Evelyn menopang dagunya sengaja untuk menutupi sisi wajahnya untuk menghindar, sejak dia duduk entah mengapa Noah terus menerus memandanginya dengan mata berbinar dan senyuman cerah yang sangat mengganggu. Postur tubuh Noah yang tinggi, kini tinggi mereka menjadi sejajar dengan Evelyn yang duduk dikursi meja makan. Entah apa yang terjadi pada lelaki itu, sikapnya sangat mengganggu dan mudah bereaksi berlebihan, bahkan hanya dengan sedikit senyuman yang Evelyn tunjukan, Evelyn bisa melihat satu kaki Noah mengetuk-ngetuk pijakan kursi roda. Noah menggeser kursi rodanya untuk mengikis jarak, dengan hati-hati dia mendekatkan ujung siku tangannya pada siku Evelyn. Noah mencongdongkan tubuhnya mendekati telinga Evelyn, lalu berbisik. “Eve, nanti kau tidak akan pergi lama kan?” Evelyn menurunkan tangannya dari meja, wanita itu sedikit menengok dan bertatapan dengan Noah jauh lebih dekat sampai membuat Evelyn tahu setiap garis warna di irish matanya. “Aku tidak tahu pasti Noah, mungkin a
Brak! Noah menggebrak meja dengan keras. “Jawab aku! Apa yang sudah kau masukan ke dalam makanan sialan ini?” teriak Noah menuntut jawaban Asina yang kini gemetar ketakutan tidak mampu membuka suara. Sarah beranjak dari tempat duduknya, mendekati Noah. “Noah, tenangkan dirimu Nak.” “Ibu melarangku memakan pancake sialan ini karena tahu ada racunnya kan? Ibu berencana mencelakai Evelyn?!” teriak Noah melempar piring makanan ke lantai dan menciptakan ketegangan yang mencekam. “I i-itu tidak benar Noah, ibu tidak tahu apapun, ibu sama sekali tidak mengerti apa yang saat ini sedang kau bicarakan,” jawab Sarah menyangkal tuduhan. “Ibu jangan berpura-pura bodoh! Pelayan rendahan itu tidak mungkin berani kurang ajar pada Evelyn secara terang-terangan jika tidak ada yang mendukungnya! Dan satu-satunya orang yang bisa mendukung prilaku tercela ini adalah Ibu!” Pupil mata Sarah gemetar, matanya berkaca-kaca menahan tangisan. Sarah kebingungan bagaimana cara memberi penjelasan yang mas
Sarah pergi, membawa Asina yang membutuhkan pertolongan medis. Setelah beberapa menit berguling di salju sambil menangis dan mengerang kesakitan, Asina tidak sadarkan diri hingga mengharuskan Sarah memanggil pengawal dan sopir pribadinya untuk memboyong pergi Asina ke mobil.Evelyn mengusap perutnya dengan gemetar, perlahan dia membuang napasnya dengan penuh kelegaan.Evelyn tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya, jika dia yang memakan pancake jebakan itu. Kondisi Evelyn sedang lemah akhir-akhir ini, usia kandungannya juga masih baru tiga minggu, akan sangat berbahaya jika makanan itu bersarang didalam perutnya dan menimbulkan kontraksi pada rahimnya.Jika terjadi sesuatu hal yang buruk pada kandungannya, maka Evelyn akan semakin hancur. Tidak ada lagi yang tersisa untuk dirinya bertahan.Beruntung saja kali ini Evelyn dapat menghindari kejahatan Sarah.Noah..Apa yang kini tengah terjadi pada lelaki itu setelah beberapa menit lalu meninggalkan ruangan makan? Ke
