Beranda / Pernikahan / Suami Tak Sempurna / Episode 187. Pemilik Hati

Share

Episode 187. Pemilik Hati

Penulis: Sun Shine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Anton menghela napas pelan. "Ini bukan kesalahanmu. Merekalah yang bersalah. Mereka datang ke rumah saat hari masih pagi khusus untuk membuat keributan. Seandainya temanmu tidak datang, pasti kamu yang akan celaka."

"Terima kasih atas pengertiannya, Pa. Untuk perawatan mereka semua selama di rumah sakit, Julialah yang akan menanggung seluruh biayanya," ucap Green memberi tahu.

Mendengar itu Hana merasa jengkel di dalam hatinya. Green mengatakan dengan santai bahwa biaya akan ditanggung Julia. Memangnya Julia itu siapanya sehingga dengan santai dia berbicara seperti itu? Selain itu, bukan Julia yang membuat kekacauan terjadi! Jack sendiri, walaupun dia adalah pekerja Julia, tetapi Jack melakukan itu dengan tujuan menolong Green! Bagi Hana sungguh sangat tidak nyambung jika Julia yang menanggung.

Hana memang cukup sensitif berpikir jika hal itu menyangkut Julia. Walaupun Julia adalah penolong Green, tetapi hati Hana

Sun Shine

Hai Readers tercinta! ^^ Mudah-mudahan kisah Green dan Hana dapat selalu menghibur kk sekalian sehingga lebih bersemangat menjalani hari-hari yang sulit ini, ya! Dan terima kasih karena Readers selalu mendukung karya ini dengan memberi vote dan bintang 5, sehingga author juga lebih bersemangat.^^ ❤️(◠‿◕)

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Sun Shine
mohon maaf ya, kk. tadi itu siang gk sempat lantaran ada urusan tak terduga. pas malam malah lelet. tapi ini sudah bisa. (。ŏ﹏ŏ)
goodnovel comment avatar
IBU RT SERBABISA Di TiLes
pas udah ketagihan bacanya, eh lanjutan nya belum juga di UP.... Sakit pala baby mah..
goodnovel comment avatar
margareta bria
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Tak Sempurna   Episode 188. Kebenarannya

    "Apa yang mau kamu tanyakan, Green?" Hana penasaran."Tentang kejadian hari ini. Bagaimana tanggapanmu? Apa kamu merasa tidak nyaman tentang kekacauan di rumah tadi? Gara-gara aku, ketiga sepupumu mengalami cedera patah tulang, dan Rey juga....pada akhirnya menjilat sepatuku." Green sedikit tidak nyaman menanyakannya, tetapi dia perlu mengetahui perasaan istrinya tentang kejadian itu.Hana menghela napas pelan. "Tentu saja aku kasihan pada para sepupuku itu. Tapi sama seperti apa yang dikatakan papa, aku juga bersyukur Jack datang. Malah sangat bersyukur. Kalau Jack tidak datang, kamu pasti akan mengalami hal yang lebih buruk daripada patah tulang. Soal masalah jilat sepatu, aku tidak menyalahkanmu. Rey datang membuat kekacauan saat hari masih pagi sambil membawa tiga pengawal, tujuannya hanya untuk memaksamu menjilat sepatunya. Rey sungguh sudah sangat keterlaluan. Aku harap dia belajar dari kejadian hari ini."Mendenga

  • Suami Tak Sempurna   Episode 189. Laporkan Saja

    Mendengar itu, emosi Rudy semakin membeludak. "Dasar preman, kurang ajar! Aku akan menjebloskanmu ke penjara. Kau sudah menganiaya putraku!" raungnya. "Sudah! tenanglah, Rudy!" ucap Anton. "Aku tidak tahu bagaimana Shila menjelaskannya padamu, yang pasti ini jelas adalah kesalahan Rey dan Ferdinand, juga Ryan yang sudah ikut-ikutan." "Aku tidak percaya! Yang pasti sekarang kami akan melaporkan dua sampah ini ke kantor polisi!" ucap Rudy sambil menatap tajam pada Green dan Jack. "Saya sama sekali tidak merasa bersalah. Kalau anda ingin melapor dan tidak mau mendengar keseluruhan ceritanya, silakan saja," sahut Green masih dengan nada tegas. Mulut Hana sedikit terbuka mendengarnya. Dia merasa Green-nya tampak semakin berkarisma saja. "Apa memang dasarnya Green memiliki kepribadian seperti ini? Kepribadian tegas, berani dan berwibawa?" Memikirkan hal ini membuat Hana semakin jatuh cinta pada Gre

