Share

14. Calon Madu.

Author: Seoravry
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Alden memiringkan kepalanya dengan senyuman aneh di wajahnya.

Mengenal Riri dari kelas sepuluh membuat Alden tahu betul bagaimana tabiat Riri yang sesungguhnya. Apa lagi ketika mengingat kalau banyak rahasia Riri yang di ketahui oleh Alden dari sumber yang terpercaya.

“Kamu yakin bisa cari sendiri? Kamu baru pertama kali ke sini kan? Apa kamu bisa menemukannya dalam waktu satu hari?”

Senyum meremehkan yang terlihat jelas di wajah Alden mampu membuat Riri kehabisan kesabarannya.

“Kamu tau apa? Jangan kira hanya karna kita dekat selama hampir dua tahun, kamu bisa berbuat seenaknya seperti itu pada ku. Asal kamu tahu, orang yang mengetahui sesuatu itu bukan kamu, tapi aku!”

Setelah mengatakan itu Riri berjalan menjauh dari Alden dan pergi entah kemana.

Riri berjalan sembari menendang-nendang dinding di sepanjang perjalanannya. Berbagai umpatan terus menerus keluar dari mulut Riri.

“Sok banget dia, kalau aja dulu aku nggak kasihan sama dia, pasti udah langsung aku buang!”

Langkah Riri te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   15. Mamah Mertua.

    “Seharusnya yang jauhi Leon itu kamu!!”Wanita itu melotot lalu berlari melewati Riri sambil menangis tersedu.“Leon!... Dia pukul aku!”Riri refleks memutar badanya kebelakang, dan betapa terkejutnya dia saat melihat Leon sudah berada di belakangnya.Leon berjalan kearah Riri yang sedang ketakutan, tangan kekar Leon mengusap pucuk kepala Riri dengan lembut.“Kamu beneran pukul dia?”Riri melihat ke segala arah untuk menghindari tatapan mata Leon yang tajam, di dalam hati Riri kini sedang bimbang karna berpikir alasan apa yang tepat untuk di berikan sebagai penjelasan.“Coba pukul lagi, tadi aku nggak lihat jelas.”Wajah Riri berseri-seri, matanya berbinar tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Hatinya terasa sangat lega karna ketakutannya tak terjadi.“Serius?! Boleh?!"Leon mengaguk dengan senyum manis di wajahnya.Melihat anggukan Leon, Riri bergegas menghampiri wanita itu dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Namun sialnya wanita itu sudah terlebih dahulu berlari mengh

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   16. Mamah Leon.

    “Ini, di sini ada sepuluh miliar, ambil ini dan pergi sekarang juga!”Riri menatap kartu yang di pegang oleh mamah mertuanya, tatapan jijik terlihat di wajah Riri. Kini Riri berpikir bahwa paman dan budenya lebih baik dari pada mamah mertuanya. Walaupun mereka suka nyinyir dan mengejek, setidaknya mereka tak akan rerendakan harga diri orang lain menggunakan uang.‘Aku kira mereka parah banget, ternyata ada yang lebih parah.’Riri tersenyum manis, walau saat ini hatinya sedang terluka, Riri tak bisa membalas perbuatan menyebalkan mamah mertuanya sekarang.“Maaf ya TANTE, saya tidak membutuhkan uang itu, saya bukan wanita murah yang harga dirinya bisa di beli oleh uang.”Kaki Riri melangkah menuju pintu yang mengantarkannya untuk keluar dari sana, hatinya yang tercabik-cabik membuat Riri melupakan pesan yang sudah di wanti-wanti oleh suaminya.Riri tak memperdulikan apapun selain keluar dari ruangan yang sangat menyesakkan itu. Air mata Riri satu persatu menetes jatuh tanpa dia minta, ra

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   17. Tragedi di Hotel.

    “Tarik lagi ucapanmu!!...” Teriak Riri tepat di samping telinga Leon.Bukanya marah apa lagi membalas, Leon justru terkekeh geli saat melihat ekspresi wajah istrinya.“Kok marah gitu? Kan memang benar.”Riri melempar tasnya kearah Leon dan jauh hingga terselip entah di mana, di dalam lubuk hati Riri yang paling dalam sebenarnya dia mengharapkan sebuah kalimat yang mampu membuat dirinya tenang kembali, namun sepertinya kalimat itu tak akan pernah dia dapatkan dari mulut Leon.Riri turun dari mobil dan menuju ke unit apartemennya dengan sumpah serapah sebagai melodi perjalanannya, semakin banyak umpatan yang keluar dari mulutnya semakin banyak pula amarah yang hilang dari hatinya.Namun sepertinya tadir tak membiarkan Riri menjalani hari-harinya dengan tenang, baru saja Riri berhasil menghilangkan kemarahan akibat ulah para wanita ular tadi, kini Riri kembali di buat marah oleh kedatangan paman dan budenya yang sedang menunggu di depan pintu.“Sialan! Kenapa dia di sini sih? Mau aku mati

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   18. Rasa Sakit.

