Home / Romansa / Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin / Chapter 33 - Ungkapan Rasa

Share

Chapter 33 - Ungkapan Rasa

Author: Jezlyn
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Mmm, entahlah, Mas, aku juga nggak tahu. Yang pasti aku merasa nyaman saat berada di dekat kamu,” akui Kaira jujur, yang membuat Dipta tak berkedip sedikit pun menatap Kaira.

Kaira yang mengungkapkan perasaan hatinya merasa plong sekaligus takut sendiri saat langkah kaki Dipta justru semakin kian mendekat ke arahnya.

Tak dipungkiri jika hati Kaira saat ini sangatlah deg-degan. Apalagi embusan napas pria itu mulai Kaira rasakan di indera penciumannya, wangi aroma permen jahe.

“Aku juga merasakan hal yang sama kalau kamu mau tahu. Aku juga nyaman saat berada di dekat kamu. Entah ini yang dinamakan cinta atau bukan, yang pasti kamu sekarang menjadi orang yang selalu aku pikirkan setiap saatnya. Orang yang selalu ingin aku lindungi dan prioritaskan dari hal apapun,” balas Dipta dengan suara seraknya.

Dipta semakin mengikis jarak antara dirinya dengan Kaira. Jakunnya naik turun saat kedua netra hitamnya tak sengaja melihat dua gundukan milik Kaira yang tampak besar. Padahal ia sudah perna
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 34 - Kenapa Mengingkari Janji, Dipta!?

    Ting nong!Drrrrt! Drrrrt! Drrrrt!“Siapa, Mas?” tanya Kaira saat pintu hotelnya dipencet belnya tak sabaran, Dipta hanya mengendikkan bahu tidak tahu. Parahnya ponsel milik Dipta pun bergetar tak sabaran di atas meja nakas.Meski sejujurnya kegiatan mereka sudah sama-sama panas dan hampir saja Dipta memasukkan senjata miliknya ke dalam inti tubuh milik Kaira, namun suara bel pintu sangat mengganggu kegiatannya. Alhasil Dipta menunda terlebih dahulu untuk menyemprot siapa orang yang sudah mengganggunya malam-malam seperti ini.“Aku ke depan dulu,” kata Dipta sambil mencari celana dalam miliknya dan celana panjang yang sudah berserakan di atas lantai. Tak lupa, Dipta menutupi tubuh polos milik Kaira dengan selimut agar tidak kedinginan. “Kamu jangan ikut keluar,” lanjutnya setelah menutupi tubuh milik Kaira hingga batas dada.“Itu hape kamu getar terus,” unjuk Kaira dengan dagunya ke arah meja nakas. &

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 35 - Pembuktian Ucapan Dipta

    “Apa!? Meeting mendadak di Archery pagi ini, Pak!?” Kaira terkejut saat mendapati telepon dari Bagas yang menyuruhnya untuk meeting mendadak dengan Wisnu pagi-pagi seperti ini.“Ya, Kaira, ingat jangan sampai telat!” Bagas mengingatkan Kaira agar tak telat menemui orang nomor satu di Archery Grup.“Baik, Pak, tapi ngomong-ngomong ini membahas soal apa? Setahu saya meeting proyek kita dengan Archery sudah selesai. Apa pengerjaan file dari saya ada yang kurang atau salah, Pak?”Jujur saja Kaira merasa takut ketika diminta meeting mendadak seperti ini. Ini seperti akan bertempur tanpa senjata. Tidak tahu apa yang akan dibahas juga.“Kamu datang saja. Mungkin masih ada yang mau dibicarakan sama Pak Wisnu soal proyek kita.”Tak ada pilihan selain menurut, Kaira pun pasrah menerima titah ini dari Bagas, bosnya, yang menelepon di jam enam pagi seperti ini.Kini Kair

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 36 - Diintrogasi Sampai Pingsan

