Home / Pernikahan / Suami Tak Sempurna / Episode 51. Tertunda

Share

Episode 51. Tertunda

Author: Sun Shine
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Green sedang menikmati kue stroberi yang baru saja disajikan oleh pelayan Silvi. Kue itu masih hangat dan benar-benar lezat, apalagi potongan-potongan buah stroberinya terasa segar ketika Green mengunyahnya.

Green melirik pada pengawal itu yang hanya duduk diam menatap ke arah yang lain. Walaupun Green tidak menyukai pengawal itu, tetapi ia tetap menawarkannya untuk menyicipi kue stroberi yang dibuatkan khusus untuknya. Dan seperti kemarin, pengawal itu menolak tetapi kali ini dengan nada yang lebih sopan.

Green memakan dan memakannya lagi. Dia suka kue stroberi ini. Puding buah kemarin juga disukainya. Sepertinya semua makanan dia sukai asalkan rasanya enak. Pengawal itu diam-diam meliriknya dan menghela napas perlahan. Sebenarnya dia adalah pekerja yang bisa diandalkan oleh Anton. Kejadian kemarin juga sebenarnya dia melakukan tugasnya dengan cukup baik sesuai keinginan Tuan Anton, tetapi di mata Nona Hana, dia malah disebut pengawal tak b

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Tak Sempurna   Episode 52. Hasrat Lelaki

    "Hmm, sepertinya besok memang tidak bisa, Green. Aku akan membuat janji temu dengan dokter itu segera. Mungkin kalau dua hari lagi sudah bisa," ucap Hana. Andai saja tidak ada presentase, dia pasti akan permisi untuk tidak sekolah besok. Dia sudah berjanji pada ayah dan ibunya agar lebih mendahulukan prestasi sekolah dan Marcell di atas Green. Itu sebabnya ia tidak bisa melewatkan presentase besok. Selain masalah nilai, Marcell tentu kecewa jika besok dia tidak hadir. "Baiklah. Tidak apa-apa," jawab Green tersenyum. Mereka pun pulang ke rumah. Pelayan Ema langsung menghampiri Hana. "Nona, tadi ada barang yang datang. Kami menaruhnya di kamar Nona." "Oh, ya sudah. Terima kasih, Ema." Hana menoleh pada Green. "Kamu mandi dulu di kamarmu, setelah mandi, datang ke kamarku. Barang yang datang itu milikmu, Green." "Baiklah, aku mandi dulu." Hana dan Green pun berpisah. Sementara Pak Bian mengekori

  • Suami Tak Sempurna   Episode 53. Veronika

    "Apa?" Hana tampak kaget."Aku memberikannya untukmu." Green kembali mengulangi kata-katanya dengan tenang."Ini..ini kan peninggalan dari mama kamu. Kalung ini sangat berharga untukmu. Kenapa kamu malah mau memberikannya padaku?" Hana masih tidak menyangka Green dengan entengnya ingin memberikan benda yang sangat mahal ini untuknya, ditambah itu adalah peninggalan dari ibunya sendiri. Apa tidak salah?Green diam. Ingatannya samar-samar tentang kalung itu. Kalau tidak salah saat dia masih kecil seseorang menaruh kalung itu di lehernya dan memintanya untuk menyimpan baik-baik kalung itu karena kalung itu adalah peninggalan satu-satunya dari mendiang ibunya.Jika mengingat itu, Green hanya bisa menghela napas pelan. Dia sungguh tidak paham. Ibunya masih hidup tetapi 'orang itu' mengatakan bahwa kalung itu adalah peninggalan dari 'mendiang ibunya', seolah ibunya sudah mati. Green tidak mengetahui fakta

  • Suami Tak Sempurna   Episode 54. Materi Pelajaran

    Malam ini Green tidur di kamar yang berbeda. Jika harus menjawab secara jujur, walaupun kamar ini bagus, dan ranjangnya lebih nyaman daripada sofa besar di kamar Hana, tetapi Green lebih suka tidur di kamar Hana. Dia ingin selalu bersama Hana. Jika Hana ada di sampingnya, dia selalu merasa lebih baik.Hana sekarang sedang apa ya? Apa dia sedang belajar? Green tersenyum kecil saat mengingat ekspresi gembira Hana karena kalung yang ia berikan. Sudah bertahun-tahun dia menyimpan kalung itu tetapi dia sama sekali tidak merasa sayang memberikan itu pada Hana. Ia justru senang memberikannya. Hana berkata, ia akan menjaga kalung itu baik-baik.Beberapa waktu kemudian, Green menoleh ke arah pengawal yang sedang berbaring di ranjang single bed, di seberang ranjang miliknya. Pengawal itu belum tidur. Dia sibuk dengan ponsel miliknya. Green memutuskan memejamkan mata dan perlahan tertidur lelap. Melihat Green benar-benar sudah terlelap, pengawal itu la

