Home / Romansa / Suami Penggantiku Ternyata Pewaris / Bab 48. Kecelakaan yang Janggal

Share

Bab 48. Kecelakaan yang Janggal

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2024-10-14 17:49:13

Melihat Raka yang nampak diam seakan tengah berpikir, Bramantyo kembali bertanya, "Jadi, kamu tahu semua ini dari mana, Raka?" Bramantyo menatap cucunya dengan pandangan penuh pertanyaan.

Raka menatap kakeknya sejenak sebelum menjawab, "Aku meminta seseorang untuk menyelidikinya, Kek."

Bramantyo mengangguk pelan, tampak merenung sejenak sebelum bertanya lagi, "Baiklah, Kakek paham. Lalu, kapan kamu mau kembali ke perusahaan? Usahamu sendiri sudah terlihat baik-baik saja. Kamu tidak harus mengurusnya setiap hari, kan?"

Raka menarik napas panjang sebelum menjawab, "Aku akan kembali setelah urusanku selesai, Kek."

Bramantyo mengernyit, penasaran dengan jawabannya. "Urusan apa yang kamu maksud, Raka? Apa yang begitu penting sampai kamu harus menundanya?"

Raka menatap kakeknya dengan serius, ada kesedihan yang tersirat di matanya. "Kakek masih ingat kecelakaan orang tuaku? Kenapa Kakek terlihat baik-baik saja setelah kematian mereka?"

Pertanyaan itu langsung menghentikan Bramantyo. Ia terd
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hasanah Threeins
saya suka banget akan ceritanya, semoga pembunuh keluarga raka segera terungkap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 49. Sekutu

    "Kenapa kamu masih di sini, Nadya?" Bramantyo berdiri di ambang pintu ruang tengah, baru sampai setelah dari rumah Raka, terkejut mendapati Nadya duduk di sana. Nadya yang sedang berbicara pelan dengan Andi langsung terdiam, suasana ruangan mendadak tegang. Andi mencoba tersenyum tenang, berdiri menghampiri Bramantyo. "Pa, tenang dulu. Aku bisa jelaskan semuanya." "Jelaskan apa, Andi?" Bramantyo memotong tajam, suaranya bergetar menahan marah. "Kenapa kamu masih membiarkan Nadya di sini? Dia sudah membohongi kita semua, membohongi keluarga kita! Seharusnya dia diusir keluar, bukan malah dipertahankan!" Andi menarik napas dalam, berusaha meredam situasi. "Pa, aku tahu apa yang Nadya lakukan salah. Tapi aku pikir kita bisa memberikan kesempatan padanya. Dia juga manusia, Pa. Dia menyesal atas semua yang dia lakukan." "Nadya menyesal?" Bramantyo jelas tidak percaya. "Seharusnya dia langsung pergi dari sini, dan Arga menceraikannya. Tidak ada tempat untuk orang yang mengkhianati ke

    Last Updated : 2024-10-14
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 50. Pemilik Cafe

    “Citra, kamu sudah siap?” Suara Raka terdengar dari pintu kamar, menyela aktivitas Citra yang sedang mematut diri di depan cermin.Citra menoleh, mendapati Raka yang sudah rapi dengan kemeja casual dan celana jeans. “Iya, sebentar lagi,” jawabnya sambil merapikan rambutnya yang sudah ditata rapi. Hari ini Citra sudah kembali bekerja di kafe setelah beberapa hari libur.Raka melangkah masuk, memperhatikan Citra yang sibuk memoles sedikit lipstik. “Biar aku antar kamu ke kafe.”Citra menatap Raka melalui cermin, alisnya terangkat. “Mas, kebetulan lewat sana juga?”Raka tersenyum tipis. “Ya, ada urusan di sekitar sana. Jadi bisa sekalian antar kamu.”Citra tertawa kecil mendengar nada suara Raka yang terkesan formal. “Baiklah, kalau begitu, Mas,” ucapnya sambil mengambil tas tangan kecilnya.Mereka berdua keluar rumah dan menuju mobil yang terparkir di halaman.Citra memandangi pemandangan jalanan kota yang mulai ramai dengan aktivitas pagi.“Ngomong-ngomong, kapan kamu wisuda?” tanya Ra

