Home / CEO / Suami Rahasia Sang Bintang / 90. Menjagamu dengan Baik

Share

90. Menjagamu dengan Baik

Author: ISMI
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

***

Malam itu Robert mengundang Shayne dan Selene, orang tua Maximilian, untuk menikmati makan malam bersama. Di meja panjang yang dihiasi lilin-lilin kecil dan hidangan lezat, percakapan mulai mengalir. Namun, ada satu pertanyaan yang mengganjal di benak Robert.

"Kenapa Maximilian tidak ikut bersama kalian?" tanya Robert sambil menatap Shayne, lalu melempar pandangan pada Selene yang duduk di sebelahnya.

Shayne terkekeh kecil, "Max terlalu sibuk dengan urusannya. Dia bahkan sering kali melupakan orang tuanya," jawabnya dengan senyum lebar, meskipun ada sedikit nada kekecewaan dalam suaranya.

Robert tersenyum, lalu menyandarkan tubuhnya di kursi, menatap putrinya, Renata, yang duduk dengan anggun di sisi meja. "Kalau kalian punya cucu, kalian tidak akan merasa kesepian. Jika Max terlalu sibuk, setidaknya kalian bisa bermain dengan cucu kalian," ucapnya, mencoba mencairkan suasana dengan sedikit candaan.

Shayne dan Selene saling bertukar pandang dan mengangguk, "Kami sudah lama ingin p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Rahasia Sang Bintang    91. Seperti Bukan Pria Biasa

    ***Maximilian duduk di balik meja kerjanya, mengamati berkas-berkas yang bertumpuk di depannya. Pikiran dan perasaannya sedang tak karuan karena masalah seseorang yang menyerangnya pada malam itu dan orang itu bisa berbahaya jika tahu ia dan Anastasia telah menikah. Ia menghela napas panjang, mencoba untuk fokus pada pekerjaannya. Namun, ketukan pelan di pintu ruangannya menghentikan segala aktivitasnya. Ia mendongak dan terkejut melihat Robert, berdiri di ambang pintu."PamanRobert?" Maximilian mengernyit, jarang sekali pamannya datang ke ruangannya tanpa pemberitahuan. "Ada yang bisa kubantu?" Ia mempersilakan pamannya untuk duduk.Robert tersenyum sambil melangkah masuk. "Tidak usah terlalu formal, Max," katanya sambil duduk di sofa. "Paman hanya ingin berbicara santai saja denganmu."Maximilian merasakan gelombang kegelisahan yang tak bisa diabaikan. Ia tahu bahwa jika Robert datang tanpa urusan bisnis, berarti akan ada pembicaraan yang lebih bersifat pribadi."Jadi," Robert mula

  • Suami Rahasia Sang Bintang    92. Tidak Pernah Merindukan Segila ini

    ***Renata masih berada di ruang dokter, hari ini pasien terakhir sudah selesai, dan dia tengah bersiap untuk pulang. Suara langkah yang dikenalnya dengan baik terdengar dari luar ruangan. Pintu terbuka perlahan, dan Robert, ayahnya, muncul di ambang pintu. Senyum Renata langsung mengembang, meski ada sedikit keraguan di hatinya.“Papa kenapa malah datang ke sini?” Renata menyapa dengan nada terkejut, meskipun dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. Biasanya, Robert jarang mengunjunginya di tempat kerja.Robert tersenyum tipis sebelum menjawab, “Papa hanya ingin menemuimu, Renata. Ada sesuatu yang ingin Papa bicarakan. Tadi Papa sudah bicara dengan Maximilian.”Mendengar nama itu, Renata terdiam. Senyumnya perlahan memudar, matanya sedikit menyipit. "Apa yang Papa bicarakan dengannya?" tanya Renata dengan nada sedikit tegang. Dia tahu bahwa setiap kali nama Maximilian disebut, perasaannya selalu kacau.Robert menghela napas panjang, tampak ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Se

  • Suami Rahasia Sang Bintang    93. Langit Biru Finlandia

    ***Langit Finlandia membentang biru cerah, dan angin musim semi yang sejuk membelai wajah Anastasia saat ia berjalan bergandengan tangan dengan Maximilian di tengah taman yang dipenuhi bunga-bunga liar. Pepohonan mulai menghijau, dan aroma musim semi terasa begitu menyegarkan. Mereka berdua tersenyum, merasa seolah dunia hanya milik mereka."Tempat ini indah sekali," kata Anastasia sambil menatap Maximilian. "Aku tidak pernah membayangkan akan melihat Finlandia seindah ini dan pertama kali aku ke negara ini dan itu bersamamu."Maximilian menatapnya dengan lembut. "Jadi, kalau begitu aku akan terus membawamu ke sini karena aku tahu betapa kamu menyukai pemandangan alam yang tenang," jawabnya sambil mengusap punggung tangannya yang masih menggenggam tangan Anastasia. "Dan juga... aku ingin kita menikmati waktu berdua tanpa ada yang mengganggu."Anastasia tersenyum, senyumnya begitu tulus dan menawan. "Aku benar-benar merasa bebas di sini. Terima kasih sudah mau datang ke sini, Max."Me

  • Suami Rahasia Sang Bintang    94. Siapa Kamu?