  • Suami Tak Sempurna   Episode 55. Emosi Yang Berbeda

    Green semakin menunduk mendengar ucapan Hana. Bagi Green, soal yang diberikan Hana padanya benar-benar sulit. Jadi yang bisa ia lakukan adalah menjawabnya dengan asal. Siapa sangka dia hanya benar lima dari lima puluh soal? Hana menatap Green dan memutuskan untuk mengetesnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mudah dan sederhana saja tentang materi yang ia berikan. Green memiliki penyakit syaraf, hal ini membuat Hana mencoba untuk mengerti. Tetapi sepanjang ia bertanya, Green hanya terpelongok. Dia benar-benar tidak paham, seolah-olah baru masuk ke dunia baru yang tidak ia kenal. Saat Hana mencoba menjelaskan ulasannya, Green hanya membisu. Wajahnya seolah mengatakan, 'kamu sedang bicara apa?'. Hana kembali tidak habis pikir. Apa Green memang bodoh? Ia memutuskan kembali bertanya, kali ini pertanyaannya simpel, di luar materi, dan sangat mudah. "Green, jika nilai tertinggi adalah 100, kira-kira kamu yang cuma

  • Suami Tak Sempurna   Episode 56. Tercengang

    "Sudah berapa menit?" tanya Hana pada Pengawal itu ketika ia berjongkok menghadap Green. Di bawah kepala Green sudah ada sebuah bantal kecil. Pengawal itu yang langsung menaruhnya begitu mendapati Green kejang-kejang. "Baru saja, Nona." Hana mengatupkan mulutnya saat matanya memandangi Green sedang menggelepar di hadapannya. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selama Green mengalami kejang beberapa menit ini. Kejang yang dialami Green berangsur berkurang dan berhenti. Seperti biasa Hana langsung memosisikan tubuh Green ke samping, dan perlahan Green kembali sadar. Hana mengusap lembut mulut Green dengan tisu. "Apa kamu sudah bisa bangun?" tanya Hana setelah beberapa waktu. Green hanya menganggukkan kepalanya pelan. Dia merasa linglung. Selalu seperti itu jika mengalami kejang. Hana berpikir, apa epilepsi memengaruhi kecerdasan seseorang? Hana belum tahu jawabannya, tetapi setidaknya saat berbi

  • Suami Tak Sempurna   Episode 57. Gundah

    "Cepat atau lambat, Marcell juga akan tahu kan?" Hana menatap wajah ayahnya dengan penuh percaya diri. "Menutup rapat akan apa yang sudah terjadi bukanlah tindakan yang tepat. Lebih baik Marcell tahu sedikit demi sedikit dariku, daripada nanti aku memberitahunya sekaligus. Aku sudah merancang semuanya dalam pikiranku, Papa dan Mama tidak usah terlalu cemas," jelas Hana. Kening Anton dan Jihan tetap mengerut. Apa mereka bisa memercayakan hal ini pada putri mereka sepenuhnya? Hana terlalu baik dan dia terkadang bersikap impulsif. Orang tuanya tidak bisa tidak cemas. "Hana, apa kamu yakin?" tanya Anton. "Tahu-tahu tanpa kamu sengaja kamu sudah memberi tahu semua pada Marcell padahal dia sendiri belum jatuh cinta padamu. Yang ada ia akan berkata bahwa apa yang kamu alami bukan urusannya. Karena tidak ada rasa, ia akan mudah memutuskan untuk menjauh darimu karena tahu kau sudah menikah. Kamu tentu sudah paham akan hal itu."