    Last Updated : 2024-10-15
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 51. Mulai Terungkap

    Citra kembali ke rumah dengan perasaan mengganjal setelah menghabiskan waktu di kafe karena masih ada pertanyaan di dalam pikirannya yang belum terjawab. Ia mengingat obrolan ringan dengan teman-temannya yang menyebutkan bahwa Raka adalah pemilik kafe tempatnya bekerja. Ketika melihat Raka yang sudah menunggu di meja makan, Citra merasa perlu mengonfirmasi kabar tersebut. Namun, sebelum Citra bertanya, Raka yang melihat kepulangan Citra langsung tersenyum sambil menatapnya. Membuat Citra kemudian membalas senyuman suaminya itu. “Kamu pasti belum makan, kan? Kebetulan aku bawa makanan dari luar.” Nada Raka terdengar lembut, sambil menarik kursi di sebelahnya untuk mempersilahkan Citra duduk. Citra kemudian duduk di samping Raka, matanya menatap hidangan makanan yang sudah tersaji di meja makan. Semuanya terlihat begitu menggiurkan. Citra kemudian mengernyitkan kening melihat salah satu bungkusan makanan di depannya, dengan tulisan ‘Teras Rasa’, “Mas, kamu beli makanan di sini?

    Last Updated : 2024-10-15
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 52. Jatuh Cinta?

    Perlahan mata Citra mulai mengerjap beberapa saat sebelum akhirnya membuka matanya perlahan. Citra merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya yang memberi kehangatan. Citra menoleh sedikit ke samping dan menatap lembut wajah Raka yang masih tertidur pulas, dengan nafas yang tenang dan wajahnya yang tampak damai. Citra merasakan hatinya bergetar melihatnya, memori semalam melintas dalam benaknya. Setelah Raka membawanya masuk ke dalam kamar, Citra sempat merasakan kegugupan yang menyelimuti dirinya. Ia tak bisa memungkiri bahwa dirinya masih terbayang akan sentuhan Raka malam itu. Sehingga ketika tubuh Raka mulai mendekat dan bahkan Citra bisa merasakan hembusan nafas Raka di wajahnya, Citra secara otomatis langsung memejamkan matanya. Namun, bukan sentuhan lembut menyapu bibirnya, melainkan sentuhan lembut itu Citra rasakan di keningnya. Mata Citra langsung terbuka dan melihat Raka di depannya terkekeh kecil, seakan meledek Citra. “Kenapa kamu memejamkan mata?” Citra tahu p

    Last Updated : 2024-10-16
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 53. Tamu Tak Diundang, Lagi

    Hari itu, kafe sedang tidak terlalu ramai. Sehingga Citra bisa membantu membuat macarons sambil belajar lebih banyak mengenai itu. Begitu selesai memanggang, Citra kembali ke depan. “Loh, bukannya itu Nadya?” Mata Citra membulat begitu melihat sosok yang ia kenali dan juga paling ingin ia hindari saat ini. Di sudut ruangan berdiri Nadya bersama ibu tirinya, menatap sekeliling kafe sebelum akhirnya melangkah masuk. Citra masih ingat bagaimana terakhir kali Nadya membuatnya ada dalam masalah saat masih bekerja di tempat lama."Astaga, mau apa lagi mereka datang ke sini?" gumam Citra, merasa was-was. Namun, ia sengaja tidak mau menghampiri mereka, dan beruntungnya Rani yang langsung melayani. Sayangnya rasa lega itu tak berlangsung lama, karena Citra dapat mendengar bahwa ibu tirinya menanyakan keberadaannya pada Rani. Dan Rani yang tidak tahu apa-apa dengan polosnya langsung menunjuk ke arah Citra. “Citra, bisa kemari sebentar?” panggil Nadya, suaranya terdengar lembut namun penuh