  • Suami Tak Sempurna   Episode 190. Rencana Albert

    "Ini cukup membingungkan. Aku sudah mempelajari lokasi kecelakaan itu. Rasanya mustahil jika seseorang bisa selamat. Bagaimana Green bisa selamat dari jurang yang terjal seperti itu?" Albert mengerutkan kening saat dia sedang memikirkan kejadian itu. Begitu pula dengan Sally. Keningnya jauh lebih mengerut daripada Albert. "Sialan, kenapa anak itu masih hidup?" Marcell menatap wajah kedua orang tuanya yang tampak seolah keras berpikir. Dia menaikkan alisnya. "Ada apa dengan kalian?" Marcell tahu bahwa kedua orang tuanya akan terkejut mendengar berita Green masih hidup, tetapi ekspresi yang ditunjukkan kedua orang tuanya agak.....berlebihan menurutnya "Apa kalian sedang bersimpati padaku? Aku rasa waktu itu kalian tidak begitu peduli saat Hana memutuskan hubungan kami," ucap Marcell apa adanya Apa yang dikatakan Marcell benar. Justru sebenarnya kedua orang tuanya senang d

  • Suami Tak Sempurna   Episode 191. Sikap yang Berbeda

    "Aku tidak tahu. Aku tidak bisa menebaknya. Aku akan segera menyelidikinya. Tetapi soal Robert, maaf, Sally. Kali ini aku yang akan bertindak tegas. Walaupun jumlah uang yang sudah dihamburkan kakakmu masih belum ada apa-apanya bagi keluarga Williams, tetapi tetap saja jumlahnya sudah keterlaluan! Aku memiliki keyakinan, itu adalah salah satu alasan papaku mengawasiku. Papaku adalah orang yang murah hati, tetapi dia sangat anti hal semacam ini." Bibir Sally bergetar. "Baiklah, tapi tolong jangan terlalu keras padanya." "Keras bagaimana? Kita hanya tidak memberikannya uang. Itu saja," ucap Albert dengan nada sedikit kesal. Jujur saja dia cukup terganggu dengan pengawasan ketat Reyhans belakangn ini. Itu sebabnya dia harus bertindak tegas pada Robert. Kutu penghisap darah seperti Robert adalah sesuatu yang kecil. Kalau dia tidak sanggup mengatasinya, Reyhans akan menganggapnya remeh! Albert tidak suka jika papanya meragukan kemampuannya da

  • Suami Tak Sempurna   Episode 192. Mencoba Peluang

    Albert menelepon seseorang di ruang kerjanya. "Ya, cari tahu bagaimana kehidupannya selama dua bulan terakhir. Culik dia secepatnya, tapi jangan sampai membuatnya terluka," titah Albert dengan nada tenang. Setelah berkata demikian, dia mematikan ponselnya. Albert menghela napas pelan. Biar bagaimanapun Green adalah darah dagingnya sendiri. Dia tidak akan mungkin tega membunuhnya. Tetapi putra sulungnya itu tidak boleh terus berada di ibukota. Jika Papanya, Reyhans, sampai menyadari bahwa Green ternyata masih hidup, Albert benar-benar sungguh tidak berani membayangkan masa depan buruk apa yang akan menimpanya bersama Sally nanti, bahkan mungkin Marcell akan ikut terimbas. Setelah sejenak berpikir, Albert lalu kembali melakukan panggilan. "Halo? Siapa ini?" sapa seseorang di seberang sana. "Saya Albert, Mirna Wati." "Tu-tuan?" Mirna Wati mendadak gu

  • Suami Tak Sempurna   Episode 193. Sosok Tak Terduga

    "Biar kuingatkan kalian, biaya pengobatan bukanlah tanggung jawab di pihak kami. Itu murni karena kemurahan hati. Jadi, bagaimana bisa dengan tidak tahu malunya kalian menyinggung masalah trauma psikis? Bahkan jika Nona Julia tidak mau membiayai pengobatan putra-putra kalian, memangnya kalian bisa apa?" Jack berucap dengan sedikit ketus. "Kami paham akan hal itu," ucap Gerry berpura-pura mengalah. "Tetapi tolong sampaikan terlebih dahulu pada Nona Julia sebelum anda memutuskan untuk menolak. Bisa saja Nona Julia mau mempertimbangkan permohonan kami." "Tidak, Nona Julia sudah mengatakan bahwa dia hanya akan membayar pengobatan mereka di rumah sakit ini." Jack menolak. "Jika Nona Julia memang mampu melakukannya, kami sangat memohonkan bantuannya, Tuan Jack. Bagaimana jika dengan bunga? Kami akan membayarnya penuh!" ucap Gerry dengan nada memelas. "Jawabannya tetap tidak." Kali ini Jack berucap