    “Seriusan kerja di sana?” tanya Wisnu memastikan ucapan Kaira tidak salah. Entah putranya yang terlalu obsesi dengan Kaira, atau memang betul mereka sudah menikah dan suami istri? Perlu dibuktikan lebih akurat lagi. Jangan sampai putranya menjadi pebinor!“Iya, Pak.”“Bagian apa? Kantor mana? Siapa tahu ternyata saya mengenalnya,” balas Wisnu santai, namun tetap terus menatap Kaira dengan penuh selidik.“Bagian … Emmm! Anu—“Tok! Tok! Tok!Kaira menghela napas lega saat mendengar ketukan pintu dari luar sana. Kenapa ia sangat gugup ketika ditanya soal urusan pribadi seperti ini. Padahal saat menceritakan soal Ibu Widya, ia sangat santai tanpa beban sedikit pun.Ketika orang itu masuk, Wisnu tersenyum lebar. “Eh, Dipta! Sini masuk, saya sarapan dulu sama klien,” ujar Wisnu mengajak Dipta untuk sarapan bersama. Berbeda dengan Kaira yang sudah sangat pucat pasi melihat suaminya datang ke ruangan ini. “Bu Kaira, ini Dipta sopir saya,” lanjut Wisnu, pura-pura bodoh saja, lebih tepatnya men

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 37 - Hadiah Liburan Untuk Menantu Tersayang

    “Syaratnya kalian berdua harus menemani saya makan siang selama satu bulan penuh! Lagipula jarang-jarang saya makan siang dengan sopir,” ucap Wisnu santai tanpa beban, namun membuat Kaira mengerutkan kening bingung. “Makan siang?” tanya Kaira memastikan pendengarannya. Apa tidak salah dengar syarat yang diminta segampang itu. “Ya! Terserah mau di dekat kantormu atau kantor saya. Kalau saya ada Dipta yang akan selalu siap 24 jam menyetir,” ledek Wisnu melirik ke arah Dipta, sesekali mengerjai putranya sendiri. Meski selama ini juga Wisnu punya sopir lain dan itu bukan Dipta. “Bo-boleh, Pak,” jawab Kaira ragu. Tak tahan melihat istrinya diintimidasi oleh Papanya sendiri membuat Dipta langsung menolong Kaira untuk berdiri. Kaira yang masih merasakan panas dingin hanya bisa menatap Dipta pasrah. Dipta yang paham perasaan istrinya hanya tersenyum saja. “Kalau nggak mau gapapa, jangan dipaksa,” kata Dipta lembut. Kaira menggeleng cepat. “Aku mau kok, Mas. Lagian cuma makan aja. Tapi n

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 38 - Honeymoon

    “Aku takut, Mas,” bisik Kaira saat sudah duduk di kursi pesawat. Raut wajah tegangnya tak bisa disembunyikan hingga membuat Dipta mengulum senyumnya. “Ini pertama kali aku naik pesawat first class, takut norak nantinya,” akui Kaira dengan jujur.Dipta tersenyum lebar karena tak bisa menahan kelucuan dari Kaira yang dari tadi terus saja mengoceh soal ketakutannya menaiki pesawat first class.Namun, di sini Dipta tidak ingin menggurui Kaira dan ketara jika ia sering menaiki first class, ngeri Kaira curiga.“Aku juga takut sebetulnya, tapi pura-pura biasa aja,” balas Dipta berbisik untuk menenangkan Kaira jika wanita itu tidak sendirian noraknya.Kini Kaira merasa lega, setidaknya ada Dipta yang sama-sama tidak pernah naik pesawat first class. Padahal kelas bisnis saja ia belum pernah, tapi malah dikasih hadiahnya nggak kaleng-kaleng sama Pak Wisnu. Benar-benar bos idaman. Dan, kalaupun nanti akan bersikap norak, setidaknya Kaira memiliki teman, Dipta, suaminya.Perjalanan Jakarta menuju

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 39 - Apa Arti Ucapan Dari Dipta!?

