Home / Pernikahan / Suami Pilihan Anakku / BAB 05 Pengakuan Abian

Share

BAB 05 Pengakuan Abian

Author: QueenZha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jantung Luna berdegup lebih kencang dari biasanya, pikirannya berkeliaran memikirkan sosok lelaki yang berada di hadapannya. Luna tidak menyangka jika Bian lah orang mengantarnya pulang ke rumahnya dan itu artinya Bian mengetahui sisi buruknya.

“Abian.” ucap Luna

Ratna dan Adinata, suaminya menatap Luna dan Bian bergantian. Luna duduk di sebuah sofa tunggal tepatnya di samping Bian, tatapan keduanya bertemu dan saling menumbuk. Bian lalu menundukkan kepalanya singkat untuk memberikan salam hormat pada Luna selaku Bosnya.

“Jadi, hal apa yang membuat Mama dan Ayah kerumah pagi-pagi? Dan, kenapa datang sama Bian juga?” tanya Luna

“Mama dan Ayahmu akan menikahkanmu dalam waktu dekat ini, dan Arka juga sudah setuju,” ucap Ratna

“Apa kamu bersedia untuk menikah dengan saya?” tanya Luna menatap Bian

“Apa! Menikah?” ulang Bian

“Bukannya Kamu sudah mengetahui bahwa kedua orang tua saya menjodohkan kita berdua?”

Bian masih belum juga membuka suara sehingga membuat Luna tampak kesal, sedang kedua orang tua Luna saling bertatapan tak berani membuka suara.

“Kamu tahu kan usia saya sudah tidak lagi muda, dan usia kita terpaut cukup jauh. Dan kehidupan rumah tangga tidak akan seindah yang kamu bayangkan! Jadi, katakan saja apa yang kamu inginkan dari saya!” ucap Luna sinis

“Luna!” tegur Adinata

Ratna menghalangi suaminya yang hendak bangkit dari duduknya, Ratna memegang kedua pundak suaminya. Luna hanya menatap datar Bian, dia bahkan tidak merasa bersalah sedikit pun.

“Jangan kira saya tidak mengetahui siapa kamu, jelas-jelas kamu sedang membutuhkan uang. Bisa saja kamu sengaja menikahi saya agar kamu bisa memegang kendali semua bisnis saya dan setelah itu kamu bisa berfoya-foya di luar sana!” cibir Luna

“Luna, hentikan! Bian bukan lelaki seperti itu, sebaiknya kamu diam saja, biar Mama dan Ayahmu saja yang berbicara!” sergah Ratna

Luna membuang muka, sedang bian masih menunjukkan wajah datarnya. Entah apa yang dirasakannya saat mendengar ucapan Luna yang tajam, sudah pasti hatinya tersakiti. Namun wajahnya tidak menunjukkan ekspresi marah sedikit pun.

“Maaf Bu Luna, saya pamit undur diri,” ucap Bian tiba-tiba

“Bian, tunggu!” cegah Ratna

Bian bangkit dari duduknya, namun segera di cegah oleh Ratna. Suasana di ruang tamu kediaman Aluna makin terasa panas, padahal suhu AC di sana normal.

“Kita bicarakan baik-baik, jadi tolong jangan pergi dahulu,” pinta ratna

“Luna. Mama gak mau tahu, dua minggu lagi Kamu harus menikah dengan Bian. Mama tidak menerima penolakan, karena ini semua atas permintaan Arka.” sarkas Ratna

“Sampai kapan pun Luna tidak akan sudi, karena Luna hanya mencintai Indra!” balas Luna tak kalah tajam

Adinata tiba-tiba beranjak dari sofa dan menghampiri Luna, tangannya sudah melayang diudara. Luna memejamkan matanya, dia sudah menebak apa yang akan terjadi. Ayahnya pasti akan menamparnya, Luna hanya bisa menunggu tangan kokoh Ayahnya yang akan mendarat di pipi mulusnya.

Plak!

Mata Luna langsung terbuka saat dia mendengar suara tangan yang beradu dengan sesuatu terdengar cukup keras di telinganya. Namun anehnya dia tidak merasakan rasa sakit sama sekali.