Gumpalan awan terlihat dilangit, musim gugur tengah berlangsung.Suara kicauan burung yang bermigrasi lebih sering terdengar setiap kali hujan berhenti.Kicauan burung-burung itu tidak kalah berisiknya dengan sekelompok siswa yang kini berkumpul di kelas salah satu gedung sekolah, mereka tengah mendiskusikan hasil tugas akhir semester yang akan menentukan pembagian kelas selanjutnya berdasarkan apa yang telah mereka buat selama satu pekan terakhir ini.Diantara keramaian yang berlangsung, Noah duduk sendirian dipinggiran jendela kelas, pemuda itu lebih tertarik memperhatikan kelompok pelajar asing yang akhir-akhir ini sering berkeliaran di halaman sekolah, terutama perpustakaan.Setiap dua tahun sekali Giedon High School selalu mengadakan berbagai olimpiade bergengsi untuk menyaring siswa unggulan yang perlu mendapatkan dorongan pengembangan skill.Ada beberapa puluh siswa unggulan yang dikumpulkan dari berbagai sekolah untuk mendapatkan dorongan khusus.Beberapa perusahaan yang menja
Menyadari Noah telah kembali mendapatkan kesadarannya, Evelyn memeriksa keadaannya untuk yang kedua kali, setelahnya dia membantu memberinya beberapa teguk air dan obat pereda asam lambung.Keadaan Noah semakin lemah dari sebelumnya, warna kulitnya menjadi semakin pucat. Sekalipun Noah berusaha menutupi sakitnya dengan tidak mengutarakan keluhan, Evelyn tahu keadaannya tidak baik-baik saja. “Aku ingin duduk,” pinta Noah dengan suara yang serak.Evelyn bergeser mendekat, dengan penuh kehati-hatian dia memeluk Noah dengan melingkarkan tangannya dipinggang lelaki itu, membantunya bersandar. Begitu tubuhnya sedikit terangkat, refleks Noah memeluk Evelyn dengan erat, suara ringisan yang sudah cukup lama dia tahan akhirnya terdengar karena perutnya yang terluka harus bergerak.Lengkap sudah sakit Noah sekarang, dari ujung kaki hingga kepala, semuanya bermasalah dan membutuhkan penanganan khusus.Noah menautkan jemarinya dipangkuan, perasaannya campur aduk terganggu oleh kesedihan dan rasa
Evelyn menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk mengurangi ketegangan yang telah membekukan seluruh tubuhnya, dadanya mendadak pengap kesulitan bernapas.Waktu telah berlalu, sejak lulus sekolah menengah atas, Evelyn tidak pernah lagi bertemu dengan Milia. Dengan beasiswa yang telah Milia curi, dia bisa pergi keluar negeri untuk melanjutkan kuliah di sekolah bergengsi di Imperial College London.Evelyn sempat berpikir, jika dengan tidak melihat wajahnya lagi setelah sekian lama, kebencian yang mengendap didalam dadanya akan mereda.Dugaan Evelyn salah, tenyata kebencian dan amarah Evelyn terhadap Milia masih utuh.Milia telah mengukir sejarah kelam yang berkepanjangan dalam hidup Evelyn. Milia tidak hanya telah mencuri dua hal penting dalam hidupnya, dia juga telah memfitnah Evelyn hingga membuatnya dikucilkan dengan cara yang cukup menyakitkan.Sesungguhnya, setiap kali mengingat kejadian kelam yang telah Milia torehkan dalam hidupnya, Evelyn selalu ingin balas dendam dengan balas
Milia terdiam membisu, lidahnya mendadak kelu tidak sanggup membuka suara ataupun melakukan sesuatu setelah menjadi bahan tontotan Evelyn, musuh yang seharusnya tidak melihat celah kekurangannya.Bibir Evelyn berkerut menahan tawa tidak sopannya menyaksikan lelaki tua bertampang seperti bekantan, dengan percaya dirinya merangkul mesra Milia, menunjukan sebuah hubungan khusus yang bisa langsung disadari tanpa perlu penjelasan.Apa itu lelaki yang Milia sebut sempurna beberapa saat yang lalu? Seorang lelaki yang akan menikahnya?Daripada penasaran, bukankah lebih baik Evelyn mencari tahu secara langsung sekaligus mempermalukan Milia?Sekuat tenaga Evelyn mempertahan ekspresi diwajahnya, menahan tawanya menjadi sebuah senyuman ramah begitu saling bertatap dengan Alex. “Hallo. Saya Evelyn, teman masa kecil Milia, Anda kekasihnya?” tanya Evelyn seraya mengulurkan tangannya menujukan keramahan yang hanya untuk mempermalukan Milia.Milia menelan salivanya dengan kesulitan, kepanikan semak
