Beranda / Pernikahan / Suami Tak Sempurna / Episode 35. Cukup Keras Kepala

Share

Episode 35. Cukup Keras Kepala

Penulis: Sun Shine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Makan malam sedang berlangsung. Saat Hana dan Green turun suasana terasa dingin. Anton menatap putrinya itu dengan tatapan yang sulit diartikan, sementara Jihan hanya mengerutkan keningnya. Dia merasa khawatir jika putrinya itu menjadi dekat dengan Green, itu karena mereka baru saja mendengar dari Ghania bahwa Green tidur di kamar Hana. Kenapa putrinya itu memutuskan untuk sekamar dengan Green? Saat ini Hana duduk berdampingan dengan Green di meja makan. Bahkan Hana meladeni Green makan.

"Kak Rey menginap di sini juga?" tanya Hana di sela makannya.

Reynaldi menggeleng. "Aku akan pulang malam ini. Tadinya aku kemari untuk menjemput Ghania, tapi ternyata Ghania akan menginap di sini."

"Oh begitu," tanggap Hana santai.

Green terus menunduk seolah fokus pada makanan yang ada di piringnya, tetapi kenyataannya ia hanya tidak mau bertatapan dengan semua orang yang ada di ruang makan itu, terkecuali Hana. Di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Tak Sempurna   Episode 36. Permintaan Hana

    Ucapan Hana yang penuh percaya diri membuat Rey terdiam beberapa saat, tetapi kemudian ia menyeringai. "Hana.. Hana.. Keras kepala tidak akan mendatangkan manfaat apapun. Sebagai kakak, aku khawatir sifat impulsif dan kebaikan hatimu yang konyol malah membuatmu hancur. Aku harap kau tidak mengecewakan keluarga besar kita.""Aku tahu apa yang kulakukan." Setelah Hana menjawab dingin seperti itu, mereka pun melanjutkan makan dengan hening. Lalu setelah selesai makan, Rey memutuskan untuk langsung pamit pulang karena suasana sudah tidak nyaman.•Di kamar, Hana mengobati mulut Green yang terluka. "Apa masih sakit?" tanya Hana dengan kening sedikit mengerut melihat robekan luka Green yang agak lebar."Tidak sakit lagi," jawab Green jujur. Ya, luka sekecil itu tidak ada artinya dibandingkan luka-luka yang selama ini ia dapatkan dari orang-orang lain."Aku benar-benar tidak menyan

  • Suami Tak Sempurna   Episode 37. Sikap Aneh

    Green duduk di sofa besar dengan kepala sedikit menunduk. Rambut lurusnya yang berwarna coklat kepirangan jatuh menutupi dahi, membuatnya tampak lebih muda dari umurnya.Memikirkan segala sesuatu yang terjadi hari ini, mulai dari pertemuan keluarga Winata hingga makan malam tadi, memaksanya untuk mendesah berat. Green menyadari tempatnya saat ini bukanlah tempat yang aman. Saudara-saudara Hana tidak segan-segan melakukan kekerasan fisik padanya. Tetapi, dia harus pergi ke mana lagi? Dia tidak memiliki tempat. Dia tidak mau menjadi beban keluarga Assa, sementara itu Hana mengatakan bahwa ia membutuhkannya. Jadi dia harus bertahan di sini. Lagi pula melihat sosok Hana yang cantik jelita dengan suaranya yang merdu membuatnya lebih betah untuk tinggal di sini.Tetapi apa yang akan terjadi di masa depan nanti? Green tidak mau terlalu khawatir untuk memikirkannya. Menjalani hidup sehari demi sehari adalah jalan yang tepat.Bar

  • Suami Tak Sempurna   Episode 38. Posesif

    Kening Green sedikit mengerut saat merasakan cengkeraman Hana cukup kuat di pergelangan tangannya. Hana juga menariknya agak kasar. Apa Hana sedang marah?Begitu masuk ke kamar, Hana langsung melepas cengkeramannya dan mengunci pintu. Dia lalu bersedekap menghadap pada Green."Green, menurutmu aku ini siapamu?" Walaupun tidak ada nada tinggi pada suara Hana, tetapi terlihat jika Hana sedang kesal.Ada apa? Kenapa Hana tiba-tiba bertanya seperti itu?"Kamu..kamu temanku," jawab Green agak gugup. Dia masih tidak begitu paham kenapa Hana tampaknya marah padanya. Apa karena ia tidak bercerita tentang Ryan yang mendorongnya? Tetapi kenapa Hana harus marah hanya karena itu? Tadi sore pun Hana juga marah karena ia mandi tanpa ada yang mengawasi."Oh ya?" tanggap Hana dingin.Green bingung, Hana sepertinya tidak begitu senang, tetapi ia tetap menjawab dengan mengangg

