31. Wanita MurahanPerang dingin antara Cassalyn dan Rainero dimulai. Keduanya kini bergumul di atas ranjang, tapi tidak ada keromantisan sama sekali di sana, yang ada hanyalah nafsu semata.Dua sesi panjang berakhir. Cassalyn tidak repot meminta Rainero untuk tinggal. Wanita itu hanya menarik selimutnya dan bersiap untuk tidur.Sementara Rainero, dia sedang mengenakan pakaiannya lagi. Pria itu telah memutuskan bahwa dia tidak akan pernah berbagi ranjang lebih dari berhubungan badan saja dengan Cassalyn di sana."Cassalyn, apakah kau berpikir untuk memanfaatkan Eleon seperti kau memanfaatkanku?" Rainero menatap wajah Cassalyn dengan dingin.Cassalyn tidak melakukan percakapan apapun dengan Rainero sejak pria itu datang, suara yang dia keluarkan hanyalah erangan semata."Itu tidak ada urusannya denganmu." Cassalyn menjawab acuh tak acuh. Tidak ada lagi nada menggoda yang keluar dari mulut wanita itu.Tingkah genitnya pun sudah tidak ditemui oleh Rainero hari ini."Cassalyn, kau menggun
Perasaan Rainero sangat tidak nyaman. Kebersamaan antara Eleon dan Cassalyn sungguh menjengkelkan baginya. Dan dia merasa tidak bahagia sama sekali. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang salah dengannya. Sebelumnya dia tidak pernah merasakan hal seperti ini terhadap orang lain. Otak Rainero kini telah berpikir semakin jauh. Dia ingin tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh Cassalyn dengan Eleon. Apakah keduanya melakukan hubungan badan? Memikirkan hal itu urat-urat leher Rainero menonjol. Dia tidak menyukai miliknya disentuh oleh orang lain. Saat ini Cassalyn adalah istrinya meski hanya di atas sebuah perjanjian saja, tapi dia tetap tidak menyukai istrinya dikotori oleh pria lain Dia sebaiknya harus mengatakan semuanya dengan jelas pada Cassalyn. Selama wanita itu menikah dengannya dia harus menjauh dari lawan jenisnya. "Sayang, apa yang sedang kau pikirkan?" Raphine berbicara dengan Rainero tadi, tapi Rainero tidak mendengarkannya. Rainero kemudian tersadar. Dia memiringkan
“Apakah kau sudah mengirimnya?” Cassalyn mengarahkan pandangannya pada Ravia. Saat ini Cassalyn sudah memulai pembalasannya terhadap Raphine.Dia akan membuat Raphine merasa tidak tenang mulai dari hari ini."Sudah, Nona.""Apa saja jadwalku hari ini?"Ravia membacakan jadwal Cassalyn satu per satu. Wanita itu akan pergi ke dua kota hari ini untuk pertemuan dengan rekan bisnisnya. Selain itu dia juga harus menghadari rapat penting. Pada malam harinya ada sebuah pesta yang harus dia hadiri."Baiklah, kau bisa melanjutkan pekerjaanmu.""Ya, Nona."Di tempat lain saat ini Raphine telah menerima sebuah bingkisan yang di antar oleh asisten pribadinya yang merupakan salah satu orang yang dipilih oleh Alonso."Siapa pengirimnya?""Di sini tertulis Red Fox, Nona."Jantung Raphine seakan berhenti berdetak. Pena di tangan wanita itu tanpa sengaja terjatuh. Wajahnya yang tadi terlihat santai kini menjadi tegang.Dengan cepat Raphine merebut bingkisan dari tangan asisten pribadinya. "Kau bisa k
Setelah mengantar Raphine kembali ke apartemennya, Rainero tidak langsung kembali ke kediamannya sendiri melainkan pergi ke sebuah bar. Di tempat itu tidak ada musik memekakan telinga seperti di klub malam yang biasa didatangi oleh Rainero dan teman-temannya.Tempat itu sangat sepi, para pengunjung yang datang ke sana hanya menikmati minuman mereka sendiri, sama seperti Rainero yang sedang menelan cairan keemasan di dalam cangkirnya.Kebersamaan Cassalyn dan Eleon telah benar-benar mengusik ketenangan hidup Rainero. Dia membenci bagaimana Cassalyn bicara dengan Eleon seolah mereka begitu akrab.Dia juga membenci bagaimana Eleon memperlakukan Cassalyn seolah Cassalyn adalah wanitanya. Tidak, Cassalyn adalah istrinya, Eleon seharusnya tidak mengambil tempatnya.Dada Rainero berdebar tidak menyenangkan. Apakah dia benar-benar cemburu? Bagaimana mungkin, dia tidak memiliki perasaan terhadap Cassalyn. Dia hanya mencintai Raphine saja, sementara Casaslyn dia hanya menyukai tubuh wanita itu.
