Pagi ini matahari bersinar cerah, memancar kemerahan lembut semilir angin lembut menerpa kulit dengan pelan, berhembus sepoi-sepoi menemani sang surya yang bercahaya di ufuk Timur. Hiruk-pikuk jalanan pertanda aktivitas keseharian dimulai.
Kota Tepi Laut Barat merupakan sebuah kota lapis kedua yang cukup kompetitif dan banyak bisnis perusahaan ibukota berada disini. Walau hanya sebagai kota lapis kedua, ini sudah termasuk salah satu kota kelas atas, dengan ekonomi yang cukup maju jika dibandingkan dengan beberapa kota lapis kedua lainnya.
“Demi kebaikanmu, kali ini kamu harus mendengarkan kakek. Segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, kamu harus tetap hidup. Jika terjadi sesuatu padamu, kakek tidak akan punya wajah untuk bertemu dengan orang tuamu di surga nanti. Perusahaan sedang tidak baik-baik saja, bisa bangkrut kapan saja.” Tersenyum getir, ujung bibirnya sedikit bergetar saat kakek Tiara Lin mengucapkan kata demi kata dengan penuh makna.
Ekspresi wajahnya tenang dan penuh keanggunan dengan pesona tampan di wajahnya yang sudah tua, fitur sempurna terukir disana. Masih tergambar jelas aura maskulin itu disana. Walau sudah memutih rambutnya, itu masih jelas terlihat sisa-sisa ketampanan masa mudanya, tatapanya tegas tak terbantahkan.
“Huhhh, kakek egois! Apakah aku masih cucu kakek?” Sambil cemberut dia menggerutu dengan penuh ketidak-puasan, “Tiara ingin lihat seberapa pantas pria itu. Tiara akan membuat dia menderita jika dia berani macam-macam sama Tiara.”
Tiara Lin adalah gadis cantik yang manja, terlahir dengan kemewahan sejak kecil. Tidak ada permintaannya yang tidak dipenuhi oleh kakeknya. Cukup sepatah kata saja maka apa pun yang dia sukai akan dipenuhi oleh kakek. Semua Tuan Muda memndang tinggi dirinya, kebiasaan ini sudah dia terima sejak masih kecil.
Namun, kali ini sepertinya nasib buruk menimpany. Keputusan ini dibuat sepihak oleh kakek tanpa meminta pendapatnya terlebih dahulu.
Biasanya, kakek akan selalu memanjakannya dengan sepenuh hati. Apapun yang keluar dari mulutnya adalah titah dan apa pun yang dia mau akan tersedia di depannya. Kakek sungguh keterlaluan kali ini. Ini sungguh keterlaluan. Tiara tidak bisa terima. Apa-apaan ini?“Kamu anak baik, sejak kecil semua yang kamu mau kakek penuhi. Semua yang kakek kerjakan selama ini, itu semata-mata untuk kamu, mempersiapkan kehidupan yang lebih baik dalam mempertahankan keluarga besar kita setelah kakek tiada. Kamu adalah harapan keluarga Lin saya.” Dia tersenyum pahit, menghela napas berat. Tertulis di wajahnya ekspresi mendalam tersebut, “Hanya, kali ini situasinya memaksa kakek, tidak ada jalan keluar lain. Suka tidak suka kamu harus menuruti pengaturan kakek. Percayalah pada kakek, kakek tidak akan memutuskan sesuatu yang merugikanmu. Dia anak baik dan berprestasi, dia akan mendampingimu melewati badai dan akan merawatmu dengan baik di masa depan. Sungguh keberuntungan Keluarga Lin saya menerima berkah dari langit. Jika semuanya berjalan lancar, keluarga Lin kita akan bertahan pada kondisi saat ini. Yang terbaik mungkin bisa naik peringkat jika kamu memperlakukan dia dengan baik di masa depan.”
Matanya terpejam seperti sedang merenungkan sesuatu, ketenangannya akan membuat siapapun yang berdiri di depannya gemetar. Hanya dengan melihat penampilannya sekilas, pakaian, semua aksesoris yang melekat padanya, itu memancarkan aura tertentu dari tubuhnya. Sekali pandang orang akan tau kalau dia merupakan individu yang agung dan mulia. Yahh… seperti itu kesan yang tergambar dari hanya sekilas penilaian terhadapnya.
Dia adalah kepala keluarga Lin, Xiao Lin. Pemimpin banyak anak perusahaan yang bernaung di bawah Lin Group. Semua pencapaian ini dirintis olehnya dari nol sejak dia masih muda.