“Astaga Bian!” ujar Ratna terkejut

“Saya tidak apa-apa Bu Ratna, saya hanya ingin menyampaikan bahwa saya memang menyayangi Arka. Tetapi saya tidak tahu jika kalian berniat untuk menikahkan saya dengan bu Luna, meski saya sebenarnya memiliki rasa untuk bu Luna. Namun, saya tidak berani untuk melangkah lebih jauh, karena saya sadar di mana posisi saya,” ujar Bian yang mampu membungkam mulut Luna dan kedua orang tuanya, Bian lalu berpamitan,“Kalau begitu saya permisi!”

Hening. Tidak ada yang menyahuti ucapan Bian, bahkan sosoknya kini telah menghilang di balik pintu. Luna terdiam memikirkan apa yang barusan dikatakan oleh Bian, ingatannya pun kembali berputar pada saat dirinya tengah mabuk. Semalam dia merasakan seseorang tengah mencium keningnya, jika Bian benar mengantarnya pulang itu artiny Bian telah menciumnya.dan dapat dipastikan bahwa Bian memang menyimpan rasa untuknya.

“Luna pergi dahulu,” ucap Luna

Luna mengejar Bian, kakinya berlari mengejar langkah kaki Bian yang sudah cukup jauh. Bahkan Bian sudah berada di depan pintu pagar rumahnya.

“Tunggu!” seru Luna lantang

Teriakan Luna berhasil menghentikan langkah kaki Bian, Bian membalikkan tubuhnya. Luna menambah kecepatan larinya saat melihat Bian yang mendengarkan ucapannya, Luna berhasil berdiri di hadapan Bian dengan napas terputus-putus, dahinya bahkan tampak basah oleh keringat.

“Kita perlu bicara, ada yang ingin saya tanyakan sama Kamu,” ucap Luna

“Silakan!”

Luna bertanya,“Apa benar Kamu yang mengantar Saya pulang?”

Mata Luna menatap lekat manik mata Bian, dia mencari kebenaran di sana. Pria di hadapannya memejamkan matanya sebelum menjawab pertanyaan darinya, dalam hati Luna berdoa semoga saja apa yang disangkanya tidaklah benar.

“Ya, saya yang mengantar Anda pulang semalam!” jawab Bian

Deg!

Kedua kaki Luna terasa lemas saat mendengar ucapan Bian yang sebenarnya tidak diinginkannya. Bukan jawaban itu yang Luna inginkan, hatinya menolak fakta yang telah diakui oleh Bian.

“Jadi, kamu tahu kalau saya peminum?”

Bian mengangguk, membenarkan apa yang diucapkan Luna. Dia tidak habis pikir kalau Bian mengetahui sisi buruknya secepat ini.

“Saya sudah mengetahui sisi lain kehidupan Kamu, jadi gak ada yang perlu kamu cemaskan. Karena Aku mencintaimu dan siap menerima kekuaranganmu,”

Blush!

Kedua pipi Puna terasa panas seketika.

Related chapters

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 06 Mengapa secepat ini?

    Bian terdiam membisu memperhatikan Luna yang tengah tertawa dengan kerasnya, Bian sendiri merasa bingung dengan perubahan sikap Luna. Padahal sebelumnya wajah Luna terlihat begitu serius. “Jangan bermimpi untuk bisa mendapatkan cinta saya!” ucap Luna dingin “Saya tahu untuk mendapatkan cinta kamu hanya ada dalam mimpi saya, meski begitu saya tidak merasa menyesal telah mengenal kamu,” balas Bian “Saya hanya ingin memperingatkan kamu agar tidak membuka keburukan saya di depan keluarga saya!” Bian bertanya, “Soal semalam?” “Tenang saja saya akan menyimpannya sendiri, jika sudah tidak ada yang di katakan bolehkah saya untuk pergi?” “Silakan!” Balas Luna acuh “Bian. Tunggu!” Kedua orang tua Luna berlari keluar dari rumah, Bian yang sudah siap untuk membuka pagar rumah Luna menghentikan gerakan tangannya saat dari kejauhan dilihatnya kedua orang tua Bosnya yang sedang berlari kearahnya. “Kita pulang bersama!” titah Adinata “Lun, kamu juga harus ikut! Kita ke rumah Bian sekarang!”