    Riri menatap tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Air matanya kini tak dapat di bendung lagi dan akhirnya terjatuh satu persatu.Leon berjalan keluar dari sebuah kamar hotel di ikuti Naina di belakangnya, kondisi pakaian mereka berdua yang berantakan membuat Riri berpikir yang tidak-tidak.Leon menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa pusing yang sedang menerjang kelapanya saat ini. Di tambah lagi keberadaan Riri yang tiba-tiba membuat Leon berpikir bahwa dirinya kini sedang berhalusinasi.Merasa bahwa gambaran Riri di depannya yang tak hilang-hilang membuat Leon tersadar bahwa sesosok yang berada di depannya bukannya hanya sebuah ilusi semata.“Kamu kenapa ada di sini? Ayo pulang!”Air mata Riri kian menjadi deras saat dirinya melihat kearah baju Leon yang terdapat bekas lipstik di sana.Riri berusaha untuk menenangkan dirinya dan menghapus air matanya agar dapat berpikir dengan jernih.Riti tersenyum lalu melangkah kearah Leon yang masih berusaha untuk menghilangk

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   19. Syarat.

    "Terus kamu kira aku nggak bisa nemuin kamu?!!"Riri terperanjat saat mendengar suara Leon dari arah belakangnya, karna sepengetahuannya Leon tadi berada di depannya.Leon menyeret Riri menuju ke ruangan rahasia tadi, namun anehnya Leon menyuruh dokter itu untuk memeriksa kepala Riri.“Tapi kan yang sakit kepala kamu!” Ujar Riri saat melihat dokter itu sudah memegang kelapanya.Leon tak menjawab dan memilih untuk memperhatikan Riri yang sedang mengoceh tak henti-hentinya.“Tidak ada yang terluka tuan, nyonya hanya mengalami stres ringan saja.” Ucap dokter itu setelah memeriksa Riri.Leon mengangguk lalu mempersilakan dokter itu untuk pergi, namun secepatnya Riri menghentikan langkah sang dokter agar tak pergi dari sana.“Tunggu sebentar! Yang sakit itu bukan saya, tapi suami saya.” Ucap Riri sambil menunjuk kearah Leon.Dokter itu melirik kerah Leon yang terlihat baik-baik saja.“Pergi sekarang!!” Usir Leon.Dokter itu pun mengangguk lalu berjalan keluar kearah pintu, namun untuk yang

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   20. Motif Polkadot.

    Riri menatap kesal kearah Leon yang sedang mencarikan baju ganti untuknya. Di saat nyawa Riri belum terkumpul semuanya, Leon mengendong Riri dan membawanya ke kamar mandi.Sekujur tubuh Riri menggigil saat air yang hangat menyentuh kulitnya, air yang hangat sekalipun tak mampu membuat Riri merasa lebih baik, malahan air hangat itu terasa berkali-kali lipat lebih dingin di banding air biasa pada umumnya."Ini." Ucap Leon sembari memberikan sebuah pakaian.Riri menatap sepasang pakaian yang di berikan oleh Leon, untuk yang kesekian kalinya Riri menolak pakaian yang di pilihkan oleh Leon, dan akhirnya gelengan kepala darinyalah yang memberikan jawaban atas beberapa helai pakaian yang di pilihkan oleh suaminya."Ini udah yang ke delapan loh! Kamu mau pakai apa memangnya?!" Tanya Leon yang sudah kesal dengan tingkah Riri.Riri memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan Leon yang tajam.Riri sendiri pun sebenarnya heran dengan apa yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini, emosi yang tak

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   21. Kejujuran Leon.