    “Apa maksudnya Mas Dipta berkata seperti itu? Artinya, ‘kamu cinta terakhirku’?” Masih penasaran membuat Kaira terus mencari arti kalimat kedua dan ketiganya. “Ini dia artinya lagi, ‘satu-satunya orang yang aku cinta adalah kamu’, dan ‘tetaplah bersamaku selamanya’?”Mendadak Kaira terbengong sendiri saat mengetahui arti dari ucapan Dipta itu. Semuanya merujuk soal perasaan cinta yang tulus. Apa Mas Dipta sudah jatuh cinta kepada dirinya?Memikirkan hal itu membuat kepala Kaira pusing. Pasalnya ia sudah berjanjian dengan Dipta malam ini untuk dinner di suatu tempat, dan akan menghabiskan malam di sekitaran Menara Eiffel.Sebelum pergi ke restoran, Kaira menyempatkan diri untuk pergi ke salon terlebih dahulu. Itupun atas usul dari Dipta. Sedangkan untuk Dipta sendiri memilih menunggu di restoran sambil menyiapkan kejutan untuk Kaira.Selesai dari salon, Kaira keluar dengan perasaan gugup juga takut. Ini pertama kalinya ia sendirian pergi seperti ini. Kaira tersenyum saat sopir yang dip

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 40 - Permainan Kejujuran

    “Mungkin aku akan memaafkan, tapi rasa kecewa itu pasti ada, Mas. Apalagi aku tidak suka dibohongi. Rasanya tuh sakit kalau kita enggak dipercaya gitu,” jawab Kaira dengan nada lirih penuh hati-hati.Suasana ruangan yang dingin akibat AC, kini terasa sangat panas akibat pertanyaan yang dilontarkan oleh Dipta. Entah mengapa Kaira merasakan jika pertanyaan itu seperti nyata.“Apa kamu masih tetap bertahan?” lanjut Dipta menanyakan lagi kepada Kaira karena belum dijawab tuntas oleh wanita itu.Kaira menarik napas dalam sebelum mengembuskan perlahan-lahan. Wajahnya tampak berpikir keras yang membuat Dipta tak sabar menunggu jawaban istrinya.Kaira menggelengkan kepalanya pelan, napas Dipta mendadak tercekat. Dasi yang menempel terasa mencekik lehernya.“Kenapa?” tanya Dipta dengan suara parau nyaris tak terdengar. Sebelah tangannya sibuk melonggarkan dasi yang terpasang rapi di lehernya.“Mas Dipta pasti udah lihat sendiri kenapa aku enggak mau berhubungan dengan keluarga kaya raya. Aku p

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 41 - Janji Setia Di Menara Eiffel

    “Tadi kamu bilang apa, Kai? Cemburu? Sama siapa, hm?” tanya Dipta penuh kelembutan saat melihat wajah muram dan cemberut istrinya.Tak suka jika melihat Kaira sedih, Dipta mendongakkan dagu milik Kaira dengan lembut. Melihat manik cokelat yang sudah penuh dengan genangan air mata. Sadar jika mengedip sekali saja itu akan jatuh, Dipta langsung menarik tubuh Kaira ke dalam pelukannya.“Maaf kalau aku bikin kamu cemburu,” ujar Dipta sambil terus mengusapi rambut panjang milik Kaira naik turun dengan lembut. “Kamu cemburu sama Salsa?” tebak Dipta tepat sasaran.Kaira memilih diam saja karena ia juga tak tahu soal perasaan hatinya yang sekarang. Intinya merasa nyeri ketika ada wanita lain yang mendekati Dipta. Apa ini yang dinamakan cinta? Apakah ia sudah jatuh cinta sedalam ini sama Mas Dipta hingga bisa cemburu seperti ini? Entahlah, Kaira pun tak tahu.Merasa sudah lebih baik, Kaira melepaskan diri dari pelukan Dipta. Ia tersenyum tipis yang dipaksakan karena tak mau membuat Dipta kepik

