Selamat membaca ya.. 🫶 Ada yang bisa tebak, siapa wanita yang memanggil Ruth? Jawabannya besok ya 😁
“Mama.”Ruth memutar tubuhnya ke belakang. Melihat keberadaan Akira, membuatnya terkejut hingga bola matanya melebar.“Akira?” Ruth melepas tangannya dari lengan Anggara. Lalu menghampiri Akira dan memeluknya. “Kamu sama siapa ke sini, nak? Bagaimana kondisimu? Maafkan mama, belum sempat menjenguk. Mama tidak tahu dimana kamu dirawat.” Jelas Ruth setelah mengurai pelukannya.“Akira baik, ma. Maafkan Akira tak sempat memberitahu mama.” Ujar Akira dengan raut wajah menyesal. Semenjak kejadian itu, ponsel Akira rusak karena terkena hujan. Dan terlambat untuk memperbaikinya. Namun kini Argi sudah memberinya ponsel dan nomor baru, membuat Akira kehilangan kontak dengan Ruth.“Tidak masalah sayang, akhirnya kita bisa bertemu. Dimana Ashley? Apa dia tidak ikut?” Tanya Ruth merasa begitu rindu dengan cucunya.“Ash di rumah dengan bik Rumi. Mama ke sini sama siapa?” Tanya Akira yang tadi sempat melihat Ruth menggandeng seorang pria. Dan sekarang tatapan Akira tertuju pada pria yang berdiri mem
Beberapa hari telah berlalu.Pagi itu Rumi mendapatkan pesan dari Ruth untuk menemuinya di taman kota. Tempat yang tidak terlalu jauh dari lokasinya. Ruth sangat merindukan Ashley cucunya, dan ingin mengajak Anggara untuk mempertemukannya dengan Ashley. Dan hari ini Anggara tengah mengambil libur setelah sekian lama menghabiskan waktu dengan bekerja.Selama ini Ruth hanya berkomunikasi dengan Rumi. Karena Akira tidak pernah menghubunginya semenjak kejadian di rumah sakit. Bahkan nomor Akira sudah tidak aktif, Ruth tidak mengetahui jika Akira sudah berganti nomor telepon.Rumi menyanggupi permintaan Ruth, namun Ruth tidak mengatakan jika Anggara akan ikut serta, sehingga ketika Akira meminta untuk ikut, Rumi pun mengiyakan.Argi sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar kota untuk beberapa hari ke depan, sehingga mempermudah Rumi untuk keluar rumah.“Aku ikut bi, aku juga ingin bertemu mama.” Permintaan Akira yang membuat Rumi tidak bisa menolak. Tentu Ruth nantinya akan senang bisa b
Anggara merasakan dadanya bergemuruh, melihat wanita yang dicintainya terluka. Namun masih terus berusaha berjalan ke arahnya. Apa mungkin dia harus muncul di hadapan Akira sekarang? Anggara tak kuasa melihat keadaan wanita yang dicintainya menangis. Sungguh hatinya terasa sesak, melihat wajah sedih Akira. Hingga tanpa sadar Anggara melangkahkan kakinya mendekat ke arah wanitanya. Buliran bening mulai terlihat muncul di kedua sudut matanya. Ketika langkahnya tepat berada di depan Akira, wanita itu berhambur memeluk tubuhnya. Anggara bisa merasakan debaran di dada Akira, sama dengan miliknya. “Mas Anggara? Aku tidak menyangka bisa bertemu kembali denganmu? Apa ini nyata? Atau aku tengah bermimpi?” Ucap Akira di tengah isak tangis yang mulai menjadi-jadi. Anggara tak mampu lagi menahan dirinya. Tangan yang tadinya hanya diam, kini bergerak membalas pelukan Akira. Rasa kerinduan yang selama ini dia pendam, akhirnya bisa diungkapkan lewat pelukan hangat itu. Anggara hanya terdiam, t