    “Aku nggak tahu kenapa semua wanita itu selalu berpikiran negatif, tapi yang pasti aku nggak pernah selingkuh.”Riri menatap kecewa karna jawaban yang dia inginkan tak sesuai dengan apa yang keluar dari mulut Leon. “Kamu belum jelasin yang kemarin loh.”Dengan tatapan bertanya-tanya Leon mencoba untuk mengingat tentang kejadian yang harus dia jelaskan kepala Riri. ‘Apa aku punya hutang penjelasan ke Riri? Perasaan nggak ada.’“Kenapa? Nggak mau jujur?... Ya aku tahu sih kalau semua laki-laki itu nggak akan bisa puas sama satu wanita, tapi nggak harus terang-terangan juga dong selingkuhnya. Di kira aku nggak punya hati sama perasaan apa.”Riri melepaskan pelukannya lalu pergi ke luar apartemen untuk mencari udara segar, tapi sepertinya Riri melupakan bahwa sekarang dirinya berada di kota metropolitan yang penuh dengan berbagai kendaraan dan polusi udara.“Di saat-saat seperti ini aku jadi kangen rumah, ibu sama ayah apa kabar ya?”Riri menatap langit yang sepertinya mendung dan akan tu

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   22. Tentang Masa Lalu.

    Riri menatap tajam pada lubang di pintu yang menampilkan dua orang wanita yang tak kunjung pergi juga dari sana.Berbagai umpatan Riri suarakan dalam hatinya untuk melampiaskan kemarahannya yang tak dapat dia suarakan.Dengan sabar dan penuh pengertian Riri mendengarkan keluh kesah Leon yang terdengar seperti suara gumaman.Karna melihat kedua wanita yang dari tak pergi-pergi dari depan apartemennya, Riri berusaha untuk mengangkat kakinya lalu mengambil sandal dan melemparkannya kearah lubang di pintu.Untung saja lubang yang di buat Leon cukup besar, jadi dengan mudah sandal Riri melayang melewati lubang di pintu dan hampir mengenai Naina.‘Mampus! Makan tuh sandal!’Setelah melihat kepergian Naina dan mamah tiri Leon, Riri mengajak Leon untuk duduk dan berbicara agar suasana hatinya lebih tenang.“Mas, mereka udah pergi kok, kamu tenangin diri dulu ya, nggak baik berlarut-larut dalam kesedihan, mamah juga pasti nggak mau lihat mas Leon bersedih.”Mendengar ucapan istrinya, dengan ber

Latest chapter

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   125. Tak Tega. (Tamat).

    Kabar menghilangnya Ariza membuat heboh keluarga besar bu Khansa, Riri yang tidak memiliki hubungan baik dengan Ariza terpaksa ikut mencari keberadaan sepupunya itu. “Nak Leon, tolong paman, dia anak perempuan paman satu-satunya, bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu dengannya.” Ujar pak Abdul dengan wajah melasnya. Tentu saja orang yang paling di sasar pertama adalah Leon, koneksi dan anak buah Leon yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi modal utama pak Abdul untuk mencari putrinya. Riri yang melihat pamannya seperti itu menjadi tak tega. Walaupun tidak memiliki hubungan yang baik, bagaimana pun Ariza adalah sepupu Riri, sejahat apa pun dia tentu saja Riri harus membantu untuk mencarinya. “Bantu saja mas, aku tidak tega melihatnya.” Bisik Riri tepat di samping telinga Leon. Bagi Leon yang mengetahui niat buruk Ariza kepada Riri sangat sulit untuk melepaskannya, terlebih lagi kejadian beberapa hari yang lalu bisa terulang kembali. “Kita bicarakan nanti di kamar.

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   124. Kekejaman Leon.

    “Lebih baik kamu jauhkan sapu tangan itu sebelum nyawamu melayang!.” Mendengar ada suara yang menghentikannya, tanpa menoleh sedikit pun, wanita itu mengeluarkan sebuah pisau dari tasnya menggunakan salah satu tangannya yang lain. Sebelum berhasil melancarkan aksinya, Leon melempar sepatu yang di pakainya hingga membuat pisau itu terjatuh di lantai. Dua orang bergegas berlari dan menangkap wanita itu, namun naasnya sapu tangan yang di bawa wanita itu terjatuh tepat di atas wajah salah satu anak Leon. Leon berlari menghampiri putranya, untung saja dia tidak apa-apa. Leon melirik sinis kearah wanita itu setelah memastikan kondisi ketiga putranya baik-baik saja. “Aku akan menghancurkan hidup anakmu!!...” Teriak wanita itu dengan di iringi tawanya yang menggelegar. Arga masuk ke dalam kamar Leon sembari membawa sapu tangan yang persis seperti milik wanita itu. “Di sapu tangannya terdapat air keras, kalau menetes di kulit sedikit saja, wajahnya pasti akan rusak.” Wanita itu

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   123. Bayi Istimewa.

