***Elora membanting semua barang di meja dengan kemarahan yang tidak terkendali. Buku catatan, pena, bahkan secangkir kopi yang masih setengah penuh beterbangan dan pecah di lantai. Matanya menyala dengan kebencian, suaranya bergetar saat dia menatap Anya yang berdiri dengan tubuh gemetar di seberangnya."Kau benar-benar tak becus!" teriak Elora, nadanya penuh dengan kemarahan yang hampir meledak. "Aku sudah memberimu waktu, uang, dan segala yang kau butuhkan untuk memastikan album terbaru Anastasia gagal. Tapi lihat apa yang terjadi sekarang!"Anya menunduk, mencoba menenangkan napasnya yang semakin berat. "Aku... aku sudah melakukan semuanya sesuai rencana, Elora. Aku sudah membayar semua orang, dari teknisi sampai jurnalis musik. Mereka seharusnya merusak reputasi Anastasia. Aku yakin album itu akan gagal!" Anya bersuara penuh ketakutan, tangannya gemetar mencoba merapikan kertas-kertas yang berserakan di meja.Elora mendekat, matanya menyipit tajam. "Oh, ya? Kalau begitu, bagaima
***Showcase album baru Anastasia berlangsung dengan meriah. Ruangan besar itu dipenuhi oleh para penggemar yang telah lama menantikan kesempatan ini, kesempatan untuk bertemu dengan penyanyi idola mereka dan mendapatkan tanda tangan. Musik yang menggema di seluruh penjuru ruangan, lampu sorot yang menari-nari di atas panggung, serta antusiasme yang tak terbendung dari para penggemar, menciptakan atmosfer yang penuh energi.Anastasia duduk di meja tanda tangan, tersenyum lembut setiap kali penggemar datang bergiliran dengan wajah penuh kegembiraan. Dia tahu betapa pentingnya malam ini, bukan hanya untuk kariernya, tetapi juga sebagai momen di mana ia bisa menunjukkan apresiasi kepada mereka yang telah mendukungnya sejak awal.Di tengah antrean yang mengular panjang, seorang pria yang mengenakan masker hitam dan topi terlihat bergerak perlahan menuju Anastasia. Ia tampak biasa saja, tak ada yang istimewa, seperti penggemar lainnya. Namun, tatapan Anastasia langsung tertuju padanya, per
***“Jadi, jika begitu. Bisakah kamu percaya padaku dan tidak menyembunyikan apapun dariku? Katamu, aku berharga, kan?”Maximilian menatap Anastasia dengan penuh kasih, senyum lembut terbentuk di bibirnya saat ia mendekatkan wajahnya ke arah wanita itu. "Karena kamu berharga, Ana," ujarnya dengan suara rendah dan penuh ketulusan, "jadi aku pasti akan menjagamu."Mata Anastasia berkaca-kaca mendengar kata-kata pria yang selama ini mengisi hari-harinya. "Kamu tahu," lanjut Maximilian sambil tetap menatap dalam-dalam ke matanya, "seumur hidupku, aku belum pernah merasa segila ini karena seorang wanita. Dan aku sangat takut... jika suatu hari kau pergi meninggalkanku, hidupku akan berantakan."Anastasia terdiam, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Maximilian. Ada rasa kehangatan yang menjalar di dadanya, namun juga ada kekhawatiran yang samar, tersembunyi di balik semua emosi yang saling berbaur.Maximilian menelan ludah, berusaha merangkai kata-kata berikutnya. "Jadi, apapun
***Di sebuah butik mewah milik Celine Idzes, Anastasia sedang mencoba beberapa gaun ketika matanya tak sengaja bertemu dengan sosok yang familiar. Renata dan Selene Kingsley berdiri di dekat pintu masuk butik, tersenyum ke arahnya. Dengan langkah anggun, mereka menghampiri Anastasia.