“Saya ingin berbicara dengan Alfred.”Suara dehaman terdengar, keramahan yang sempat terdengar beberapa saat lalu berubah menjadi kehati-hatian dari lelaki dibalik telepon. “Saya akan mencoba menyambungkannya, namun jika tuan muda menolak panggilan, saya harap Anda bisa memahaminya.”Dengan sabar Noah menunggu, menantikan temannya untuk menerima panggilan.Lama Noah menunggu, memperhatikan jarum jam yang bergerak menyusuri setiap titik-titik menit diantara angka. “Ada apa?” suara dingin yang begitu familiar terdengar dibalik telepon.Noah terperanjat dengan senyuman penuh kelegaan, akhirnya dia dapat mendengar suara temannya. “Alfred, kau memiliki waktu luang hari ini? Aku ingin berbicara denganmu, ini penting,” ucap Noah penuh semangat.“Aku sibuk, kita bertemu tahun depan saja,” jawab Alfred terdengar semakin dingin.Noah terbelalak terkejut sekaligus tidak mengerti dengan kata-kata yang terlontar dari sahabatnya itu. Sepertinya ada banyak penting hal yang telah Noah lewatkan, t
Masalah yang telah mengganggu akhirnya terselesaikan. Evelyn tidak peduli jika keputusannya membuang kamera akan membuat Matteo marah besar. Matteo telah salah mengartikan kepatuhan Evelyn selama beberapa hari ini, jika Matteo semakin semena-mena dan memperlakukan Evelyn seperti hewan yang dikekang lehernya. Ada saatnya Evelyn balas menggigit Matteo. Kesabaran Evelyn ada batasnya.. Mudah bagi Evelyn melanjutkan kasus Noah dan menjeblosknanya kedalam penjara karena semua barang bukti berada di kantor polisi. Tidak lagi mempedulikan ancaman Matteo yang akan menghancurkan kehidupannya. Sebelum Matteo menghancurkan hidupnya dan membunuhnya, Evelyn akan menghancurkan masa depan Noah dan mencoreng nama besar keluarga Sylvester sampai membuat mereka malu untuk menyandang nama itu lagi. Dengan begitu Evelyn maupun Matteo, mereka sama-sama hancur tanpa ada satupun yang benar-benar menang. Menang menjadi arang, kalah menjadi abu. Lampu-lampu ruangan kembali menyala meneranginya, Evel
Alis Moza sedikit bergerak, wanita itu tersenyum tanpa menghina ataupun tatapan merendahkan kepercayaan diri Milia. “Jadi, Anda yang bernama Milia. Ternyata lebih cantik dan muda dari apa yang Alex ceritakan.Senyuman Milia sedikit memudar, terjebak dalam perasaan canggung karena reaksi tidak terduga Moza yang kian tenang dan justru memujinya. “Saya juga sudah sering mendengar tentang Anda dari Alex, dia begitu terbuka bercerita tentang isteri tuanya.”“Anda sudah bertemua keluarga Alex?” tanya Moza tidak mempedulikan hinaan Milia.Milia menyampirkan helaian rambutnya dibelakang telinga, dengan anggukan samar dia menjawab, “Ya, hari ini saya menemui orang tua Alex dan memeriksa gaun pernikahan, Alex sangat bersemangat meski saya meminta dia melakukannya setelah sidang perceraian Anda dengannya selesai,” jawab Milia begitu lancang dan bangga dengan tindakan memalukannya.“Benarkah? Jadi, kapan tanggal pernikahan Anda dan Alex akan diselenggarakan? Saya juga harus mempersiapkan gaun unt