Hari-hari berlalu. Raphine tidak bisa tidur dengan nyenyak sejak dia mendapatkan surat dari Red Fox.Tidak hanya Rainero yang banyak minum, tapi Raphine juga. Wanita itu merasa cemas setiap saat. Bagaimana jika Red Fox tiba-tiba datang pada Rainero dan mengatakan yang sebenarnya.Wanita itu tidak akan bisa lagi menikmati segala yang dia miliki saat ini jika Rainero tahu segalanya.Hingga akhirnya Raphine memikirkan sesuatu. Untuk mempertahankan situasinya dia harus memiliki anak dengan Rainero, hanya dengan cara itu dia bisa mempertahankan posisinya. Dia bisa menggunakan anaknya untuk mengikat Rainero bersamanya.Raphine sudah menghubungi Rainero semalam, dia ingin pria itu menemaninya karena dia merasa tidak enak badan.Rainero tiba pada pukul delapan malam. Ketika dia sampai Raphine menyambutnya dengan hangat."Ayo makan malam bersama, aku sudah menyiapkan makanan untukmu.""Ya." Rainero mengikuti langkah wanita yang menggenggam tangannya.Ketika Rainero melihat senyum lembut di waj
"Ayo sarapan bersama." Rainero memecah keheningan di ruangan itu."Rainero kau mungkin lupa pernah berkata seperti ini 'Aku tidak akan pernah duduk satu meja denganmu!'." Cassalyn menatap Rainero acuh tak acuh."Bisakah kau berhenti mengungkit masa lalu, Cassalyn?""Tidak bisa. Aku adalah wanita pendendam." Cassalyn berkata dengan ringan.Rainero tidak ingin melanjutkan perdebatan dengan Cassalyn. "Aku akan pergi. Jangan lewatkan sarapanmu."Pria itu meninggalkan ruang makan tanpa memakan sedikit pun sarapan yang sudah dia buatkan."Tentu saja, aku tidak akan melewatkan sarapanku." Cassalyn segera duduk. Wanita itu mulai menyantap sarapannya. Dia mengerutkan sedikit keningnya, lidahnya sangat tajam, dia yakin bahwa bukan Maera yang memasak sarapan pagi ini."Siapa yang membuat sarapan ini?" Cassalyn bertanya pada pelayan yang berjaga di ruangan itu."Tuan Rainero, Nona."Cassalyn tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Tidak pernah ada dalam pikiran terliarnya bahwa Rainero akan membua
Wajah Raphine langsung pucat. Wanita itu tidak jadi masuk ke dalam mobilnya melainkan kembali masuk ke gedung perusahaan Rainero.Dia melangkah dengan sedikit lebih cepat, wanita itu tidak bisa mempertahankan ketenangannya.Sepanjang dia berada di dalam lift, tubuhnya bergetar. Kuku tajamnya menancap di telapak tangannya, tapi rasa sakitnya tidak terasa sama sekali oleh Raphine.Raphine telah sampai di lantai tempat ruangan Rainero berada. Dia tidak mencari Rainero melainkan Alonso."Wanita jalang itu mengirimiku pesan lagi. Lihat ini." Raphine menunjukan ponselnya dengan tangannya yang bergetar."Bingkisan itu tidak akan sampai pada Rainero. Aku akan memastikan itu." Alonso berkata dengan yakin. Selama itu berada di wilayahnya maka Red Fox tidak akan bisa menghubungi Rainero.Selain itu akun yang digunakan oleh Rainero untuk berhubungan dengan Red Fox juga sudah dihapus oleh Alonso. Rainero sendiri setelah bertemu dengan Raphine, dia tidak pernah menggunakan akun berkirim pesan itu l