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 07 Malam pernikahan

    Satu minggu kemudianHari ini suasana di kediaman Aluna putri Adinata tampak begitu ramai, terlihat deretan kendaraan roda dua dan roda empat memenuhi halaman rumah Luna yang begitu luas. Tak hanya itu, suasana di dalam pun tak kalah ramai. Puluhan tamu undangan telah duduk memenuhi ruangan menyaksikan acara akad nikah antara Abian Wiratmadja dengan Aluna Putri Adinata.Luna tengah duduk di depan meja rias, wajahnya yang dibalut make up terlihat semakin cantik. Tubuhnya berbalut kebaya putih dengan desain sederhana. Meski begitu, Luna tetap terlihat anggun. Ratna datang menghampiri Luna. “Luna, kamu terlihat cantik sekali. Ayo kita turun sekarang!” ajak Ratna “Ma, bisakah Luna hanya di sini saja. Luna merasa tidak siap untuk menjalani semua ini?” ucap Luna memohonTangan Ratna yang menggenggam tangan putrinya mengendur, tatapan mata Ratna mendadak sayu saat melihat raut wajah Luna yang tidak menunjukkan rasa bahagia sedikit pun. Kedua tangan Ratna terulur memegang bahu Luna, ditatapn

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 08 Surat perjanjian

    Di sebuah club mewah bergengsi, tempat dimana manusia berduit menghabiskan uang mereka. Tak terkecuali bagi Luna, wanita cantik yang kini tengah duduk bersama seorang pria.Pria tampan di depannya bertanya pada Luna, "Apa tidak sebaiknya kamu menginap di aprtemenku saja Baby?""Ndra, aku tidak mau ada masalah lagi. Meski, sebenarnya aku ingin," balas Luna"Kenapa? Apa karena pria itu?""Ndra, please! Jangan bahas dia lagi,""Baiklah!"Luna membuka tas slempangnya, tangannya merogoh ke dalam dan mengaduk-aduk isinya saat benda yang dicarinya tidak juga ketemu. "Sepertinya ponselku tertinggal di mobil?""Aku keluar dulu sebentar!" pamit Luna pada kekasihnyaIndra hanya mengangangguk singkat menanggapi ucapan Luna.Sementara Bian ternyata sudah berada di parkiran mobil, dia duduk di samping mobil Luna. Dia tampak kesal karena tak bisa masuk ke dalam, para penjaga Club langsung mengusir Bian karena pakaian yang dikenakannya. Dalam diamnya, Bian menggerutu, " Pantas saja Luna berdandan den

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 09 GAGAL

    Kreek!Potongan kertas berhamburan di lantai, Bian telah merobek surat perjanjian yanh diberikan oleh Luna. Bian tak merasa bersalah sedikit pun, bahkan bibirnya tersenyum lebar.Plak!Tangan Luna mendarat mulus di pipi Bian, dengan wajah metah Luna memaki Bian, "Untuk terakhir kalinya, kuperingatkan kalau kamu bukanlah orang yang berarti di hidupku. Dan sampai kapan pun aku akan selalu mmbncimu!""Dan sampai kapan pun aku juga tidak akan pernah menceraikanmu, apapun alasannya!" balas Bian"Rasa cintaku terlalu dalam untukmu, bahkan sebelum kamu mengenalku."Luna melangkah mendekat pada Bian, mengikis jarak diantara keduanya. Bibir Luna berbisik di telinga Bian, "Kamu kira aku mempercayainya? Jangan mengarang cerita untuk mendapatkan hatiku, karena sampai kapan pun aku hanya mencintai Indra!"Luna membalikkan tubuhnya meninggalkan Bian. Namun, yang terjadi selanjutnya membuat tubuh Luna menegang. Bian memeluk Luna dari belakang dengan cukup erat, kepalanya ia sandarkan diatas pundak Lu