“Anastasia, betapa kebetulan sekali bertemu di sini,” ujar Selene dengan nada hangat. “Sudah lama kita tidak makan malam bersama.”Anastasia tersenyum, menata rambut panjangnya yang tergerai indah. "Aku juga senang bisa bertemu. Bagaimana kalau kita makan malam bersama? Bibi Celine mungkin bisa bergabung juga.”“Tentu, sayang,” balas Celine.Setelah sepakat, mereka pun menuju restoran mewah di pusat kota. Suasana restoran malam itu begitu elegan, diterangi cahaya lilin yang temaram dan dihiasi bunga mawar putih di setiap meja. Mereka duduk di meja yang sudah dipesan oleh Selene, dan pelayan segera datang membawakan menu.“Anastasia,” ucap Selene dengan senyum bangga, “Mama dengar albummu laris manis dan
***Maximilian duduk di sofa apartemennya, memandangi sebotol wine yang hampir habis di depannya. Pikirannya berkecamuk saat ia terus membaca dokumen tentang masa lalu Anastasia, yang kini terbuka di layar tabletnya. Hatinya tak karuan. Setiap kata yang ia baca terasa seperti duri menusuk dadanya. Ia tidak pernah menyadari seberapa berat hidup Anastasia—ditinggalkan, dicemooh, disakiti, dan diperlakukan dengan kejam oleh dunia. Bagaimana mungkin gadis sekecil itu mampu bertahan di masa lalu?Ia meraih gelas wine di meja dan meneguknya dengan cepat, mencoba mengusir rasa sakit yang mendadak menghantuinya. Wajah Anastasia yang tersenyum di beberapa foto publik membuatnya semakin bingung. Wanita yang ia kenal begitu ceria dan bersemangat, tetapi dari balik semua itu, ada begitu banyak penderitaan yang tersembunyi.“Bagaimana bisa?” gumam Maximilian pelan, meletakkan gelasnya dengan kasar. “Bagaimana bisa dia tetap tersenyum, meski dunia begitu kejam padanya?”Mata Maximilian terus terpaku
***[Jika ada waktu, ayah menunggumu di restoran Prancis. Ada yang ingin Ayah bicarakan padamu.]Anastasia menatap ponselnya dengan ekspresi tak percaya. Sebuah pesan baru saja masuk, dan pengirimnya membuat hatinya berdegup kencang. Rhett Noire, ayah yang jarang sekali menghubunginya, tiba-tiba ingin bertemu. Sebuah pesan singkat, namun cukup untuk membuat perasaan gelisah menguasai dirinya."Kenapa, Ana?" tanya Maximilian, yang baru saja memasuki ruangan. Ia melihat ekspresi Anastasia yang tak biasa dan langsung merasakan ada sesuatu yang salah.Anastasia menyerahkan ponselnya tanpa berkata-kata. Maximilian melihat nama pengirim pesan itu, dan meskipun hatinya ikut terkejut, ia berusaha tetap tenang."Rhett Noire?" Maximilian pura-pura tidak paham, berharap Anastasia mau menjelaskan lebih lanjut.Anastasia mendesah pelan, suaranya penuh kebingungan. "Dia... Rhett Noire, ayahku. Kamu sudah pernah menemuinya sekali waktu dia memukulmu pada malam itu. Aku sudah memutuskan hubungan kam
***“Kamu gila? Kamu mau membuat reputasimu buruk jika aku mengeluarkan skandal ini?” tanya Joseph.“Skandal? Hmm, publik akan melupakannya nanti. Bukankah Anastasia juga begitu? Dia dihujat dan diasingkan, tapi tak lama dia bersinar lagi dan publik melupakan skandalnya,” balas Leon.Josep menghela napas panjang. “Itu karena dia adalah seorang Anastasia, dia punya talenta besar dan semua skandalnya bisa hilang karena Anastasia mempunyai aura bintang yang paling terang, bakatnya luar biasa. Publik mencintai semua karyanya.”“Dan itu akan terjadi padaku dan namaku pun akan bersinar jika aku dan Anastasia kembali,” tukas Leon.“Ini gila, Leon. Kamu mau kembali pada Anastasia? Bukankah kamu selama ini hanya memanfaatkannya saja? Kamu sudah punya segalanya, jika kamu berhenti dari dunia hiburan pun, keluarga Hale sangat kaya raya dan Elora... dia sangat tunduk padamu, aku rasa kamu akana sia-sia jika menginginkan Anastasia ke sisimu, dia sudah menikah.”