    Last Updated : 2024-10-16
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 54. Permohonan Maaf

    Malam itu, Citra akhirnya menutup kafe bersama Rani dan temannya yang lain. Ada perasaan lega karena akhirnya dia telah melewati pekerjaannya hari ini dengan baik. Sebelum melangkah pulang, Citra membuka ponselnya, pesan dari Raka muncul di layar. "Maaf, Citra. Aku akan pulang larut malam karena ada pekerjaan."Citra mengetikan jawaban balasan, dan memutuskan untuk memesan ojek online untuk pulang. Dalam perjalanan, Citra merasa ada yang aneh. Sebuah mobil mengikuti. Kecurigaan mulai menggelayut di pikirannya.Sesampainya di rumah, Citra menatap ke belakang dan mengerutkan kening setelah melihat dengan jelas mobil yang memang mengikutinya. Citra tahu itu adalah mobil Nadya. Di dalam mobil, Nadya dan Anita, yang telah menunggu di dalam, saling berpandangan dengan rasa bingung dan curiga."Dia tinggal di sini?" Anita bertanya, terkejut melihat komplek perumahan mewah di depan mata. "Aku tidak tahu ada perumahan seperti ini di Namba.""Mungkin ini pemberian dari Kakek Bramantyo," Nady

    Last Updated : 2024-10-17
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 55. Kamu Segalanya

    "Citra, ada apa dengan pipimu?" Suara Raka memecah keheningan saat ia baru saja memasuki rumah. Ia meletakkan tas kerjanya di meja samping pintu dan langsung menghampiri Citra yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Mata tajamnya menangkap memar kecil di pipi Citra.Citra yang semula asyik menonton televisi kaget dan reflek menoleh ke arah Raka. Ia tersenyum, mencoba mengabaikan luka di pipinya. "Oh, ini? Gak apa-apa kok, Mas. Cuma masalah kecil tadi."Raka menyipitkan mata, tidak puas dengan jawaban singkat itu. Ia duduk di samping Citra, jemarinya lembut menyentuh pipi Citra, meraba luka yang tampak baru. "Masalah apa?"Citra menghela napas panjang, mencoba untuk tetap tenang. "Tadi…sebenarnya Nadya dan ibu tiriku datang. Mereka minta aku untuk ngomong ke Kakek bahwa aku telah memaafkan Nadya. Tapi, karena aku tolak, jadi kami akhirnya sempat bertengkar dan sepertinya pipiku gak sengaja tercakar."Mendengar itu, wajah Raka seketika mengeras. Citra buru-buru menyela, tak ingin Raka

    Last Updated : 2024-10-18
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 56. Wisuda

    Citra yang sedang serius memoles make up di wajahnya di depan meja rias. Hari ini adalah hari wisuda yang sudah ia nanti-nantikan, jadi Citra ingin tampil sebaik mungkin. Wajah Citra tersenyum lebar begitu menyadari kehadiran Raka di balik pintu. Raka nampak rapi dengan kemeja garis-garis berwarna biru dipadukan dengan setelan jas. Matanya menatap kagum pada Raka. “Kamu kelihatan kayak dosen, Mas. Kalau kamu berdiri di depan kelas, aku yakin semua mahasiswa pasti bakal memperhatikan. Bukannya lihat materi kuliah, tapi lihat dosennya.” Citra tertawa kecil membayangkan hal itu. Raka terkekeh kecil, menghampiri Citra yang masih duduk di depan meja rias. “Sepertinya jika aku jadi dosen, justru malah nggak bisa fokus ngajar kalau mahasiswanya cantik seperti kamu.”Citra menjadi tersipu mendengar itu. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, gaun sederhana warna krem yang dia kenakan serta rambut yang tertata rapi dengan beberapa helai dibiarkan tergerai. “Terima kasih, Mas,” jawabnya s