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 10 Terpaksa menyetujui

    Sudah tiga hari, sejak hari dimana Bian dan Luna bertengkar hebat. Luna bersikap acuh pada Bian, dia bahkan tidak bertegur sapa sama sekali. Kecuali jika di hadapan Arka dan kedua orang tuanya, Luna akan bersikap seolah rumah tangganya sedang baik-baik saja.TokTokTok"Lun, aku mau bicara sebentar. Bisa tolong bukakan pintunya?"Ck!"Mau apa lagi sih tu bocah, bikin mood pagiku hilang aja!" gerutu LunaCeklek!Kepala Luna menyembul keluar, dia mengintip dari balik pintu, Luna memang sengaja tidak membuka pintu sepenuhnya. Dengan wajah malas Luna bertanya, "Apa?""Aku mau bicara sama kamu, ini penting banget!" ujar Bian"Yaudah masuk!" tukas LunaBian mengekor di belakang Luna, Luna sudah siap untuk berangkat bekerja dengan stelan kemeja berbahan chifon dan rok span di atas lutut. Posisi duduk Luna yang menyilangkan satu kakinya, membuat rok pendek yang ia kenakan terangkat ke atas, Bian yang duduk di sebelah Luna merasa kikuk, bahkan ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bian se

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 11 Siapa yang akan menang?

    Setelah berkeliling mencari ruang rawat ibu mertuanya, akhirnya Luna menemukan keberadaan soosk Bian yang tengah berdiri mondar-mandir di depan ruang operasi. Dengan menggandeng Arka, Luna berlari menghampiri Bian. "Bian!" panggil Luna Bian langsung menoleh, terlihat wajah Bian yang tampak kusut tak bersemangat. " Arka! Kamu kok tahu kalau Ayah ada di sini?" tanya Bian yang langsung memeluk Arka "Iya, Kita tadi muter-muter cari Ayah. Mama aja sampai capek gendong aku," ujar Arka melirik mamanya "Bi, kenapa kamu gak bilang sama aku?" tanya Luna Bian tak menjawab ucapan Luna, dia hanya melirik sekilas lalu kembali pada Arka. Luna merasa kecewa karena Bian menhacuhkannya.Bian sibuk dengan Arka, Luna yang merasa kehadirannya tidak berarti bagi Bian hendak melangkah pergi meninggalkan mereka. Namun, tangan Luna ditarik oleh Bian. "Kamu mau kemana?" tanya BianLuna membalikkan tubuhnya dan berkata, "Bukankah keberadaanku tidak berarti bagimu? Jadi lebih baik aku pergi saja!" Bian melep

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 01 Ayah pilihan Arka

    Seorang wanita muda berparas cantik dan bertubuh sexy tengah sibuk berkutat dengan tumpukan kertas di hadapannya. Usianya masih belum menginjak kepala tiga. Namun, siapa sangka jika dia sudah berstatus janda beranak satu. Meski demikian, Aluna dikenal sebagai seorang wanita karier yang cukup mapan. Banyak pria yang tertarik dengannya.“Permisi Bu Luna?” Luna mendongak, ditatapnya perempuan yang berjalan ke arahnya. “Maaf Bu, Mama bu Luna datang berkunjung,” ucap sang asisten.“Mama?” beo Luna yang diikuti anggukan sang asisten.Luna pun bergegas bangkit dan merapikan berkas-berkasnya. “Suruh masuk!” “Baik Bu!”Segera Luna berpindah posisi duduk di sofa panjang yang terletak di sudut ruangan, sembari menunggu kedatangan Mamanya. Ceklek!“Tumben Mama datang ke kantor?” tanya Luna begitu sang Ibu masuk. Namun, tanpa menjawab pertanyaan dari putrinya, Ratna justru langsung menduduki sofa panjang yang juga ditempati oleh Luna.“Aku gak mau dengar kalau mama membahas soal nikah,” ucap L

