Kaira tengah menangis tersendu-sendu di teras samping. Katung mata yang sudah hitam kini bertambah sembab akibat Kaira yang terus menangis tiada henti.Apa pernikahan yang diawali tanpa cinta akan terus berakhir seperti ini? Tahu akan begini, Kaira nggak melabuhkan hatinya kepada Dipta. Biarkan pernikahan itu menjadi nikah kontrak saja.“Kai.”Kaira menoleh ke arah pintu yang terdapat Dipta di sana. Namun, Kaira buru-buru memalingkan wajahnya untuk tak menatap Dipta.“Kita ke kamar selesaikan masalah.”“Nggak mau!” tolak Kaira tegas.“Nggak enak dilihat orang lain.”“Bodo amat!”Dipta yang melihat sikap istrinya seperti itu hanya bisa menghela napas kasar dengan sisa rasa sabarnya itu.Alhasil Dipta yang mengalah dengan duduk di samping tubuh Kaira. Namun, lagi-lagi Kaira yang tampak menghindar dengan bergeser tempat duduk agar menjauh dari Dipta.“Kamu kenapa, sih?” tanya Dipta dengan suara yang lebih lembut kali ini. Dipta sadar jika nada suaranya tadi di kamar sangat kencang.“Aku
Kaira mendadak takut ketika Dipta kini mulai merangkak di atas tubuhnya. Apalagi saat ini kondisinya sedang berantem. Tapi kenapa suaminya malah tampak mesum begini? Sungguh sangat aneh.“Kamu mau apa, sih, Mas?” tanya Kaira begitu polosnya.“Selesaiin masalah.”Kaira mengerutkan kening bingung dengan ucapan Dipta. Selesaikan masalah kenapa harus begini adegannya.Merasa risih dengan posisi seperti ini, Kaira mencoba mendorong tubuh Dipta untuk menyingkir dari atasnya.“Awas,” usir Kaira yang mencoba untuk bangun dari posisinya tapi ditahan kencang oleh Dipta.“Nggak!”“Katanya mau selesaiin masalah, tapi kena—“Ucapan Kaira mendadak terhenti ketika Dipta langsung membungkam mulutnya dengan bibir pria itu. Bahkan kali ini Dipta tampak menyedot bibir bagian bawah milik Kaira dengan kencang yang membuat sang empu memekik kesakitan.Tak hanya itu saja, tangan Dipta pun mulai terampil melucuti pakaian milik Kaira dengan terus membuat Kaira menikmati segala cumbuannya.Meski awalnya tampak
Tiba di tempat tujuan, Kaira langsung menggamit lengan milik Dipta dengan begitu posesifnya. Hal ini membuat Dipta melirik ke arah Kaira sambil mengerutkan kedua alis bingung. Tumben sekali istrinya bersikap begini.Dipta yang merasa senang sedikit berdeham kecil. Sedangkan Kaira justru semakin mengeratkan pelukan di lengan sang suami.“Kamu tumben begini?” bisik Dipta pelan di samping telinga Kaira.“Soalnya banyak cewek-cewek di sini! Aku takut mereka nanti godain kamu!” jawab Kaira jutek.Dipta menyengir saja ketika istrinya tampak cemburu buta seperti ini. Dipta senang dicemburui begini, tapi kalau terlalu berlebihan juga lama-lama membuatnya tak nyaman.Kini mereka berdua pun memesan dua porsi untuk dimakan di tempat. Kaira yang memang sangat lapar menyantap makanan itu dengan lahapnya.“Pelan-pelan makannya,” ujar Dipta mengingatkan, bahkan tak segan-segan mengusap ujung bibir milik istrinya yang terdapat sambal sate. “Makan sate aja belepotan gini kayak Alle,” lanjutnya meledek
Bisa Kaira lihat ekspresi wajah Inez yang langsung mendadak kaget juga tegang. Mungkin dia tidak tahu kalau chat dia yang semalam membalas itu Kaira.Tak mendapat balasan uluran tangan dari Inez membuat Kaira menarik kembali tangannya, dan kini ia langsung duduk berhadapan di depan Inez.“Semalam chat kamu yang balas saya,” ujar Kaira memberitahukan soal ini kepada Inez, yang dari tadi memilih diam saja sambil menunduk ke bawah dengan muka yang tampak memerah.“Kenapa kamu terus mengirimi pesan chat ke suami saya?” lanjut Kaira mulai mencecar wanita di depannya. Kaira akui kalau Inez itu cantik banget. Tapi sayang menjadi minus di mata Kaira karena sikapnya yang suka godain suami orang.“Itu hanya soal kerjaan saja kok,” jawabnya santai, bahkan kini berani menatap wajah Kaira yang sudah tampak menahan kesal.“Kerjaan? Mana ada kerjaan yang tanya ‘sudah makan belum’ dan lain-lainnya!” seru Kaira yang sudah tidak bisa menahan diri lagi.“Itu chat biasa aja kok. Nggak ada maksud apa-apa