    Last Updated : 2024-10-19

Latest chapter

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 127. Misi Penyelamatan

    Bab 127: Misi Penyelamatan"Mas, aku harus ikut," tegas Citra sambil menatap suaminya. Ia berdiri dengan tangan terlipat, menunjukkan bahwa ia tidak akan menyerah begitu saja.Raka menghela napas panjang, meletakkan ponselnya di meja. "Citra, ini bukan ide yang bagus. Tempat itu berbahaya, dan kamu sedang hamil. Aku nggak akan ambil risiko.""Bahaya atau tidak, Nadya tetap keluargaku!" balas Citra dengan nada penuh emosi. "Aku nggak bisa duduk diam di rumah sementara kalian di luar sana mencarinya."Raka mendekat, menggenggam kedua tangan Citra. "Aku mengerti perasaanmu, tapi pikirkan bayi kita. Kamu sendiri bilang dia adalah prioritas utama. Kalau sesuatu terjadi padamu, aku nggak akan pernah bisa memaafkan diriku."Citra menggeleng, air mata mulai menggenang di matanya. "Tapi Mas ... aku nggak bisa tenang. Aku nggak tahu apa yang akan dilakukan Fajar pada Nadya. Aku takut dia dalam bahaya.""Itulah kenapa aku harus pergi. Bukan kamu," ujar Raka dengan lembut, mencoba menenangkan ist

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 126. Makin Memanas

    "Bu, aku ingin bicara!" suara Citra terdengar lantang dari ruang tamu, memecah keheningan malam itu.Anita, yang tengah duduk santai di sofa sambil menonton televisi, menoleh dengan ekspresi datar. "Oh, kamu akhirnya punya nyali, Citra?" balasnya sinis.Citra melangkah masuk, wajahnya tegang. Raka berdiri di belakangnya, mencoba memberi dukungan meskipun ia tahu ini bukan posisinya untuk ikut campur."Aku nggak tahan lagi dengan semua omonganmu tentang ibuku," Citra langsung memulai, tanpa basa-basi. "Kalau kamu punya sesuatu untuk disampaikan, katakan sekarang, di depanku."Anita menatap Citra dengan tatapan dingin. Ia mematikan televisi dan meletakkan remote di meja. "Baiklah," katanya sambil menyilangkan tangan di dada. "Kamu mau tahu kebenaran, kan? Kebenaran yang selalu kamu anggap sebagai kebohongan karena kamu nggak bisa terima kenyataan?""Kebenaran apa? Bahwa kamu yang menghancurkan keluarga kami?" sergah Citra dengan nada tajam.Anita tertawa kecil, getir. "Lucu sekali. Kamu

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   125: Perangkap yang Membelenggu

    "Fajar, aku nggak mau ikut campur urusan ini lagi," suara Nadya terdengar putus asa. Ia berdiri di sudut ruangan sempit yang mereka sewa, memeluk tubuhnya sendiri.Fajar, seorang pria bertubuh tegap dengan tatapan tajam, hanya mendengus sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kayu. "Kamu pikir kamu punya pilihan, Nadya?" tanyanya dengan nada dingin.Nadya menggigit bibir, menahan air mata yang hampir jatuh. "Aku cuma mau hidup tenang, Fajar. Aku nggak pernah setuju untuk jadi bagian dari ini."Fajar mendekat, langkahnya pelan tapi penuh tekanan. "Dengar, Nadya. Kamu pikir aku juga mau hidup seperti ini? Kita sama-sama nggak punya pilihan. Uang dari pekerjaan ini yang bikin kita bisa bertahan. Kalau kamu nggak mau ikut, ya sudah. Tapi jangan salahkan aku kalau kamu nanti kelaparan."Nadya memalingkan wajahnya. "Aku lebih baik pergi daripada terus terlibat dalam ini.""Pergi ke mana? Ke adikmu, Citra?" tanya Fajar sambil terkekeh. "Kamu pikir dia bisa terima kamu begitu saja setelah semua