    ***Malam itu terasa begitu istimewa untuk Anastasia. Setelah menghabiskan hari yang indah bersama Maximilian di Finlandia, ia tak menyangka bahwa kejutan lain sedang menunggunya. Mata Anastasia tertutup kain sutra hitam yang lembut saat mereka tiba di tempat yang dijanjikan oleh Maximilian. Perasaan penasaran dan jantungnya yang berdebar tak karuan, membuat dirinya tak sabar ingin segera membuka mata dan melihat apa yang disiapkan oleh suaminya itu."Apa kamu siap?" suara Maximilian terdengar lembut di telinganya. Pria itu menggenggam tangannya dengan hangat."Max, sebenarnya apa yang kau siapkan? Aku semakin penasaran," Anastasia tersenyum tipis di balik kain penutup matanya, tak mampu menyembunyikan rasa penasaran yang memuncak.Maximilian tertawa kecil, lalu melepaskan penutup mata Anastasia perlahan-lahan. Saat matanya terbuka, Anastasia tertegun, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Di depannya terbentang pemandangan yang sangat romantis—restoran mewah yang didekorasi dengan

  • Suami Rahasia Sang Bintang    95. Karena Dia

    ***Maximilian duduk di ruang kerjanya, dikelilingi oleh tumpukan berkas-berkas yang harus segera diselesaikan. Baru saja ia kembali dari perjalanan panjang ke New York, tetapi pekerjaannya sudah menantinya tanpa henti. Bryan, sang asisten berdiri di depannya dengan tablet di tangan, siap untuk melaporkan semua hal yang tertunda selama kepergiannya."Tuan Maximilian, ini laporan lengkap tentang proyek yang sedang berjalan dan beberapa rapat yang perlu dijadwalkan ulang," ucap Bryan dengan nada profesional. Ia menyodorkan tablet itu, sementara Maximilian mengambilnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya.Maximilian mempelajari beberapa data dan presentasi yang harus ia tinjau. Matanya menyusuri angka-angka, grafik, dan laporan keuangan dengan cermat. "Bagus, jadwalkan ulang rapat-rapat ini dalam waktu dekat, terutama dengan pihak investor dari Tokyo. Kita tidak bisa menunda terlalu lama," katanya sambil mengembalikan tablet kepada Bryan."Tentu, Tuan." Bryan mencatat semuan

  • Suami Rahasia Sang Bintang    96. Tidak Terlambat, kan?

    ***Anastasia berjalan perlahan menuju restoran mewah di pusat kota, New York. Sesampainya di sana, ia melihat sosok yang sangat dikenalnya, Selene, sudah menunggu di salah satu meja yang terletak di dekat jendela besar dengan pemandangan menakjubkan. Selene tersenyum hangat saat melihat Anastasia mendekat."Anastasia! Akhirnya kau datang," sapa Selene, bangkit dari kursinya dan memeluk Anastasia."Aku tidak terlambat, kan?" tanya Anastasia sambil membalas pelukan itu."Ah, tidak sama sekali. Mama memang datang lebih awal. Duduklah, sayang."Anastasia duduk di seberang Selene, melirik menu yang sudah tersedia di meja. Pelayan datang dengan cepat, dan mereka memesan makan siang."Mama kelihatan luar biasa hari ini," puji Anastasia sambil tersenyum.Selene terkekeh pelan. "Oh, kamu selalu tahu cara membuat Mama tersanjung. Jadi, bagaimana kabarmu, Anastasia? Aku dengar album barumu hampir selesai? Mama tidak sabar menunggunya keluar."Anastasia tersenyum kecil. "Iya, tinggal sedikit lag