  • Suami Tak Sempurna   Episode 58. Harapan

    "Oh," ucap Green sebagai tanggapan. Tetapi hatinya masih menampik apa yang ada di dalam pikirannya. Yang bernama Williams ada banyak, yang bernama Marcell juga banyak. Dia terus mengulang dalam hatinya, berupaya menenangkan kegusarannya. Green benar-benar berharap bahwa Marcell yang sering dibicarakan keluarga Winata bukanlah Marcell adiknya.Hana mengawasi Green yang raut wajahnya tampak tak tenang. "Ada apa, Green?""Tidak apa-apa.""Jangan gugup. Dokter Danny adalah dokter yang hebat. Aku yakin dia akan bisa membantumu untuk sembuh!" Hana sengaja berucap dengan nada yang meyakinkan. Rasa antusias, besar pengaruhnya atas kesembuhan seseorang. Itulah yang diketahui Hana. Jika seseorang selalu pesimis, bahkan jika obat yang diberikan padanya tepat pun dia akan tetap mengalami kesulitan untuk sembuh.Green memaksakan senyumnya. "Terima kasih, Hana. Aku benar-benar berharap untuk sembuh."

  • Suami Tak Sempurna   Episode 59. Ujian

    Wajah Green berbinar-binar sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Dia benar-benar berharap agar pengobatan kali ini berhasil. Hana terus memperhatikannya. Ia juga berharap hal yang sama.Sesampainya di rumah, Hana menjelaskan kembali peraturan minum obat itu."Green, obat-obat ini harus kamu minum secara teratur. Kalau tidak, kesembuhanmu bisa gagal. Dalam menjalani terapi obat, kedisiplinan adalah keharusan. Yang ini diminum tiga kali dalam sehari, sementara yang ini, dua kali. Dan yang satu ini hanya malam sebelum kamu tidur. Apa kamu yakin bisa rutin nantinya meminum obat ini?" Hana memastikan dengan wajah serius."Aku..Aku akan meminumnya teratur." Green tampak gugup. Ia menelan ludahnya. Mendengar kata gagal membuatnya tak percaya diri. Bagaimana jika ia lupa meminumnya?Hana mendesah. Melihat Green sepertinya gugup, Hana jadi ragu. "Sudahlah, biar semua obat ini aku saja yang pegang. Aku yang ak

Latest chapter

  • Suami Tak Sempurna   Terima Kasih ^^ ❤️

    Halo, novel Suami Tak Sempurna sudah tamat.Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua Readers. Terima kasih karena Readers sekalian selalu mendukung novel ini dengan memberikan Vote, komentar dan ulasan bintang 5. Dukungan Readers membuat saya bersemangat untuk menulis.Untuk kelanjutan Green dan Hana, apakah ada kelanjutan lagi, Itu saya masih belum bisa memutuskannya. Saya harap Readers sekalian yang berharap buku baru untuk lanjutan, tidak merasa kecewa. Alasannya karena saya masih mau berfokus untuk menulis novel "Terlambat Mencintai Lisa." Dan novel baru lagi yang berjudul Kematian Tagis Sang Putri (yang ini novel fantasi, masih lama lagi dirilis karena outline belum saya buat).Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih. Semoga Readers sekalian sehat selalu. ^^ ❤️

  • Suami Tak Sempurna   Episode 240. TAMAT

    "Rafa, lihat pengantin sudah tiba!" seru Sartika dengan riang.Sartika memeluk Hana. "Kamu cantik sekali, Hana.""Terima kasih, Sartika. Kamu juga cantik hari ini," balas Hana tersenyum hangat."Waw! Kak Green sudah persis seperti pangeran!" seru Rafa dengan tatapan takjub. Green tersenyum lebar mendengarnya."Kamu bisa saja, Rafa!" ucap Green sambil mengusap pelan rambut Rafa. Karena rambut Rafa sangat rapi hari ini."Kak Hana juga seperti tuan putri!" seru Rafa ketika matanya beralih pada Hana."Rafa kamu juga sangat tampan memakai tuxedo itu!" puji Hana.Rafa tersenyum malu saat giliran dirinya yang dipuji."Rafa, kamu pasti akan menjadi pemuda yang tampan ketika besar nanti," ucap Reyhans memuji dengan tulus."Terima kasih, Kek. Kakek juga sellau tampan!" ucap Rafa tersenyum manis sambil mengacungkan jempol. Reyhans, Anton, Jihan, kedua orang tua Rafa, dan juga Sartika, terkekeh melihat tingkah lucu Rafa."Rafa adalah anak yang baik!" ucap Anton. Budi dan Mirna tersenyum manis men