Mobil meluncur menuju rumah Akira. Ruth duduk di samping Anggara dengan Ashley yang berada di pangkuannya. Sementara Akira duduk bersama Rumi di kursi belakang. Posisi Akira tepat di belakang Anggara. Sesekali Akira melirik ke arah spion depan yang memperlihatkan wajah sang pengemudi. Namun Akira tidak bisa menangkap wajah pria itu, karena tertutup topi dan masker.Mengapa Akira begitu penasaran akan sosok pria yang tak lain adalah keponakan Ruth? Ucapan Rumi tempo hari kembali berputar di ingatannya. Ruth dan Baskoro tak memiliki saudara. Lalu apa benar pria ini adalah keponakan mereka?Ingin bertanya, namun Akira merasa tidak enak hati.Selama di perjalanan, Akira merasa terus ditatap oleh pria bernama Alex itu. Namun ketika Akira hendak membalas untuk menatap balik, justru Alex membuang mukanya seperti menghindar.Ashley terus berceloteh selama di perjalanan. Dia menceritakan apapun pada neneknya. Ruth pun menanggapinya dengan senang.“Oma.. Ini Daddy?” Ashley menunjuk pada pria y
“Apa Ash mau bermain dengan Daddy?” Ucap Anggara merentangkan kedua tangannya sembari tersenyum hangat ke arah putrinya.Ashley melihat ke arah Ruth seperti mencari jawaban, dan dia melihat Oma mengangguk. Akhirnya dia melangkah ke arah Anggara meski dengan perasaan was-was. Namun sepertinya bocah perempuan itu mulai mempercayai ucapan Ruth.Beberapa kali bertemu, putrinya tampak takut ketika melihatnya, kini Ashley sudah mulai menerimanya. Anggara akan memanfaatkan waktu sehari ini untuk menemani Ashley bermain.Anggara menggendong tubuh kecil putrinya, dan berlalu dari hadapan Baskoro dan Ruth.“Bagaimana bisa kamu membawa cucu kita kemari, Ruth?” Tanya Baskoro yang mulai penasaran.“Aku tadi meminta Rumi untuk menemuiku di taman. Ternyata Akira juga ikut bersama Rumi. Ash begitu lengket padaku, mas. Hingga dia menangis ketika aku mau pulang. Makanya aku punya ide untuk mengajaknya ke sini, sekalian ketemu opanya. Bukankah mas Bas belum pernah melihat cucu kita?” Jelas Ruth panjang
Di salah satu perusahaan milik keluarga Rinega, Argi terus mengamati layar laptop saat jam makan siang. Sedari tadi dia mengirim pesan untuk Akira, namun istrinya tak kunjung membalas. Bahkan telepon juga tak dijawab. Membuatnya ingin mengetahui kondisi rumah dengan melihat CCTV yang terhubung di ponsel dan laptopnya. Dia bisa melihat keberadaan Rumi yang tengah berada di depan kamarnya. Tak lama Akira muncul dari pintu. Argi terus melihat interaksi kedua wanita itu, dia tak dapat mendengar apa yang tengah mereka bicarakan. Namun Argi akan memantau gerak-geriknya. Tak lama Rumi terlihat memberikan ponsel miliknya pada Akira, lalu berjalan menuju dapur. Argi melihat bagaimana reaksi Akira yang tampak bahagia dengan layar ponsel di depannya, seperti tengah melakukan video call. Dengan siapa istrinya menelepon? Mengapa tak memakai ponselnya sendiri? Pertanyaan terus berputar dalam pikiran Argi. Membuatnya menduga jika terjadi sesuatu yang tak beres di luar sepengetahuannya. A
Setelah panggilan video berakhir, Akira hendak memberikan ponsel milik Rumi ke sang pemilik.Wajahnya terlihat ceria, melihat kebahagiaan putri kecilnya. Inilah yang begitu dirindukan Ashley, bermain bersama Oma dan Opa kandung.Namun ada satu hal yang membuat Akira penuh dengan pertanyaan. Hingga dia ingin menyampaikannya pada Rumi.“Bik, tadi aku sempat dengar Ash bicara tentang Daddy. Apa bibi mengerti maksud Ash?” Tanya Akira mencoba mengutarakan rasa penasarannya. Jawaban Ruth jika Daddy yang dimaksud adalah Baskoro, sungguh tidak membuat Akira puas. Karena Ash menyebut Opa, Oma dan Daddy. Tentu Daddy dan Opa adalah orang yang berbeda.Rumi sedikit terkejut mendengar pertanyaan Akira. Mungkin Daddy yang Ash maksud adalah Anggara. Namun Rumi tidak ingin membongkar rahasia itu karena janjinya pada Ruth dan Anggara.“Mungkin non Ashley melihat foto-foto mas Anggara di sana non. Atau—,” Rumi tampak memikirkan alasan yang tepat.“Atau Alex? Apa wajah Alex memiliki kemiripan dengan mas