  • Suami Rahasia Sang Bintang    97. Kenangan itu Muncul Lagi

    ***Maximilian berdiri di depan makam adiknya, angin musim semi berembus pelan, membawa aroma bunga-bunga yang bermekaran dari pepohonan di sekelilingnya. Matanya tertuju pada batu nisan dengan nama yang selalu menyakitkan untuk diingat. Sudah sepuluh tahun berlalu, namun luka itu masih segar dalam ingatannya."Max..." Suara pelan dari belakangnya membuat Maximilian tersentak. Ia berbalik dan mendapati Renata kembali dan masih berdiri di sana, wajahnya dipenuhi dengan kegelisahan.Ia menghela napas panjang, menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. "Renata, kenapa kau masih di sini? Sebaiknya kamu pergi. Aku tak punya banyak waktu. Masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan."Renata tidak bergerak, air matanya mulai membasahi pipi. Ia berlutut di depan Maximilian, mengabaikan dinginnya tanah dan angin yang semakin menusuk. "Maafkan aku, Max," suaranya bergetar, penuh dengan penyesalan. "Sepuluh tahun ini aku tersiksa karena kau membenciku.

  • Suami Rahasia Sang Bintang    98. Wanita Mana yang Kau Sentuh?

    ***Malam itu terasa lebih spesial dari biasanya. Suara tawa dan riuhnya para staf di Athena Records memenuhi ruang acara, saat mereka merayakan kesuksesan album terbaru Anastasia yang akan diluncurkan dalam dua hari. Musik mengalun lembut di latar belakang, sementara pencahayaan yang hangat membuat suasana semakin meriah. Namun, di tengah kesenangan itu, sebuah perasaan tidak nyaman tiba-tiba menghampiri Anastasia.Dia duduk di salah satu sudut ruangan, memegang gelas anggur merah yang berkilau, menatap ke luar jendela. Malam musim semi di New York dipenuhi bintang-bintang, tetapi pikirannya teralihkan. Ia gelisah karena Maximilian tak kunjung membalas pesan darinya, sampai malam ini pun tidak ada kabar dari pria itu.Anastasia berusaha mengalihkan pikiran dengan mengobrol bersama beberapa staff, tetapi entah mengapa, kegembiraan yang ada terasa hampa. Tiba-tiba, gelas yang dipegangnya terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai. Suara pecahan gelas menggema di

Latest chapter

  • Suami Rahasia Sang Bintang    140. TAMAT (Tidak Ada Kata Akhir)

    ***Langit cerah menaungi villa pribadi keluarga Kingsley, dihiasi dengan alunan lembut musik klasik yang mengiringi para tamu undangan menuju taman yang telah disulap menjadi tempat upacara pernikahan megah. Anastasia berdiri di balik tirai putih, mengenakan gaun pernikahan yang memukau. Gaun itu dirancang khusus oleh Celine Idzes, penuh detail renda yang elegan, dengan ekor panjang yang membuatnya tampak seperti seorang ratu.Rhett berdiri di sampingnya, mengenakan setelan jas hitam yang rapi. Tangannya menggenggam lengan Anastasia dengan lembut, matanya berkaca-kaca."Papa tidak pernah menyangka akan memiliki kesempatan ini," ucap Rhett pelan, suaranya bergetar.Anastasia menatap ayahnya dengan senyuman hangat. "Aku bahagia Papa di sini. Aku tidak bisa membayangkan orang lain yang mendampingiku selain Papa."Rhett mengangguk, menahan air mata yang hampir jatuh. Ia menatap Anastasia dengan bangga. "Kamu sangat cantik hari ini, Nak. Maximilian adalah pria paling beruntung di dunia."

  • Suami Rahasia Sang Bintang    139. Detik ini dn dan Seterusnya

    ***Di ruang rapat eksekutif Kingsley Group, suasana mencekam. Robert Brown, pria paruh baya dengan jasnya yang kini tampak kusut, berlutut di lantai marmer hitam yang dingin. Wajahnya penuh dengan keringat dingin, sementara tangannya gemetar menahan rasa takut."Maximilian... Aku memohon padamu," ucap Robert, suaranya bergetar. "Lepaskan kami. Aku berjanji tidak akan mengusik keluarga Kingsley lagi. Aku... Aku bersumpah."Di kursi utama, Maximilian duduk dengan tenang. Sosoknya yang tegap dan aura dinginnya membuat semua yang berada di ruangan itu enggan bernapas terlalu keras. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi kulit hitam, kedua tangan saling bertaut di depan dada. Senyum kecil muncul di bibirnya, senyum yang penuh arti dan tak memberi celah untuk harapan."Berjanji, ya?" Maximilian akhirnya berbicara, suaranya rendah namun tajam. "Paman akan bersembunyi ke luar negeri, kan? Dan itu di Sydney. Apa aku salah menebak?"Mata Robert membelalak, bibirnya terbuka tanpa suara. Tubuhnya ter