  • Suami Tak Sempurna   Episode 239. Sungguh Terharu

    Setelah peristiwa pembelian PT. Andalan Winata lalu disusul di mana perusahaan itu dengan mudahnya kembali stabil, keluarga besar Winata selalu mencoba berbagai cara untuk bisa berkomunikasi dengan Green dan Hana. Mereka sungguh penasaran pada Green!Saat Anton memberi tahu mereka siapa Green sebenarnya, jantung mereka seolah meletup mendengarnya. Mereka semakin menggebu-gebu dan tak sabar ingin bertemu dengan Green dan Hana, tetapi mereka sulit melakukannya. Mereka mencoba mendesak Anton dan Jihan berulang kali tetapi hasilnya nihil. Anton dan Jihan sama sekali tidak mau bekerja sama dengan mereka.Pernah sekali peristiwa Shila mencoba datang ke kampus Williams, tetapi tidak menemukan mereka. Itu karena Green dan Hana memang sengaja menghindarinya. Begitu pula dengan Ryan, saat patah tulangnya baru sembuh, ia langsung mencoba mendekati mereka di kampus, tetapi sekali lagi mereka dengan mudahnya menghilang dari pandangannya. Itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Jack agar keluarga besa

  • Suami Tak Sempurna   Episode 238. Baby! Ini Papa!

    "Kamu menjengukku lagi?" ucap Marcell pada Green. Dia tidak menyangka Green menjenguknya lagi."Kenapa? Apa kamu bosan melihat wajah kakakmu ini?" tanya Green tersenyum menggoda."Iya, aku bosan," jawab Marcell berbohong. Dia malah memakan kue kesukaannya yang baru saja dibawa oleh Green. Green terkekeh pelan.Mereka lalu bercengkerama dan akhirnya menyingung soal Reyhans, kakek mereka berdua."Apa kamu pernah melihat Kakek semarah waktu itu? Kamu pasti tahu sendiri bahwa Kakek biasanya selalu mampu menjaga emosinya. Dia selalu bersikap tenang dan berwibawa. Tetapi melihat keadaanmu seperti ini, Kakek lebih menunjukkan emosinya. Tahu kenapa? Itu karena kakek menyayangimu, Marcell.""Aku tidak percaya," jawab Marcell."Ini hanya pendapatku saja," balas Green. "Apa kamu tahu? Di hari kamu kecelakaan, Kakek sampai di Singapura saat sore hari. Tetapi begitu mendengar kamu kecelakaan, dia langsung kembali ke sini malam itu juga untuk melihat keadaanmu di rumah sakit. Kakek kita sudah tua,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 237. Cinta Sejati

    Hana : Veronika, apa kamu tahu Marcell kecelakaan kemarin malam? Dia dirawat di Williams Hospital.Veronika : Aku tahu. Tapi apa benar dokter memvonis Marcell akan lumpuh seumur hidup?Hana : Iya, itu benar. 🥺 Tapi di dunia selalu ada keajaiban. Maksudku, tidak ada yang mustahil, bukan? Apa kamu berniat menjenguk Marcell besok?Veronika tampak ragu menjawabnya. Besok adalah hari Minggu, itu adalah waktu yang cocok untuk mengunjungi Marcell.Veronika : Aku akan mengunjunginya besok.Hana : Baguslah. Jam berapa kamu akan datang?Veronika tidak membalasnya lagi.***"Kamu sendirian?" tanya Green ketika dia dan istrinya masuk ke ruang rawat Marcell. Marcell yang sedang melamun agak terkejut melihat mereka."Ada perawat," jawab Marcell datar. Sally baru saja keluar untuk membawa pakaian ganti dari rumah. Sementara Albert sibuk mengurus mini market barunya."Kami membawa makanan kesukaanmu," ucap Green sambil membuka isi makanan yang ia bawa."Dari mana kamu tahu aku suka itu?" tanya Marcel

  • Suami Tak Sempurna   Episode 236. Keras Kepala

    Begitu melihat Reyhans, Marcell segera memalingkan wajahnya. Reyhans mendesah melihat tingkah cucu bungsunya itu."Marcell, kamu mau makan, Sayang?" tanya Sally dengan suara lembut."Tidak," ucapnya tegas.Reyhans membuka suara. "Marcell, karena kamu terbiasa berbalapan mobil, akibatnya kamu menjadi sepele dalam berkendara. Benar-benar hobi yang konyol. Lihat sekarang keadaanmu. Kepalamu dijahit dan kakimu lumpuh. Teruslah kamu menjadi cucu pemberontak. Mana tahu nasibmu menjadi lebih bagus," sarkas Reyhans. Green dan Hana saling memandang. Menurut Hana, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memarahi Marcell. Marcell saat ini butuh dihibur. Tetapi Kakek Reyhans sudah tidak bisa membendung rasa kecewanya.Marcell mengeraskan rahangnya dengan tangan mengepal. Dia benci mendengar ucapan kakeknya. Dia benci hobi yang sangat dia cintai, diejek dan dicerca seperti itu."Kakek," ucap Green sambil menghampiri kakeknya. "Kecelakaan Marcell itu karena dia mabuk. Ini sebenarnya tidak berhubungan de