Latest chapter

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 254 - Bahagia Bersamamu [TAMAT]

    Alle yang mendadak khawatir jika Raffa macam-macam kini langsung berjalan ingin keluar dari kamar hotel, namun dicegah oleh para teman-temannya.“Mau ke mana?”“Mau ke kamar sebelah.”“Jangan lah, itukan acaranya Raffa sama teman-temannya. Kita di sini aja seneng-seneng.”“Tapi kalau dia macam-macam gimana, Nin!?”“Iya gapapa dong? Itung-itung kasih free sehari apa salahnya.”“Gila lo semua!”Alle tetap keukeh ingin keluar dan mengecek kamar sebelahnya. Saat digedor-gedor dan dibuka oleh petugas hotel, Alle terkejut ketika di dalam kamar tidak ada siapa-siapa.Justru Alle merasa heran ketika kamar yang dimasuki justru memiliki konsep seperti film Disney. Alle berpikir kalau Nindi salah memberitahukan nomor kamar acara Raffa.Tak lama Nindi dan teman-temannya keluar. Mereka bahkan sudah berganti kostum yang membuat Alle merasa hampir gila sekarang.“Jadi … ini semua kerjaan kalian?” tanya Alle tidak percaya harus terkena jahilan mereka bertubi-tubi meski di dalam hati sangat senang lua

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 253 - Bridal Shower

    Melihat model gaun yang dipilih oleh Alle membuat Raffa langsung mendelik kaget. Yang benar saja? Bisa-bisanya Alle memilih model yang memiliki belahan panjang dari ujung kaki sampai paha. Ditambah bagian dada yang terbuka. Tentu saja Raffa tidak setuju dan tidak akan memberi kesempatan untuk para mata buaya darat melihat keindahan tubuh istrinya.“Aku nggak setuju!” tolak Raffa tegas.“Lha, kenapa? Bukannya bagus dan seksi?”“Kamu mau sengaja pamer paha sama payudara?” skakmat Raffa yang membuat Alle langsung terdiam. Niat Alle bukan seperti itu, tapi agar terlihat seksi saja. “Pilih yang kalem aja,” lanjut Raffa memberikan sarannya.“Yaudah kamu pilih sendiri aja. Aku bingung semuanya bagus-bagus.”Alle memberikan semua majalah ke arah Raffa. Membiarkan Raffa memilihkan gaun yang pas dan cocok untuknya. Lagian Alle bingung jika harus untuk memilih seperti ini.Pada akhirnya Raffa yang memilihkan gaun untuk Alle pakai di acara resepsi nanti. Tentu saja pilihan Raffa jatuh pada dress

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 252 - Menuju Hari Bahagia

    Setelah acara kelulusan dua hari yang lalu, kini Raffa dan Alle sibuk mempersiapkan diri untuk resepsi pernikahannya. Alle bahkan meminta ijab qobul diulang saat acara resepsi nanti. Alle ingin foto buku nikah sekaligus agar orang-orang tahu kalau mereka menikah resmi.Dan, saat ini mereka berdua telah sampai di butik yang akan mendesain baju pengantin mereka nanti. Sebelum keluar mobil, Raffa mengambil kaca mata hitamnya terlebih dahulu di dalam dashboar dan segera memakainya yang justru semakin menambah akan pesona kadar kegantengannya.Lain hal dengan Alle yang mendecih sebal melihat penampilan Raffa. Bagi Alle sendiri, kalau Raffa terlalu tampan justru membuatnya khawatir karena akan banyak buaya betina untuk menggoda suaminya ini.“Kalau mau memuji nggak usah malu-malu,” celetuk Raffa meledek Alle yang saat ini menatapnya dengan sangat serius. “Percaya kok kalau aku ganteng,” lanjutnya penuh percaya diri.“Cih! Dasar kepedean! Padahal mirip tukang urut!”Beginilah kehidupan Raffa