Berbisnis dari bawah, maju selangkah demi selangkah, berproses dalam waktu yang lama akhirnya membawa keluarga Lin menempati salah satu posisi keluarga teratas di kota Tepi Barat laut.Ini merupakan eksistensi kelas atas dan elit kuat di kota Tepi Barat Laut.Hanya dengan sepatah kata darinya, kota Tepi Barat Laut akan terbolak-balik dalam semalam, tidak ada yang akan tidur nyenyak. Hanya dengan sepatah kalimat dari bibirnya, itu adalah titah yang harus dilaksanakan. Namun, persaingan bisnis selalu tidak menentu arahnya. Akhir-akhir ini Keluarga Chen dengan perusahaannya melakukan banyak manuver dengan kekuatan tertentu, telah mendominasi di kota Tepi Barat Laut.
Dalam selusin waktu akhir-akhir ini sepertinya perahu berubah haluan, anginnya berhembus terlalu keras.Banyak keluarga besar yang tidak ingin berurusan dengan keluarga Chen karena kekuatan yang berada di belakangnya. Seperti hantu yang akan menelan kepala mereka, menghantui di setiap tidur mereka.
Sudah banyak keluarga yang ditekan sampai titik bawah, mereka takut dan terlindas ke bawah, memilih untuk bernaung di bawah sayap keluarga Chen. Siapa orang bodoh yang ingin keluarganya bangkrut?Namun, di mata Tiara Lin dengan karakter keluarga kelas atasnya, itu seperti sudah mengalir dalam urat darahnya, menyatu dengan daging dan darah, urat dan tulang, dia secara alami menganggap dirinya seperti ratu kecil di dunia. Eksistensi tiada tara, dia tidak perlu mengkhawatirkan apapun.
Kakek adalah sosok yang memanjakan dan merawatnya sejak kecil. Orang tuanya telah meninggal dalam sebuah insiden kecelakaan mobil ketika dia baru berusia lima tahun.
Dia tidak terlalu memikirkan dominasi ataupun tekanan yang dilepas oleh keluarga Chen. Yang dia tau bahwa kakeknya adalah sosok puncak, kekagumannya begitu besar kian bertambah setiap kali melihat kakeknya meloncat dan menginjak siapapun yang menghalangi urusan keluarga juga kepentingan bisnis keluarga mereka.
“Apakah dia pantas untuk Tiara? Kakek harus memikirkan perasaan Tiara. Tidak semua laki-laki memenuhi kriteria Tiara. Semua yang mendekati Tiara seperti sampah, huhhh… para lalat itu tidak bisa membedakan bunga indah di istana dan sampah yang menjijikkan. Akan sangat memalukan jika teman-teman Tiara mengetahui hal ini.”
Melihat Tiara Lin yang masih keras kepala, Kakek Tan berkata, “Jika kamu tidak mengindahkan pengaturan kakek kali ini, kakek akan mencopot posisimu. Kakek telah meminta sepupumu Laura kembali, dia akan tiba di sini esok.” Kakek Tan berkata sambil menyipitkan matanya, di bibirnya tersungging pancaran senyum main-main. Sekilas, itu tidak tertangkap oleh mata Tiara Lin. Untuk apa memperhatikan hal-hal kecil itu? Dia sedang dalaam suasana hati yang buruk saat ini.
Jika dia melihatnya, mungkin saja dia akan mati pada detik berikutnya.“Hmmm… terserah pengaturan kakek. Tiara bersedia, namun dia tidak akan Tiara izinkan menyentuh Tiara. Betapa hebatnya pria itu? Tiara akan lihat seberapa tangguh dia akan bertahan nanti.” Dia berkata sambil mununjukkan senyuman aneh, raut wajahnya melukiskan maksud itu. Itu seperti rubah licik kecil yang memikirkan banyak jebakan di dalam kepalanya.
Dia hanya tidak ingin posisi CEO Lin Group jatuh ke tangan sepupunya, secara alami dia harus bersedia menikahi pria asing yang belum dikenalnya itu. Entah orang aneh ini datang dari planet mana? Betapa pria itu bermimpi indah dan mendambakan kecantikannya?
Apakah dia idiot yang tidak bisa mencari wanita lain yang selevel dengannya? Apakah dia masih manusia? Tidak berperasaan!Mencoba mendaki keluarga Lin saya? Mimpinya sungguh tinggi. Anak baik teruslah tidur. Jangan bangun nanti mimpimu akan buyar. Tidak menyenangkan bukan?“Anak baik. Kamu tidak akan menyesali keputusan ini. Perlahan saja, kamu akan tahu pilihan kakek adalah yang terbaik untukmu. Di masa depan kamu akan sangat berterima kasih kepada kakek tua ini, hahaha.” Kakek Lin tersenyum lebar, itu sumringah lebar yang jarang dilihat oleh lawan maupun bawahannya.
“Bagas, sekitar pukul empat sore nanti pergi ke bandara. Seharusnya Tuan Muda Tan tiba sekitar pukul empat lewat sepuluh, kamu harus tiba lebih awal.” Kata kakek Lin menginstruksikaan kepada asistennya, “Atur juga perjamuan mewah untuk penyambutan. Makan malam ini harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Jamuan ini akan membuat kakek tua ini tidur nyenyak malam nanti.”