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 02 Ketahuan

    “Mama, kok ikut ke pintu? Padahal, mama bisa di sofa aja kaya tadi, loh.” Ucapan Arka membuat Luna kembali tersadar. Tatapannya tertuju pada sang buah hati, lalu beralih kembali menatap pria yang dikenalnya. “Arka, apa dia orang yang mau kamu kenalkan sama Mama?” tanya LunaArka mengangguk dengan penuh semangat, bahkan bibirnya tersenyum lebar hingga deretan giginya tampak terlihat. “Apa? Ini tidak mungkin!” batin Luna panik, "bagaimana mungkin seorang pria yang usianya terpaut jauh di bawahnya, bahkan bekerja di salah satu restoran miliknya yang jadi pilihan anaknya?" “Selamat siang, Bu Luna?” sapa lelaki yang berhadapan dengannya dengan suara begitu merdu. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Luna. "Ehem!" Luna berdehem untuk menormalkan suaranya, sepertinya dia perlu membicarakan hal ini berdua dengan pria bernama Abian ini. “Abian! Bisa bicara sebentar?” Abian pun mengangguk ketika Luna memberi isyarat pada Abian untuk mengikutinya. Meski tidak mengerti, Arka pun mengizinkan

Latest chapter

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 11 Siapa yang akan menang?

    Setelah berkeliling mencari ruang rawat ibu mertuanya, akhirnya Luna menemukan keberadaan soosk Bian yang tengah berdiri mondar-mandir di depan ruang operasi. Dengan menggandeng Arka, Luna berlari menghampiri Bian. "Bian!" panggil Luna Bian langsung menoleh, terlihat wajah Bian yang tampak kusut tak bersemangat. " Arka! Kamu kok tahu kalau Ayah ada di sini?" tanya Bian yang langsung memeluk Arka "Iya, Kita tadi muter-muter cari Ayah. Mama aja sampai capek gendong aku," ujar Arka melirik mamanya "Bi, kenapa kamu gak bilang sama aku?" tanya Luna Bian tak menjawab ucapan Luna, dia hanya melirik sekilas lalu kembali pada Arka. Luna merasa kecewa karena Bian menhacuhkannya.Bian sibuk dengan Arka, Luna yang merasa kehadirannya tidak berarti bagi Bian hendak melangkah pergi meninggalkan mereka. Namun, tangan Luna ditarik oleh Bian. "Kamu mau kemana?" tanya BianLuna membalikkan tubuhnya dan berkata, "Bukankah keberadaanku tidak berarti bagimu? Jadi lebih baik aku pergi saja!" Bian melep

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 10 Terpaksa menyetujui

    Sudah tiga hari, sejak hari dimana Bian dan Luna bertengkar hebat. Luna bersikap acuh pada Bian, dia bahkan tidak bertegur sapa sama sekali. Kecuali jika di hadapan Arka dan kedua orang tuanya, Luna akan bersikap seolah rumah tangganya sedang baik-baik saja.TokTokTok"Lun, aku mau bicara sebentar. Bisa tolong bukakan pintunya?"Ck!"Mau apa lagi sih tu bocah, bikin mood pagiku hilang aja!" gerutu LunaCeklek!Kepala Luna menyembul keluar, dia mengintip dari balik pintu, Luna memang sengaja tidak membuka pintu sepenuhnya. Dengan wajah malas Luna bertanya, "Apa?""Aku mau bicara sama kamu, ini penting banget!" ujar Bian"Yaudah masuk!" tukas LunaBian mengekor di belakang Luna, Luna sudah siap untuk berangkat bekerja dengan stelan kemeja berbahan chifon dan rok span di atas lutut. Posisi duduk Luna yang menyilangkan satu kakinya, membuat rok pendek yang ia kenakan terangkat ke atas, Bian yang duduk di sebelah Luna merasa kikuk, bahkan ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bian se

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 09 GAGAL

    Kreek!Potongan kertas berhamburan di lantai, Bian telah merobek surat perjanjian yanh diberikan oleh Luna. Bian tak merasa bersalah sedikit pun, bahkan bibirnya tersenyum lebar.Plak!Tangan Luna mendarat mulus di pipi Bian, dengan wajah metah Luna memaki Bian, "Untuk terakhir kalinya, kuperingatkan kalau kamu bukanlah orang yang berarti di hidupku. Dan sampai kapan pun aku akan selalu mmbncimu!""Dan sampai kapan pun aku juga tidak akan pernah menceraikanmu, apapun alasannya!" balas Bian"Rasa cintaku terlalu dalam untukmu, bahkan sebelum kamu mengenalku."Luna melangkah mendekat pada Bian, mengikis jarak diantara keduanya. Bibir Luna berbisik di telinga Bian, "Kamu kira aku mempercayainya? Jangan mengarang cerita untuk mendapatkan hatiku, karena sampai kapan pun aku hanya mencintai Indra!"Luna membalikkan tubuhnya meninggalkan Bian. Namun, yang terjadi selanjutnya membuat tubuh Luna menegang. Bian memeluk Luna dari belakang dengan cukup erat, kepalanya ia sandarkan diatas pundak Lu