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 251 - Kelulusan

    Selesai hangout bersama Nindi, Alle pamit pulang tanpa menunggu Raffa menjemput terlebih dahulu.Setiba di rumah, Alle selalu melihat pemandangan di mana para adik-adiknya berkumpul dan berantem.“Kak, minta duit dong!” Januar menadahkan tangan di depan Alle, meminta uang untuk top up game.“Buat apaan?”“Beli jajan di mini market depan,” kilah Januar berbohong.Alle yang memang gampang percaya tentu saja memberikan uang dua lembar warna merah. Januar yang sehabis diberi uang langsung kabur pergi dari rumah.Awalnya tadi seperti biasa, lagi berantem sama Oky. Entah rebutan apa mereka berdua. Alle yang sehabis perawatan berjalan menuju ke arah kamar Yupi, ingin mengobrol dengan adiknya yang satu itu.Tok! Tok!“Masuk aja nggak dikunci!” seru dari dalam kamar yang membuat Alle langsung menekan handle pintu dan mendorong ke dalam.Cklek!“Eh, Kak Alle, sini Kak,” ujar Yupi yang menepuk ranjang di sampingnya, menandakan untuk Alle duduk di sana.Ketika Alle sudah duduk, bisa ia lihat kala

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 250 - Me Time With Bestie

    Baik Alle maupun Raffa sama-sama kaget mendengar suara cempreng dari Januar yang mirip dengan toa. Apalagi bocil itu tengah berlari-lari sambil teriak ‘Kak Alle ciuman’ dan hal ini membuat Alle sangat malu.Kesal memiliki adik seperti itu membuat Alle gregetan sendiri pengin masukin karung. Namun, melihat Raffa yang tampak santai membuat Alle heran.“Kenapa kamu nggak kesal, Bee?” tanya Alle menatap Raffa yang masih sibuk menikmati teh jahe buatan Alle.“Ngapain kesal sama anak kecil? Buang-buang tenaga aja. Biarkan aja Januar begitu,” lerai Raffa yang terkesan lebih membela Januar dibanding Alle.“Kamu kenapa jadi belain dia!?” sungut Alle semakin kesal.“Aku nggak belain, Sayang, hanya memaklumi tingkahnya yang memang lagi begitu. Nanti juga ada fase-nya dia bakalan nalar dan mengerti kok.” Raffa berkata sangat lembut hingga membuat Alle semakin tidak bisa berkutik untuk marah-marah.“Iya, sih, tapi ngeselin banget mulutnya kayak toa! Bikin heboh pagi-pagi begini.”Raffa yang paham

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 249 - Menikmati Peran Suami Istri

    Pagi ini jika biasanya Alle akan sibuk dan heboh soal urusan sekolahnya, kali ini cewek itu jauh lebih santai. Lebih bisa menikmati hidup dan peran barunya sebagai istri. Terbukti dengan Alle bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan pakaian milik Raffa yang akan digunakan pergi ke kantor Papa Regan.Katanya Raffa akan mengisi waktu luangnya dengan bekerja magang di kantor orang tuanya sendiri. Sebagai istri, Alle hanya bisa mendukung jika itu memang yang terbaik.Alle juga sudah berkutat di dapur hanya untuk memasak menu sarapan untuk Raffa. Alle ingin mencoba memasak menu berat untuk Raffa. Biar kalau sarapan jangan roti oles selai terus. Kasihan suaminya akan bosan jika seperti itu.“Lho, Non Alle masak apa?” tanya asisten rumah tangga yang kaget melihat anak majikannya pagi-pagi sudah berada di depan kompor. Pemandangan yang sangat langka.“Sayur sup, Bi. Buat Raffa sarapan nanti,” jawab Alle sambil mesam-mesem sendiri.“Owalah gitu toh, Non. Kekuatan cinta emang luar biasa sekali y