    “Mereka semua pergi dengan keinginan mereka sendiri. Tapi kalau kamu mau, aku bisa bawa mereka kembali ke sini.” Riri kembali terdiam, sudah banyak hal yang dia lewatkan setelah berada di Villa selama tiga bulan, dan segalanya kini menjadi rumit. Bagi Riri yang telah lama merasa bosan dan kesepian, dia pasti akan tetap memilih untuk membawa keluarganya kembali pulang ke rumah, namun hati nurani Riti tidak mengizinkannya untuk bersikap egois, karna bagaimana pun semua berhak untuk hidup sesuai dengan keinginannya masing-masing. “Lalu Satria bagaimana?.” Tanya Riri yang melewatkan satu orang. “Dia memilih untuk melanjutkan pendidikan kedokterannya dan meninggalkan jurusan bisnis seperti yang dia inginkan. Sekarang dia berada di Inggris bersama tiga bocah kematian itu, jadi kamu tidak perlu khawatir.” ***** Leon mengeluarkan sebuah bungkus rokok dari sakunya. Sudah sangat lama sekali dia tidak merokok, terakhir kali pun Leon merokok ketika mendapatkan kabar kalau mertuanya terk

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   122. Mengadopsi Aksa.

    Kedua mata Riri perlahan-lahan terbuka, hal yang pertama kali di lihat oleh Riri adalah sebuah langit-langit putih berhiaskan emas yang berkilauan. “Akhirnya kamu sadar juga nak, Ibu khawatir kalau terjadi sesuatu sama kamu, untung saja dokter bilang tidak apa-apa.” ‘Ada apa ini, apa yang sudah terjadi kepadaku?.’ Tanya Riri dalam hati. Riri menoleh kearah Ibunya yang dengan khawatir memegang salah satu tangannya erat-erat. Kepalanya yang terasa sangat sakit membuat Riri kesulitan untuk berpikir. Berbagai pertanyaan mengenai kondisinya berkecamuk di pikiran Riri yang membuat rasa sakit di kepalanya bertambah semakin menjadi-jadi. Riri merintih kesakitan, telinganya juga tiba-tiba berdenging sangat nyaring, tubuh Riri meringkuk ketika kepalanya terserang rasa sakit yang luar biasa. Melihat putrinya yang merintih kesakitan, bu Khansa berteriak memanggil nama Leon. Mendengar teriakan dari Ibu mertuanya, Leon bergegas menghampiri sumber suara. Ketika sudah berada di depan kamar

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   121. Menyelesaikan Semuanya.

    “Malu kamu bilang?! Kalau kamu masih memiliki rasa malu! Ganti rugi atas kematian anakku! Kalian harus membayarnya!.”“Benar! Kamu harus membayar empat triliun kepada kami!. Kalau kamu tidak membayarnya, kami akan menghancurkan rumah ini!.”Tangan Riri mengepal kuat dan akan bersiap untuk menghantam wajah empat orang yang berada di depan matanya. Di saat Karina sedang di kabarkan sakit bahkan sampai sekarat di rumah sakit, bukannya menjenguk mereka malah datang meminta sejumlah uang ganti rugi.“Anak yang mana? Kalau maksud tante itu kak Karina, sampai saat ini dia masih hidup dan masih bisa bernafas!.”“Tapi kak Karina sekarat karna kalian! Kalian sudah menaruh racun ke dalam makanannya!. Kalau kalian tidak suka setidaknya jangan membunuh kak Karina!.”Riri mengelus dadanya sembari mengatur nafas agar tidak terbawa emosi, cerita tentang kekejaman mereka yang di ceritakan oleh Leon melekat jelas di ingatan Riri. Peran saudara dan ibu tiri yang mereka lakukan sangat baik hingga me

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   120. Makanan Beracun.