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 08 Surat perjanjian

    Di sebuah club mewah bergengsi, tempat dimana manusia berduit menghabiskan uang mereka. Tak terkecuali bagi Luna, wanita cantik yang kini tengah duduk bersama seorang pria.Pria tampan di depannya bertanya pada Luna, "Apa tidak sebaiknya kamu menginap di aprtemenku saja Baby?""Ndra, aku tidak mau ada masalah lagi. Meski, sebenarnya aku ingin," balas Luna"Kenapa? Apa karena pria itu?""Ndra, please! Jangan bahas dia lagi,""Baiklah!"Luna membuka tas slempangnya, tangannya merogoh ke dalam dan mengaduk-aduk isinya saat benda yang dicarinya tidak juga ketemu. "Sepertinya ponselku tertinggal di mobil?""Aku keluar dulu sebentar!" pamit Luna pada kekasihnyaIndra hanya mengangangguk singkat menanggapi ucapan Luna.Sementara Bian ternyata sudah berada di parkiran mobil, dia duduk di samping mobil Luna. Dia tampak kesal karena tak bisa masuk ke dalam, para penjaga Club langsung mengusir Bian karena pakaian yang dikenakannya. Dalam diamnya, Bian menggerutu, " Pantas saja Luna berdandan den

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 07 Malam pernikahan

    Satu minggu kemudianHari ini suasana di kediaman Aluna putri Adinata tampak begitu ramai, terlihat deretan kendaraan roda dua dan roda empat memenuhi halaman rumah Luna yang begitu luas. Tak hanya itu, suasana di dalam pun tak kalah ramai. Puluhan tamu undangan telah duduk memenuhi ruangan menyaksikan acara akad nikah antara Abian Wiratmadja dengan Aluna Putri Adinata.Luna tengah duduk di depan meja rias, wajahnya yang dibalut make up terlihat semakin cantik. Tubuhnya berbalut kebaya putih dengan desain sederhana. Meski begitu, Luna tetap terlihat anggun. Ratna datang menghampiri Luna. “Luna, kamu terlihat cantik sekali. Ayo kita turun sekarang!” ajak Ratna “Ma, bisakah Luna hanya di sini saja. Luna merasa tidak siap untuk menjalani semua ini?” ucap Luna memohonTangan Ratna yang menggenggam tangan putrinya mengendur, tatapan mata Ratna mendadak sayu saat melihat raut wajah Luna yang tidak menunjukkan rasa bahagia sedikit pun. Kedua tangan Ratna terulur memegang bahu Luna, ditatapn

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 06 Mengapa secepat ini?

    Bian terdiam membisu memperhatikan Luna yang tengah tertawa dengan kerasnya, Bian sendiri merasa bingung dengan perubahan sikap Luna. Padahal sebelumnya wajah Luna terlihat begitu serius. “Jangan bermimpi untuk bisa mendapatkan cinta saya!” ucap Luna dingin “Saya tahu untuk mendapatkan cinta kamu hanya ada dalam mimpi saya, meski begitu saya tidak merasa menyesal telah mengenal kamu,” balas Bian “Saya hanya ingin memperingatkan kamu agar tidak membuka keburukan saya di depan keluarga saya!” Bian bertanya, “Soal semalam?” “Tenang saja saya akan menyimpannya sendiri, jika sudah tidak ada yang di katakan bolehkah saya untuk pergi?” “Silakan!” Balas Luna acuh “Bian. Tunggu!” Kedua orang tua Luna berlari keluar dari rumah, Bian yang sudah siap untuk membuka pagar rumah Luna menghentikan gerakan tangannya saat dari kejauhan dilihatnya kedua orang tua Bosnya yang sedang berlari kearahnya. “Kita pulang bersama!” titah Adinata “Lun, kamu juga harus ikut! Kita ke rumah Bian sekarang!”