  • Suami Tak Sempurna   Episode 194. Memancing

    Walaupun Albert sudah melarangnya dengan tegas, Marcell dengan sikap keras kepalanya memutuskan untuk mengabaikan perkataan papanya. Menurutnya, apa pun yang diinginkannya pasti bisa terwujud karena dia memiliki mama yang selalu mendukungnya. Jika mamanya sudah bertindak membelanya, papanya pasti akan melemah. Segala sesuatunya selalu seperti itu, dari dulu dan tentunya hingga sekarang.Saat Marcell melangkah menuju ruang Ryan, dia malah bertemu dengan keluarga Winata di jalur yang harus dia lalui. "Kenapa mereka ada di sini?"Mata Marcell langsung berkilat saat melihat Hana berdiri berdampingan di sana bersama dengan Green.Dia pun datang menyapa dengan ramah. "Selamat siang!" Senyuman manis terpatri di wajahnya yang biasanya selalu dingin. Kalau bukan demi Hana dia tidak akan melakukan hal merepotkan seperti ini. Menyapa dan tersenyum ramah pada orang-orang bukanlah kebiasaan Marcell."Nak Marcell?

  • Suami Tak Sempurna   Episode 195. Menjengkal

    Pertanyaan itu memang menambah semangat Rudy dan Gerry. Gerry langsung melangkah lebih dekat pada Marcell. "Maaf, Marcell, biar Om saja yang menjelaskan padamu tentang hal ini. Nenek Erina tidak mampu terlalu banyak bicara. Lidah dan kerongkongannya menjadi kelu dan sakit." "Baiklah, Om." Gerry menghela napas pelan. "Begini, selain karena penyakit, Nenek Erina menangis karena perusahaan Winata sedang berada di masa kritis. Kami membutuhkan suntikan dana yang besar untuk bisa kembali stabil, Nak Marcell. Tapi sampai sekarang kami belum bisa mendapatkan dana itu. Andai saja ada penolong yang bisa membantu kami," lirih Gerry. Dia belum berani meminta tolong dengan terus terang. Dia memilih menggunakan cara yang agak halus. Marcell tersenyum di dalam hati. "Baru dipancing sedikit, mereka langsung menunjukkan bisulnya." "Oh, seperti itu ya, Om. Saya memang sudah mendengar ka

Bab terbaru

  • Suami Tak Sempurna   Terima Kasih ^^ ❤️

    Halo, novel Suami Tak Sempurna sudah tamat.Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua Readers. Terima kasih karena Readers sekalian selalu mendukung novel ini dengan memberikan Vote, komentar dan ulasan bintang 5. Dukungan Readers membuat saya bersemangat untuk menulis.Untuk kelanjutan Green dan Hana, apakah ada kelanjutan lagi, Itu saya masih belum bisa memutuskannya. Saya harap Readers sekalian yang berharap buku baru untuk lanjutan, tidak merasa kecewa. Alasannya karena saya masih mau berfokus untuk menulis novel "Terlambat Mencintai Lisa." Dan novel baru lagi yang berjudul Kematian Tagis Sang Putri (yang ini novel fantasi, masih lama lagi dirilis karena outline belum saya buat).Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih. Semoga Readers sekalian sehat selalu. ^^ ❤️

  • Suami Tak Sempurna   Episode 240. TAMAT

    "Rafa, lihat pengantin sudah tiba!" seru Sartika dengan riang.Sartika memeluk Hana. "Kamu cantik sekali, Hana.""Terima kasih, Sartika. Kamu juga cantik hari ini," balas Hana tersenyum hangat."Waw! Kak Green sudah persis seperti pangeran!" seru Rafa dengan tatapan takjub. Green tersenyum lebar mendengarnya."Kamu bisa saja, Rafa!" ucap Green sambil mengusap pelan rambut Rafa. Karena rambut Rafa sangat rapi hari ini."Kak Hana juga seperti tuan putri!" seru Rafa ketika matanya beralih pada Hana."Rafa kamu juga sangat tampan memakai tuxedo itu!" puji Hana.Rafa tersenyum malu saat giliran dirinya yang dipuji."Rafa, kamu pasti akan menjadi pemuda yang tampan ketika besar nanti," ucap Reyhans memuji dengan tulus."Terima kasih, Kek. Kakek juga sellau tampan!" ucap Rafa tersenyum manis sambil mengacungkan jempol. Reyhans, Anton, Jihan, kedua orang tua Rafa, dan juga Sartika, terkekeh melihat tingkah lucu Rafa."Rafa adalah anak yang baik!" ucap Anton. Budi dan Mirna tersenyum manis men