  • Suami Tak Sempurna   Episode 235. Vonis

    Mata Sally melebar mendengarnya. Apa yang dikatakan Albert benar adanya. Sally lalu berkata, "Sebelumnya Robert tidak tahu akan keadaan kita. Itu sebabnya dia masih bermain judi dan terlibat hutang lagi. Sekarang dia sudah benar-benar tahu keadaan kita, dia berjanji tidak akan lagi berbuat seperti itu. Ini akan menjadi terakhir kalinya. Dia sangat terkejut, bahkan bersimpati akan keadaaan kita. Aku belum pernah mendengar Robert berbicara begitu dewasa seperti itu. Aku yakin kali ini dia bersungguh-sungguh.""Hahahaha..!" Albert tergelak mendengarnya. "Keluarga intimu adalah aku dan Marcell, bukan Robert! Kita kritis sekarang. Kau malah ingin memberikannya uang lagi. Di mana otakmu!" bentak Albert."Tapi dia adalah kakak kandungku! Dia dalam keadaan berbahaya sekarang. Bisa-bisa dia dibunuh kalau tidak membayar hutang dengan segera. Aku yang salah, harusnya aku memberi tahunya tentang keadaan kita.""Dia berbohong! Tanpa kau beri tahu pun dia pasti sudah tahu. Berita keluarga Williams b

  • Suami Tak Sempurna   Episode 234. Menjauh?

    "Benarkah itu?" tanya Alex dengan wajah terkejut serasa tak percaya atas apa yang baru saja ia dengar dari putrinya. Evelyn juga bereaksi yang sama dengan suaminya."Iya, jadi Green adalah cucu sulung Tuan Besar Reyhans Williams," ucap Veronika menandaskan. "Saat aku menyimak pembicaraan mereka berdua, kudengar tampaknya Tuan Besar Williams sudah memutuskan untuk memberikan seluruh hartanya pada Green, Pa.""Apa kamu yakin? Sepertinya Tuan Besar Williams belum membuat pengumuman terkini tentang siapa yang akan menjadi ahli waris selanjutnya di muka umum," ucap Alex."Ya, itu kan bisa belakangan, Pah," sahut Evelyn. Alex mengangguk pelan."Kalau memang Green yang akan menjadi ahli waris, maka Keluarga Winata benar-benar sangat mujur!" Alex tampak merasa cemburu. "Hmmm, pantas saja PT. Andalan Winata yang jelas-jelas sudah bangkrut, tiba-tiba dalam sekejap sudah kembali berjaya." Alex mendengkus tak senang.Veronika mengangguk. "Iya, Papa benar. Tapi Papa jangan iri begitu. Tidak baik,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 233. Apa Kamu Membenciku?

    "Hana, apa kamu serius ingin menjodohkan mereka?" tanya Green begitu mereka memasuki kamar peraduan mereka."Kenapa? Apa kamu keberatan?" tanya Hana curiga."Sama sekali tidak. Biasa saja," jawab Green apa adanya."Aku pikir kamu sedih, karena jika mereka jadian, Julia tidak mungkin bersikap manja padamu lagi," ketus Hana, membuat Green mengangkat alisnya sedikit heran."Sedih? Justru aku senang jika dia berhenti bersikap seperti itu," tanggap Green langsung."Masa? Kalau begitu kenapa kamu tidak mengingatkannya waktu dia terus bersikap seperti itu?" ucap Hana dengan mata melotot. Green agak terkejut melihatnya."Apa kamu marah karena dia seperti itu?" tanya Green curiga. Green sempat berpikir bahwa Hana tidak pernah marah karena pada akhirnya Hana mungkin sudah menganggap tingkah Julia sebagai hal biasa yang ternyata tidak perlu dihiraukan."Tentu saja aku marah. Kamu sendiri saja marah tadi saat aku memuji Jack. Apa kamu pikir aku tidak marah melihat Julia yang selama berhari-hari be

DMCA.com Protection Status