“Aku sangat yakin kalau pria itu han
***Anastasia berbaring di pelukan Maximilian, merasa damai di bawah selimut hangat. Di sekeliling mereka, malam semakin larut, tapi keheningan kamar membawa ketenangan. Maximilian mencium lembut puncak kepalanya, napasnya pelan dan stabil.“Mungkin satu minggu ini aku tidak bisa pulang,” ucap Maximilian tiba-tiba. “Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Lusa aku berangkat ke luar kota.”Anastasia menoleh sedikit, alisnya bertaut. “Pekerjaan apa? Bukankah kamu hanya koki dan harus selalu ada di restoran?”Maximilian tersenyum kecil, seolah pertanyaan itu lucu baginya. “Ya, tapi kali ini ada pelatihan khusus. Aku harus belajar menu baru agar lebih mahir untuk menu-menu baru di restoran.”Anastasia terdiam, hatinya sedikit resah. Lima hari lagi adalah ulang tahun pernikahan Selene, dan dia berencana pergi ke New Zealand untuk menghadiri perayaan itu. Ia ingin memberitahu Maximilian, tapi merasa khawatir hal itu akan mengganggu pekerjaannya.Dia menghela napas perlahan, memutuskan unt
***Langit cerah menaungi villa pribadi keluarga Kingsley, dihiasi dengan alunan lembut musik klasik yang mengiringi para tamu undangan menuju taman yang telah disulap menjadi tempat upacara pernikahan megah. Anastasia berdiri di balik tirai putih, mengenakan gaun pernikahan yang memukau. Gaun itu dirancang khusus oleh Celine Idzes, penuh detail renda yang elegan, dengan ekor panjang yang membuatnya tampak seperti seorang ratu.Rhett berdiri di sampingnya, mengenakan setelan jas hitam yang rapi. Tangannya menggenggam lengan Anastasia dengan lembut, matanya berkaca-kaca."Papa tidak pernah menyangka akan memiliki kesempatan ini," ucap Rhett pelan, suaranya bergetar.Anastasia menatap ayahnya dengan senyuman hangat. "Aku bahagia Papa di sini. Aku tidak bisa membayangkan orang lain yang mendampingiku selain Papa."Rhett mengangguk, menahan air mata yang hampir jatuh. Ia menatap Anastasia dengan bangga. "Kamu sangat cantik hari ini, Nak. Maximilian adalah pria paling beruntung di dunia."
***Di ruang rapat eksekutif Kingsley Group, suasana mencekam. Robert Brown, pria paruh baya dengan jasnya yang kini tampak kusut, berlutut di lantai marmer hitam yang dingin. Wajahnya penuh dengan keringat dingin, sementara tangannya gemetar menahan rasa takut."Maximilian... Aku memohon padamu," ucap Robert, suaranya bergetar. "Lepaskan kami. Aku berjanji tidak akan mengusik keluarga Kingsley lagi. Aku... Aku bersumpah."Di kursi utama, Maximilian duduk dengan tenang. Sosoknya yang tegap dan aura dinginnya membuat semua yang berada di ruangan itu enggan bernapas terlalu keras. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi kulit hitam, kedua tangan saling bertaut di depan dada. Senyum kecil muncul di bibirnya, senyum yang penuh arti dan tak memberi celah untuk harapan."Berjanji, ya?" Maximilian akhirnya berbicara, suaranya rendah namun tajam. "Paman akan bersembunyi ke luar negeri, kan? Dan itu di Sydney. Apa aku salah menebak?"Mata Robert membelalak, bibirnya terbuka tanpa suara. Tubuhnya ter
***Di kamar utama kediaman keluarga Kingsley, suasana yang awalnya tenang berubah menjadi percakapan hangat. Anastasia duduk di atas ranjang dengan wajah sedikit pucat, namun senyumnya