  • Suami Rahasia Sang Bintang    138. Tuhan Mengirimkan Bahagia Lewat Senyummu

    ***Di kamar utama kediaman keluarga Kingsley, suasana yang awalnya tenang berubah menjadi percakapan hangat. Anastasia duduk di atas ranjang dengan wajah sedikit pucat, namun senyumnya tetap menghiasi wajahnya. Di sisinya, Maximilian terus memegang tangannya, memberikan kehangatan dan perhatian penuh.Steven sedang memeriksa kondisi Anastasia dengan stetoskop di tangannya. Wajahnya serius, namun ada senyum kecil yang tersembunyi di sana. Setelah selesai, dia berdiri dan melipat tangannya di dada sambil menatap Selene dan Shayne, kedua orang tua Maximilian."Paman, Bibi..." Steven memulai, senyumnya semakin lebar. "Sebentar lagi kalian akan menjadi grandma dan grandpa. Kediaman ini pasti akan jauh lebih ramai."Kalimat itu langsung membuat ruangan menjadi hening. Selene membuka mulutnya, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Shayne, yang tadinya hanya duduk diam, langsung menegakkan tubuhnya. Namun, reaksi yang paling mencolok datang dari Maximilian."Apa yang kau

  • Suami Rahasia Sang Bintang    137. Takdir Semanis ini

    ***Malam itu, berita tentang Anastasia yang secara resmi diakui sebagai menantu keluarga Kingsley mengguncang dunia. Para undangan di acara resmi keluarga Kingsley tercengang. Kilatan kamera memenuhi ruangan saat Maximilian dengan tenang berdiri di samping Anastasia, memperkenalkannya sebagai istri dan menantu keluarga Kingsley.Di berbagai media sosial, foto-foto mesra keduanya mulai beredar luas. Foto-foto itu menangkap momen romantis Maximilian dan Anastasia, memperlihatkan bagaimana pria itu menggenggam erat tangan istrinya, seolah tak ingin ada yang mengganggunya. Ada foto ketika Maximilian menatap Anastasia penuh kelembutan, sebuah pemandangan yang membuat publik terkagum-kagum.Di sebuah akun penggemar, seorang netizen menulis, “Siapa yang sangka Anastasia menikah dengan Maximilian Kingsley? Mereka terlihat sempurna bersama!”Komentar-komentar positif membanjiri setiap unggahan tentang mereka, memuji betapa serasi pasangan ini. Netizen tak henti-hentinya membicarakan betapa be

  • Suami Rahasia Sang Bintang    136. Dia adalah Hati dan Denyut Nadiku

    ***Wajah Renata terlihat pucat dengan air mata yang mengalir di pipinya. Di tengah pesta ulang tahun Kingsley Group yang mewah, kegaduhan ini menarik perhatian para tamu. Robert, ayahnya, menghampiri Renata dengan wajah penuh kekhawatiran. Dia menunduk, membangunkan putrinya dengan lembut."Sayang, apa kamu baik-baik saja?" tanya Robert dengan suara cemas.Renata mengangguk lemah, terisak dengan air mata yang mengalir semakin deras. Pemandangan putrinya yang terlihat tersakiti itu membuat Robert memalingkan tatapan marah ke arah Anastasia, yang berdiri tidak jauh dari mereka. Semua tamu mulai berbisik-bisik, seolah mereka setuju dengan kebencian yang tampak di mata Robert.Dengan nada dingin dan tajam, Robert menatap Anastasia penuh hinaan. "Kenapa ada wanita rendahan sepertimu di sini?" katanya, suaranya dipenuhi kemarahan yang tak tersembunyi. "Bagaimana kau bisa datang ke pesta ini? Apa kau merayu seseorang dengan tubuhmu agar bisa datang ke acara sebesar ini?"Tawa merendahkan lan

  • Suami Rahasia Sang Bintang    135. Dia Pria Terhormat

    ***Lampu-lampu kristal di ballroom megah Kingsley Tower berpendar, menciptakan kilauan indah di setiap sudut ruangan. Para tamu undangan yang mengenakan busana glamor berkumpul, menikmati pesta ulang tahun perusahaan Kingsley Group yang ke-75. Namun, malam ini, bukan hanya perayaan yang menjadi pusat perhatian—rumor tentang penerus Kingsley Group yang akan diumumkan secara resmi malam ini telah menjadi buah bibir semua orang. Apalagi sang penerus itu selalu menjadi rahasia karena keberadaannya sangat misterius, bahkan tidak ada media satupun yang mengetahui dimana keberadaan sang pewaris ituDi tengah dentingan gelas-gelas wine dan alunan musik jazz, suara pembawa acara menggema, memecah keheningan ballroom."Ladies and gentlemen, mari kita sambut penerus Kingsley Group, Maximilian Kingsley!"Begitu nama itu disebutkan, sorak-sorai kecil terdengar dari para tamu, dan kamera-kamera media langsung diarahkan ke panggung. Seorang pria berpostur tinggi, berbalut setelan jas hitam sempurna