  • Suami Tak Sempurna   Episode 39. Fitnah

    'Hana ingin aku yang akan melindunginya di masa depan? Bukan pria lain?' Seberkas sinar muncul di matanya. Tetapi seketika itu juga sinar itu meredup ketika ia memikirkan keadaannya. "Jika memang memungkinkan bahkan sekarangpun aku ingin melindungimu. Tapi kesembuhanku tidak pasti." Green merasa kecewa pada dirinya sendiri. Hana tersenyum. "Jangan terlalu dipikirkan. Besok aku akan cepat pulang dari sekolah, lalu aku akan membawamu berobat. Mudah-mudahan dengan teratur minum obat, kamu tidak akan mudah kambuh." "Besok?" Green merasa tidak percaya jika Hana akan sesigap ini untuk membawanya berobat. "Iya, besok. Selama aku pergi ke sekolah, kamu baik-baik di rumah ya. Akan ada yang menjagamu nanti. Dan jangan gunakan tangga, pakailah lift yang tadi kita pakai." Green mengangguk. "Ya sudah, kamu tidurlah sekarang. Aku sebentar lagi ak

  • Suami Tak Sempurna   Episode 40. Ide Hana

    "Green, aku akan membantumu." Ghania hendak berjongkok untuk membantu Green yang sedang membersihkan karpet. "Nona, bukankah Nyonya Jihan mengatakan bahwa hanya Tuan Green yang akan membersihkan itu semua?" Pengawal itu mengingatkan. "Bibi Jihan tidak melarang siapapun yang ingin menolong Green!" Ketus Ghania. "Tidak perlu, Ghania. Ini tidak begitu sulit buatku." Green menolak niat baik Ghania. "Aku akan membantumu!" Ghania mengabaikan kata-kata Green. Ia berjongkok dan mulai mengutip pecahan beling. Tetapi baru beberapa detik, Green mendadak oleng. Srakkk...! Dia jatuh dan menyeret pecahan beling dengan tubuh dan wajahnya. "Green!" Ghania terkejut saat Green jatuh telungkup dan mulai kejang-kejang di lantai yang penuh pecahan beling. Matanya terbelalak melihat itu. "Pak, tolong bantu dia!" teriak Ghania saat pengawal itu hanya diam saja menontonn

  • Suami Tak Sempurna   Episode 41. Kekhawatiran

    Kesempatan yang bagus! Hana hendak mengeluarkan ucapannya saat Veronika tiba-tiba datang dari belakang Marcell. "Marcell, tunggu dul..." Veronika terhenti ketika melihat Hana berada di tangga hendak naik ke lantai yang mereka pijak saat ini. Hana terlihat pucat. Ada apa dengannya? Apa dia habis kecelakaan? Kening Veronika mengerut tidak suka. Bisa-bisa Marcell menaruh perhatian pada Hana. Melihat Veronika yang mendadak muncul, Hana sedikit mengepalkan tangan. Dia tidak bisa bertindak untuk memulai pembicaraan dengan Marcell. Kecuali mungkin jika Marcell sendiri yang duluan menghampirinya. Kalau tidak, Veronika pasti akan melapor pada Alex Milan. Tanpa berkata apa-apa Marcell menuruni tangga. Jantung Hana berdebar saat Marcell semakin dekat dengannya. Dia berharap sekali Marcell menanyainya. Dan benar saja Marcell berhenti tepat di dekatnya. Hana melirik pada Veronika yang ternyata terus mengawasinya dengan mata mel