tetap menghiasi wajahnya. Di sisinya, Maximilian terus memegang tangannya, memberikan kehangatan dan perhatian penuh.Steven sedang memeriksa kondisi Anastasia dengan stetoskop di tangannya. Wajahnya serius, namun ada senyum kecil yang tersembunyi di sana. Setelah selesai, dia berdiri dan melipat tangannya di dada sambil menatap Selene dan Shayne, kedua orang tua Maximilian."Paman, Bibi..." Steven memulai, senyumnya semakin lebar. "Sebentar lagi kalian akan menjadi grandma dan grandpa. Kediaman ini pasti akan jauh lebih ramai."Kalimat itu langsung membuat ruangan menjadi hening. Selene membuka mulutnya, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Shayne, yang tadinya hanya duduk diam, langsung menegakkan tubuhnya. Namun, reaksi yang paling mencolok datang dari Maximilian."Apa yang kau
***Malam itu, berita tentang Anastasia yang secara resmi diakui sebagai menantu keluarga Kingsley mengguncang dunia. Para undangan di acara resmi keluarga Kingsley tercengang. Kilatan kamera memenuhi ruangan saat Maximilian dengan tenang berdiri di samping Anastasia, memperkenalkannya sebagai istri dan menantu keluarga Kingsley.Di berbagai media sosial, foto-foto mesra keduanya mulai beredar luas. Foto-foto itu menangkap momen romantis Maximilian dan Anastasia, memperlihatkan bagaimana pria itu menggenggam erat tangan istrinya, seolah tak ingin ada yang mengganggunya. Ada foto ketika Maximilian menatap Anastasia penuh kelembutan, sebuah pemandangan yang membuat publik terkagum-kagum.Di sebuah akun penggemar, seorang netizen menulis, “Siapa yang sangka Anastasia menikah dengan Maximilian Kingsley? Mereka terlihat sempurna bersama!”Komentar-komentar positif membanjiri setiap unggahan tentang mereka, memuji betapa serasi pasangan ini. Netizen tak henti-hentinya membicarakan betapa be
***Wajah Renata terlihat pucat dengan air mata yang mengalir di pipinya. Di tengah pesta ulang tahun Kingsley Group yang mewah, kegaduhan ini menarik perhatian para tamu. Robert, ayahnya, menghampiri Renata dengan wajah penuh kekhawatiran. Dia menunduk, membangunkan putrinya dengan lembut."Sayang, apa kamu baik-baik saja?" tanya Robert dengan suara cemas.Renata mengangguk lemah, terisak dengan air mata yang mengalir semakin deras. Pemandangan putrinya yang terlihat tersakiti itu membuat Robert memalingkan tatapan marah ke arah Anastasia, yang berdiri tidak jauh dari mereka. Semua tamu mulai berbisik-bisik, seolah mereka setuju dengan kebencian yang tampak di mata Robert.Dengan nada dingin dan tajam, Robert menatap Anastasia penuh hinaan. "Kenapa ada wanita rendahan sepertimu di sini?" katanya, suaranya dipenuhi kemarahan yang tak tersembunyi. "Bagaimana kau bisa datang ke pesta ini? Apa kau merayu seseorang dengan tubuhmu agar bisa datang ke acara sebesar ini?"Tawa merendahkan lan
***Lampu-lampu kristal di ballroom megah Kingsley Tower berpendar, menciptakan kilauan indah di setiap sudut ruangan. Para tamu undangan yang mengenakan busana glamor berkumpul, menikmati pesta ulang tahun perusahaan Kingsley Group yang ke-75. Namun, malam ini, bukan hanya perayaan yang menjadi pusat perhatian—rumor tentang penerus Kingsley Group yang akan diumumkan secara resmi malam ini telah menjadi buah bibir semua orang. Apalagi sang penerus itu selalu menjadi rahasia karena keberadaannya sangat misterius, bahkan tidak ada media satupun yang mengetahui dimana keberadaan sang pewaris