  • Suami Tak Sempurna   Episode 239. Sungguh Terharu

    Setelah peristiwa pembelian PT. Andalan Winata lalu disusul di mana perusahaan itu dengan mudahnya kembali stabil, keluarga besar Winata selalu mencoba berbagai cara untuk bisa berkomunikasi dengan Green dan Hana. Mereka sungguh penasaran pada Green!Saat Anton memberi tahu mereka siapa Green sebenarnya, jantung mereka seolah meletup mendengarnya. Mereka semakin menggebu-gebu dan tak sabar ingin bertemu dengan Green dan Hana, tetapi mereka sulit melakukannya. Mereka mencoba mendesak Anton dan Jihan berulang kali tetapi hasilnya nihil. Anton dan Jihan sama sekali tidak mau bekerja sama dengan mereka.Pernah sekali peristiwa Shila mencoba datang ke kampus Williams, tetapi tidak menemukan mereka. Itu karena Green dan Hana memang sengaja menghindarinya. Begitu pula dengan Ryan, saat patah tulangnya baru sembuh, ia langsung mencoba mendekati mereka di kampus, tetapi sekali lagi mereka dengan mudahnya menghilang dari pandangannya. Itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Jack agar keluarga besa

  • Suami Tak Sempurna   Episode 238. Baby! Ini Papa!

    "Kamu menjengukku lagi?" ucap Marcell pada Green. Dia tidak menyangka Green menjenguknya lagi."Kenapa? Apa kamu bosan melihat wajah kakakmu ini?" tanya Green tersenyum menggoda."Iya, aku bosan," jawab Marcell berbohong. Dia malah memakan kue kesukaannya yang baru saja dibawa oleh Green. Green terkekeh pelan.Mereka lalu bercengkerama dan akhirnya menyingung soal Reyhans, kakek mereka berdua."Apa kamu pernah melihat Kakek semarah waktu itu? Kamu pasti tahu sendiri bahwa Kakek biasanya selalu mampu menjaga emosinya. Dia selalu bersikap tenang dan berwibawa. Tetapi melihat keadaanmu seperti ini, Kakek lebih menunjukkan emosinya. Tahu kenapa? Itu karena kakek menyayangimu, Marcell.""Aku tidak percaya," jawab Marcell."Ini hanya pendapatku saja," balas Green. "Apa kamu tahu? Di hari kamu kecelakaan, Kakek sampai di Singapura saat sore hari. Tetapi begitu mendengar kamu kecelakaan, dia langsung kembali ke sini malam itu juga untuk melihat keadaanmu di rumah sakit. Kakek kita sudah tua,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 237. Cinta Sejati

    Hana : Veronika, apa kamu tahu Marcell kecelakaan kemarin malam? Dia dirawat di Williams Hospital.Veronika : Aku tahu. Tapi apa benar dokter memvonis Marcell akan lumpuh seumur hidup?Hana : Iya, itu benar. 🥺 Tapi di dunia selalu ada keajaiban. Maksudku, tidak ada yang mustahil, bukan? Apa kamu berniat menjenguk Marcell besok?Veronika tampak ragu menjawabnya. Besok adalah hari Minggu, itu adalah waktu yang cocok untuk mengunjungi Marcell.Veronika : Aku akan mengunjunginya besok.Hana : Baguslah. Jam berapa kamu akan datang?Veronika tidak membalasnya lagi.***"Kamu sendirian?" tanya Green ketika dia dan istrinya masuk ke ruang rawat Marcell. Marcell yang sedang melamun agak terkejut melihat mereka."Ada perawat," jawab Marcell datar. Sally baru saja keluar untuk membawa pakaian ganti dari rumah. Sementara Albert sibuk mengurus mini market barunya."Kami membawa makanan kesukaanmu," ucap Green sambil membuka isi makanan yang ia bawa."Dari mana kamu tahu aku suka itu?" tanya Marcel