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 248 - Sambutan Hangat

    Setiba di Indonesia, pasangan muda itu disambut sangat meriah dan penuh kasih oleh kedua keluarga yang memiliki pengaruh besar di negara itu.Alle yang kangen dengan Mamanya langsung memeluk Kaira sambil menangis bahagia. Ternyata hidup jauh membuatnya sadar akan pentingnya peran seorang Ibu yang selalu memperhatikan dirinya setiap waktu.Meski terkesan cerewet tapi saat jauh selalu membuat kangen. Alle bahkan masa bodoh ketika menjadi pusat perhatian dari adik-adiknya karena sudah besar masih suka menangis seperti ini.“Kangen,” ucap Alle sambil menatap wajah Kaira yang ikut berkaca-kaca, namun Alle tahu betul kalau Mamanya sedang menahan diri untuk tidak menangis.“Mama juga kangen sama kamu,” balas Kaira sambil mengusap lembut pipi anaknya. Meski sudah menikah, tetap saja di mata Kaira dan Dipta, Alle tetap menjadi putri kecilnya.Alle tersenyum manis ketika Dipta tak mau kalah ingin meminta pelukan darinya. Perhatian Alle pun kini berpindah ke cinta pertamanya, Papa Dipta.Cukup l

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 247 - Kembali Ke Indonesia

    “Serius kamu tanya ini?” Raffa tidak percaya kalau Alle bakalan menanyakan hal ini kepadanya. Kalau Raffa tidak normal, mana mungkin minta nambah berkali-kali. Alle ada-ada aja!“Iyakan teman-teman kamu aja gitu semua,” jawab Alle dengan wajah tanpa dosanya. Mukanya benar-benar gemesin sekaligus ngeselin pengin masukin karung.Raffa yang mendapat pertanyaan itu justru merasa bingung sendiri saat ingin menjawab. Yang dilakukan Raffa hanya menggaruk-garuk pelipisnya yang tidak gatal sama sekali.Sampai akhirnya Raffa mengajak Alle untuk benar-benar pergi dari ruang itu. Sebelumnya Raffa berpamitan kepada Noah dan teman-temannya terlebih dahulu.Ketika sudah berada di area parkiran, Raffa kembali menatap Alle yang masih saja menunggu jawabannya.“Gini All, kalau aku nggak normal sudah pasti nggak nafsu sama kamu. Ini lihat kamu begini aja bawaan pengen ajak ke atas ranjang. Ngadon anak tiap waktu. Masa kamu masih berpikiran kalau aku nggak normal, sih!?” jelas Raffa panjang lebar karena

  • Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin   Chapter 246 - What The Fuck

    Malam ini Raffa membawa Alle pergi ke salah satu klub malam ternama di kota tersebut. Alle yang baru mengetahui tujuannya ke tempat dugem, langsung ngamuk dan memukuli Raffa ketika baru sampai parkiran.“Tau gini aku nggak mau ikut!” amuk Alle kesal.“Katanya mau lihat Noah udah punya pacar apa belum? Di tempat ini kamu bisa melihat dia secara langsung.”Alle diam tak memberikan komentar ataupun reaksi apapun. Hatinya terlalu kesal kepada Raffa yang tidak mau langsung menjawab pertanyaannya malah justru membawanya ke tempat clubbing seperti ini.“Ayo,” ajak Raffa yang saat ini sudah turun terlebih dahulu dari dalam mobil. “Mau di dalam mobil terus?” lanjutnya menyindir Alle ketika masih saja duduk anteng di kursi penumpang.Sambil menggerutu, Alle mulai membuka pintu mobil dan turun dengan kondisi tubuhnya yang sudah lesu duluan.Seumur hidupnya, Alle tidak pernah datang ke tempat seperti ini. Hidupnya lurus-lurus saja meski sering mendengar beberapa cerita dari teman-teman kelasnya y

DMCA.com Protection Status