“Mas Argi? Kok sudah kembali?”“Apa kau tidak senang melihatku kembali?” jawaban Argi begitu membuat Akira salah tingkah. Sepertinya Akira salah berucap. Argi berjalan melaluinya, memasuki kamar.“Dimana kopermu mas?” tanya Akira yang melihat Argi datang tanpa membawa koper.“Apa yang kau lakukan seharian ini?” Argi tak menjawab pertanyaan istrinya, justru balik bertanya. Tangannya bergerak melepas jas dan menaruhnya asal, lalu melepas dasi yang melilit di leher.“Aku? Tentu aku di rumah, mas. Mau kemana lagi, kau juga tak mengizinkanku keluar," jawab Akira, berjalan memungut jas yang teronggok di lantai. Lalu menggantungnya di lemari pakaian.“Lalu mengapa kau tidak membalas pesanku? Aku juga menelponmu berulang kali. Kenapa kau tidak menjawabnya?” Kini Argi memutar tubuhnya menghadap pada istrinya. Tatapan Argi begitu tajam penuh intimidasi.“Maaf mas, aku lupa menaruh ponselku. Aku sudah mencarinya ke seluruh sudut rumah, tapi aku belum menemukannya,” jawab Akira dengan kepala menu
Dokter wanita menghembuskan nafas pelan, lalu kembali memandang Akira. “Jangan khawatir nyonya Akira, bayi-bayi anda tumbuh dengan baik. Kabar yang akan kalian dengar justru adalah kabar baik.” Dokter menjeda ucapannya. Anggara yang sedari tadi memperhatikan ucapan dokter dengan serius, kini bisa bernafas lega. Dokter mengalihkan pandangan ke Anggara lalu berkata, “pak Anggara, istri anda tengah mengandung bayi kembar.” Ucapan dokter sontak membuat Anggara terkejut hingga matanya membulat sempurna. Namun hanya sesaat, raut wajahnya berganti dengan kebahagiaan. “Benarkah?” tanyanya seakan ingin memastikan perkataan dokter. Dokter wanita itu segera menunjuk ke arah monitor, memperlihatkan rahim Akira yang memiliki dua kantong janin yang terpisah. Masing-masing kantong terlihat calon buah hati mereka yang terlihat sangat kecil. Rasa kebahagian Akira kini semakin lengkap. Kehilangan putra tercinta setahun yang lalu, namun kini Tuhan menggantinya dengan dua anak sekaligus. Tak henti
“Seperti dugaan saya, nyonya Akira hamil. Dan usia kandungannya masih lima Minggu,” ucap dokter Arya. “Nanti jika ingin mengetahui detailnya, anda bisa mengunjungi rumah sakit. Kami bisa melakukan USG untuk memastikan.” Orang-orang yang berdiri mengelilingi Akira sangat terkejut, terlebih Anggara yang sudah berbulan-bulan menantikan kabar baik ini. “Secepatnya kami akan mengunjungi rumah sakit. Lalu apa ada obat untuk mengurangi mual? Hari ini istri saya sering merasakan mual,” tanya Anggara sembari menggenggam erat tangan Akira. “Saya akan resepkan obat mual dan vitamin. Nanti tolong pak Anggara menebusnya di apotik terdekat.” Dokter pun segera menulis resep dan memberikannya pada Anggara. “Terima kasih, dok.” Anggara hendak mengantarkan dokter itu, namun Baskoro menahannya. “Temanilah istrimu! Biar papa yang mengantar dokter Arya,” ucap Baskoro terdengar seperti sebuah perintah. Anggara pun mengangguk, kembali menghampiri istrinya dan duduk di sisi ranjang. “Kau dengar? Anak k