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 124: Ancaman yang Mengintai

    "Mas, ini tidak mungkin terjadi... Kenapa ada foto kita di rumah sakit?" Citra memandang ponselnya dengan tangan gemetar.Raka yang sedang duduk di sebelahnya segera menoleh. "Tunjukkan padaku," katanya tegas. Citra menyerahkan ponselnya, dan Raka segera membaca pesan itu.Di layar, sebuah pesan teks anonim berbunyi:"Berhenti mencari, atau kalian akan menyesal."Di bawah pesan itu ada foto Citra dan Raka di depan rumah sakit tadi siang, jelas diambil dari jarak dekat."Sialan," gumam Raka, wajahnya langsung tegang. "Ini bukan ancaman biasa. Seseorang mengikuti kita.""Apa maksudnya berhenti mencari? Apakah ini ada hubungannya dengan Nadya?" tanya Citra, suaranya terdengar cemas.Raka menatapnya tajam. "Tentu saja ini tentang Nadya. Orang yang mengancam kita pasti tahu kita sedang mencoba menemukannya.""Tapi kenapa mereka mengincar kita? Apa salah kita, Mas?" Citra mulai terisak.Raka menarik napas panjang dan meraih tangan Citra. "Dengar, ini bukan salahmu. Kita cuma mencoba membant

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 123: Jejak di Rumah Sakit

    "Apa benar ini rumah sakitnya, Mas?" Citra bertanya dengan nada tak sabar. Mereka berdiri di depan sebuah bangunan tua yang sederhana, dindingnya memudar dimakan waktu.Raka mengangguk sambil memeriksa alamat di ponselnya. "Iya, ini alamat yang dikasih Pak Budi. Kita langsung masuk saja."Mereka berdua melangkah ke dalam rumah sakit kecil itu. Suasana sepi menyelimuti ruangan, hanya terdengar suara langkah kaki mereka di lantai ubin yang sedikit retak. Di meja resepsionis, seorang wanita paruh baya dengan seragam perawat sedang membaca buku."Selamat siang, Bu," Raka membuka percakapan dengan sopan. "Kami sedang mencari informasi tentang seseorang yang pernah dirawat di sini."Wanita itu mengangkat kepalanya, menatap mereka dengan penuh selidik. "Siapa namanya?" tanyanya."Nadya," jawab Citra cepat. "Dia mungkin dirawat di sini beberapa minggu lalu. Apa Ibu mengenalnya?"Perawat itu mengernyit, lalu tampak berpikir sejenak. "Nadya... ya, saya ingat. Perempuan muda itu. Dia memang pern

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 122: Mencari Jejak Nadya

    "Mas, aku nggak bisa diam saja," Citra memulai, suaranya penuh kegelisahan. Mereka duduk di ruang tamu rumah, dengan suasana yang berat menggantung di antara mereka. "Sudah terlalu lama Nadya nggak ada kabar. Aku nggak tenang kalau dia terus menghilang begini."Raka memijat pelipisnya, mencoba menahan rasa frustrasi yang sudah mulai muncul. "Citra, kamu sedang hamil besar. Kamu nggak bisa terlalu memaksakan diri. Lagipula, siapa tahu Nadya memang ingin menjauh untuk sementara waktu.""Jadi menurutmu aku harus diam saja? Aku harus pura-pura nggak peduli?" Citra menatap Raka dengan penuh rasa putus asa. "Nadya itu kakakku, Mas. Aku tahu kita punya masalah, tapi dia tetap keluarga."Raka menghela napas panjang, menatap istrinya yang terlihat begitu serius. "Aku nggak bilang kamu harus pura-pura nggak peduli. Tapi kamu harus berpikir realistis. Kalau kita mencari dia sekarang, apa itu nggak malah bikin masalah baru? Apalagi kalau benar dia pergi karena ingin menghindar."Citra menggenggam

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 121: Klarifikasi yang Menyayat Hati