“Jadi Bapak sudah tidak mau pakai saya lagi?” tanya Inez dengan tatapan sendunya, apalagi Dipta memutuskan untuk mengganti orang untuk menangani proyeknya itu.“Ya, saya terpaksa melakukan ini karena demi keutuhan rumah tangga saya, Nez.”“Saya padahal bercanda doang begitu, Pak. Ternyata istri Bapak salah paham.”“Tapi bercanda kamu tidak lucu. Istri saya lagi hamil, dan emosinya jadi tidak stabil gara-gara cemburu sama kamu. Saya juga tidak mau dia kenapa-kenapa nantinya.”“Beruntung banget istri Bapak dapatin suami seperti ini,” puji Inez sambil menunduk sedih karena harus berhenti bekerja sama dengan Dipta.“Justru saya yang beruntung dapatin dia,” balas Dipta yang membuat hati Inez semakin terluka. Akan tetapi perempuan itu tetap tersenyum meski dipaksakan. Ternyata aduan istrinya Dipta tidak main-main. “Maaf kalau kata-kata saya menyakiti hati kamu.”“Tidak apa-apa, Pak. Lagipula saya yang salah menyukai pria yang sudah beristri,” akui Inez mulai berani terang-terangan di depan
Beberapa tahun kemudian.Setelah melahirkan anak kedua, Kaira tak lama dibuat hamil kembali. Bukan tanpa alasan Dipta melakukan ini. Pasalnya anak yang lahir ternyata berjenis kelamin perempuan, yang mana Dipta ingin memiliki anak laki-laki.Untungnya kehamilan ketiga ini, Kaira tidak merasakan mual atau ngidam yang aneh-aneh. Hanya saja perasaan Kaira sangat begitu sensitif, hingga gampang sekali menangis.Anak kedua mereka pun diberi nama Okyana Sasmita Kertakusuma, yang biasa dipanggil akrab oleh orang sekitar dengan sebutan Oky.“Sayang, aku berangkat kerja dulu, ya,” pamit Dipta seperti biasa, selalu memberikan kecupan cinta di seluruh wajah istrinya.“Hm.”Kali ini Kaira kalah dengan prinsip hidupnya yang ingin mengurus anak-anaknya dengan tangan sendiri. Nyatanya Kaira sangat butuh bantuan orang lain untuk mengurus Oky, hingga pada akhirnya Dipta mencarikan babysitter untuk putrinya itu.Tak hanya sampai di situ saja, Kaira juga memberikan kualifikasi babysitter untuk anaknya y
“Anaknya perempuan Pak, Ibu,” jawab Dokter yang tengah menggendong bayi milik Dipta dan Kaira. “Sangat cantik seperti Ibunya,” lanjutnya memuji sambil memberikan bayi itu ke salah satu perawat.Lain hal dengan Dipta yang masih melongo tidak percaya kalau anak ketiganya adalah perempuan. Padahal Dipta berharap kalau anaknya kali ini adalah laki-laki, tapi lagi-lagi takdir berkata lain.Seakan tahu isi hati suaminya yang kecewa, Kaira segera mengelus lembut lengannya yang membuat Dipta menoleh ke arah Kaira dengan senyum tipisnya.“Maaf ya, Mas, anaknya perempuan lagi,” ucap Kaira yang justru merasa tidak enak sendiri dengan suaminya.Ya, meski bisa dibilang ini sudah menjadi takdir dari Tuhan, tapi Kaira bisa merasakan bagaimana harapan suaminya yang sangat menginginkan anak laki-laki.“Gapapa, apapun jenis kelaminnya yang penting sehat,” jawab Dipta sambil tersenyum tipis.“Tapi kalau kamu mau, kita bisa program buat anak laki-laki,” celetuk Kaira yang membuat kedua bola mata Dipta la
Beberapa tahun kemudian.Setelah sepakat dengan keputusan berdua, akhirnya baik Dipta maupun Kaira diberi kepercayaan lagi untuk menambah momongan. Kini mereka pun memiliki tiga putri yang cantik, dan 2 putra yang tampan.Kehidupan mereka semakin berubah ketika semakin bertambahnya usia. Jika semakin lama mungkin ada kecenderungan rasa bosan, namun tidak berlaku bagi Dipta dan Kaira yang justru semakin hari semakin harmonis dan kompak membesarkan anak-anaknya hingga mereka sudah remaja seperti saat ini.Ya, anak pertama mereka, Alle sudah memasuki usia 18 tahun, yang mana kini sudah kelas tiga SMA, dan akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Sikapnya yang tegas membuat adik-adiknya segan.Sedangkan untuk Oky, anak kedua mereka kini masih duduk di bangku kelas dua SMA. Namun, ada yang berbeda dengan Oky. Dia sesosok perempuan yang sering dipanggil oleh guru BK karena kebar-baran di sekolah, yang membuat Kaira sudah kenyang sering mendapat surat panggilan.Untuk anak