  • Suami Tak Sempurna   Episode 42. Sangat Tidak nyaman

    Wajah Green tampak murung. Saat ini ia sedang berbaring di ranjang single size, di sebuah kamar, dan diawasi oleh pengawal yang ditugaskan Anton untuk menjaganya. Kamar itu bukanlah kamar Hana. Itu adalah kamar barunya. Ukurannya tidak besar. Ada dua buah ranjang di sana, yang satu untuk Green dan di sisi lain untuk pengawal itu.Green cukup terkejut ketika tadi dia hendak masuk ke kamar Hana untuk beristirahat, ia malah dilarang oleh pengawal itu. Lalu pengawal itu mengantarnya ke kamar ini. Jadi, mulai hari ini dia tidak sekamar dengan Hana lagi. Hati Green merasa sedih. Apa Hana tahu tentang kepindahannya ke kamar ini? Green tidak berani bertanya tentang hal ini pada pengawal itu. Dia menyadari bahwa pengawal itu sama sekali tidak menyukainya. Bahkan selalu memperlihatkan tampang jijik padanya. Walaupun dia sudah terbiasa menghadapi orang-orang seperti itu, sebagai manusia tetap saja Green merasa sangat tidak nyaman.Green merasa tubuhnya

  • Suami Tak Sempurna   Episode 43. Mengadu

    Sesampainya di kamar, Hana menyuruh Green berbaring di ranjang. Green hanya menurut saja. Pelayan Ema membawakan air jahe hangat yang diminta Hana ke dalam kamar. "Green, minum dulu ini supaya perutmu enakan." Green menurut dan meminumnya perlahan. Setelah meminumnya sampai habis, Hana menaruh cangkirnya di atas nakas. "Berbaringlah lagi." Green berbaring dan perutnya mulai terasa hangat. "Ah, bajumu? Sepertinya itu bekas muntahan. Kamu harus ganti baju." Hana langsung ke ruang pakaian mengambil baju untuk Green. Green kembali duduk dan melirik ke bawah dan terkejut. Ia mendapati ada bekas muntahan di sana. Sewaktu muntah, Green ternyata tidak sengaja mengenai bajunya. Dengan cepat, Hana kembali dan membawa kaus katun untuk Green. Ia hendak membantunya berganti pakaian. "Biar...biar aku saja." Green merasa tidak enak karena bajunya bekas muntahan. "Lenganmu kan sakit, s

Bab terbaru

  • Suami Tak Sempurna   Terima Kasih ^^ ❤️

    Halo, novel Suami Tak Sempurna sudah tamat.Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua Readers. Terima kasih karena Readers sekalian selalu mendukung novel ini dengan memberikan Vote, komentar dan ulasan bintang 5. Dukungan Readers membuat saya bersemangat untuk menulis.Untuk kelanjutan Green dan Hana, apakah ada kelanjutan lagi, Itu saya masih belum bisa memutuskannya. Saya harap Readers sekalian yang berharap buku baru untuk lanjutan, tidak merasa kecewa. Alasannya karena saya masih mau berfokus untuk menulis novel "Terlambat Mencintai Lisa." Dan novel baru lagi yang berjudul Kematian Tagis Sang Putri (yang ini novel fantasi, masih lama lagi dirilis karena outline belum saya buat).Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih. Semoga Readers sekalian sehat selalu. ^^ ❤️

  • Suami Tak Sempurna   Episode 240. TAMAT

    "Rafa, lihat pengantin sudah tiba!" seru Sartika dengan riang.Sartika memeluk Hana. "Kamu cantik sekali, Hana.""Terima kasih, Sartika. Kamu juga cantik hari ini," balas Hana tersenyum hangat."Waw! Kak Green sudah persis seperti pangeran!" seru Rafa dengan tatapan takjub. Green tersenyum lebar mendengarnya."Kamu bisa saja, Rafa!" ucap Green sambil mengusap pelan rambut Rafa. Karena rambut Rafa sangat rapi hari ini."Kak Hana juga seperti tuan putri!" seru Rafa ketika matanya beralih pada Hana."Rafa kamu juga sangat tampan memakai tuxedo itu!" puji Hana.Rafa tersenyum malu saat giliran dirinya yang dipuji."Rafa, kamu pasti akan menjadi pemuda yang tampan ketika besar nanti," ucap Reyhans memuji dengan tulus."Terima kasih, Kek. Kakek juga sellau tampan!" ucap Rafa tersenyum manis sambil mengacungkan jempol. Reyhans, Anton, Jihan, kedua orang tua Rafa, dan juga Sartika, terkekeh melihat tingkah lucu Rafa."Rafa adalah anak yang baik!" ucap Anton. Budi dan Mirna tersenyum manis men