“Menurutmu, mengapa aku bersedia menikah dengamu, meski status pernikahan kita disembunyikan Noah?” Noah mengerjap beberapa kali, mencerna pertanyaan Evelyn sampai akhirnya dia mendapatkan sebuah kesimpulan yang paling tepat untuk menjadi jawaban. “Apa kita kawin lari?” tebaknya dengan tatapan polos tanpa dosa.Kesedihan dimata Evelyn menghilang dalam sekejap begitu mendengar jawaban tidak masuk akal Noah Sylvester. Dalam gerakan cepat Evelyn meraih wajah Noah dan mencengkram pipinya sampai membuat bibir lelaki itu terbuka seperti seekor ikan yang terlempar ke daratan.“Apa katamu?” tanya Evelyn penuh tekanan, mengharapkan jawaban yang sedikit lebih baik dari sebelumnya.“Karena kita saling mencintai namun tidak mendapatkan restu karena perbedaan kelas social, kita kawin lari Eve, karena itu aku merahasiakanmu dari keluargaku dan semua orang,” jelas Noah semakin yakin dengan apa yang dia pikirkan.Evelyn mendengus jengkel, daya pikir Noah yang cetek ternyata tidak dapat Evelyn ajak b
Suara deringan telepon terdengar dikesunyian, membangunkan Evelyn dari tidur lelapnya diranjang apartementnya berada. Beberapa hari kekurangan tidur waktu beristirahat membuat Evelyn sangat lelah sampai dia tidak sadar waktu telah berlalu dengan cepat.Dilihatnya layar handpone, tertera nama Matteo.Evelyn menguap melihat jendela yang kini mulai gelap menandakan malam akan segara tiba, sepertinya dia akan terlambat pulang dan mengingkari janjinya kepada Noah tadi pagi. Telepon kedua dari Mattep kembali terdengar memaksa Evelyn untuk mengangkatnya.“Kenapa kau belum pulang dan meninggalkan Noah sendirian yang sedang sakit? Dia menunggumu sejak tadi,” tegur Matteo begitu pangilan diterima.Evelyn memutar bola matanya seketika tidak menutupi ketidak sukaannya. Setiap kali berbicara dengan Matteo, entah mengapa Evelyn selalu saja harus mendengarkan sederet perintah seakan hidup Evelyn saat ini berada dibawah kendali Matteo Sylvester. Apa Noah mengadu pada kakeknya hanya karena Evelyn be
Acara pesta ulang taun Mischa akhirnya dimulai. Masalah gaun yang sempat terjadi telah berlalu dengan cepat, tidak ada yang meminta Milia melepaskan gaun yang telah dia pakai karena Maori tidak ingin Evelyn mengenakan pakaian bekas lagi.Maori kembali menunjukan kasih sayangnya, melupakan apa yang telah terjadi dan berpikir jika kenangan tidak menyenangkan itu harus dia tinggalkan di kota Lapolez yang akan segera dia tinggalkan esok pagi.Maori tidak ingin memperbesar masalah lagi.Anak-anak panti sempati menampilkan tarian dan nyanyian sebelum akhirnya mereka menikmati makan malam bersama dengan penuh kehangatan.Evelyn tidak kuasa menahan senyuman bahagiannya menikmati setiap menit waktu yang berjalan menuju malam dikelilingi orang-orang terkasihnya. Anehnya, senyuman itu selalu hilang begitu saja setiap kali dia tidak sengaja melihat Milia yang kini kembali terkucilkan tanpa ada yang mengajaknya bergabung. Tatapan polos penuh ketakutan yang sering kali Evelyn lihat selama ini hila
Evelyn bergerak mundur, semakin bersembunyi dikegelapan yang memisahkan dirinya dari keramaian yang berlangsung, melihat reaksi Maori yang cukup marah, Evelyn malu dan tidak memiliki keberanian untuk meminta maaf secara langsung kepadanya sekarang.Apa yang harus Evelyn lakukan sekarang? Semua orang dewasa meragukan dirinya dan memandangnya sebagai anak yang tidak tahu rasa terima kasih.Satu-satunya orang yang bisa memperbaiki kesalah pahaman ini semuanya hanyalah Milia.Tapi Milia..Evelyn meringis tidak kuasa menahan tangisannya, meremas kuat dadanya yang sakit.Disini, ditempat ini Evelyn sendirian menanggung rasa bersalah yang teramat dalam kepada semua orang. Sementara Milia, dia berada dikeramaian tengar tertawa riang tidak sedikitpun menunjukan rasa bersalah setelah berbohong kepada Evelyn.Lebih menyakitkannya lagi, kini Milia memamerkan gaun dan sepatu yang dia pakai didepan semua orang, mengarang cerita bahwa Evelyn telah memberikannya pada Milia. Tanpa ragu Milia memperpan