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 05 Pengakuan Abian

    Jantung Luna berdegup lebih kencang dari biasanya, pikirannya berkeliaran memikirkan sosok lelaki yang berada di hadapannya. Luna tidak menyangka jika Bian lah orang mengantarnya pulang ke rumahnya dan itu artinya Bian mengetahui sisi buruknya. “Abian.” ucap Luna Ratna dan Adinata, suaminya menatap Luna dan Bian bergantian. Luna duduk di sebuah sofa tunggal tepatnya di samping Bian, tatapan keduanya bertemu dan saling menumbuk. Bian lalu menundukkan kepalanya singkat untuk memberikan salam hormat pada Luna selaku Bosnya. “Jadi, hal apa yang membuat Mama dan Ayah kerumah pagi-pagi? Dan, kenapa datang sama Bian juga?” tanya Luna “Mama dan Ayahmu akan menikahkanmu dalam waktu dekat ini, dan Arka juga sudah setuju,” ucap Ratna “Apa kamu bersedia untuk menikah dengan saya?” tanya Luna menatap Bian “Apa! Menikah?” ulang Bian “Bukannya Kamu sudah mengetahui bahwa kedua orang tua saya menjodohkan kita berdua?” Bian masih belum juga membuka suara sehingga membuat Luna tampak kesal, sed

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 04 Mabuk

    Suara dentuman music terdengar memekakkan telinga. Namun, hal itu tidak berlaku bagi wanita yang sedang duduk menikmati segelas Wine di tangannya, dia adalah Aluna. Gaun sexy berjenis off-shoulder melekat membentuk tubuh indahnya, rambutnya yang dicepol ke atas membuat leher jenjang Luna terekspose dengan indah. Clubbing adalah salah satu caranya untuk membuatnya menghilangkan rasa stres yang mengacaukan pikirannya, kali ini Luna datang seorang diri. “Tuangkan satu gelas lagi!” pinta Luna pada bartender di hadapannya “Nona, Anda sudah mabuk. Apalagi Anda datang sendirian, itu akan sangat membahayakan,” ucap si bartender “Aish! Aku bisa menyetir, aku masih belum mabuk. Jadi cepat berikan kepadaku!” desak Luna“Tidak bisa Nona, sebaiknya Anda pulang sekarang sebelum kesadaran Anda makin berkurang!” tolak si bartenderLuna mengerucutkan bibirnya, dia mendengkus kesal lalu beranjak dari kursinya dan berjalan dengan langkah sempoyongan. Meski dengan kepala yang terasa pusing, Luna akhir

  • Suami Pilihan Anakku   BAB 03 Dijodohkan

    Luna terus mengumpat dalam hatinya. Hal yang dia takutkan akhrinya terjadi juga. Berbagai pikiran negative mengenai kelanjutan hubungan percintaannya dengan Indra terus saja bermunculan di dalam otaknya. “Arka, sebaiknya kamu makan sekarang es krimnya. Sebelum mencair, Mama mau ngobrol sebentar sama om Indra,” ujar Luna cepat, membujuk Arka “Baik Ma!” balas Arka.Anaknya itu lalu melenggang pergi meninggalkan sang Mama dengan membawa dua cup es krim di tangannya. Luna pun bisa bernafas lega karena Arka tidak mengatakan yang sebenarnya. Hanya saja, begitu Luna menatap Indra. Pria itu telah memicingkan matanya tajam. “Lun! Apa ada yang kamu sembunyikan dariku?” tanyanya cepat.Luna memijit kepala pening.“Sebaiknya, kita bicara di luar saja. Di sini banyak orang,” pintanya.Luna lantas menggandeng tangan Indra tanpa menunggu persetujuan darinya. Indra pun hanya diam sampai mereka berada di luar kedai es krim. “Kamu aneh, kenapa aku merasa kalau ada yang kamu sembunyikan?” “Ndra

DMCA.com Protection Status