    "Ayah, aku butuh penjelasan," suara Citra terdengar tegas, memecah keheningan pagi itu. Mereka duduk di ruang tamu kecil rumah Ahmad, suasananya penuh ketegangan.Ahmad menghela napas panjang, tangannya yang keriput menggenggam cangkir kopi hangat yang sejak tadi tidak disentuh. "Citra, Ayah tahu kamu pasti terluka dengan apa yang dikatakan Anita semalam. Tapi percayalah, Ayah nggak pernah berniat menyakiti keluarga kita. Ayah hanya...""Hanya apa, Ayah?" Citra memotong, nadanya tajam. Matanya berkaca-kaca. "Benarkah Ayah lebih memprioritaskan orang lain daripada Ibu? Itu yang Ibu rasakan sampai akhirnya dia sakit, sampai semuanya berantakan?"Raka, yang duduk di samping Citra, menepuk punggungnya pelan, mencoba menenangkan. Namun, Citra tidak memperhatikan, pandangannya tetap terfokus pada Ahmad.Ahmad meletakkan cangkirnya di meja. Wajahnya terlihat semakin lelah. "Ibu kamu adalah wanita yang kuat, Citra. Tapi dia punya sisi rapuh yang kadang Ayah nggak pahami. Saat Anita datang, Ay

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 120: Pengakuan Mengejutkan Anita

    "Ibu!" suara Citra menggema di ruang tamu yang sudah tegang sejak mereka tiba. "Aku nggak bisa diam begitu saja setelah apa yang Ibu katakan tadi. Jelaskan sekarang! Apa maksud Ibu dengan semua tuduhan itu tentang ibu kandungku?"Anita, yang sedang menuang teh ke cangkir, berhenti sejenak. Ia menatap Citra dengan tatapan dingin, lalu meletakkan teko perlahan. "Kamu benar-benar ingin tahu, Citra? Aku rasa kamu nggak akan suka jawabannya.""Aku nggak peduli! Aku berhak tahu!" Citra membalas dengan nada penuh emosi.Ahmad, yang duduk di kursi seberang, mencoba meredakan suasana. "Sudahlah, Anita. Ini bukan waktunya membahas hal-hal seperti ini."Namun Anita hanya mendengus kesal. "Diam, Mas. Ini saatnya kebenaran keluar. Selama ini kamu selalu berlindung di balik kesopananmu, tapi semua ini terjadi karena keputusan bodohmu sendiri."Ahmad menghela napas panjang, wajahnya terlihat penuh penyesalan. Sementara itu, Citra menatap mereka bergantian, hatinya terasa berat."Dulu, aku nggak puny

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 119: Membujuk Raka

    "Mas, aku nggak tenang," suara Citra terdengar lirih saat ia duduk di sofa, tangannya memegang perutnya yang semakin membesar. "Nadya nggak kasih kabar sama sekali. Aku nggak tahu dia di mana atau gimana keadaannya."Raka meletakkan koran yang sejak tadi ia baca, menatap istrinya dengan penuh perhatian. "Citra, kamu harus fokus sama kesehatanmu dan bayi kita. Jangan terlalu stres.""Aku nggak bisa," Citra membalas cepat. "Dia saudara aku, Mas. Kalau aku diam saja, aku nggak tahu apa yang mungkin terjadi padanya. Aku harus cari dia."Raka menghela napas panjang, mengusap wajahnya. "Kamu ini keras kepala, ya. Kamu tahu nggak kalau sekarang prioritas kamu itu diri kamu sendiri dan bayi ini? Nadya itu sudah dewasa, dia tahu apa yang dia lakukan.""Itu masalahnya, Mas!" Citra menaikkan nada suaranya sedikit. "Nadya bukan tipe orang yang diam saja kalau ada masalah. Dia pasti sedang dalam kondisi buruk kalau sampai menghilang seperti ini. Aku mohon, temani aku cari dia."Raka terdiam, melih

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status