” jawabnya dengan penuh semangat, Noah tidak sabar menantikan reaksi Evelyn jika nanti dipertemukan kembali dengan anak yang ingin diadopsinya.“Kenapa tidak di dalam saja Noah?” tanya Evelyn mulai curiga karena mereka semakin jauh dari ruangan pesta.“Ikut saja aku sebentar.”Perlahan langkah Evelyn terhenti, menahan Noah yang menariknya. “Kau tidak sedang merencanakan hal-hal mesum kan Noah?” tanya Evelyn semakin curiga.Noah terperangah kaget mendengar tuduhan Evelyn dan tatapannya yang penuh kecurigaan, memandang Noah seperti penjahat kelamin yang perlu diwaspadai. “Ya ampun Eve, aku tidak mungkin seperti itu,” jawabnya, membela diri dari tuduhan Evelyn.Mata Evelyn menyipit seketika, “Kau jangan berpura-
Wajah Milia terangkat seketika, wanita itu menatap getir penuh ketakutan, dia tahu betul konsekuensi yang akan diterima jika Alex tahu kelakuan. Akan ada bencana besar yang tidak terhindarkan setelah nanti sampai di rumah.Dengan wajahnya yang mulai pucat pasi, Milia mengggeleng penuh permohonan, mengharapkan belas kasihan dari Reene dan Evelyn, orang yang tidak pernah berhenti Milia rendahkan.Milia menggeleng putus asa menahan tangisan.“Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Anda, Tuan Axel. Isteri Anda ini, dulu dia pernah memfitnah putri saya mencuri, dan malam ini, dengan mata kepala saya sendiri, saya menyaksikan dia menghina Evelyn dengan cara yang begitu kasar,” jelas Reene berhasil membuat Alex tercekat kaget.Samar Evelyn tersenyum menikmati eksrpesi tidak berkutik Milia yang kehilangan kesombongannya dan hancur oleh mulutnya sendiri. Axel tercengang kaget, “Jadi benar begitu Milia?” bisiknya dengan geraman.Milia tertunduk tidak bersuara, tidak ada tempat untuknya berboho
“Bukankah dia teman masa kecilmu? Kenapa tidak pernah menceritakannya padaku kalau ternyata dia putri Reene Stalyn?” tanya Alex dengan sumringah. Rahang Milia mengeras, dia juga baru tahu malam ini jika ternyata Evelyn telah menemukan keluarganya dan berasal dari keluarga terhormat. Milia telah terkecoh oleh kesederhanaan yang selalu Evelyn tampilkan. Milia menarik napasnya dengan kesulitan, ekspresi di jawahnya terlihat begitu suram karena harus menyaksikan wanita yang selalu dia hina dan dia curangi, kini wanita itu berada diantara orang-orang penting didampingi Noah. Evelyn terlihat begitu begitu bahagia tanpa tekanan yang harus dipikul. Kemanapun Evelyn pergi mengikuti Dominiq yang memperkenalkannya pada banyak orang, Noah terus mendampinginya, sesekali membisikan sesuatu untuk memberikan arahan. Noah begitu setia mendampingi Evelyn, menunjukan suatu perhatian dan kehangatan yang tidak pernah dia tunjukan kepada wanita manapun, termasuk Milia. Pria itu tidak pernah ragu mera
“Noah tunggu! Ada yang perlu kau jelaskan pada ibu!” desak Sarah mengejar Noah setelah perdebatan yang sempat terjadi di lorong gedung pesta. “Noah!” panggil Sarah lagi dan menahan tangan putranya.Noah berbalik seketika, dadanya bergerak naik turun dengan suara napas tidak beraturan, kepala Noah mulai panas diledaki amarah. Prilaku Sarah malam ini sudah tidak termaafkan lagi, dan Noah sudah muak mentoleransinya lagi.Alis Sarah sedikit menurun, wanita paruh baya itu mendekat dengan ragu merasakan kemarahan bercampur bercampur kesedihan disepasang matanya yang bekaca-kaca. Noah seperti seorang anak yang telah dihancurkan mimpinya.“Noah, kau perlu menjelaskan apa yang terjadi pada ibu, mengapa kau tidak pernah memberitahu ibu sebelumnya jika ini Evelyn sudah menemukan keluarganya?” tanya Sarah dengan suara memelan.“Untuk apa?” tanya Noah penuh tekanan. “Ibu akan berubah pikiran setelah tahu bahwa Eve berasal dari keluarga yang berpengaruh? Ibu akan berhenti menghinanya karena Eve b
Bibir Evelyn menekan kuat mencoba meredam kekesalannya dari hinaan yang begitu mudahnya terucap dari mulut Milia. Evelyn tidak mengerti, seharusnya orang pertama yang memulai pertengkaran adalah Evelyn karena dia memiliki kebencian yang mendasar pada Milia. Anehnya, justru Milia yang selalu memulai perdebatan, semakin bertambah usia, wanita itu sama sekali tidak pernah belajar untuk memperbaiki diri.Sepertinya, sesekali Evelyn perlu membungkam kesombongan Milia agar wanita itu berhenti merendahkannya.Tapi, apa yang Milia lakukan di sini? Apa mungkin, keluargnya mengenal Milia?Apapun yang terjadi, ini bukan saat yang tepat untuk Evelyn berdiri disini dan membuang waktu. Keluarganya pasti sudah menanti karena pesta akan segera diselenggarakan.“Kenapa kau diam? Apa kau malu ketahuan mengenakan barang-barang palsu?” tanya Milia lagi dengan tawa meledeknya seakan tidak puas menyerang Evelyn hanya dengan satu dua hinaan. Milia perlu melampiaskan kerisauan pribadinya dengan menghina or