Karena tamu undangan sudah hadir, maka acara segera dimulai. Anggara dan Akira berdiri di samping putri kesayangannya.Ashley tampak cantik dengan balutan dress putih. Rambut hitam lebatnya terurai berhiaskan sebuah mahkota di atas kepala.Lagu selamat ulang tahun berkumandang, mengiringi orang-orang yang bernyanyi. Setelah lagu selesai, Ashley meniup lilin angka tiga itu dengan antusias.Kini giliran Ashley menyuapkan kue pertama pada kedua orang tuanya. Ashley mengambil sesendok kue, hendak memberikan suapan pertama pada ibunya.Akira menerima suapan itu, lalu mencium kening Ashley dengan penuh kasih. Namun saat hendak menelan kue, mendadak perutnya bergejolak. Diapun segera menutup mulutnya dengan telapak tangan.“Ada apa sayang?” tanya Anggara dengan raut wajah panik. Namun Akira hanya menepuk bahu Anggara dan segera menuruni panggung dengan langkah terburu-buru.Anggara kehilangan konsentrasi, namun tak mungkin jika dirinya pergi dari sana meninggalkan putrinya sendiri. Maka dari
Dalam sepekan, Anggara dan keluarganya menghabiskan waktu liburnya di Pulau Dewata, tentu waktu yang membahagiakan dan banyak kenangan yang terukir.Janji Anggara dua tahun lalu sudah digenapi. Sebelum dia berangkat ke Jepang, Anggara telah berjanji akan mengajak istrinya untuk berlibur ke Bali. Namun karena kasus kematian palsunya, membuat janji itu tertunda.Namun takdir kembali mempertemukan dirinya dengan Akira dan keluarga kecilnya.Waktu berjalan sangat cepat, kehidupan rumah tangga Akira dan Anggara hanya dipenuhi oleh kebahagian.Pagi itu keluarga Anggara tengah menyiapkan sebuah pesta untuk ulang tahun Ashley yang ketiga.Pekarangan rumah telah ditata oleh tim pendekor yang sengaja disewa Anggara. Dekorasi layaknya pesta kebun. Dengan sebuah panggung kecil di tengah taman. Serta beberapa pernak pernik anak perempuan, dari bunga dan balon warna-warni.Anggara sengaja meliburkan seluruh karyawannya agar bisa datang memeriahkan acara. Juga tetangganya yang memiliki anak kecil ju
Malam semakin larut, ketika mereka tiba di tempat penginapan. Jarak yang tak terlalu jauh, namun karena kondisi macet membuat perjalanan terasa lambat.Kini Anggara dan Akira berada di kamar mereka yang berada di bangunan terpisah dengan bangunan utama, dimana kedua orangtuanya beristirahat.“Mas Aang, mau mandi duluan?” tanya Akira yang merasa tubuhnya terasa lengket karena perjalanan panjang.“Mandilah terlebih dulu, nanti aku menyusul,” jawab Anggara, lalu membimbing istrinya untuk memasuki kamar mandi terlebih dulu.Akira memutuskan untuk merendam tubuhnya dalam bathup yang telah terisi dengan air hangat. Mungkin dengan ini, bisa membuat tubuhnya rileks dan rasa lelahnya hilang.Akira segera mengikat rambut panjangnya dan menanggalkan seluruh kain yang melekat di tubuhnya, lalu melangkah memasuki bathup.Dan benar, tubuhnya terasa rileks ketika terendam dalam air hangat yang dipenuhi busa itu.Hingga beberapa menit berlalu, Akira menyadari jika suaminya tak kunjung datang. Bukanka
Anggara sudah merencanakan liburan keluarga. Selama satu pekan menghabiskan liburan di Pulau Dewata. Menyerahkan segala tugas kantornya pada Taufan dan Bayu.Meskipun awalnya Anggara hendak melakukan bulan madu berdua, namun hatinya tidak tenang jika tidak mengajak Ashley.Baskoro dan Ruth turut serta dalam perjalanan kali ini.“Ang, papa dan mama tinggal di rumah saja. Bukankah ini liburan untuk kalian berdua? Maksud mama, kamu dan istrimu?” “Justru itu ma, aku akan tenang jika putriku juga ikut. Maka dari itu, Aang meminta mama dan papa juga ikut. Kita bisa menghabiskan akhir tahun di sana,” jelas Anggara.Hingga akhirnya Ruth dan Baskoro pun menuruti permintaan putranya, karena Anggara sudah terlanjur memesan tiket untuk semua keluarganya.“Baiklah, anggap saja mama jadi pengasuh Ash nanti dan kalian cepatlah memiliki momongan lagi. Mama tidak sabar ingin menggendong cucu lagi,” balas Ruth mengerlingkan mata ke arah menantunya. Membuat Akira tersipu dengan pipi merona merah."Ini