“Apa kota ini tidak cocok untuk usaha baru keluargamu? Sudah beberapa kali Juan berada disini, tampaknya dia tidak menemukan satupun tempat yang cocok untuk dijadikan peternakan kuda,” tanya Chirstina.Maori tertawa renyah mendengar pertanyaan sahabatnya. “Itu sudah tidak masalah lagi untuk Juan. Juan tidak begitu kecewa, meski kami tidak menemukan tempat peternakan kuda yang cocok, secara tidak terduga justru dia menemukan anak yang sudah membuatnya jatuh cinta.”Christina ikut tertawa menyetujui pernyataan sahabatnya itu. Sudah hampir lima belas tahun Juan dan Maori menikah, Maori tidak dapat memberikan anak pada suaminya karena dulu dia pernah melakukan operasi pengangkatan rahimnya akibat kanker.Juan sempat ingin mengadopsi anak, namun dia menahan diri demi menghargai Maori yang belum bisa berdamai dengan kenyataan. Juan tidak ingin Maori berkecil hati dan berpikir bahwa rumah tangga mereka belum sempurna jika tidak ada anak.Setelah Maori berdamai dengan keadaannya dan memahami
Gemercing dari lonceng dream catcher terdengar kala angin berhembus masuk, lampu-lampu menerangi sekeliling panti asuhan tidak seperti malam-malam sebelumnya. Semua orang sedang bersuka cinta menantikan kedatangan orang yang selalu menjadi sponsor utama panti asuhan.Evelyn yang menyadari jika ini malam terakhirnya tinggal, tanpa menyia-nyiakan waktu, dia begitu bersemangat membantu siapapun yang ada disekitarnya.Matahari sore sudah tenggelam sepenuhnya, menyisakan warna kebiruan di langit berbintang.“Daniel! Aku mencarimu sejak tadi, rupanya kau disini,” panggil Evelyn diantara suara tawa manisnya, memanggil seorang anak laki-laki yang tengah duduk sendirian di depan jendela karena lelah.Daniel, dia panti asuhan lain yang diungsikan karena panti asuhan sebelumnya kebakaran, Evelyn yang sebaya dengannya menjadi teman terdekatnya.“Eve,” sapa Daniel tersenyum dengan mata berbinar, melihat penampilan Evelyn dari ujung kaki hingga kepala yang terlihat cantik meski mengenakan gaun bek
Derap langkah kaki anak-anak yang berlarian terdengar di lantai ubin, tawa bahagia mereka terdengar di lorong, membicarakan kue-kue lezat yang baru berdatangan dan akan mereka santap nanti malam.Malam ini, panti asuhan sedang membuat pesta untuk merayakan ulang tahun peminpin panti, sekaligus untuk merayakan Evelyn yang akan segera mendapatkan keluarga baru dan besok dia akan pergi dijemput, tinggal di rumah barunya.Evelyn adalah salah satu anak panti yang paling dewasa didalam panti asuhan, dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mendapatkan orang tua angkat.Tidak ada data siapa orang tuanya dan asal usulnya membuat beberapa orang ragu untuk mengangkatnya, orang-orang kelas menengah ke atas sangat percaya bahwa gen dari orang tua akan menurun kepada anak.Mereka khawatir Evelyn memiliki sifat jahat dari orang tua kandungnya dan dimasa depan dia akan membawa kerugain dan mempermalukan mereka.Karena alasan menyedihkan itu, Evelyn selalu berusaha menjadi anak yang baik dan