Rainero mengangkat wajahnya, untuk apa Cassalyn mengirim asisten pribadinya ke perusahaannya. "Biarkan dia masuk!""Baik, Tuan."Alonso keluar dari ruangan itu, kemudian berganti dengan Ravia yang masuk ke dalam sana."Selamat pagi, Tuan Rainero. Saya datang ke sini untuk mengantarkan sarapan pagi Anda," seru Ravia."Letakan saja di meja.""Baik, Tuan.""Apakah ada yang lain?""Tidak ada, Tuan," balas Ravia. "Saya permisi." Wanita itu segera menundukan kepalanya lalu berbalik dan pergi. Dia hanya diperintahkan oleh atasannya untuk mengantarkan sarapan saja, jadi dia tidak akan berlama-lama di sana.Rainero meninggalkan tempat duduknya, pria itu segera melangkah menuju ke meja. Dia membuka kotak makan berwarna merah. Aroma lezat langsung menerjang indera penciuman Rainero. Pria itu melewatkan sarapannya tadi, tapi dia tidak merasakan lapar. Dia sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu sejak dia masih kecil.Sekarang melihat sarapan di meja membuat perutnya tiba-tiba menjadi sangat lap
Hari ini adalah hari pernikahan Altan dan Charyne, hampir seluruh orang-orang kelas atas ada di pesta meriah itu.Seperti Daniella dan Siegren, Altan dan Charyne tidak peduli pada apa yang orang lain katakan tentang mereka. Ada yang beranggapan hubungan mereka tidak pantas, tapi keduanya menutup telinga mereka. Lagi pula mereka tidak memiliki hubungan darah. Tidak ada larangan mereka bersama.Daniella dan Siegren hadir di pesta itu dengan membawa Quinn bersama mereka. Selain Daniella, tiga sahabat Daniella yang lain juga hadir di sana.Mereka semua duduk di meja yang berdekatan. Seperti Daniella dan Siegren, ketiga temannya juga membawa anak-anak mereka bersama mereka.Perkumpulan mereka yang biasanya hanya berempat saja kini menjadi sangat ramai karena suami dan anak-anak mereka juga ada di sana.Selain itu siklus pertemanan mereka menjadi lebih luas. Ada sahabat-sahabat Siegren yang juga menjadi bagian dari pertemanan mereka.Dari tempat duduknya, Daniella bisa melihat seperti apa w
Waktu berlalu dengan cepat, hari ini merupakan hari pernikahan Siegren dan Daniella. Awalnya Daniella inign menunda pernikahannya dengan Siegren karena kondisi Siegren yang masih belum kembali seperti semula.Namun, Siegren menolak. Dia ingin rencana pernikahannya dengan Daniella berjalan sesuai dengan rencana mereka.Sekarang Siegren mengenakan setelan jas hitam, pria itu terlihat tampan seperti biasanya.Daniella melangkah bersama dengan ayahnya. Wanita itu mengenakan gaun pengantin berwarna putih yang membuatnya tampak seperti putri dari negeri dongeng.Siegren meraih tangan Daniella, mereka kemudian berjalan bersama menuju ke pelaminan.Acara pernikahan itu dihadiri oleh orang-orang terdekat Siegren dan Daniella. Mereka semua menjadi saksi ikatan suci di antara keduanya.Daniella sangat terharu, dia pikir menikah dengan Siegren adalah sesuatu yang mustahil, tapi sekarang hal itu menjadi kenyataan. Tidak pernah ada yang tahu seperti apa takdir akan berjalan.Pesta meriah itu berjal