“Lakukan, mas! Aku menginginkannya!” ujar Akira dengan nafas terengah-engah, menahan gejolak gairah yang mulai muncul.Anggara kembali memagut bibir Akira, sembari memasukkan miliknya dalam tubuh sang istri. Gerakan perlahan, hingga miliknya terbenam seluruhnya dalam rahim Akira.Menikmati sensasi yang membuat keduanya sama-sama tenggelam dalam lautan kenikmatan.“Mphhhhhh…” Akira mendesah tertahan, karena mulutnya yang terbungkam. Membiarkan lidah Anggara menjelajahi rongga mulutnya.Hingga tak lama, Anggara mengurai tautan bibirnya sebelum Akira kehabisan nafas. Lidahnya kembali menjelajahi daun telinga Akira hingga leher putihnya. Sensasi yang membuat milik Akira semakin basah. Namun Anggara masih dalam posisi diam, membiarkan miliknya terbenam dan terasa diurut.Akira sudah tidak tahan lagi, dia menginginkan lebih.“Mas Aang, bergeraklah! Aku tak tahan lagi!” rintih Akira dengan tatapan memohon. Keinginannya sudah tak bisa ditahan lagi, karena nafsunya yang sudah membumbung tinggi
Seharian ini, Akira menghabiskan waktu untuk bermain bersama putrinya di dalam kamar. Niatnya hanya untuk membayar waktu yang telah terbuang selama beberapa hari ini mengabaikan Ashley.“Mami mungkin bukan ibu yang terbaik, tapi mami akan selalu menyayangi Ash. Maafkan mami jika beberapa hari ini membuat Ash kesepian,” ucap Akira lirih sembari mencium pipi gembul putrinya yang sudah tertidur.“Tidak, kamu adalah ibu yang terbaik untuk anak-anak kita!” suara Anggara terdengar dari belakangnya. Membuat Akira seketika menoleh.“Mas?”Anggara tersenyum hangat, lalu melangkah menuju sisi ranjang.“Akira, aku selalu berjanji akan menjadikanmu wanita yang paling bahagia. Berhentilah menyalahkan dirimu, dan yakinlah kita mampu melewati ini.”Anggara meraih tangan Akira lalu membawanya ke bibir. Sebuah ungkapan cinta yang selalu terdengar romantis di pendengaran Akira.Akira beranjak dari posisinya, duduk di samping Anggara.“Mas tidak perlu melakukan apapun, karena dicintai dengan cara sepert
Hari-hari berlalu terasa begitu menyesakkan bagi hati seorang ibu yang mengalami kehilangan buah hatinya.Semenjak putranya tiada, Akira selalu mengunjungi makam putranya. Bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk berada di pusara sang putra.Meskipun kehadiran suami dan putri kecilnya menjadi pelipur lara, namun rasa sakit belum sepenuhnya hilang dari hati Akira.“Ikhlaskan kepergian putra kita, sayang. Apa kamu tahu, putra kita kini sudah bahagia di surga. Bisa bertemu dengan nenek dan kakeknya,” hibur Anggara yang kini duduk bersimpuh di samping istrinya.Tak henti-hentinya Anggara mencari cara untuk menghibur hati Akira. Kepergian putra Akira juga menjadi pukulan terberat untuknya.Akira memaksakan senyumnya. Dia tahu Anggara begitu cemas melihat kondisinya.“Mas, aku sudah ikhlas jika memang ini jalan yang terbaik untuk Odelio.”Akira menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Kepergian putranya bukan berarti membuat hidupnya terpuruk. Ada Ashley yang masih ha