  • Suami Rahasia Sang Bintang    134. Tetaplah di Sisiku

    ***Suara benda-benda pecah bergema di dalam kamar Renata. Vas, cermin kecil, bahkan bingkai foto dilempar begitu saja hingga hancur berserakan di lantai. Wajah Renata memerah penuh amarah, napasnya memburu, dan matanya penuh kebencian. Kegagalan rencananya untuk menculik Anastasia benar-benar membuatnya berang."Mereka tak becus!" teriak Renata sambil menendang sisa-sisa kaca di lantai. "Sialan! Orang rendah macam itu berani menolak uangku?" Suaranya menggema dengan kemarahan yang seolah tak kunjung reda.Di tengah-tengah kekesalannya, ia meraih laci meja riasnya dengan kasar, membuka sebuah kotak kecil dan mengeluarkan sebuah botol kecil berisi pil berwarna putih. Renata menatap obat itu dengan tatapan yang penuh tekad."Kalau aku tidak bisa menculiknya, maka aku akan melakukan cara lain," gumamnya sambil menyeringai tipis. "Aku akan tidur dengan Max... dan dengan ini," ia mengangkat pil itu, "aku akan menjadi istrinya."Namun, sebelum Renata bisa melanjutkan monolognya, pintu kamar

  • Suami Rahasia Sang Bintang    133. Ruang Maaf

    ***Rhett duduk di sebuah kafe mewah di sudut kota, menatap kosong ke arah cangkir kopi yang ada di depannya. Hatinya bergejolak, tak tenang, seakan ada beban yang tak bisa ia lepaskan dari pundaknya. Hari ini, ia akan bertemu dengan pria yang berhasil merebut hati putrinya—Maximilian Kingsley, seorang pria yang terkenal dingin namun disegani banyak orang.Suara langkah tegas terdengar mendekat, dan Rhett mendongak. Di depannya berdiri seorang pria tinggi dengan tatapan tenang namun tajam. Itu Maximilian, pria yang telah menjadi suami Anastasia. Rhett berdiri, menyambut Maximilian dengan anggukan kepala yang sopan.“Tuan Rhett,” Maximilian memulai, suaranya rendah namun penuh wibawa. Ia mengulurkan tangan. “Senang akhirnya bisa bertemu dengan Anda.”Rhett menyambut uluran tangan itu. “Begitu juga dengan saya, Tuan muda Kingsley.” Ia mencoba tersenyum, walau hatinya diliputi perasaan campur aduk.Maximilian duduk di hadapannya, matanya lurus menatap Rhett. Meskipun banyak yang mengenal

  • Suami Rahasia Sang Bintang    132. Rasa Bersalah adalah Hukuman

    ***Anastasia menggenggam dokumen yang diberikan Maximilian dengan tangan gemetar. Hatinya terasa berat, bercampur amarah dan rasa sakit. Mata Anastasia memburam, air mata perlahan mengalir tanpa bisa ia bendung lagi."Kakek dan nenekku sendiri… Mereka yang menyebabkan kecelakaan itu? Kenapa… kenapa mereka tega?" ucapnya terisak, suaranya pecah di tengah kalimat. "Pantas saja… Saat aku datang ke keluarga Noire, mereka semua membenciku. Apalagi Kakek dan Nenek… Sejak awal, keadaanku dianggap tak terlihat. Bahkan aku selalu dikucilkan.”Maximilian hanya bisa menghela napas panjang, tatapannya penuh keprihatinan. "Ana… Semua ini karena ayahmu. Ayahmu memutuskan menikah dengan Aria dengan syarat bahwa kamu bisa diterima dalam keluarga Noire," jawabnya pelan.Anastasia mengernyitkan kening, seolah tak percaya pada apa yang ia dengar. "Papa? Tapi kenapa Papa begitu ingin aku masuk ke dalam keluarga Noire? Bukankah dia selalu menunjukkan kalau dia membenciku? Selalu dingin dan acuh bahkan di

DMCA.com Protection Status