  • Suami Tak Sempurna   Episode 236. Keras Kepala

    Begitu melihat Reyhans, Marcell segera memalingkan wajahnya. Reyhans mendesah melihat tingkah cucu bungsunya itu."Marcell, kamu mau makan, Sayang?" tanya Sally dengan suara lembut."Tidak," ucapnya tegas.Reyhans membuka suara. "Marcell, karena kamu terbiasa berbalapan mobil, akibatnya kamu menjadi sepele dalam berkendara. Benar-benar hobi yang konyol. Lihat sekarang keadaanmu. Kepalamu dijahit dan kakimu lumpuh. Teruslah kamu menjadi cucu pemberontak. Mana tahu nasibmu menjadi lebih bagus," sarkas Reyhans. Green dan Hana saling memandang. Menurut Hana, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memarahi Marcell. Marcell saat ini butuh dihibur. Tetapi Kakek Reyhans sudah tidak bisa membendung rasa kecewanya.Marcell mengeraskan rahangnya dengan tangan mengepal. Dia benci mendengar ucapan kakeknya. Dia benci hobi yang sangat dia cintai, diejek dan dicerca seperti itu."Kakek," ucap Green sambil menghampiri kakeknya. "Kecelakaan Marcell itu karena dia mabuk. Ini sebenarnya tidak berhubungan de

  • Suami Tak Sempurna   Episode 235. Vonis

    Mata Sally melebar mendengarnya. Apa yang dikatakan Albert benar adanya. Sally lalu berkata, "Sebelumnya Robert tidak tahu akan keadaan kita. Itu sebabnya dia masih bermain judi dan terlibat hutang lagi. Sekarang dia sudah benar-benar tahu keadaan kita, dia berjanji tidak akan lagi berbuat seperti itu. Ini akan menjadi terakhir kalinya. Dia sangat terkejut, bahkan bersimpati akan keadaaan kita. Aku belum pernah mendengar Robert berbicara begitu dewasa seperti itu. Aku yakin kali ini dia bersungguh-sungguh.""Hahahaha..!" Albert tergelak mendengarnya. "Keluarga intimu adalah aku dan Marcell, bukan Robert! Kita kritis sekarang. Kau malah ingin memberikannya uang lagi. Di mana otakmu!" bentak Albert."Tapi dia adalah kakak kandungku! Dia dalam keadaan berbahaya sekarang. Bisa-bisa dia dibunuh kalau tidak membayar hutang dengan segera. Aku yang salah, harusnya aku memberi tahunya tentang keadaan kita.""Dia berbohong! Tanpa kau beri tahu pun dia pasti sudah tahu. Berita keluarga Williams b

  • Suami Tak Sempurna   Episode 234. Menjauh?

    "Benarkah itu?" tanya Alex dengan wajah terkejut serasa tak percaya atas apa yang baru saja ia dengar dari putrinya. Evelyn juga bereaksi yang sama dengan suaminya."Iya, jadi Green adalah cucu sulung Tuan Besar Reyhans Williams," ucap Veronika menandaskan. "Saat aku menyimak pembicaraan mereka berdua, kudengar tampaknya Tuan Besar Williams sudah memutuskan untuk memberikan seluruh hartanya pada Green, Pa.""Apa kamu yakin? Sepertinya Tuan Besar Williams belum membuat pengumuman terkini tentang siapa yang akan menjadi ahli waris selanjutnya di muka umum," ucap Alex."Ya, itu kan bisa belakangan, Pah," sahut Evelyn. Alex mengangguk pelan."Kalau memang Green yang akan menjadi ahli waris, maka Keluarga Winata benar-benar sangat mujur!" Alex tampak merasa cemburu. "Hmmm, pantas saja PT. Andalan Winata yang jelas-jelas sudah bangkrut, tiba-tiba dalam sekejap sudah kembali berjaya." Alex mendengkus tak senang.Veronika mengangguk. "Iya, Papa benar. Tapi Papa jangan iri begitu. Tidak baik,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 233. Apa Kamu Membenciku?

    "Hana, apa kamu serius ingin menjodohkan mereka?" tanya Green begitu mereka memasuki kamar peraduan mereka."Kenapa? Apa kamu keberatan?" tanya Hana curiga."Sama sekali tidak. Biasa saja," jawab Green apa adanya."Aku pikir kamu sedih, karena jika mereka jadian, Julia tidak mungkin bersikap manja padamu lagi," ketus Hana, membuat Green mengangkat alisnya sedikit heran."Sedih? Justru aku senang jika dia berhenti bersikap seperti itu," tanggap Green langsung."Masa? Kalau begitu kenapa kamu tidak mengingatkannya waktu dia terus bersikap seperti itu?" ucap Hana dengan mata melotot. Green agak terkejut melihatnya."Apa kamu marah karena dia seperti itu?" tanya Green curiga. Green sempat berpikir bahwa Hana tidak pernah marah karena pada akhirnya Hana mungkin sudah menganggap tingkah Julia sebagai hal biasa yang ternyata tidak perlu dihiraukan."Tentu saja aku marah. Kamu sendiri saja marah tadi saat aku memuji Jack. Apa kamu pikir aku tidak marah melihat Julia yang selama berhari-hari be

DMCA.com Protection Status