    Suara ketukan terdengar di pintu kamar pengantin yang akan menghabiskan waktu bersama setelah serangkaian acara yang melelahkan. Suara ketukan itu tak kunjung berhenti sampai salah satu dari kedua orang yang berada di kamar itu membuka pintu. “Kenapa Leon? Apa kamu tidak akan membiarkan aku beristirahat dengan tenang malam ini?.” Leon menatap wajah pamannya lalu mengintip ke dalam kamar. Di sana sudah terdapat sebuah meja dengan berbagai makanan yang di hidangkan. Di salah satu sisi meja sudah ada seorang wanita yang mengenakan sebuah gaun putih yang cantik, jika di lihat dari posisinya wanita itu terlihat akan segera menyantap hidangan di depannya. “Jangan makan apa pun sampai besok siang.” Asrof menatap heran kearah Leon, dan seketika ekspresi wajah Asrof berubah menjadi panik. Asrof menoleh ke belakang dan menatap istrinya yang akan memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. Tanpa berpikir lama Asrof langsung berlari dan menepis tangan Karina dengan kasar. Sendok

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   119. Adik Tiri.

    “Asal kamu tahu ya, aku berhasil menggoda suamimu dan membuatnya menerimaku." Bagi orang yang tidak tahu apa-apa pasti akan berpikiran negatif, tapi bagi Riri yang sudah mendengar semua ceritanya dari Leon, itu bukanlah sesuatu hal yang mengejutkan. “Iya, aku sudah mendengar semuanya dari yang bersangkutan kok. Padahal hanya bisa duduk di pangkuan suamiku dengan telanjang tanpa di usir, tapi kamu membanggakannya seolah-olah pernah tidur berdua saja dengan suamiku. Ya setidaknya sekarang aku tahu betapa murahnya dirimu yang bangga karna menjadi bahan tontonan orang lain ketika telanjang.” Mereka berdua meninggalkan tempat pelaminan dengan wajah memerah. Melihat mereka berdua pergi dengan kesal, Riri tersenyum puas walaupun sedikit menyimpan kekesalan karna mereka mengungkit tentang kelakuan busuk suaminya. Riri kembali menatap Karina yang sudah bisa mengangkat kepalanya. “Jangan di pikirkan lagi, kakak lebih baik dari pada mereka kok.” “Tapi apakah yang kamu katakan itu

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   118. Jauh Lebih Baik.

    “Mah, aku tidak mau menikah dengan dia. Aku tidak suka dengan dia mah.”“Diam kamu! Kalau bisa di ganti dengan adikmu, mamah akan dengan suka rela menggantimu!. Seharusnya kamu bersyukur karna ada orang yang mau menikahimu dengan mahar tinggi, apa lagi sampai mengadakan pesta di hotel begini.”Riri memperhatikan anak dan ibu yang berada di depannya, bisik-bisik yang mereka lakukan membuat Riri penasaran tentang apa yang mereka bicarakan sampai serius begitu.Semuanya sudah siap, kedua pengantin telah duduk berdampingan dan siap mengikat diri dengan janji suci pernikahan.Dari awal sampai akhir raut wajah sang pengantin wanita berhasil menyita perhatian Riri. Riri merasa dia pasti terpaksa seperti yang pernah terjadi padanya dulu, tapi Riri merasa kali ini hubungannya sedikit rumit dari yang pernah dulu dirinya alami.“Kenapa merasa seperti melihat diri sendiri ya? Kalau dulu kamu tidak menuruti apa yang Ibu katakan, cerita hidupmu pasti tidak akan seperti ini.”Bu Khansa kembali

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   117. De Javu.

    “Lihatkan, akulah pemenangnya, sekarang jangan ganggu istriku lagi.” ‘Dasar menyebalkan!.’ Kesal Dion dalam hati. Kedatangan Leon dan Riri di sambut hangat oleh orang-orang yang ada di dalam rumah, terutama orang-orang yang mengetahui kehamilan Riri. Tentu saja di antara orang-orang yang berbahagia itu ada beberapa orang yang tidak senang dengan kedatangan Leon dan Riri. Salah satunya adalah paman Riri yang sering membuat masalah di mana-mana menggunakan nama Leon sebagai tamengnya. “Leon, di mana bude dan sepupumu? Kenapa mereka tidak datang bersama kalian?.” Tanya paman Abdul yang tidak melihat keberadaan adik, istri, anak, serta keponakannya. “Sepupu? Mana mungkin aku memiliki sepupu, paman kandungku satu-satunya baru menikah, bagaimana bisa aku memiliki sepupu.” Sindiran yang di ucapkan Leon berhasil mengenai tiga orang sekaligus. Pak Abdul, Asrof dan juga Dimas terdiam tak berkutik saat mendapatkan kata-kata menohok dari Leon. Pak Abdul sebisa mungkin mengontrol

DMCA.com Protection Status