  • Suami Tak Sempurna   Episode 239. Sungguh Terharu

    Setelah peristiwa pembelian PT. Andalan Winata lalu disusul di mana perusahaan itu dengan mudahnya kembali stabil, keluarga besar Winata selalu mencoba berbagai cara untuk bisa berkomunikasi dengan Green dan Hana. Mereka sungguh penasaran pada Green!Saat Anton memberi tahu mereka siapa Green sebenarnya, jantung mereka seolah meletup mendengarnya. Mereka semakin menggebu-gebu dan tak sabar ingin bertemu dengan Green dan Hana, tetapi mereka sulit melakukannya. Mereka mencoba mendesak Anton dan Jihan berulang kali tetapi hasilnya nihil. Anton dan Jihan sama sekali tidak mau bekerja sama dengan mereka.Pernah sekali peristiwa Shila mencoba datang ke kampus Williams, tetapi tidak menemukan mereka. Itu karena Green dan Hana memang sengaja menghindarinya. Begitu pula dengan Ryan, saat patah tulangnya baru sembuh, ia langsung mencoba mendekati mereka di kampus, tetapi sekali lagi mereka dengan mudahnya menghilang dari pandangannya. Itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Jack agar keluarga besa

  • Suami Tak Sempurna   Episode 238. Baby! Ini Papa!

    "Kamu menjengukku lagi?" ucap Marcell pada Green. Dia tidak menyangka Green menjenguknya lagi."Kenapa? Apa kamu bosan melihat wajah kakakmu ini?" tanya Green tersenyum menggoda."Iya, aku bosan," jawab Marcell berbohong. Dia malah memakan kue kesukaannya yang baru saja dibawa oleh Green. Green terkekeh pelan.Mereka lalu bercengkerama dan akhirnya menyingung soal Reyhans, kakek mereka berdua."Apa kamu pernah melihat Kakek semarah waktu itu? Kamu pasti tahu sendiri bahwa Kakek biasanya selalu mampu menjaga emosinya. Dia selalu bersikap tenang dan berwibawa. Tetapi melihat keadaanmu seperti ini, Kakek lebih menunjukkan emosinya. Tahu kenapa? Itu karena kakek menyayangimu, Marcell.""Aku tidak percaya," jawab Marcell."Ini hanya pendapatku saja," balas Green. "Apa kamu tahu? Di hari kamu kecelakaan, Kakek sampai di Singapura saat sore hari. Tetapi begitu mendengar kamu kecelakaan, dia langsung kembali ke sini malam itu juga untuk melihat keadaanmu di rumah sakit. Kakek kita sudah tua,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 237. Cinta Sejati

    Hana : Veronika, apa kamu tahu Marcell kecelakaan kemarin malam? Dia dirawat di Williams Hospital.Veronika : Aku tahu. Tapi apa benar dokter memvonis Marcell akan lumpuh seumur hidup?Hana : Iya, itu benar. 🥺 Tapi di dunia selalu ada keajaiban. Maksudku, tidak ada yang mustahil, bukan? Apa kamu berniat menjenguk Marcell besok?Veronika tampak ragu menjawabnya. Besok adalah hari Minggu, itu adalah waktu yang cocok untuk mengunjungi Marcell.Veronika : Aku akan mengunjunginya besok.Hana : Baguslah. Jam berapa kamu akan datang?Veronika tidak membalasnya lagi.***"Kamu sendirian?" tanya Green ketika dia dan istrinya masuk ke ruang rawat Marcell. Marcell yang sedang melamun agak terkejut melihat mereka."Ada perawat," jawab Marcell datar. Sally baru saja keluar untuk membawa pakaian ganti dari rumah. Sementara Albert sibuk mengurus mini market barunya."Kami membawa makanan kesukaanmu," ucap Green sambil membuka isi makanan yang ia bawa."Dari mana kamu tahu aku suka itu?" tanya Marcel

  • Suami Tak Sempurna   Episode 236. Keras Kepala

    Begitu melihat Reyhans, Marcell segera memalingkan wajahnya. Reyhans mendesah melihat tingkah cucu bungsunya itu."Marcell, kamu mau makan, Sayang?" tanya Sally dengan suara lembut."Tidak," ucapnya tegas.Reyhans membuka suara. "Marcell, karena kamu terbiasa berbalapan mobil, akibatnya kamu menjadi sepele dalam berkendara. Benar-benar hobi yang konyol. Lihat sekarang keadaanmu. Kepalamu dijahit dan kakimu lumpuh. Teruslah kamu menjadi cucu pemberontak. Mana tahu nasibmu menjadi lebih bagus," sarkas Reyhans. Green dan Hana saling memandang. Menurut Hana, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memarahi Marcell. Marcell saat ini butuh dihibur. Tetapi Kakek Reyhans sudah tidak bisa membendung rasa kecewanya.Marcell mengeraskan rahangnya dengan tangan mengepal. Dia benci mendengar ucapan kakeknya. Dia benci hobi yang sangat dia cintai, diejek dan dicerca seperti itu."Kakek," ucap Green sambil menghampiri kakeknya. "Kecelakaan Marcell itu karena dia mabuk. Ini sebenarnya tidak berhubungan de