ituDi tengah dentingan gelas-gelas wine dan alunan musik jazz, suara pembawa acara menggema, memecah keheningan ballroom."Ladies and gentlemen, mari kita sambut penerus Kingsley Group, Maximilian Kingsley!"Begitu nama itu disebutkan, sorak-sorai kecil terdengar dari para tamu, dan kamera-kamera media langsung diarahkan ke panggung. Seorang pria berpostur tinggi, berbalut setelan jas hitam sempurna
***Suara benda-benda pecah bergema di dalam kamar Renata. Vas, cermin kecil, bahkan bingkai foto dilempar begitu saja hingga hancur berserakan di lantai. Wajah Renata memerah penuh amarah, napasnya memburu, dan matanya penuh kebencian. Kegagalan rencananya untuk menculik Anastasia benar-benar membuatnya berang."Mereka tak becus!" teriak Renata sambil menendang sisa-sisa kaca di lantai. "Sialan! Orang rendah macam itu berani menolak uangku?" Suaranya menggema dengan kemarahan yang seolah tak kunjung reda.Di tengah-tengah kekesalannya, ia meraih laci meja riasnya dengan kasar, membuka sebuah kotak kecil dan mengeluarkan sebuah botol kecil berisi pil berwarna putih. Renata menatap obat itu dengan tatapan yang penuh tekad."Kalau aku tidak bisa menculiknya, maka aku akan melakukan cara lain," gumamnya sambil menyeringai tipis. "Aku akan tidur dengan Max... dan dengan ini," ia mengangkat pil itu, "aku akan menjadi istrinya."Namun, sebelum Renata bisa melanjutkan monolognya, pintu kamar
***Rhett duduk di sebuah kafe mewah di sudut kota, menatap kosong ke arah cangkir kopi yang ada di depannya. Hatinya bergejolak, tak tenang, seakan ada beban yang tak bisa ia lepaskan dari pundaknya. Hari ini, ia akan bertemu dengan pria yang berhasil merebut hati putrinya—Maximilian Kingsley, seorang pria yang terkenal dingin namun disegani banyak orang.Suara langkah tegas terdengar mendekat, dan Rhett mendongak. Di depannya berdiri seorang pria tinggi dengan tatapan tenang namun tajam. Itu Maximilian, pria yang telah menjadi suami Anastasia. Rhett berdiri, menyambut Maximilian dengan anggukan kepala yang sopan.“Tuan Rhett,” Maximilian memulai, suaranya rendah namun penuh wibawa. Ia mengulurkan tangan. “Senang akhirnya bisa bertemu dengan Anda.”Rhett menyambut uluran tangan itu. “Begitu juga dengan saya, Tuan muda Kingsley.” Ia mencoba tersenyum, walau hatinya diliputi perasaan campur aduk.Maximilian duduk di hadapannya, matanya lurus menatap Rhett. Meskipun banyak yang mengenal
***Anastasia menggenggam dokumen yang diberikan Maximilian dengan tangan gemetar. Hatinya terasa berat, bercampur amarah dan rasa sakit. Mata Anastasia memburam, air mata perlahan mengalir tanpa bisa ia bendung lagi."Kakek dan nenekku sendiri… Mereka yang menyebabkan kecelakaan itu? Kenapa… kenapa mereka tega?" ucapnya terisak, suaranya pecah di tengah kalimat. "Pantas saja… Saat aku datang ke keluarga Noire, mereka semua membenciku. Apalagi Kakek dan Nenek… Sejak awal, keadaanku dianggap tak terlihat. Bahkan aku selalu dikucilkan.”Maximilian hanya bisa menghela napas panjang, tatapannya penuh keprihatinan. "Ana… Semua ini karena ayahmu. Ayahmu memutuskan menikah dengan Aria dengan syarat bahwa kamu bisa diterima dalam keluarga Noire," jawabnya pelan.Anastasia mengernyitkan kening, seolah tak percaya pada apa yang ia dengar. "Papa? Tapi kenapa Papa begitu ingin aku masuk ke dalam keluarga Noire? Bukankah dia selalu menunjukkan kalau dia membenciku? Selalu dingin dan acuh bahkan di