Daniella memeriksa ponsel Matthew, wanita itu mendengkus dingin. Dia menemukan nama Mielle di panggilan masuk pria itu. Mielle benar-benar berdarah dingin.Daniella menghubungi Mielle. Setelah beberapa detik panggilan itu dijawab."Aku sudah mendapatkan kabar tentang berita kematian Siegren. Kau melakukan pekerjaanmu dengan baik, Matthew. Mari bertemu besok, kita harus merayakan kematian Siegren." Suara Mielle terdengar bahagia. Sekali lagi wanita itu bersuka cita. Dia bahkan ingin membuat sebuah perayaan atas kematian Siegren.Darah Daniella mendidih. Mielle benar-benar mengerikan. Untuk membalas rasa sakit yang dia rasakan, Mielle tidak segan untuk membunuh Siegren.Daniella mengeluarkan pisau lipat yang dia bawa bersamanya sebagai persiapan. Wanita itu memberi isyarat pada Matthew untuk menjawab.Karena Matthew tampak enggan menjawab, Daniella menusukan pisaunya ke telapak tangan Matthew.Cassalyn membekap mulut Matthew, meredam lolongan sakit Matthew."Bicara!" Daniella bersuara p
Operasi lanjutan untuk Siegren telah dilaksanakan. Daniella dan keluarganya menunggu di luar ruang operasi dengan penuh harap.Daniella mempercayakan semuanya pada Cassalyn. Dia tahu bahwa sahabatnya pasti akan melakukan yang terbaik.Waktu berlalu, entah sudah berapa jam Cassalyn di dalam, Daniella tidak menghitungnya lagi. Dia hanya terus melihat ke lampu ruang operasi, dia berharap lampu tersebut segera mati.Penantian Daniella akhirnya selesai. Cassalyn keluar dari ruang operasi. Sahabatnya itu mengatakan bahwa operasi berjalan lancar, tapi dia tidak bisa memastikan kapan tepatnya Siegren akan bangun.Daniella merasa sangat lega, yang terpenting baginya adalah nyawa Siegren terselamatkan."Terima kasih, Cassalyn. Aku berutang padamu." Daniella tidak tahu harus mengatakan apa lagi."Ella, jangan berterima kasih. Aku adalah seorang dokter, dan menyelamatkan Siegren adalah bagian dari pekerjaanku." Cassalyn membalas dengan hangat."Kau pasti sangat lelah setelah operasi berjam-jam, a
Siegren menarik Daniella ke dalam pelukannya. Pria itu sedikit tidak rela meninggalkan wanitanya, tapi dia harus pergi untuk masalah bisnis."Aku akan segera kembali." Siegren bersuara lembut."Baik. Kabari aku jika kau sudah sampai.""Aku akan melakukannya.""Sudah saatnya pergi. Cepat." Daniella tersenyum manis.Siegren mencium bibir Daniella selama beberapa detik lalu kemudian melepaskannya. "Aku akan sangat merindukanmu.""Aku juga."Siegren akhirnya melepaskan Daniella. "Aku pergi.""Ya. Sampai jumpa lagi dan hati-hati di jalan.""Sampai jumpa, Sayang."Detik berikutnya Siegren berbalik dan pergi. Pria itu berbalik sekali, dia melihat Daniella melambaikan tangan padanya.Siegren tersenyum menawan. Dia juga melambaikan tangannya. Tiga hari akan segera berlalu, dia akan bertemu kembali dengan Daniella.Saat Siegren sudah masuk ke dalam pesawat, Daniella meninggalkan bandara. Dia merasa hampa setelahnya, sebenarnya dia ingin menahan Siegren, tapi dia sadar bahwa dia harus mendukung
"Seleramu sangat unik, Charyne. Ada begitu banyak pria muda, tapi kau malah memilih bersama dengan pria tua dan sudah memiliki anak." Seorang wanita muda mengejek Charyne.Saat ini mereka sedang berada di sebuah restoran. Wanita yang bicara dengan Charyne adalah salah satu wanita yang iri dengan Charyne karena semua yang dimiliki oleh Charyne.Selain itu Charyne adalah saingannya di kampus. Charyne dinobatkan sebagai wanita paling cantik di kampus mereka.Ada begitu banyak laki-laki yang mengejar Charyne, dan itu membuatnya sangat iri.Charyne menatap Jesse acuh tak acuh. "Tutup mulutmu jika kau tidak mengetahui apapun, Jesse.""Apakah yang aku katakan tadi salah? Kau memang memiliki selera yang seperti itu. Kau menyukai pamanmu sendiri. Selama ini kau pasti sudah memikirkan hal-hal kotor mengenai pamanmu. Bahkan ketika pamanmu memiliki anak dengan wanita lain kau masih menginginkannya. Kau sangat menyedihkan." Jesse menatap Charyne meremehkan."Paman Charyne tidak memiliki anak denga