  • Suami Tak Sempurna   Episode 235. Vonis

    Mata Sally melebar mendengarnya. Apa yang dikatakan Albert benar adanya. Sally lalu berkata, "Sebelumnya Robert tidak tahu akan keadaan kita. Itu sebabnya dia masih bermain judi dan terlibat hutang lagi. Sekarang dia sudah benar-benar tahu keadaan kita, dia berjanji tidak akan lagi berbuat seperti itu. Ini akan menjadi terakhir kalinya. Dia sangat terkejut, bahkan bersimpati akan keadaaan kita. Aku belum pernah mendengar Robert berbicara begitu dewasa seperti itu. Aku yakin kali ini dia bersungguh-sungguh.""Hahahaha..!" Albert tergelak mendengarnya. "Keluarga intimu adalah aku dan Marcell, bukan Robert! Kita kritis sekarang. Kau malah ingin memberikannya uang lagi. Di mana otakmu!" bentak Albert."Tapi dia adalah kakak kandungku! Dia dalam keadaan berbahaya sekarang. Bisa-bisa dia dibunuh kalau tidak membayar hutang dengan segera. Aku yang salah, harusnya aku memberi tahunya tentang keadaan kita.""Dia berbohong! Tanpa kau beri tahu pun dia pasti sudah tahu. Berita keluarga Williams b

  • Suami Tak Sempurna   Episode 234. Menjauh?

    "Benarkah itu?" tanya Alex dengan wajah terkejut serasa tak percaya atas apa yang baru saja ia dengar dari putrinya. Evelyn juga bereaksi yang sama dengan suaminya."Iya, jadi Green adalah cucu sulung Tuan Besar Reyhans Williams," ucap Veronika menandaskan. "Saat aku menyimak pembicaraan mereka berdua, kudengar tampaknya Tuan Besar Williams sudah memutuskan untuk memberikan seluruh hartanya pada Green, Pa.""Apa kamu yakin? Sepertinya Tuan Besar Williams belum membuat pengumuman terkini tentang siapa yang akan menjadi ahli waris selanjutnya di muka umum," ucap Alex."Ya, itu kan bisa belakangan, Pah," sahut Evelyn. Alex mengangguk pelan."Kalau memang Green yang akan menjadi ahli waris, maka Keluarga Winata benar-benar sangat mujur!" Alex tampak merasa cemburu. "Hmmm, pantas saja PT. Andalan Winata yang jelas-jelas sudah bangkrut, tiba-tiba dalam sekejap sudah kembali berjaya." Alex mendengkus tak senang.Veronika mengangguk. "Iya, Papa benar. Tapi Papa jangan iri begitu. Tidak baik,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 233. Apa Kamu Membenciku?

    "Hana, apa kamu serius ingin menjodohkan mereka?" tanya Green begitu mereka memasuki kamar peraduan mereka."Kenapa? Apa kamu keberatan?" tanya Hana curiga."Sama sekali tidak. Biasa saja," jawab Green apa adanya."Aku pikir kamu sedih, karena jika mereka jadian, Julia tidak mungkin bersikap manja padamu lagi," ketus Hana, membuat Green mengangkat alisnya sedikit heran."Sedih? Justru aku senang jika dia berhenti bersikap seperti itu," tanggap Green langsung."Masa? Kalau begitu kenapa kamu tidak mengingatkannya waktu dia terus bersikap seperti itu?" ucap Hana dengan mata melotot. Green agak terkejut melihatnya."Apa kamu marah karena dia seperti itu?" tanya Green curiga. Green sempat berpikir bahwa Hana tidak pernah marah karena pada akhirnya Hana mungkin sudah menganggap tingkah Julia sebagai hal biasa yang ternyata tidak perlu dihiraukan."Tentu saja aku marah. Kamu sendiri saja marah tadi saat aku memuji Jack. Apa kamu pikir aku tidak marah melihat Julia yang selama berhari-hari be

DMCA.com Protection Status