Tiara Lin dengan enggan berbalik pergi ke kamarnya. Langkah kakinya lemas dengan ekspresi lesu terpaut jelas di wajahnya yang cantik, itu sungguh merusak pemandangan terpampang dari wajahnya yang menawan. Apakah ini hukuman dari langit? Apakah nasib saya bisa begitu tragis?Tatapannya kosong mengiringi tiap derap langkah kakinya, tertatih-tatih menelusuri lorong menuju lantai atas. Dia terlihat letih atas tekanan keras ini, seperti mengalami depresi berat. Sekilas itu seperti mayat berjalan. Kulit putihnya yang biasanya memerah seperti penampilan bayi kecil, sekarang sudah seperti tubuh tanpa jiwa. Seputih kertas tanpa ada tanda-tanda aliran darah mengalir di sana.Biasanya dia tidak akan berdebat dengan kakeknya. Apapun yang keluar dari mulutnya akan disanggupi oleh kakeknya. Walau terkadang beberapa hal yang diinginkannya terkesan agak mustahil, sebisa mungkin kakeknya akan memberikan yang terbaik untuk memanjakannya. Dia secara alami terbiasa dengan hal-hal se
Vroom…vromm…Lusinan kendaraan mewah edisi terbatas melaju keluar dari kawasan mansion. Itu terlihat sangat apik dan megah, meliuk-liuk seperti ular besar yang panjang perlahan menjauh. Iring-riringan konvoi itu begitu gagah dan menarik perhatian.Banyak masyarakat kota Tepi Barat Laut terkagum-kagum dengan pertunjukkan tersebut. Jelas, ini bukan sesuatu yang bisa mereka capai. Ini adalah formasi konvoi keluarga kalangan atas di kota ini. Iring-iringan ini melesat melesat menuju King Star Hotel, salah satu hotel bintang lima di kota Tepi Barat Laut yang juga merupakan salah satu item bisnis di bawah Lin Group.Di teposisi kendaraan yang berada di tengah, itu adalah Kakek Lin juga Tiara Lin. Mobil keduanya seperti diapit oleh pengawalan yang ketat, jelas ini merupakan para pengawal kepercayaan keluarga Lin. Arak-arakan konvoi terlihat sangat rapi, ini hanya bisa ditampilkan oleh profesional terlatih yang mumpuni di bidangnya.“Kakek, ap
“Orang tua ini menyukai sportivitas Junior. Namun itu tidaklah masalah sama sekali, hanya masalah mengangkat satu jari.” Kata kakek Lin sambil tersenyum ringan. Dia sangat puas dengan sikap pemuda di hadapannya.Menurutnya ini hanya masalah sepele dan tidak perlu diperdebatkan. Namun, melihat tindakan positif dari Benny Tan yang inisiatif, dia secara alami menyukai tindakan yang bertanggung jawab dan sikap ‘jantan’ yang ditunjukkan oleh Benny Tan. Dia tersenyum dan tenggelam dalam pemikirannya sendiri.“Ternyata orang tua itu merekomendasikan pemuda yang memenuhi harapanku. Bahkan, mungkin bisa melampaui itu karena ini baru beberapa tarikan napas setelah bertemu.” Gumamnya pada dirinya sendiri. Hatinya penuh syukur kepada seorang individu tertentu yang merekomendasikan Benny Tan.Di sisi lain, Tiara Lin sangat gelisah melihat ekspresi kakeknya yang riang dan hangat terhadap pria asing ini. Sebenarnya dia telah bere
Di sebuah gedung tua misterius, di lembah pegunungan yang dalam, beberapa penatua duduk di kursi kehormatan.Di tengah-tengah berdiri seorang pria tampan yang sangat gagah, dikelilingi oleh keagungan. Dia adalah Penatua Agung, pemimpin tertinggi dari kelompok tersebut.Semua orang dalam ruangan itu memancarkan aura yang agung, penuh dengan vitalitas dan dominasi yang kuat.Semuanya orang tua beruban kecuali seorang pria muda yang berdiri tepat di tengah-tengah para tetua itu."Misi ini tipe tingkat tertinggi, keselamatan klien adalah prioritas.""Berapa lama periode misi ini dilaksanakan?""Sampai batas waktu yang tidak ditentukan."Pria tampan berusia sekitar 25 tahun tersebut mengerutkan keningnya. Itu membentuk bingkai seperti pedang dengan bola mata sejernih bulan yang memancar cerah dengan dibalut kulit putih agak kecokelatan, tubuhnya bugar penuh vitalitas, kekar, pertanda individu tersebut telah melalui serangkaian pelatihan fisik