Hari-hari berlalu setelah pesta perayaan ulang tahun perusahaan Siegren. Saat ini Daniella dan Siegren sedang mempersiapkan pernikahan mereka yang akan diadakan dalam dua bulan lagi.Siegren ingin memberikan pesta pernikahan yang terbaik untuk Daniella, oleh sebab itu dia turun tangan sendiri untuk mengurus persiapan tersebut.Rencana pernikahan tersebut telah tersebar hampir ke seluruh orang-orang dari kalangan atas. Meski masih ada begitu banyak yang mengkritik Siegren dan Daniella, nyatanya itu tidak mengubah apapun.Jika hari-hari terasa menyenangkan bagi Daniella dan Siegren yang mempersiapkan pernikahan mereka, maka hal yang sebaliknya terjadi pada Mielle.Wanita itu melampiaskan kemarahannya pada balet. Dia menari dan terus menari seperti tidak ada hari esok. Di masa lalu dia lebih memilih untuk mengejar karirnya daripada menikah dengan Siegren, jika saja dahulu dia tidak mengejar karirnya mungkin ceritanya akan berbeda.Akal sehat Mielle berkata seperti itu, tapi keegoisannya
Satu bulan berlalu dengan cepat. Perayaan ulang tahun perusahaan Siegren telah tiba. Para tamu mulai berdatangan.Daniella dan Siegren berjalan di karpet merah. Di belakang mereka orangtua mereka mengikuti.Gaun yang dikenakan oleh Daniella saat ini tidak dirancang khusus untuk Daniella, tapi ketika Siegren melihat gaun terbaru dari sebuah rumah mode ternama dia menyukainya. Kebetulan gaun itu juga merupakan gaun pasangan ibu dan anak.Siegren mengenakan setelan jas hitam yang serasi dengan gaun yang dikenakan oleh Daniella dan Quinn.Beberapa tamu undangan melihat ke arah keluarga Shine yang baru saja datang. Mereka tampak seolah tidak terjadi apapun sebelumnya. Seolah Siegren belum keluar dari keluarga Shine.Pemikiran lain muncul di benak mereka, apakah mungkin Daniella dan Siegren menjalani hubungan spesial lain sehingga keduanya bisa hadir bersama. Dan jika itu benar, maka hubungan mereka pasti telah direstui oleh Richard dan Jasmine mengingat mereka datang bersama.Cameron yang
Di kediaman orangtuanya, Daniella telah menerima kiriman yang telah diatur oleh Royce sebelumnya.Wanita itu segera menghubungi Siegren. "Sayang, aku telah menerima gaun dan perhiasan darimu, apakah kita akan pergi ke acara tertentu dalam waktu dekat ini?""Aku akan membawamu dan Quinn ke sebuah acara penting yang akan diadakan dalam satu bulan lagi. Kau akan tahu acara apa itu nanti."Daniella mengerutkan keningnya. Acara itu masih satu bulan lagi, tapi Siegren sudah menyiapkan gaun untuknya dan Quinn sekarang. Dia penasaran sepenting apa acara tersebut."Baiklah kalau begitu. Apakah kau sudah makan siang?"Siegren melihat ke jam di tangannya. Dia hampir saja melewatkan pekerjaannya."Ayo makan siang denganku.""Baik.""Aku akan menjemputmu sekarang.""Ya, hati-hati di jalan.""Ya, Sayangku."Panggilan itu terputus. Daniella segera mengganti pakaiannya dan bersiap untuk makan siang bersama Siegren.Siegren datang lima belas menit kemudian. Setelah menyapa ayah dan ibunya, Siegren per